I'm The Queen of Demon Kingdo...

By aristaptr

985K 85.8K 1.1K

Crystal Valleriyn Ainsley, seorang gadis yang sangat cantik dan ceria. Crystal tidak mengetahui siapa orang t... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Extra Part - I
Extra Part - II
Thanks!
Squel!

Part 12

21.3K 2K 28
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget for vote and comment this story!
******

Setelah mereka sampai di istana, Xavier meninggalkan Crystal berdua dengan Veronica di taman istana sedangkan dirinya melangkah menuju ruang kerjanya. Sebenarnya saat mereka sedang berada di air terjun itu, ia menerima mindlink dari Darren jika ayahnya mencarinya dan menyuruhnya untuk segera kembali ke istana

"Ada apa ayah?" Tanya Xavier saat melihat ayahnya yang telah duduk di salah satu sofa yang ada di ruang kerjanya.

"Ayah ingin memberitahumu sesuatu." ujar Lord Geordan dengan nada serius.

Xavier menaikkan alisnya bingung saat mendengar ucapan dari ayahnya. Ia langsung melangkah mendekati Lord Geordan dan duduk di sofa yang ada di hadapannya.

"Ayah sudah mengetahui apa yang akan di rencanakan Charles," ujar Lord Geordan. Xavier yang mendengar itu hanya terdiam dan menunggu kelanjutan informasi dari ayahnya.

"Dia akan menyerang istana saat bulan purnama tiba." lanjutnya membuat Xavier membulatkan matanya.

"Bagaimana mungkin? Bulan purnama tinggal dua minggu lagi sedangkan aku harus mencari bunga itu untuk istriku." ujar Xavier.

"Karena itu ayah memberitahumu sekarang agar kau bisa lebih cepat pergi ke kerajaan Arcandlez." Xavier menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan ayahnya.

"Pergilah bersama tangan kananmu, ayah sendiri bisa memimpin kerajaan. Kalau begitu ayah pergi dulu." ujar Lord Geordan lalu melangkah meninggalkan ruangan Xavier.

Xavier memijit panggal hidungnya setelah kepergian Lord Geordan. Ia masih tidak habis pikir dengan pamannya yang selalu berbuat masalah dengan kerajaannya. Tentu masalah ini harus ia rencanakan matang-matang, karena ia tidak tahu apa yang di rencanakan oleh pamannya itu untuk menguasai kerajaannya. Saat itu juga Xavier langsung me-mindlink Darren untuk segera menghadap padanya.

Tidak butuh waktu lama ia mendengar ketukan pintu dan ia yakini itu adalah tangan kanannya, Darren. Xavier langsung menyuruh Darren untuk memasuki ruangannya.

"My Lord." hormat Darren sambil membungkukkan badannya dihadapan Xavier.

"Persiapkan dirimu, besok kita akan menuju kerajaan Arcandlez." titah Xavier membuat Darren sedikit terkejut. Namun saat itu juga ia kembali membungkukkan badannya. Pasalnya, mereka berencana untuk pergi lusa. Tetapi tiba-tiba Xavier merubah rencananya membuat Darren mau tidak mau harus mengikuti perintah pria itu.

"Yes My Lord." jawab Darren sebelum akhirnya meninggalkan ruangan tersebut.

Setelah kepergian Darren, Xavier melangkahkan kakinya menuju meja kebesarannya. Xavier menggumamkan sebuah mantra dan munculkan sebuah buku yang sangat tebal dan kuno di hadapannya. Buku itu seketika terbuka memperlihatkan sebuah halaman yang menjelaskan mengenai kerajaan Arcandlez tanpa ia menyentuhnya.

Xavier membaca setiap kalimat yang ada di dalam buku tersebut. Setidaknya ia mengetahui seperti apa kerajaan Arcandlez itu. Karena sampai saat ini belum ada yang bisa menemukan bekas berdirinya kerajaan Arcandlez. Semua makhluk immortal hanya mengetahui jika kerajaan itu hancur dan sudah menghilang dari muka bumi ini.

Namun tiba-tiba pintu terbuka dan memperlihatkan Crystal yang melangkah masuk ke dalam sana. Xavier yang melihat kedatangan Crystal langsung tersenyum dan meminta wanita itu mendekat padanya.

"Apa benar kita akan pergi besok?" Tanya Crystal to the point.

"Yes My Queen." ujar Xavier membuat Crystal sedikit merona. Crystal memalingkan wajahnya untuk menetralkan detak jantungnya saat ini. Sampai saat ini, ia masih saja merasa gugup di berhadapan dengan Xavier.

"Apa yang kau baca?" Tanya Crystal berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Mencari tahu tentang kerajaan Arcandlez." ujar Xavier membuat Crystal langsung tertarik untuk ikut membacanya.

Crystal yang berada di samping Xavier langsung mendekat untuk melihat buku yang ada di hadapan pria itu. Namun ia terkejut saat Xavier tiba-tiba menariknya hingga ia terjatuh di atas pangkuan pria itu.

"Seperti ini lebih baik." ujar Xavier membuat Crystal memutar bola matanya malas. Crystal tidak memperdulikan pria itu dan kembali membaca kalimat yang tertera di buku tersebut.

Sudah beberapa halaman Crystal membaca buku tersebut namun ia tidak mendapatkan informasi mengenai bunga Alstromeria sedikit pun. Hingga akhirnya ia putus asa dan menutup buku yang sangat tebal itu. Namun ia langsung terkejut saat tiba-tiba buku tersebut hilang dari hadapannya.

"Kemana perginya buku itu?" Pekik Crystal terkejut.

"Kembali ke tempat asalnya." ujar Xavier membuat Crystal mengerutkan keningnya bingung.

"Kau tidak lelah?" Tanya Xavier berusaha untuk mengalihkan pembicaraan agar Crystal tidak bertanya lebih lanjut tentang buku itu.

"Tidak, aku akan pergi dengan Veronica melihat para prajurit berlatih agar besok aku bisa membantu kalian untuk mengalahkan penjaga bunga Alstromeria." ujar Crystal dengan penuh semangat.

"Baiklah, nanti aku akan menyusulmu." ujar Xavier.

Namun sebelum Crystal turun dari pangkuannya, Xavier mendekap wajah Crystal dan mengecup kening wanita itu cukup lama. Crystal tersenyum saat melihat perlakuan Xavier yang sangat lembut padanya.

"Aku sangat mencintaimu Queen." bisik Xavier dengan sangat lembut.

"Aku juga mencintaimu My Lord." balas Crystal dan tersenyum menatap Xavier.

Crystal lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Xavier menuju taman istana. Di sana ia dapat melihat Veronica yang duduk di salah satu bangku taman menunggu kedatangannya.

"Ve." panggil Crystal sambil melangkah mendekatinya. Veronica yang mendengar suara Crystal yang memanggil namanya langsung berdiri dan menghadap sumber suara.

"Yang Mulia Ratu." hormat Veronica saat melihat kehadiran Crystal.

"Sudah aku katakan jangan panggil aku begitu." ujar Crystal sambil mendengus sebal. Veronica terkekeh pelan saat melihat ekspresi wajah ratunya yang cemberut karena ulahnya.

"Baiklah, tapi biarkan saya memanggil anda Queen Crystal. Saya hanya ingin menghormati anda." ujar Veronica membuat Crystal menghela nafas kasar lalu menganggukkan kepalanya.

"Ayo kita melihat prajurit berlatih." ujar Crystal lalu menarik Veronica untuk mengikutinya.

Mereka pun berjalan menuju sebuah hamparan rumput luas di sebelah timur istana dimana tempat para prajurit istana melatih kemampuannya. Crystal dapat melihat sudah banyak prajurit yang berada di sana untuk melakukan latihan bersama.

Para prajurit yang melihat kedatangan Crystal langsung berdiri dan membungkukkan badannya memberikan hormat pada Crystal. Crystal tersenyum dan menyuruh mereka untuk kembali melakukan aktivitas mereka.

Crystal dan Veronica berjalan menuju sebuah kursi yang ia yakini adalah tempat duduk khusus untuk Raja dan Ratu kerajaan Demon, karena masing-masing kursi tersebut memiliki lambang kerajaan Demon.

Crystal yang duduk di kursi yang menghadap pada arena pertandingan langsung mengernyitkan keningnya bingung saat melihat dua orang prajurit dengan tubuh kekar naik ke atas arena. Veronica yang berdiri di samping Crystal dapat mengetahui jika ratunya saat ini kebingungan dengan apa yang baru saja ia lihat.

"Mereka akan melakukan pertandingan Queen untuk mengasah kemampuan mereka." ujar Veronica membuat Crystal menganggukkan kepalanya mengerti.

"Saat diadakan pertandingan seperti ini, biasanya rakyat klan Demon juga dapat menyaksikannya untuk melihat siapa prajurit terkuat di kerajaan ini. Namun saya tidak tahu, kenapa saat ini tidak ada satupun yang datang." ujar Veronica sambil mengedarkan pandangannya.

"Itu karena Lord menyuruh untuk menutup pintu gerbang istana." ujar Darren yang entah kapan berada di samping mereka. Veronica yang mendengar suara mate-nya langsung terlonjak kaget membuat Crystal terkekeh pelan melihat kelucuan gadis itu.

Crystal kembali menatap ke arena pertandingan dan melihat dua orang tersebut sudah mulai melayangkan pedang yang mereka gunakan. Suara pedang saling beradu membuat Crystal semakin bersemangat untuk melihat siapa yang akan memenangkan pertandingan ini.

"Apa kau mau bertaruh siapa yang akan memenangkan pertandingan ini?" Ujar Crystal pada Veronica yang terdiam di samping Darren.

"Apakah ada imbalan Queen?" Tanya Veronica sambil terkekeh pelan.

"Tentu, siapa yang menang akan mendapat cheesecake selama seminggu." ujar Crystal membuat mata Veronica berbinar. Darren yang mendengar percakapan para wanita itu hanya menggelengkan kepalanya heran. Hanya sebuah Cheesecake saja bisa membuat mereka segembira itu.

"Baiklah, saya persilahkan Queen memilih terlebih dahulu." ujar Veronica. Crystal langsung menatap kedua pria yang saat ini masih bertarung dengan sengit. Namun pandangannya jatuh pada seorang pria yang bertubuh kekar yang dapat menangkis serangan dari lawannya.

"Aku memilih pria itu." ujar Crystal sambil menunjuk ke pria yang ia lihat tadi.

"Anda yakin Queen?" Tanya Veronica memastikan. Crystal langsung menganggukan kepalanya membenarkan keputusannya. "Baiklah, saya pria yang satunya." lanjutnya.

"Kau memilih pria itu daripada aku Queen?" Crystal yang mendengar suara Xavier langsung melihat ke sumber suara. Ia langsung tersenyum saat melihat Xavier yang berdiri tidak jauh dari tempat duduknya.

"Tentu saja aku lebih memilihmu Lord." ujar Crystal saat melihat Xavier telah duduk di sampingnya.

Xavier dan Crystal memperhatikan pertarungan yang ada di hadapannya. Mereka dapat melihat jika pria pilihan Crystal saat ini telah unggul dalam pertandingan. Crystal dapat mengetahui jika pria itu sengaja membiarkan lawannya menghabiskan seluruh tenaganya untuk menyerangnya dan setelah itu ia langsung melayangkan kekuatannya dengan membabi buta. Sehingga pria itu langsung memenangkan pertandingan tersebut.

Crystal yang melihat pertandingan di menangkan oleh pria yang ia pilih langsung bersorak senang menatap ke arah Veronica.

"Anda menang Queen." ujar Veronica dengan berat hati. Crystal langsung terkekeh pelan melihat ekspresi wajah Veronica yang sedih karena kekalahannya.

"Tidak perlu sedih, setelah kita datang dari kerajaan Arcandlez kita akan makan cheesecake bersama-sama." ujar Crystal membuat Veronica kembali menatap senang kearahnya.

"Kenapa kau tidak minta kue itu padaku?" Tanya Darren pada Veronica.

"Apa kau bisa membuatnya?" Tanya Veronica dan Darren langsung tersenyum kikuk lalu menggelengkan kepalanya. Veronica yang melihat itu hanya mendengus sebal.

"Kau.." Crystal langsung mengerutkan keningnya saat mendengar suara Xavier sambil menunjuk ke arah pria yang baru saja memenangkan pertandingan tersebut.

"Sekarang lawan aku." lanjutnya membuat Crystal dan yang lainnya membulatkan matanya.

"Kenapa kau ikut bertarung?" Tanya Crystal dengan raut wajah bingung.

"Agar kau memilihku." ujar Xavier membuat Crystal langsung merona. Darren dan Veronica yang mendengar itu juga ikut tersenyum melihat kemesraan raja dan ratu mereka.

Xavier mengusap lembut puncak kepala Crystal sebelum akhirnya melangkah menuju arena pertandingan. Saat Xavier telah berada di arena pertandingan, ia langsung mengambil pedang dari salah satu prajuritnya.

Crystal sedikit gugup saat melihat Xavier yang juga ikut bertanding di sana. Walaupun ia tahu Xavier pasti akan memenangkan pertandingan ini, namun ia juga khawatir jika Xavier akan terluka.

'Jangan sampai terluka Lord.' mindlink Crystal pada Xavier. Xavier yang menerima mindlink dari Crystal langsung tersenyum menatap kearahnya.

'Yes My Queen.' balas Xavier membuat Crystal kembali merona.

Xavier menatap dingin lawan yang ada di hadapannya. Sedangkan pria yang ada di hadapannya sedikit gugup karena harus melawan rajanya sendiri. Bahkan ini pertama kalinya ia melawan Xavier.

"Tunjukkan kekuatanmu padaku Hans." ujar Xavier dengan nada dingin.

"Yes My Lord." ujar pria yang bernama Hans sambil membungkuk hormat.

Hans memperhatikan Xavier yang berdiri sangat tenang di hadapannya. Ia harus benar-benar membuat gerakan yang tidak bisa dibaca sedikit pun oleh rajanya. Walaupun peluang itu sangat tidak mungkin terjadi karena Rajanya sangatlah kuat dan belum ada yang menandingi kekuatannya.

Tanpa pikir panjang Hans mulai melayangkan pedangnya menyerang Xavier dengan sekuat tenaga. Semua prajurit yang berada di pinggir arena pertandingan menatap serius pertandingan tersebut. Xavier tersenyum miring saat melihat Hans yang terus berusaha menyerangnya dari segala arah. Bahkan selama Hans menyerang Xavier, pria itu tidak berpindah sedikit pun dari tempatnya membuat para prajurit dan Crystal yang melihat itu menatap tidak percaya.

"Dia benar-benar kuat." ujar Crystal dengan pandangan yang tidak lepas dari Xavier.

"Ini belum seberapa Queen," ujar Darren membuat Crystal mendongakkan kepalanya menatap ke arah Darren.

"Lord belum mengeluarkan kekuatannya." lanjutnya membuat Crystal membulatkan matanya.

"Belum mengeluarkan kekuatan namun bisa menangkis serangan lawan dengan sangat baik," ujar Veronica dan dijawab anggukkan oleh Darren. "Lord benar-benar tidak tertandingi." lanjutnya.

Crystal memperhatikan pertarungan yang mulai terlihat sengit. Dimana Hans sudah mulai mengeluarkan kekuatan dalam dirinya untuk menyerang Xavier. Namun bukan Xavier jika tidak menangkis kekuatan tersebut dengan cepat.

Xavier mulai sedikit mengeluarkan kekuatannya untuk segera mengakhiri pertandingan yang sangat membosankan baginya. Namun saat ia ingin mengeluarkan kekuatannya, ia mendengar suara dentuman dari arah utara membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Pertandingan seketika terhenti, seluruh prajurit telah bersiap siaga untuk menerima perintah dari Xavier.

"Cepat cari tahu apa yang terjadi." titah Xavier dan langsung dilaksanakan oleh para prajurit yang ada di sana. Mereka langsung bergegas menuju utara untuk melihat apa yang terjadi.

Xavier menjentikkan tangannya mengubah pakaiannya seperti semula dan melesat menuju Crystal yang telah berdiri karena terkejut dengan suara ledakan tersebut.

"Apa yang terjadi?" Tanya Crystal dengan raut wajah khawatir.

"Prajurit sudah pergi ke sana untuk melihat apa yang terjadi. Sebaiknya kita masuk ke dalam istana." ujar Xavier dan dijawab anggukan oleh Crystal.

Xavier pun melingkarkan tangannya pada pinggang Crystal dan mengajaknya masuk ke dalam istana diikuti Veronica dan beberapa prajurit di belakangnya untuk melindungi raja dan ratu mereka. Sedangkan Darren sudah melesat dengan cepat menuju utara saat ledakan itu terjadi.

Saat mereka memasuki istana, Xavier dapat melihat ibunya yang telah menatapnya dengan wajah khawatir sedangkan ayahnya tetap duduk dengan tenang di salah satu sofa yang ada di sana.

"Apa yang terjadi?" Tanya Queen Caroline pada putranya.

"Darren masih menyelidikinya." jawab Xavier dengan singkat. Namun saat Caroline ingin membalas ucapan putranya, ia melihat ke arah pintu istana yang terbuka. Xavier yang melihat tatapan ibunya langsung membalikkan tubuhnya mengikut arah pandang ibunya. Saat itu juga mereka terkejut dengan siapa yang datang ke istana bersama Darren yang berjalan di belakangnya.

"Aku sudah menduganya jika ini adalah ulahmu." ujar Lord Geordan dengan santai sedangkan pria yang berada di hadapan mereka hanya terkekeh pelan.

"Apa aku membuat kalian terkejut?" Ujar pria itu membuat semua orang yang ada di sana mendengus sebal.

"Kau hampir membuat jantungku lepas dari tempatnya." ujar Queen Caroline dengan menatap tajam ke arah pria itu.

"Bagaimana kabarmu Lord Xavier?" Tanya pria itu tanpa membalas ucapan Caroline.

"Seperti yang kau lihat paman Luke." ujar Xavier dengan nada dingin.

"Kau memang tidak berubah, selalu bersikap dingin dan... siapa wanita cantik ini?" Tanya Luke saat melihat Crystal yang berdiri di samping Xavier.

"The Queen of Demon Kingdom." ujar Luke dengan cepat membuat Crystal sedikit terkejut saat pria yang ada dihadapannya langsung mengetahui statusnya tanpa ada yang memberitahunya.

"Apakah saya boleh melihat telapak tangan anda Queen?" Tanya Luke pada Crystal. Crystal yang bingung dengan apa yang harus ia lakukan langsung menatap ke arah Xavier untuk menanyakan pendapatnya. Saat itu juga ia melihat Xavier yang menganggukkan kepalanya.

Crystal yang sedikit gugup perlahan mengulurkan tangannya membiarkan Luke melihat telapak tangannya. Crystal sedikit bingung saat Luke menyentuh telapak tangannya hanya dengan jari tengahnya sambil memejamkan matanya.

"Είστε προορισμένοι να είστε ο σύντροφος του βασιλιά που έχει την ίδια δύναμη."

(Anda ditakdirkan menjadi pendamping raja yang memiliki kekuatan yang sama.)

*****

Continue Reading

You'll Also Like

238K 23.7K 76
[BUKAN NOVEL TERJEMAH] "Tiada kasta dalam cinta." *** Dewi Harnum adalah seorang pelayan di suatu kerajaan. Ia selalu menggunakan selendang untuk men...
783K 74.5K 32
Yang aku pikir, aku akan berakhir disurga.. Namun kenyataannya, aku terbangun didunia yang aneh.. Yaitu dunia immortal! Nama ku Nayra Oswald, aku seo...
1M 141K 47
"I'm Hanzel Lee Alpha of Dark Moon Pack reject you, Devia Alexander as my mate." Penolakannya terngiang-ngiang di kepalaku. Menghantarkan rasa bahagi...
2.6M 257K 34
"Seperti halnya sang Putri Tidur dalam cerita dongeng Anak-anak, yang harus mendapat ciuman magis dari sang Pangeran, cinta sejatinya, agar terbangun...