Married The CEO ✔️

由 nitayap

58.3K 7K 792

["MARRIED" SERIES #2] Semua orang di sekitarku mengenal Byun Baekhyun. Dia tampan, kaya, dan seorang CEO. Par... 更多

• T r a i l e r •
• P r o l o g u e •
01. Hate
02. A Challenge
03. Sonbae-nim
04. I'll Not Fire You
05. Doubt
06. The Begin
07. Think About It
08. The Wedding
09. Commotion in The Morning
10. Line
11. Agreement?
12. Deal!
13. What Should I Do?
14. Yoongi's Advice
15. First Love
16. If You Love Him, You Should Have Trust Him
17. Jealous
18. When The "Wolf" Coming
19. Tell Me Everything
20. Date...?
22. Don't Go
23. The Plan How to Get You
24. Secret
25. At Night
26. Because of Water...
27. Warn
28. Forget The Past
29. Our Love in Kyoto
• E p i l o g u e •

21. What If...

1.3K 227 21
由 nitayap

Sohyun menghela napas berat setelah ia mematikan sambungan teleponnya dengan Baekhyun. Jujur saja, ia merasa bersalah karena telah melanggar janjinya untuk bermain bersama Baekhyun hari ini. Tapi mau bagaimana lagi, saat ia menemui Jongin di kafe untuk membahas tentang pekerjaan dan program komputer, perut Jongin sakit tiba-tiba. Karena panik, Sohyun lantas membawa pria itu ke rumah sakit dan sekarang sedang dalam pemeriksaan dokter.

"Baekhyun pasti marah padaku," lirih gadis itu pelan lalu mengusap wajahnya kasar. Ia menatap layar gawainya yang masih menampilkan daftar panggilan terakhirnya. Ia berpikir keras, apa yang bisa ia lakukan agar Baekhyun mau memaafkannya karena mengingkari janji. Tidak lama kemudian, Jongin keluar dari ruang pemeriksaan. Ia terlihat masih kesakitan, tapi tidak separah tadi.

"Bagaimana keadaanmu, Sonbae?" tanya Sohyun menghampiri Jongin dan membantu pria itu untuk duduk.

"Aku kena maag. Aku baru tahu," ujar Jongin dengan wajah meringisnya. "Terima kasih sudah membawaku ke sini. Sakitnya tidak bisa kutahan tadi."

"Astaga, kenapa Sonbae bisa kena maag?" tanya Sohyun terkejut, "kau suka telat makan, ya?"

Jongin tersenyum manis saat melihat ekspresi Sohyun yang terlihat khawatir. "Ya...begitulah. Kadang-kadang."

"Kau harus jaga kesehatan, Sonbae. Jika sakit begini tentu kau yang susah," jawab Sohyun. "Dokter ada memberikan resep obat?"

"Hm," jawab Jongin sambil menunjukkan obat di tangannya.

"Jika tidak ada lagi pekerjaan yang harus kau lakukan, lebih baik sekarang kau pulang sekarang. Aku akan menemanimu," ujar Sohyun. Namun Jongin menggeleng pelan.

"Aku belum mau pulang," jawabnya, "bagaimana kalau kita makan lalu nonton?"

Sohyun terlihat ragu. Di satu sisi ia khawatir pada Jongin, tapi di satu sisi yang lain ia memikirkan Baekhyun. Entah apa yang pria Byun itu lakukan sekarang.

"Sohyun?" panggil Jongin, membuyarkan lamunan sejenak gadis itu.

"Ah, baiklah. Aku akan menemanimu makan, tapi setelahnya kau harus pulang. Tidak boleh nonton," kata Sohyun. Jongin ingin membantah tapi pada akhirnya ia mengikuti kata Sohyun. Pria itu tersenyum simpul melihat gadis di sebelahnya.

"Aku senang kau perhatian seperti ini padaku," kata Jongin seraya menatap netra Sohyun. Tentu saja hal itu membuat Sohyun jadi gugup. Siapa yang tidak gugup ditatap Jongin seperti itu. 

"Ah...ya. Ayo cepat Sonbae. Nanti kau kelaparan! Ingat, kau punya maag!" seru Sohyun mencoba mengalihkan tatapan Jongin darinya. Pria Kim itu terkekeh melihat sikap Sohyun yang menggemaskan baginya, lalu mengikuti langkah Sohyun pergi dari rumah sakit untuk mencari makanan.

Sesampainya di tempat makan pun, Sohyun masih merasa gugup dan tidak bisa menghabiskan makanannya dengan baik. Bagaimana tidak, sedari tadi ia ditatap oleh Jongin dengan intens.

Jongin itu tampan, sungguh! Sohyun sendiri juga mengagumi pria itu dari SMA. Netranya yang hitam, hidungnya yang mancung, dan lagi...bibirnya yang terlihat unik dan...seksi? Setiap wanita pun akan meleleh jika Jongin memperlakukannya seperti ini.

"J-Jongin Sonbae?" panggil Sohyun gugup.

"Hm? Wae?" tanya Jongin sedikit memajukan tubuhnya kepada Sohyun. Aroma parfum pria itu perlahan tercium oleh Sohyun, sangat maskulin dan—

Ah, tidak, tidak. Sohyun segera menggelengkan kepalanya pelan sebelum pikiran-pikiran aneh mulai merasuki kepalanya.

"Kenapa hanya menatapku saja? Sonbae juga harus makan," kata Sohyun.

"Iya, aku makan," kata Jongin lalu mulai menyantap makanan yang ia pesan. Keduanya pun terdiam sejenak dan fokus pada makanan masing-masing. Meski begitu, Jongin masih berusaha melirik Sohyun. Gadis itu terlihat sangat imut dan menggemaskan saat makan, Jongin ingin sekali menyentuh pipi gembulnya. Dan satu kesempatan pun terlihat saat dengan tidak sengaja saus menempel di dekat bibir gadis itu.

Dengan cepat Jongin menyentuh sudut bibir Sohyun, membersihkan sisa saus di sana, dan membuat tubuh gadis itu menegang karena terkejut.

"Sonbae..." lirih Sohyun dengan mata membesar.

"Ah...maafkan aku. Kau terkejut, ya?" tanya Jongin lalu tersenyum. Pria itu kemudian mencubit pelan pipi Sohyun. "Kau ini lucu sekali. Makanya makan jangan belepotan."

Senyum Jongin...ah, senyum itu manis sekali. Lihatlah mata itu menyipit dengan gurat-gurat yang menarik di wajahnya. Jangan lupakan suara tawanya yang terdengar merdu. Dada Sohyun berdebar kencang karena perlakuan manis pria itu.

Namun seketika bayangan akan Baekhyun melintas di kepala Sohyun. Wajah marah Baekhyun tadi, membuat Sohyun kembali terdiam. Di satu sisi, Sohyun ingin melupakan Baekhyun. Sudah lelah dirinya menyukai pria itu dan toh dua bulan lagi mereka akan bercerai. Tidak ada yang bisa Sohyun lakukan soal itu karena Baekhyun juga tak menyukai dirinya, meskipun ia sedikit berharap karena sikap cemburu pria itu saat di bandara. Tapi...entahlah, Sohyun tidak mau berspekulasi lebih jauh. Dan di sisi yang lain, Jongin selalu berhasil membuat dadanya berdebar tak karuan karena sikap manis yang ia berikan. Pria itu selalu memberikan Sohyun nuansa baru dan menyenangkan.

"Sohyun?" panggil Jongin yang melihat Sohyun hanya diam dengan pandangan kosong. Pria itu kemudian melambaikan tangannya kepada Sohyun. "Sohyun-ah?"

"Eoh?" kaget Sohyun kemudian, terpecah dari lamunannya.

"Kau tak apa?" tanya Jongin.

"Eoh...iya! Aku tak apa," jawab Sohyun kemudian tersenyum. Jongin tertawa lagi, kemudian mengusap kepala Sohyun dengan lembut.

"Ayo, makanlah lagi. Kau harus temani aku pulang, bukan?" ucap Jongin yang dijawab Sohyun dengan anggukkan dan hela napas kecil.

Gadis itu mulai ragu dan dilema akan perasaannya.

***

Harus diakui, jadi sahabat Baekhyun bukanlah perkara mudah, itu menurut Yoongi dan juga Taehyung yang sudah berteman dengan Baekhyun sejak bangku kuliah. Di samping sikapnya yang dingin dan menyebalkan, pria Byun itu juga bisa menjadi sosok yang kekanakan dan jauh lebih menyebalkan karena sikapnya yang tidak mudah untuk ditebak. Seperti sekarang misalnya...

"Kau benar-benar menelpon kami hanya untuk bermain denganmu?" tanya Taehyung dengan wajah tak percaya saat datang ke rumah Baekhyun, perlahan-lahan ia duduk di sofa sambil melihat Baekhyun bermain game.

"Iya," jawab Baekhyun singkat dengan konsentrasi pada permainannya.

"Ada apa denganmu? Biasanya tidak pernah seperti ini," kali ini Yoongi berceletuk dan ikut duduk di sebelah Baekhyun. "Kau beli konsol baru?"

Suara game dan tulisan Game Over pun muncul di layar televisi, membuat Baekhyun mendesah kesal karena kalah. "Ayo, main. Kalian harus temani aku main sampai malam."

"Memangnya Sohyun ke mana?" tanya Taehyung sembari mengitari sudut rumah dengan matanya.

"Dia kencan sama Jongin," jawab Baekhyun dengan wajah kesal.

"Hah? Kencan?"

"Cepatlah! Aku malas membicarakannya," ujar Baekhyun mulai mencari kaset konsol untuk bermain bersama keduanya. Taehyung dan Yoongi saling tatap, lalu menghela napas dan mengikuti Baekhyun bermain bersama. Untung saja pekerjaan mereka sudah nyaris selesai, jadi ada waktu luang untuk hari ini. Setelah tiga jam bermain, mulut Taehyung gatal untuk bertanya lagi perihal Sohyun.

"Kenapa bisa Sohyun dan Jongin kencan hari ini?" tanya Taehyung saat mereka tengah bermain balapan mobil.

"Entah," balas Baekhyun singkat sekali lagi. "Bisakah tidak membahas hal itu lagi? Aku malas, sungguh."

"Kau cemburu?" tanya Yoongi.

"Untuk apa aku cemburu?!" suara Baekhyun naik sedikit saat menjawabnya, membuat Yoongi diam-diam tersenyum.

"Ah...kau menyukainya, ya? Suka sungguhan pada Sohyun?"

"Kalau kau masih mau membahas tentang Sohyun lebih baik kau pulang, Yoon,"

"Hei, sudah," ucap Taehyung sebelum Baekhyun semakin kesal, sementara Yoongi tertawa kecil sekarang.

"Baiklah, aku takkan membahasnya lagi. Tapi, bagaimana jika kita minum-minum saja? Kurasa kau butuh ke klub sekarang. Mumpung belum terlalu malam," ajak Yoongi. Baekhyun pun meletakkan konsol game miliknya diikuti dengan tulisan Game Over sekali lagi di layar televisi. Tawaran Yoongi sepertinya boleh juga untuknya. Toh Sohyun juga akan pulang malam karena berkencan dengan Jongin. Astaga, memikirkan itu saja membuat Baekhyun sangat kesal sekali lagi.

***

Niat Sohyun untuk pulang lebih cepat sepertinya harus batal karena Seokjin menghubunginya untuk meminta bantuan perihal pekerjaannya. Masih ada revisi pada sistem program animasi yang dibuat pada proyek mereka. Maka dari itu, setelah mengantar Jongin pulang ke rumahnya, Sohyun langsung pergi ke kantor membantu Seokjin. Untungnya bukan hanya mereka berdua yang ada di sana. Ada beberapa karyawan lainnya yang tetap bekerja meskipun hari Minggu.

Saat gadis itu pulang, keadaan rumahnya gelap. Sohyun menyalakan setiap lampu di rumahnya dan tidak menemukan Baekhyun sama sekali. Gadis itu menghela napasnya dan terduduk dengan lesu di sofa. Di tatapnya konsol yang tergeletak di lantai. Ada tiga konsol, dan Sohyun berasumsi sepertinya Baekhyun pergi dengan Taehyung dan Yoongi sekarang.

Sohyun pun mendekati ke arah kumpulan kaset-kaset konsol yang terlihat baru, lalu tersenyum tipis, membayangkan mungkin Baekhyun membeli semua ini dengan cepat untuk bermain dengannya. Dadanya bergemuruh...berharap sesuatu yang ia inginkan terjadi. Diliriknya jam dinding, pukul sebelas malam.

"Haruskah aku menghubungi Baekhyun?" gumamnya karena rasa khawatir menyelimuti dirinya. Ia takut Baekhyun mungkin tak pulang malam ini karena marah padanya. Sohyun pun mulai mencari nomor Baekhyun untuk menghubunginya. Baru saja nada panggil tersambung, terdengar suara pintu yang akan dibuka oleh seseorang. Sohyun pun bangkit dengan cepat ke arah pintu, dan terkejut seketika saat melihat Baekhyun mabuk, dibopong oleh Taehyung dan Yoongi.

"Oh! Sohyun! Baguslah kau sudah pulang!" seru Taehyung.

"Astaga, dia mabuk?" tanya Sohyun memberikan jalan kepada mereka untuk masuk ke dalam. Keduanya merebahkan Baekhyun di atas sofa.

"Ya, begitulah. Kami mengajaknya minum karena dia terlihat stres sepanjang hari. Kalian memangnya bertengkar, ya?" tanya Yoongi. "Saat dia mabuk, dia terus mengoceh soalmu dan Jongin."

Aku tertegun mendengar hal itu, "Benarkah?"

"Kau kencan dengan Jongin?" kali ini Taehyung berkomentar.

"Aku tidak kencan dengannya. Hanya membantunya dalam pekerjaan dan makan bersama. Aku pulang malam karena sempat ke kantor tadi membantu rekanku," jawab Sohyun.

"Aku tidak tahu harus mengatakan ini atau tidak padamu," ucap Yoongi dengan wajah yang ragu, "tapi kurasa Baekhyun menyukaimu. Kau tahu? Dari tadi ia tidak berhenti mengoceh tentangmu."

Jantung Sohyun rasanya ingin meledak saat mendengar hal itu. Rasa senang, mungkin? Namun tidak sepenuhnya seperti itu karena ada keraguan di sana yang muncul, membuat Sohyun mendengkus pelan sambil tersenyum sinis.

"Mana mungkin," ujar gadis itu, "kami hanya menikah kontrak. Dua bulan lagi kami cerai."

"Kau tidak tahu apa yang mungkin terjadi ketika kau tinggal bersama seseorang, bukan? Seperti kebanyakan pernikahan kontrak di novel-novel, kau bisa jadi terjebak perasaan sebenarnya dengan orang yang tinggal bersamamu," balas Yoongi, "terlebih lagi kau dan Baekhyun dulunya teman dekat."

"Kau akan tahu sendiri nanti. Tunggu saja Baekhyun mengigau nanti," kata Taehyung sambil tersenyum tipis. "Kami pulang dulu, ya."

"Baiklah. Terima kasih sudah mengantar Baekhyun," balas Sohyun menemani kedua pria itu ke pintu keluar. Setelah Yoongi dan Taehyung pulang, Sohyun pun kembali ke Baekhyun yang tak sadarkan diri karena mabuk.

"Astaga, baunya...dia minum berapa banyak?" gumam Sohyun. Dengan susah payah, gadis itu kemudian mencoba membangunkan Baekhyun. "Baekhyun...ayo bangun. Pindah ke kamarmu," ucap gadis itu seraya mengangkat tangan Baekhyun ke pundaknya. Pria itu pun membuka matanya, masih dalam kondisi mabuk.

"Oh...Sohyun...," ucapnya sambil tersenyum, "kau sudah pulang, ya..."

"Iya, aku sudah pulang. Ayo ke kamar," ucap Sohyun. Namun Baekhyun tiba-tiba menarik tangannya dari Sohyun dan berjalan terhuyung ke meja makan.

"Aku mau soju!" seru pria itu.

"Tidak. Kau harus istirahat sekarang. Ingat besok kau kerja," balas Sohyun lagi mencoba menarik Baekhyun yang terduduk di kursi, namun gagal. Pria itu malah merebahkan kepalanya di atas meja dan terlihat merasa nyaman duduk di sana.

"Aku tidak mau kerja...aku ingin main game denganmu..." lirih Baekhyun dengan mata terpejam. Baiklah, Baekhyun sepertinya mengigau, seperti kata Taehyung. Sohyun memilih diam, mencoba mendengarkan kata-kata yang mungkin keluar lagi dari mulutnya.

"Aku tidak suka kau selalu dengan Jongin. Kau menyebalkan. Kau janji padaku hari ini seharian main bersama, tapi kau malah pergi kencan dengan Jongin."

Ada gejolak muncul di dada Sohyun saat mendengar apa yang Baekhyun katakan. "Aku tidak kencan, Baek..."

"Bohong...kau kencan dengannya dan melupakanku. Kau jahat..." balas Baekhyun lagi. Sohyun merasa aneh karena Baekhyun sepertinya bisa menjawabnya dalam keadaan mabuk seperti ini.

"Padahal aku ingin bersamamu...aku ingin bersikap baik padamu..."

Air mata Sohyun menggenang begitu saja. Ucapan Baekhyun membuatnya berharap...sangat berharap bahwa perasaannya akan terbalas. Gadis itu mendekati Baekhyun, ikut duduk di sebelah pria itu. Baekhyun sudah tak bicara lagi dan tertidur di meja itu. Sohyun pun memberanikan dirinya mengusap wajah Baekhyun.

Gagal.

Gagal sudah usahanya untuk melupakan Baekhyun.

Hal-hal kecil yang Baekhyun lakukan untuknya selalu berhasil membuatnya jatuh cinta lagi dan lagi. Meskipun ia menyebalkan, tapi tetap saja, Sohyun tidak terlalu mempermasalahkan hal itu.

"Bagaimana jika aku benar-benar tidak bisa melupakanmu, Baekhyun. Bagaimana jika aku terus tersiksa karena menyembunyikan perasaanku darimu," gumam gadis itu dengan air mata di pipinya.

Sohyun ingin egois sekali saja. Ia lelah memendam semuanya, apalagi setelah mendengar Baekhyun berbicara seperti itu. Bolehkah ia berharap Baekhyun juga suka padanya? Perlahan Sohyun mendekati Baekhyun, menatap netra yang terpejam itu, lalu beralih pada bibir tipisnya. Gadis itu kemudian mendekatkan wajahnya, mengecup sudut bibir Baekhyun, mencurahkan perasaannya. Hanya beberapa detik, kemudian ia menjauh.

"Aku mencintaimu, Baek...mencintaimu sampai rasanya aku mau gila karena tidak bisa berhenti."

***













Huhu... jadi sedih sama Sohyun >.<

Vote dan komennya ditunggu, biar author semangat nulis hehe...

See you soon ^^

继续阅读

You'll Also Like

99.9K 13.5K 52
Oh Sehun tidak lebih dari Psikopat yang mempunyai segalanya. Harta, Tahta dan Dunia dibawah kakinya. Sedangkan Jung Yoonhee tidak lebih dari Wanita t...
70.2K 5.2K 41
[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kim Mingyu, dia adalah laki-laki yang menikahiku bukan karena atas dasar cinta. Aku bekerja sebagai 'istri bayarannya'...
1.2M 58.1K 67
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
5.8M 307K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...