Mianhae, Because I'm Idiot [M...

By N-Hwa48

476K 45.5K 9.4K

⚠ [REMAKE] ⚠ Setiap orang menginginkan pasangan yang begitu sempurna, segalanya. Lalu bagaimanakah jika kau d... More

PROLOG
BAGIAN 1
BAGIAN 2
BAGIAN 3
BAGIAN 4
BAGIAN 5
BAGIAN 6 (21+)
BAGIAN 7
BAGIAN 8
BAGIAN 9
BAGIAN 10
BAGIAN 11
BAGIAN 13

BAGIAN 12

27.5K 2.8K 564
By N-Hwa48

Kecelakaan yang dialami keluarga Jung karena sebuah mobil menyalip. Malam itu kedua orangtuaku sedang panik membawaku dalam kondisi sakit Jun, jalanan berkabut, suasana begitu sulit sehingga membuat mobil yang Appaku kendarai tak sadar menyalip mobil keluarga Jung. Mobil itu terbalik dan menyebabkan mimpi buruk mereka terjadi. Jika semua itu tak terjadi, Mark tak akan seperti ini Jun. Dia pasti dapat hidup normal.

Jaehyun mengepalkan kuat tangannya dengan apa yang baru saja ia dengar. Ini suara Haechan bukan? Tak lama ia pun meminta Mark datang ke dalam ruangannya.

.

.

Haechan masih saja gemetar menahan takut, entahlah kekuatan dari mana ia mampu menghadapi Jeno tadi. Jika sampai Jaehyun dan Mark membuangnya. Harus kemana Haechan? Ia tak mungkin membuat kedua orangtuanya cemaskan ia saat ini bukan?

Haechan menarik nafasnya. Perutnya terasa kram menahan takut, Haechan terus mengusap perutnya sampai perutnya tak terasa sakit kembali. Setelahnya Haechan berpindah tempat. Mau tidak mau ia membawa mobilnya sendiri. Haechan pun mulai melajukan mobilnya menuju kediaman orangtuanya.

.

Jeno akan menunggu detik-detik keberhasilannya. Ia akan memantau kediaman keluarga Jung. Jeno akan melihat dengan senang saat Haechan terusir nantinya. Jeno akan benar- benar membawa Haechan ke pihaknya. Malam ini Haechan akan terusir secara memalukan.

Jika ia pikir, Haechan benar-benar asetnya kali ini. Haechan sedang membawa calon penerus Jung corp bukan? Jeno pastikan ia akan menggunakan keduanya untuk merebut Jung Corp.

.

.

Malam pun telah tiba. Haechan begitu cemas bagaimana dengan yang akan terjadi? Mark sudah mempercayainya, tetapi bagaimana dengan Jaehyun? Di tambah lagi, Jeno pasti sedang memperhatikannya saat ini. Haechan mencengkeram kuat jemarinya.

Tok tok tok!

Suara ketukan pun mengagetkan Haechan. Ia segera tersadar dari lamunannya. Haechan beranjak berdiri dengan begitu sulit memegang perut besarnya. Ia tak mau nasib kedua anaknya akan malang dengan masalah ini.

Haechan membuka pintu tersebut dan menampilkan seorang maid

"Tuan besar dan Tuan muda menunggu anda di bawah tuan." Ujarnya. Jantung Haechan semakin berdegup dengan sangat cepat. Mengapa harus kebawah?

Haechan mengangguk dan menarik untuk menutup pintunya. Ia pun segera turun. Ia harus kuat. Ia tak boleh terlihat lemah bukan? Haechan melihat wajah serius Jaehyun. Mark pun hanya terdiam.

"Kalian sudah pulang, ada apa? Apa mau Chanie buatkan sesuatu? Markie ingin apa?" Ujar Haechan menetralkan suasana. Diam. Mereka hanya diam. Jaehyun pun segera mengambil rekaman dan memutarkan pembicaraan Haechan tentang kecelakaan itu. Tubuhnya pun bergetar menahan takut.

"Appa Chanie bisa jelaskan." Ujar Haechan.

"Tidak ada yang perlu di jelaskan. Jika rekaman ini tak sampai di tanganku, sampai kapan kau akan menyembunyikannya? Jujur saja aku hilang rasa terhadapmu. Mungkin kau memang tak salah sepenuhnya. Tetapi, bagaimana dengan orangtuamu saat itu? Sebaiknya sekarang kau rapikan pakaianmu. Mark telah setuju untuk pisah darimu." Haechan menggelengkan kepalanya. Tidak, lalu bagaimana dengan semua yang telah mereka lakukan?

"Markie, katakan ini semua bohong bukan?" Haechan menarik lengan Mark, tetapi Mark melepaskan tangan Haechan dan pergi tanpa bersuara. Haechan menangis. Mimpi buruknya terjadi. Haechan hanya menatap Mark yang pergi meninggalkannya.

"Masih untung kau bebas karena mengingat kau membuat Mark perlahan berdiri. Tetapi, aku telah berjanji tidak akan memaafkan semua yang telah terjadi. Jadi pergilah sebelum aku berubah pikiran." Haechan hanya mampu menatap Jaehyun dengan air mata yang berlinang. Haechan pun akhirnya pasrah dan menerima semuanya.

Tetapi, mengapa Jaehyun dan Mark melakukan ini semua setelah apa yang telah ia lakukan? Inikah perlakuan keluarga Jung?

Perlahan langkah Haechan pun meninggalkan istana mewah tersebut. Haechan keluar dari sana hanya dengan membawa mantel tebal. Mengapa ini semua harus terjadi padanya? Haechan menangisi keadaan yang ada saat ini.

Pintu gerbang pun terbuka dengan lebar. Haechan menatap istana mewah tersebut sebelum akhirnya ia benar-benar terusir. Sakit. Nyeri. Haechan hanya terus terisak dalam langkahnya.

Pintu keluarga Jung benar-benar tertutup untuknya saat ini.

"Jadi, mereka pun akhirnya benar- benar mengusirmu bukan?" Ujar Jeno. Haechan pun menoleh dan melihat wajah Jeno. Ia sangat marah.

"Kau puas?"

"Sangat. Ahahaha. Jadi apa keputusanmu? Kau telah terusir secara memalukan. Apakah kau tidak membencinya?"

"Kau pikir semudah itu? Bukannya ini semua karena ulahmu?" Jeno pun tertawa mendengarnya.

"Aku masih baik Chan. Dengan kau bersamaku bersama anakmu itu, Jung Corp dapat kita kuasai kelak. Ingat si idiot itu tidak mampu melakukan apapun. Bagaimana?" Tawar Jeno. Haechan hanya diam.

"Sekarang kau pikirkan nasib anakmu." Rayu Jeno kembali. Tidak ada penolakan dari Haechan, Jeno paham jika Haechan mulai terpengaruh. Ia pun mendekati Haechan dan merangkulnya untuk membawa Haechan masuk ke dalam mobilnya. Caranya kali ini berhasil.

.

Jeno membawa Haechan ke kediamannya yang cukup terpencil. Ponsel Haechan pun telah Jeno buang untuk antisipasi agar Haechan tidak melakukan tindakan bodoh yang merugikan diri Jeno.

"Jika dari awal kau mau di ajak bekerja sama bukannya lebih nyaman Chan. Ahahaha. Sekarang kita nantikan kehadiran senjata kita. Setelah ia lahir, ia akan tahu aku. Ya aku ini Appanya." Haechan hanya memilih diam dan menatap tajam Jeno. Setelahnya ia tersenyum.

"Apa kau hanya menginginkan harta Mark?" Tanya Haechan.

"Ya. Sangat benar. Aku sudah melakukan apapun, bahkan menyuruh orang untuk membunuh Jaehyun saat itu dan sialnya gagal. Ahahah."

"Begitu? Apa benar?"

"Ahaha kau ini mengapa bertanya lagi? Jelas semua itu benar. Saat rapat pemegang saham aku ingin segera melenyapkan suami bodohmu itu. Caraku gagal karena mereka memilih suami bodohmu itu sayang."

Haechan melangkahkan kakinya dengan menatap sekeliling kediaman Jeno. Ia terus mengusap perutnya.

"Jadi apa kau yakin bahwa anak- anakku dapat membuat Jung Corp untuk kita?" Tanya Haechan. Jeno tertawa puas saat Haechan mengucapkan kata 'kita' dengan ini Haechan benar-benar ada dalam pihaknya.

"Tentu saja sayang." Ujar Jeno. Haechan hanya tersenyum. Ia pun mengusap perutnya dengan lembut. Haechan menatap jam yang ada di tangannya.

"Sebentar lagi kita akan berhasil hm?" Haechan menatap Jeno dari Jauh dan tersenyum. Jeno tertawa dan segera menghampiri Haechan.

Tetapi.

Brak!

Pintu pun di dobrak. Jeno terkejut dengan kedatangan polisi mengarahkan pistol kepadanya. Sementara Jaehyun bersamaan dengan Mark hadir menghampiri Haechan. Sial. Bagaimana mereka bisa sampai sini? Tidak mungkin Haechan memberitahu karena jelas-jelas Jeno membuang ponsel Haechan.

"Brengsek! Kau menipuku Chan!" Marah Jeno. Haechan hanya tersenyum. Haechan pun memperlihatkan benda kecil dalam mantelnya.

"Kita terlacak dari sini Jeno-ah. Bahkan bukti akan kejahatanmu sudah terekam oleh polisi." Ujar Haechan santai. Jeno benar-benar kesal. Jaehyun dan Mark merangkul Haechan. Mereka hampir saja membiarkan Haechan masuk kedalam bahaya.

"Rekaman itu tak berpengaruh apapun. Bagiku Haechan tak salah. Kejadian yang kami alami pure kecelakaan. Haechan sempat mengatakan ini saat aku koma. Telingaku masih dapat mendengar semuanya. Apa yang telah Haechan lakukan imbang. Bahkan ia benar-benar membuat Mark mampu di hormati banyak orang." Jeno semakin marah mendengarnya.

Jaehyun memanggil Mark untuk membahas rekaman tersebut.

"I-ni pasti ulah mantan Haechanie Appa. Jeno. Dia yang menyuruh orang untuk membunuh Appa. Haechanie tidak salah."

"Appa tau nak. Tetapi bagaimana ia bisa meletakan ini dalam tas kerja Appa? Secara tidak langsung ia ada dalam rumah kita."

"Bagaimana bisa?" Tanya Mark.

"Ah appa lupa. Appa merekrut supir pengganti untuk Haechan. Hanya dia orang baru."

"Hae-Haechanie harus tahu. Markie tidak mau Haechanie kenapa-kenapa." Ujarnya.

"Tenanglah. Kita akan pikirkan ini semua." Mark pun mengangguk paham. Tak lama ponsel Mark berdering. Haechan menghubunginya? Mark segera menerima panggilan tersebut, ia sangat takut terjadi hal buruk terhadap Haechan dan anak- anaknya. Terdengar Haechan menangis. Mark mengeraskan suara agar Jaehyun dapat mendengarnya.

"Markie. Hiks Chanie takut. Je-Jeno. Chanie baru saja bertemu dengannya." Tangis Haechan.

"Tenang Chanie. Appa sudah tahu semuanya. Kau tenanglah." Jaehyun pun membuat Haechan sedikit tenang. Jeno tak bisa terus berkeliaran seperti ini. Mereka harus segera menangkap Jeno. Haechan menceritakan semua yang terjadi. Bahkan ancaman dan bujukan Jeno.

Mark mengepalkan kuat tangannya. Bisa-bisanya Jeno melakukan ini?

"Jeno mungkin saja masih berada di sekitar kita. Maksud ia mengirimkan rekaman ini untuk kau di usir bukan? Ikuti maunya dia. Sepulang nanti Appa dan Mark akan bersikap membuangmu. Appa akan menghubungi polisi. Kita harus tahu kediaman Jeno. Tetapi Chanie, Appa sedikit memberikanmu tugas berat. Apa tak apa? Kau ikut dengan Jeno, dan jarak 15 menit Appa dan Mark bersama polisi datang. Berhati- hatilah."

"Ne, Chanie paham Appa."

"Pasangkan alat pelacak dan perekam di balik mantelmu agar kami tidak kehilanganmu. Appa percayakan semuanya padamu."

.

.

Haechan tersenyum licik melihat Jeno yang sudah terkepung.

"Sudah aku katakan bukan? Sampai kapanpun aku akan tetap berada di sisi Mark. Aku tidak peduli bagaimana pun Mark."

"Brengsek kau!" Polisi pun menangkap Jeno. Ia benar-benar sulit bergerak saat ini. Mark memeluk erat Haechan. Syukurlah Haechan selamat. Haechan tersenyum dan membalas pelukan Mark. Jaehyun bersyukur karena masalah sudah tuntas. Jeno akan di tangani oleh polisi.

"Semua akan aman Chanie. Syukurlah semua berjalan lancar." Ujar Jaehyun. Haechan pun mengangguk. Jeno terus menatap Jaehyun, Mark, dan Haechan tak suka. Mereka tidak boleh berakhir bahagia.

Jeno pun memberontak. Ia berhasil melepaskan diri dari polisi yang menahannya. Jeno mengambil pistol dari polisi yang ada di dekatnya. Suasana pun kembali genting. Jeno mengarahkan pistol tersebut ke arah Mark dan Haechan.

Mata mereka pun membulat.

"Kalian pikir kalian akan bebas? Cih! Hei bodoh! Haechan itu tidak mencintaimu. Dia hanya mencintaiku! Jadi percuma saja. Kau hanya di bohonginya!" Ujar Jeno. Polisi tidak bisa berkutik karena kondisi Mark dan Haechan sedikit berbahaya. Jeno pun mengarahkan pistol dan menembak beberapa kaki polisi membuat kondisi semakin mencekam.

"Tak akan pernah ada akhir untukmu Mark Jung!" Jeno melepaskan pelurunya ke arah Mark, tetapi Haechan mendorong Mark dengan cepat. Peluru itu pun akhirnya bersarang pada dada Haechan. Jaehyun dan Mark pun terkejut. Haechan meringis menahan sakit akibat peluru yang menembus dadanya. Jeno tertawa puas. Mark tampak begitu marah. Ia pun segera menghampiri dan menghajar Jeno dengan membabi buta. Marah, ya sudah pasti. Pistol yang Jeno pegang pun terlepas. Jeno tak boleh lepas. Jeno sudah benar-benar membuat Mark marah.

Jeno hanya tergeletak dan tertawa. Mark kembali menghampiri Haechan yang semakin pucat. Ia harus segera membawa Haechan ke Rumah sakit.

"Hae-Haechanie bertahanlah." Ujar Mark. Haechan hanya terus meringis, darah segar pun sudah merembas dari luka tembaknya. Mark segera mengangkat tubuh Haechan.

Tidak boleh terjadi sesuatu terhadap Haechan dan anak-anaknya.

"Chanie akan selalu bersama Markie. Jadi jangan takut ya." Haechan seakan sulit untuk bernafas saat ini. Ia hanya menatap wajah cemas Mark.

Dor!

Suara tembakan kembali terdengar. Tak lama setelahnya terlihat tubuh Jeno tergeletak dengan pistol di tangannya. Rupanya Jeno akan kembali ingin menembak Mark, tetapi salah satu polisi menghalanginya dan menembak Jeno. Mark tak pedulikan itu, saat ini ia harus dengan cepat membawa Haechan. Mark berlari dengan membawa tubuh lemah Haechan. Jaehyun mengikuti langkah Mark, bagaimana pun nyawa menantu dan Cucu-cucunya terancam saat ini. Perlahan mata Haechan mulai terpejam.

"Aku membencimu! Kau tahu? Aku sangat tersiksa menikah dengan orang bodoh sepertimu! Sampai kapan pun aku membencimu! Aku membencimu bodoh! Hhaaaaaaa!"

Haechan mengalirkan air matanya. Kilasan semua kembali.

"Aku.. mencintaimu Mark." Gumamnya sangat pelan. Mark mendengar itu walau sangat pelan. Mark menekan luka Haechan agar darah tidak terlalu banyak mengalir.

.

Biarkanlah semua kenangan buruk berlalu.
Aku hanya menanti kebahagiaan.
Bisakah kebahagian itu berpihak padaku?

.


TBC

Continue Reading

You'll Also Like

2.4K 1K 23
Menyukai sesama jenis? Sudah sering mendengar pastinya, banyak yang menganggap bahwa hal ini sangat menjijikan dan tidak etis. Berbeda dengan Kanama...
3.2K 189 15
lapak markhyuck, bxb, tidak suka skip jangan ngeyel
785K 58K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
616K 94.2K 28
a fear of happiness doesn't necessarily mean that one is constantly living in sadness. 💌 markhyuck [yaoi.au.lowercase]