GALARA [END] ✔️

By Diitar

353K 18.3K 5.5K

⚠️ JANGAN PLAGIAT! ••• Siapa yang tak mengenal Gara Elang Rajawali? Hampir semuanya mengetahui nama itu. Bahk... More

01. Rosas Negras
02. Masalah nama
03. Ramalan Gilfa
04. Kecupan dari Gara
05. Dijodohkan?
06. Kamu, Lo!!
07. Fitting baju
08. Raganda menyerang
09. Si pengkhianat
10. Sah!
11. Ditolak terus
12. Di adu domba lagi
13. Gara celaka
14. Kertas kosong
15. Teka teki
16. Leon
17. Senyum misterius
18. Ngetes doang padahal
19. Singa betina marah
20. Hari bersejarah untuk Gilfa
21. Mencoba
22. Cukup menunggu
23. Ada apa dengan Leon?
24. Gak ada Leon gak seru
25. Mimpi dan penyesalan
26. Mengingat lagi
27. Malam yang terkutuk
28. Gara salah paham
29. Terumbar
30. Malam yang menyakitkan
31. Antara iya dan tidak
32. Ada apa dengan Gilfa?
33. Mengetahui, rencana, dan kebahagiaan
34. Anniversary dan tawuran
35. Sampai jumpa
36. Sebuah aib
37. Satu kesalahan yang berdampak
38. Memulai lagi dari awal
39. Thanks
40. Basi!
41. Seperti mati lampu
42. Gara mesum
43. Tidak sesuai ekspektasi
44. Pamit
46. Janji
47. Kembali, tapi bukan sekarang
48. Prom night dan pesan misterius
49. Penentu takdir
50. the end of everything
EXTRA CHAPTER
CERITA BARU

45. Surat

5.8K 246 55
By Diitar

🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️

"Telah terjadi kecelakaan di jalan perumahan Citra Indah. Korban berinisial 'L' dinyatakan meninggal di tempat dengan keadaan yang sangat tragis. Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa korban terkena pengeroyoka—"

Gilfa mematikan tv dengan perasaan campur aduk. Perumahan citra indah? Gilfa pernah mendengar nama itu dari seseorang, tapi tidak mungkin dia korbannya.

"Gara... Hiks." Gilfa menghampiri Gara dengan deraian air mata. Dilihatnya Gara yang terdiam dengan tatapan mata yang kosong.

"G-gara di berita tadi gak bener 'kan? Hiks... masa Leon?"

Isak tangis Gilfa tidak dapat di bendung lagi. Gara hanya diam, dia kalut. Gara pun sedih ketika tadi menerima telpon dari Dewa bahwa Leon dinyatakan sudah meninggal dengan keadaan tragis.

Pikirannya sempat berkeliaran mengingat perkataan Leon tadi malam. Gara sungguh tak menyangka.

"Gue mau ke rumah sakit dulu. Lo di sini aja."

"A-aku mau ikut."

"LO DI SINI AJA DENGER GAK!" untuk pertama kalinya setelah Gara berubah, kini dia menyentak Gilfa kembali.

"Temen gue? Leon... LO BISA GAK KASIH WAKTU GUE BUAT SENDIRI. Kali ini aja, g-gue..."

"Hiks..." Gilfa memeluk tubuh Gara erat. "M-maaf, tapi aku mohon, aku mau ikut. Mau lihat Leon juga."

"Lo tetap di sini!" sentaknya lalu keluar dari kamar.

Rumah sakit Cempaka.

Suara isak tangis, raungan semua orang di depan pintu putih itu semakin terdengar dengan pilu. Mereka menangisi sosok yang selalu memberikan lelucon. Mereka menangisi sosok lelaki yang humoris. Siapa lagi kalau bukan Leon?

Gara pun tak mampu untuk berdiri dengan tegap. Perasaannya seketika hancur berkeping-keping. Baru kemarin malam mereka menghabiskan waktu walau hanya sebentar. Baru kemarin, Leon berkata senang mendengar kepulangan orang tuanya. Tetapi kenapa malah anak itu yang pulang?

"ARGHH!!! Lo bego, Le. Kenapa lo pulang duluan?"

Suara tangis semakin bertambah.

Gara menghampiri teman-temannya yang berada di dekat ruang jenazah. Tatapannya menajam kala melihat kehadiran orang tua dari Leon.

"OM, TANTE, KENAPA KE SINI? DARI SEKIAN BANYAKNYA WAKTU KALIAN BARU DATANG! KE MANA AJA BELAKANGAN INI?"

"PERLU KALIAN DENGARKAN! LEON BAHAGIA WAKTU DENGER, TANTE SAMA OM MAU PULANG, TAPI SEMENJAK DIA PULANG KE RUMAH BUAT NEMUIN KALIAN, RAUT WAJAH LEON BERUBAH! DAN SAYA YAKIN SEMUA ITU KARENA KALIAN!"

"Ga udah anjir. Bukan waktunya buat marah-marah. Kita lagi berduka, Ga," ujar Dewa melerai emosi Gara yang tidak akan ada habisnya jika di diamkan.

"Lepas anjing!" sentaknya. "Kalian gak pantas untuk di sebut orang tua! Kalian serakah, egois, mau enak sendiri tanpa memikirkan kondisi anak sendiri!!!"

Mama Leon hanya mampu menangis dalam dekapan mantan suaminya. Ia menyesali semua perbuatannya. Apa yang Gara katakan memang benar. Dirinya yang egois sampai main di belakang suaminya yang mengakibatkan pernikahannya hancur. Tidak pernah memberi kabar pada anaknya, Leon. Pulang pun tidak.

Mama Leon benar-benar menyesal. Harusnya kemarin adalah hari yang bahagia yang harus di rasa oleh Leon, tetapi semuanya sirna karena kabar menyakitkan, yang mengharuskan orang tuanya resmi bercerai.

"Hiks.. Tante salah. T-tane menyesal. Hiks... Leon maafin mama, nak. Mama mohon kamu bangun lagi ya, sayang."

"PERCUMA! LO BERDUA GAK GUNA JADI ORANG TUA!!!"

Bruk

Gara mendobrak pintu kamar jenazah. Anggota inti mengikuti Gara untuk masuk dan melihat kondisi Leon.

Gara terpaku untuk sesaat. Wajah itu, wajah yang selalu berseri-seri kini sudah berubah dengan wajah yang pucat pasi. Bibir itu yang menyiratkan senyuman lebar, kini hanya mampu diam tanpa senyum maupun lelucon yang lucu.

"Bangun!!!"

"Harusnya gue tahan lo kemarin malam, Le. Gue gak becus jadi ketua, gue brengsek!!!"

"Le bangun Le... kalau lo gak ada nanti di kelas gue sama siapa duduknya? Gak ada lo gak akan pernah seru," ucap Juki terbata-bata.

"Sama. Bangun napa! Gak seru lho canda kayak gini. Mana kameranya? Lo taruh di mana, bangun Le!!!" sambung Zian tak kalah histeris.

"Lo denger gak sih, Le?!! Bangun! BANGUN!!!" teriak Jiwa.

Anggota inti kini hanya bisa meratapi kesedihannya. Ditinggal pergi oleh orang terkasih.

Hari ini, 20 November 2021. Leon Alta Malvino telah berpulang kepangkuan Sang Maha Pencipta.

Sosok humoris yang dikagumi banyak orang. Termasuk sosok yang dikagumi para guru di SMA Dirgantara.

Tanah yang sudah ditaburi dengan banyak bunga. Tak lupa pigura foto berwajah Leon yang tengah tersenyum ditaruh di dekat nisan. Makam Leon dikelilingi oleh orang-orang yang baik. Mereka semua mendoakan dan mengikhlaskan kepergian Leon.

Leon, semoga Allah mengampuni segala dosa-dosamu. Di tempatkan disisi-Nya, Amin.

Sampai jumpa, topeng penghibur.

SMA Dirgantara mengadakan pengajian terkhusus untuk kepergian salah satu murid yang di kagumi oleh sekolah. Suasana hening tanpa ada sepatah kata maupun obrolan dari para murid. Mereka semua menampilkan raut sedih, bahkan tangis pilu dari beberapa orang masih ada.

Tak menyangka, mereka akan kehilangan seseorang yang begitu berarti bagi mereka. Sosok penghibur di kala suntuk. Sosok jail. Sosok segalanya bagi mereka yang begitu kehilangan.

Kini mereka tak bisa lagi melihat wajah Leon atau kejailan Leon pada pak Samsudin. Mereka kehilangan.

Acara pengajian pun dimulai sampai akhirnya selesai di jam istirahat kedua. Para murid sudah kembali masuk ke kelasnya masing-masing.

"Le, gue punya PS baru, anjir." Senyum Juki hilang ketika kepalanya menoleh ke bangku di sampingnya. Tatapannya meneduh bibirnya melengkung ke bawah menandakan kesedihannya.

Juki menelungkup kan kepalanya sembari menatap bangku kosong di sebelahnya. "Lo pergi cepet banget, Le. Baru aja kemarin malam lo datang ke basecamp, lo gak ada berarti gue gak ada teman main PS lagi. Padahal gue udah nabung buat beli PS baru."

"Anjir sakit banget hati gue, Le. Lo tega sama gue!"

"SENYUMMU SUNGGUH MENAWAN."

"WAJAHMU AYU RUPAWAN,"

"KE MANA-MANA MEMANDANG,"

"HANYALAH DIRIMU YANG SELALU TERBAYANGGGG," 

"NYANYI!!"

"AY YA YA!"

"HATIKU TERGODA."

"AY YA YA!"

"SUNGGUH MEMPESONA."

"AY YA YA!"

"SAAT MEMANDANG MU HATIKU BERGETAR~"

"LAGI!!!" teriak Juki dan Leon bersamaan.

"AY YA YA !"

"KAU SUNGGUH JELITA."

"AY  YA YA!"

"TAK DAPAT KU LUPA."

"AY YA YA!"

"PADAMU AKU BENAR-BENAR CINTA~"

"BISA STOP GAK SIH LO SEMUA! BERHENTIIN VIDIO ITU!"

"Anjir gue jadi ke inget lagi bego! Lo gak ngerasain ada di posisi gue! Gue kehilangan dia, dan lo semua malah bikin otak gue pecah karena putar Vidio itu lagi."

Mereka kicep mendengar emosi Juki.

Di tempat lain....

"Gue tahu ini ulah si Nathan! Dia pengen hancurin Rosas Negras dan gunain Leon buat jadi mangsanya. Gue gak terima dia perlakuin anggota gue kayak gitu, gue pengen balas dendam!"

"Gak belum saatnya kita balas dendam. Hari ini, kita masih berduka. Kita kehilangan sosok dia, gue tahu lo belum ikhlas, gue juga sama. Tapi gue gak mau lo ambil cara buat balas dendam, apa lo mau kalau di atas sana si Leon sedih? Gak 'kan?"

"Masih ada polisi buat ungkap kasus ini," lanjut Dewa.

"Terus gue harus diem aja gitu di saat keadaan kayak gini? Gue perlu keadilan buat teman gue."

"Sama gue juga. Tapi pikir pakai otak, Ga. Gue gak mau masalah ini semakin panjang kalau caranya sampai balas dendam. Masalah tentang si pengkhianat juga belum selesai dan lo mau nambah-nambah masalah lagi?"

"Kalau gitu gue keluar dari Rosas Negras!" ujarnya dan pergi dari hadapan anggotanya.

"Ga! Jangan kayak anak kecil lah!" Dewa berusaha berteriak namun tetap suaranya tak di dengar oleh Gara.

Samuel berlari untuk menyusul Gara. Ditangannya sudah ada amplop yang waktu itu pernah di beri dari Leon.

"Ga!"

"Ga berhenti dulu!"

"Apa sih, Sam?!"

"Tarik kata-kata lo buat keluar dari Rosas Negras. Kalau lo keluar, lantas siapa yang mau jadi ketua selain lo?"

"Ada si Dewa yang bisa gantiin gue."

"Tapi bakalan beda, Ga."
"Beda apanya? Sama aja. Semakin lama gue di Rosas Negras, semakin banyak anggota yang bakalan tersakiti. Karena kehadiran gue kayak beban buat kalian. Cukup tahu diri dengan masalah yang sekarang, dan gue akui kemampuan gue sebagai ketua gak ada gunanya."

Samuel berdecak. "Udahlah bahas itu nanti aja. Nih amplop dari Leon. Dia kasih itu waktu di basecamp, dan suruh lo dan yang baca."

Gara mengambil amplop itu lalu membukanya.

Dari Gue, Leon cowok ganteng
seantero Dirgantara 🤙

Hai, Bro?

Lagi ngapain? Ngopi gak?
Sekalian rokoknya. Canda😌

Kali ini serius.

Gue mau bilang, makasih buat kalian semua.
Makasih udah mau jadi teman gue.
Makasih mungkin gak ada apa-apanya, tapi cuma kata itu yang mampu gue ucapkan.

Ternyata yang gue rasa saat nyokap bokap pulang suasana rumah bakalan hangat lagi, tapi semuanya nampak biasa. Gak ada hangat-hangatnya sama sekali. Kepulangan mereka bahkan jadi masalah besar.

Lo mau tahu?

Ya, nyokap bokap cerai akibat nyokap selingkuh. Haha... lucu banget hidup gue. Impian yang dulu pengen bangun keluarga harmonis sirna setelah denger kenyataan pahit dari ortu gue.

Hidup gue gak kayak kalian. Jujur nih, gue iri sama kehidupan keluarga kalian. Gue gak mampu jalani hidup tanpa ada sosok orang tua. Tapi gue berusaha menjadi yang terbaik buat ortu gue, walaupun mereka gak pernah notice gue barang sekalipun.

Pesan dari gue, jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan dan ketulusan dari seseorang. Gue gak mau sampai ada karma buat kalian.

Cuma itu aja pesan dari gue, oh ya jangan berantem gara-gara gue pergi. Tubuh gue emang pergi, tapi raga gue ada di kalian.

Salam sayang
Leon kecceh💋



Gak rela Leon pergi 😭

Btw, tinggal beberapa part lagi menuju end. Aku udah nulis dari minggu-minggu kemarin, niatnya mau aku tamatin aja.


See you😌

Continue Reading

You'll Also Like

11.4K 708 9
BACA DAN PANTENGIN TERUS SAMPAI ENDING ‼️ jangan lupa vote, komen, dan follow juga 🖤 Bagaimana ketika sepasang pria dan wanita yang memiliki sifat s...
807K 22.8K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
444K 34.7K 49
"saat lo jatuh cinta,maka lo harus menyiapkan hati untuk terluka,karena gak semua cinta itu bisa buat lo bahagia" TANIA ARAZEL TAMANA ADITYA Cewek t...
204K 7.1K 86
"Membenci itu mudah,tapi mencintai itu butuh keberanian" -Elvano- "Mencintaiku atau membenciku, keduanya menguntungkanku. Jika kamu mencintaiku, aku...