Apart to come | Jaeyong [✓]

By shnaxxya

685K 123K 35.3K

[ DIBUKUKAN - PART LENGKAP ] "Si apatis Jaehyun, yang bertemu dengan bocah lelaki menggemaskan yang ia tak ta... More

Boy from nowhere
01 : Castel Lee
02 : Brotherhood
03 : Apathetic boy
04 : Si licik
05 : He's different
06 : Matter of time
07 : Opia
08 : How beautiful he's
09 : Bastard Jung!
10 : Its ok, im here
11 : Jaehyun, hidungku!
12 : Lee, kau cantik
13 : Fros dan Anne
14 : Thank you
15 : Rival?
16 : Khawatir
17 : Jaehyun aku takut
18 : Ellipsism
19 : Do you remember?
20 : Bilik pengakuan dosa
21 : Aku masih abu
22 : Taeyong sakit
23 : Bitterlife
24 : I got you, Hyung!
25 : Jangan sok tau
26 : Aku mencintaimu, Lee Taeyong
27 : Beri aku reward!
28 : Kecupan senja
31 : Change color hair
32 : Jaehyun fighting
33 : Something wrong..
34 : The truth (1/2)
35 : The truth ( 2/2)
36 : Master?
37 : How to apologize
38 : Kejutan untuk si penyihir
39 : Sirius di matamu
40 - End - Mimpi yang nyata
OPEN PRE-ORDER

30 : LEE TAEYONG!!!

14.5K 2.4K 368
By shnaxxya

"Seandainya aku punya kempuan buat bicara sama hewan. Aku akan bertanya pada Ruby. Apakah kau tidak lelah menjadi bagian dari keluargaku?" - Lee Taeyong.

Rest in peace, cuttie Ruby.

***

"

Jaehyun, kau mau?"

Taeyong memakan snack miliknya. Memasukkan gumpalan gurih itu terburu-buru, membuat pipinya terlihat gembil.

"Taeyong, sebentar lagi bel masuk berbunyi." Ucap Jaehyun yang duduk di sebelahnya.

Si mungil yang merasa diperingati mengerucutkan bibir sebal.

Keduanya-pasangan baru- duduk di bangkunya masing-masing. Istirahat ini, Jaehyun tak berniat untuk pergi kemana-mana. Oh tentu, waktu untuk olimpiade semakin dekat, dan ia tak ingin menghabiskan waktunya untuk hal yang sia-sia, kecuali cuddle dengan Taeyong.

Sementara si mungil, entahlah.

Taeyong tak bisa berhenti makan. Nafsu makannya terus meningkat, hingga berat badannya naik lima kilogram. Membuat perutnya yang tadinya rata, berubah sedikit gembul dari biasanya.

"Tapi aku masih lapar Jaehyun." Si mungil mencebikkan bibir kesal.

"Kau sudah makan bekalku tadi." Si lesung pipi balik menimpali, dengan nada sedikit kesal tentunya.

Tapi sekali lagi, Jaehyun tidak akan kuat melihat mata puppy Taeyong ketika memohon supaya Jaehyun menyerahkan bekalnya. Padahal Taeyong sendiri yang menyiapkan bekal itu untuk Jaehyun, dan dia sendiri juga yang memakan.

Dengan berat hati, Jaehyun pun menyerahkan kotak bekal itu, membiarkan perutnya keroncongan.

"Hehe, Jaehyun marah ya?" Taeyong menumpukan dagu pada bahu kanan Jaehyun yang fokus mencatat salinan rumus milik Chaeyeon.

"Tidak."

"Baiklah, nanti akan ku masakkan sesuatu. Jaehyun ke rumahku ya?"

"Tidak mau. Aku sudah terlalu sering menginap di sana."

Si kecil mendengus kecewa, "yahhh..."

"Ekhem!" Ten yang membatukkan diri sengaja, duduk di bangku di depan Jaehyun sambil melirik-lirik pasangan baru itu dengan senyuman jail.

"Apa?" Taeyong, yang masih dendam pada Ten perihal kelompok olahraga dulu.

"Tidak. Kulihat, kalian sekarang semakin dekat." Ten menaikkan kedua alisnya beberapa kali, berniat menggoda.

Oh tentu saja. Ten sudah tau tentang hubungan Jaehyun dan Taeyong, bahkan satu sekolah sudah mengetahuinya.

Siswa dan adik kelas lain menyebutnya, the sweety couple, Jaeyong. Gosh, Jaehyun mendelik geli mendengar berita itu dari akun berita cepat sekolahnya.

Semantara Taeyong beda lagi. Si mungil lebih suka kalau dirinya jadi pusat perhatian. Taeyong bahkan lebih sering menunjukkan kemesraannya pada Jaehyun yang notabene tidak suka mengumbar hal-hal berbau mesra di tempat umum.

Mulai dari menggandeng tangan Jaehyun jika si lelaki ingin pergi ke kantin, ikut ke kamar mandi jika Jaehyun kebelet kencing, dan menyuapi Jaehyun jika sedang makan di kantin.

Haha, tapi perjuangan Taeyong sepertinya membuat dirinya malu sendiri.

Jaehyun melepas gandengan tangan Taeyong, menggantinya dengan jeweran telinga ke si mungil, membuat Taeyong merintih sepanjang jalan karena Jaehyun membawanya seperti membawa seekor anak kucing.

Jika Taeyong ikut ke kamar mandi, maka Jaehyun akan bersembunyi di toilet perempuan, menghindari Taeyong.

Dan jika Taeyong berniat menyuapi Jaehyun di kantin yang begitu ramai, maka dengan polosnya Jaehyun memanggil adik kelas seme dan mengarahkan sendok yang dipegang Taeyong ke mulut adik kelas itu.

Taeyong ingin meninggoy rasanya mempunyai pacar titisan dispenser seperti Jaehyun.

"Tentu saja Ten. Orang yang sudah making love akan semakin dekat-"

Plak!

".. ih Jaehyun!" Si penyihir kecil menggerung sebal. Sesaat setelah wajahnya mendapat lemparan permukaan buku tulis milik Jaehyun.

"Menghadap ke depan." Suruh Jaehyun pada Ten. Ia tidak ingin mulut ember Taeyong bocor lebih banyak lagi.

Si mungil yang letak duduknya berada di dekat jendela merasa semakin kesal. Dengan sisa makanan yang ada di pipi kanan kirinya, membuat wajah Taeyong terlihat gembil.

"Jaehyun kenapa sangat dingin kepadaku,"

"Mulai, drama." Jaehyun bergumam pelan, menulis dengan serius tulisan-tulisan yang bagi Taeyong adalah bahasa purba. Karena Taeyong tidak suka kimia.

"Tidak kok, memang benar. Jaehyun selalu jahat padaku kalau di sekolah."

"Baiklah aku akan jahat juga jika di luar sekolah."

"Ih Jaehyun!" Teriak Taeyong membuat seisi kelas menoleh padanya.

"Ck, kalau mau KDS di lapangan basket saja." - Winwin. KDRS yang dimaksud, kekerasan dalam sekolah.

"Ih, Taeyong kenapa kau gemas sekali sih! Kau mau ku semein?" - Moonbyul yang tidak ingat gender.

"Kenapa lagi Jae? Kucingmu belum kau kasih ikan?" - Jungkook, pacar kedua Taeyong. Karena setiap Jaehyun membutuhkan pertolongan Jungkook perihal keperluan Taeyong, maka Jungkook lah yang membantu.

Misalnya saja, Jungkook membelikan pasir untuk Alberto saat anjing itu kehabisan pasir untuk pup. Jaehyun saat itu tidak bisa, karena sedang menjaga mini market, sehingga Jungkook lah yang berangkat.

Lee Taeyong benar-benar memusingkan orang satu ibu kota.

"Jaehyun, aku pinjam sweaternya boleh?" Taeyong mengalihkan pandang pada sweater hitam yang di kaitkan Jaehyun di kursinya.

"Untuk apa?"

"Ku makan." Taeyong mendatarkan wajahnya, "ya ku pakai lah Jaehyun! Ini baru kan? Pasti nyaman memakai ini."

"Beli saja sendiri. Di olshop, promo diskon 50%." Jiwa kemiskinan Jaehyun tak akan pernah hilang dari raganya.

"Ish! Kau ini, aku kan pacarmu. Jadi, boleh kan aku meminjamnya sampai pulang nanti?" Taeyong mengerjapkan matanya lucu.

Kalau begini mana bisa Jaehyun menolak.

"Yey! Terima kasih Jaehyun!"

Untung saja sifat memusingkan Taeyong itu malah membuat Jaehyun semakin gemas.

Oh satu lagi,

Taeyong suka lupa diri jika meminjam sesuatu milik Jaehyun.

***

"Taeyong hyung?"

Taeyong yang baru saja selesai membasuh wajahnya terjingkat, menemukan bayangan dari pantulan kaca wastafel di depannya. Terlihat Jaemin yang sepertinya baru masuk ke kamar mandi.

Oh iya. Ngomong-ngomong, Taeyong sudah tau tentang kedekatan anak itu dengan Jeno sebagai tetangga dan teman dekat. Taeyong tau semua ini, dari Jaehyun yang meminta info dari Mark-mata-mata 24/7 Jaehyun yang tak dibayar.

Taeyong juga sudah melupakan kejadian brengsek Jeno di masa lalu. Ia tak ingin pikirannya terbebani. Karena ia sudah ada Jaehyun sebagai tameng pelindungnya.

"Oh, Nana?" Taeyong tersenyum melalui pantulan kaca. Ia belum selesai membasuh muka pasalnya.

"Bagaimana kabarmu? Kita jarang bertemu akhir-akhir ini." Jaemin berjalan, menghampiri sisi kosong di samping Taeyong dan menghidupkan kran wastafel, mencuci kedua tangannya.

"Baik Na. Kau sendiri?" Taeyong mengambil tissue di sampingnya, mengelapi wajah paripurnanya dengan hati-hati.

"Tentu baik. Haha, aku sering berkutat dengan tugas di dalam kelas, jadi jarang keluar kelas. Pantas kita jarang bertemu."

Taeyong hanya tersenyum tipis. "Bagaimana kabar Jeno? Semenjak kejadian itu.. uhm, dia masih belum sekolah?"

Mendengar pertanyaan Taeyong, Jaemin lantas terkekeh canggung. "Sebenarnya Jeno di skor, karena ketauan merokok di kelas, mungkin dia baru akan masuk lima hari lagi."

"Eh, lama sekali?"

"Ya, dia sendiri yang memilih hukuman skor dengan hari paling banyak."

"Sekali sinting tetaplah sinting." Taeyong menggeleng kepala pelan. Oh, dia harus kembali ke kelas lagi.

"Baiklah Na, aku akan kembali ke kelas ya kalau begitu.."

"Tunggu dulu hyung."

"Kenapa Nana?"

"Hyung, sepertinya kita belum mengenal dengan baik. Apa boleh aku sepulang sekolah nanti mengajakmu keluar?"

Kening Taeyong mengernyit, "kemana?"

"Uhm, aku punya hobi yang tidak banyak orang tau. Kau mau ikut aku latihan menembak?"

Kelopak Taeyong menyentak seketika bersamaan dengan mulutnya yang membulat. "Menembak? Jedor jedor? Pakai peluru asli?"

"Tentu hyung. Aku sejak kecil sudah pandai melakukan hal itu. Bagaimana? Apa hyung mau ikut?"

"Tentu saja mau!" Taeyong meloncat kegirangan.

"Tapi hyung.."

"Ada apa Nana?"

Jaemin menarik nafas dalam, perkataannya terasa tercekat di tenggorokan.

"A-aku mungkin tidak tau malu mengatakan hal ini, atau bahkan kau boleh membenciku. Tapi.. apakah hyung sudah memaafkan Jeno?"

Taeyong terdiam sesaat. Sebenarnya ia pun tidak tau dengan perasaannya sendiri. Hanya saja, Taeyong berusaha melupakan apa yang membuat dirinya terbebani. Jadi yang bisa ia katakan pada Jaemin hanyalah,

"Na, aku sudah melupakan hal itu kok. Kau jangan khawatir ya.."

.. Jaemin saw the angel in Taeyong.

***

Hari yang paling melelahkan bagi Jaehyun.

Sepulang sekolah, Bu Jihyo memintanya untuk mampir ke ruangannya-membahas keperluan olimpiade yang tinggal menghitung hari saja.

Ditemani Chaeyeon, Jaehyun diberi pengarahan oleh guru pembimbingnya perihal mengenai olimpiade tersebut yang mengharuskan Jaehyun untuk pergi ke luar kota selama seminggu.

"Jaehyun, nanti kau saja ya yang menulis rumus bab terakhir materi kimianya, sementara Chaeyeon yang akan membelikan kertas lakmus untuk video penelitannya.."

Bu Jihyo membuat mood Jaehyun buruk.

Guru dengan mata bulat itu terus menyuruh Jaehyun ini itu sementara Chaeyeon tidak.

Bukannya Jaehyun cemburu, tapi yang ikut olimpiade di sini kan bukan Jaehyun saja!

Bu Jihyo terus menyuruh Jaehyun mencatat banyak hal, sementara Chaeyeon hanya disuruh untuk melakukan hal kecil.

Iya tau Jaehyun itu laki-laki. Tapi Jaehyun kan juga butuh waktu untuk bersantai sebelum olimpiade tiba. Bisa-bisa Jaehyun akan stress bahkan sebelum hari-H olimpiade.

Keduanya pun-Jaehyun dan Chaeyeon- keluar dari ruangan Bu Jihyo.

Wajah Jaehyun begitu murung, berbeda dengan Chaeyeon yang menyeringai jail.

"Selamat bersenang-senang dengan catatan, Jung Jaehyun!" Chaeyeon melambai sambil menjauhkan langkah dari Jaehyun. Senyumnya terlihat sangat mengejek.

Sialan.

Jaehyun menjatuhkan bahu pasrah pada akhirnya.

Ia berjalan dari depan pintu ruangan Bu Jihyo, berniat mengambil tasnya di kelas. Ah dan ya-hari ini, Jaehyun sudah menyuruh Taeyong untuk lebih dulu pulang, dan tidak menunggunya. Dan katanya, Taeyong juga tidak bisa pulang bersama Jaehyun, katanya sih dia mau pergi bermain bersama Jaemin.

Jaehyun pun mengizinkan Taeyong pada akhirnya. Dilihat-lihat, sepertinya Jaemin itu anak yang baik. Berbanding dengan lucifer itu. Jeno maksudnya.

Bruk!

Byur!

"Aduh maaf!"

"Sial."

Jaehyun terhuyung ke belakang, bersamaan dengan cairan hangat yang mengenai seragam sekolahnya. Di bagian dada tepatnya.

Oknum penabrak itu hanya bisa menatap Jaehyun penuh rasa bersalah. "J-jaehyubn aku minta maaf.." ucap gadis yang sudah menumpahkan cairan kopi ke seragam Jaehyun.

Moodku semakin buruk!

Menyembunyikan amarahnya karena Jaehyun tau kalau yang menabraknya seorang gadis, ia pun hanya mengangguk pelan.

"Ya tidak apa-apa."

"Baiklah, aku pergi. Sekali lagi aku minta maaf ya!" Gadis bername tag Yeri itu langsung berlari pergi dengan terburu-buru.

Menyisahkan Jaehyun yang melihati dadanya. Bau kopi, dan seragamnya besok masih dipakai.

Bruk!

"Sial siapa lagi yang menabrak-"

"Jaehyun! Aku pulang ya, kau hati-hati di jalan!"

Kali ini yang menabraknya dari belakang, adalah kekasih Jaehyun sendiri, Lee Taeyong.

Tak sendirian, si mungil bersama Jaemin di sampingnya.

Jaehyun menahan nafas sabar. Pandangannya segera tertuju pada sweater miliknya yang masih dikenakan Taeyong. Oh, ia lupa jika si mungil masih meminjam barangnya. Sepertinya Jaehyun harus meminta sweaternya kembali karena tak mungkin juga ia pulang dengan bercak hitam besar di seragamnya.

"Taeyong boleh aku meminta sweaterku kembali?"

Taeyong mengulum bibir dibuat-buat, sedetik kemudian ia berjalan mundur.

"Boleh.. tapi sebelum itu, apa boleh aku meminta kau mengetatkan lubang analku yang sudah kendor?"

Taeyong langsung berlari sambil menyeret pergelangan Jaemin, menghindari amukan Jaehyun sebelum terlambat.

"LEE TAEYONG!!!!"

Mood Jaehyun benar-benar kacau.

***

Huhu.

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 17.6K 45
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...
156K 17.3K 38
Seorang ibu yang kehilangan anak semata wayang nya dan sangat rindu dengan panggilan "bunda" untuk dirinya Selengkapnya bisa kalian baca aja ya luuvv...
100K 17.7K 35
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
247K 34K 24
Sederhana saja. Hanya tentang kehidupan tiga bersaudara putra Pak Bratadikara yang akan membuatmu harus memutuskan antara dua pilihan, yakni mengingi...