Beat The Bond (Sudah Terbit)

By azizahazeha

1M 91.2K 21.9K

(21+ Romance Comedy) #2BADASSLOVE Bagi Casya, Arlo hanya editor senior yang pernah menolak pernyataan cintany... More

BADASS SERIES
Prolog
Aksi 1 : Kelunturan Pesona Casya
Aksi 2 : Rayuan Ngopi Bareng
Aksi 3 : Pengumuman Gila
Aksi 4 : Pemaksaan Makan Malam
Aksi 5 : Pertemuan di Gym
Aksi 6 : Pertemuan di Restoran Jepang
Aksi 8 : Makan Malam Bersama
Aksi 9 : Makan Nasi Padang
Aksi 10 : Helm Baru
Aksi 11 : Mood yang Buruk
Aksi 12 : Menjadi Pencuri
Aksi 13 : Wawancara Gilang Singgih
Aksi 14 : Casya yang Sakit
Aksi 15 : Arlo yang Perhatian
Aksi 16 : Menangkap Pasangan di Lift
Aksi 17 : Klarifikasi Pasangan Lift
Aksi 18 : Gosip-Gosipan
PENGUMUMAN

Aksi 7 : Nebeng Pulang

23.2K 4.8K 591
By azizahazeha


Café Labyrinth tidak begitu ramai di pagi menjelang siang itu. Casya duduk di pojok café dengan segelas ice americano. Di hadapan Casya terbuka laptop miliknya, dia sedang membaca final draft sebuah novel yang harus segera naik cetak.

Jika Casya ada di café, maka suasana di lantai tiga tidak begitu menegangkan. Mereka bisa lebih santai karena si beruang betina sedang duduk santai di café. Sebenarnya, hari ini Casya akan bertemu Norman, dia akan membahas mengenai audio books bersama Norman. Ya, pria itu menerima tawaran Casya.

"Saya tidak pesan cheesecake," tutur Casya saat melihat seorang pelayan café meletakkan sepotong cheesecake di mejanya.

"Dari Pak Arlo, Miss." Pelayan itu menjawab sembari melirik ke arah meja Arlo.

Casya membalikkan badannya, dua meja dari tempatnya duduk ada Arlo yang sedang berbincang dengan seseorang. Tebakan Casya, yang berbicara dengan Arlo merupakan salah satu penulis. Mungkin mereka sedang berdiskusi mengenai isi buku dan lain sebagainya.

"Thanks," ucap Casya akhirnya.

Sepeninggal pelayan café, sosok yang ditunggu-tunggu Casya muncul. Norman membuka kacamatanya saat dia sudah mendekat ke meja Casya. Pria itu menarik perhatian beberapa orang di café. Selebriti datang ke Labyrinth Books sebenarnya bukanlah hal yang baru. Tapi, dimana pun ada Archimedes Band pasti aka nada banyak fans-nya.

Norman duduk di depan Casya, dia membuka topi yang dikenakannya. Menatap Casya dengan senyum menawan seperti biasa. "Sebentar lagi jam makan siang, nggak mau sekalian lunch?" tawar Norman.

Casya menggelengkan kepalanya pelan, hari ini pekerjaannya cukup padat. Dia tidak punya banyak waktu untuk lunch di luar dan berbincang dengan Norman. "Lagi hectic banget gue," gumam Casya.

"Okey."

"Ini ringkasan audio books yang instrumennya harus lo buat." Casya menyerahkan sebuah map bening yang di dalamya terdapat informasi audio books yang diketik rapi.

Norman menerima map bening tersebut, dia mengeluarkan isi map dan membacanya sekilas. "Gue kecewa sih lo nolak buat lunch bareng. Padahal gue udah berniat buat datang sendiri jemput ini berkas," kata Norman.

"Gue kan udah bilang buat diemail aja, lo aja yang mau ketemu langsung." Casya mengibaskan pelan rambutnya, dia menarik sedikit sudut bibir sebelah kanannya. Terlihat sinis namun cantik.

Diam-diam, Arlo memperhatikan Casya dan Norman. Dia tidak lagi mendengarkan ucapan penulis yang duduk di hadapannya. Sejak tadi, mata Arlo terus mencuri pandang kea rah Casya. Dia juga penasaran dengan apa pembicaraan Casya dan Norman.

"Arlo, hei!" penulis yang bericara dengan Arlo melambaikan tangannya di depan wajah pria itu.

Mata Arlo mengerjap beberapa kali, dia meminta maaf karena ketahuan melamun. Ini memang bukan pertama kalinya Arlo dan si penulis bekerjasama. Arlo memang terkenal ramah dengan para penulis, tetapi dia juga sangat tegas. Wajar beberapa penulis menganggap Arlo seperti teman.

Si penulis tersenyum tipis, dia kemudian berbalik badan untuk melihat apa yang sebenarnya menyita perhatian Arlo. "Lo fans Archimedes Band? Itu Norman pianist-nya kan?" tanya si penulis santai.

"Archimedes Band seterkenal itu?" Arlo justru balik bertanya.

Si penulis kembali berbalik ke arah Arlo. Dia tersenyum dan menatap Arlo dengan jenaka. "Jika bukan fans Archimedes Band, berarti lo fans yang perempuan?" tebak si penulis membuat Arlo berdeham pelan.

Si penulis megangkat cangkir kopinya, dia menyesap pelan kopi yang tersisa sedikit tersebut. "Gue pamit kalau begitu, nggak ada lagi yang perlu dibicarakan ya. Selanjutnya kita bisa via chat dan email," tutur si penulis yang berdiri dari duduknya.

Arlo juga turut berdiri dari duduknya. "Semoga buku ini lancar seperti sebelumnya, Nisya," tutur Arlo mengangsurkan tangannya.

Nisya menyambut tangan Arlo dan menjabatnya. "Terima kasih, senang bisa bekerja sama dengan lo lagi, Arlo," tutur Nisya.

♥♥♥

Setelah pertemuan Casya dengan Arlo di café tadi siang, perempuan itu menyibukkan dirinya di ruangan. Casya bahkan tidak keluar dari ruangannya, makan siang dia hanya meminta bantuan Bella untuk memesan pesan antar.

Pintu ruangan Casya diketuk pelan, dari dalam Casya bisa melihat Bella berdiri di depan pintu ruangannya. "Masuk!" sahut Casya.

"Miss, ada yang bisa saya bantu?" Bella bertanya karena dia benar-benar khawatir dengan Casya. Walaupun Casya terkesan galak, dia atasan yang baik menurut Bella. Perempuan itu terkadang tidak tega juga melihat Casya yang sering lembur seorang diri.

Casya menarik senyumnya. "Enggak perlu Bel. Kamu boleh pulang," kata Casya yang hanya bisa diangguki dan dituruti oleh Bella.

Bella meninggalkan Casya, dia dan beberapa karyawan lainnya pulang bersama. Hanya tinggal Arlo dan Kanaya. Sementara Casya sudah kembali tenggelam di dalam ruangannya dengan tumpukan pekerjaan.

Kanaya diam-diam memperhatikan Arlo, dia terlihat ragu-ragu untuk mendekati pria tampan itu. Pesona Arlo memang sudah terkenal, dia menjadi banyak primadona editor junior dan juga penulis-penulis muda.

"Arlo ..." Kanaya memanggil Arlo, dia mendekat ke meja pria itu. "Boleh gue nebeng pulang?" tanya Kanaya kemudian.

Arlo terlihat berpikir sejenak, kemudian dia melirik kea rah pintu ruangan Casya. "Gue akan mengantar Miss Casya," ujar Arlo yang kemudian menatap layar laptopnya.

Kanaya terdiam sejenak mendengar jawaban Arlo, padahal sebelumnya Arlo tidak pernah menolak permintaan Kanaya. "Tapi ... Miss Casya bawa mobil," lanjut Kanaya.

"Oh salah, gue yang nggak bawa kendaraan. Mau minta antar pulang Miss Casya," kata Arlo yang tidak juga menatap Kanaya.

Akhirnya Kanaya hanya bisa memendam kekesalan di dalam hati. Dia sudah tidak ingin mengatakan apa pun, karena sudah pasti dia akan malu sendiri. Kanaya meninggalkan Arlo di lantai tiga, di dalam ruangan Casya yang terang benderang, penghuninya masih sibuk sendirian.

Entah berapa lama Arlo menunggui Casya, dia bahkan mampu mengedit lebih dari 5 bab sembari menunggu Casya. Saat melihat jam di pinggir layar laptop, Arlo terdasar bahwa hari sudah mulai malam.

Jam sembilan malam, saat Arlo melihat pintu ruang kerja Casya dan tidak ada tanda-tanda perempuan itu akan keluar, dia memilih berdiri dari duduknya. Arlo berjalan menuju ruangan Casya, dia mengetuk pelan pintu ruangan tersebut.

"Siapa?" tanya Casya yang matanya fokus ke layar laptopnya.

"Gue ... Arlo," sahut Arlo yang kemudian membuka pintu ruang kerja Casya.

Kepala Casya langsung terangkat, pandangan matanya teralihkan ke arah pintu. "Lo masih di sini? Ngapain?" tanya Casya heran.

"Gue ada sedikit pekerjaan, lo masih lama?" tanya Arlo.

Casya melirik laptopnya sekilas, kemudian dia menyadari jam sudah menunjukkan jam sembilan malam. "Lo bisa pulang lebih dulu," tutur Casya.

"Gue mau nebeng lo pulang, scoopy gue masuk bengkel," kata Arlo lugas.

Casya tertawa pelan mendengar perkataan Arlo. "Jadi lo nungguin gue karena mau minta diantar pulang?" Casya bertanya sembari membereskan peralatan pekerjaannya.

Arlo menggerakkan bahunya sekilas. "Bukannya itu gunanya punya pacar satu tempat kerja?" Arlo berkata dengan santai. Perkataan Arlo membuat kegiatan Casya terhenti sejenak, matanya menatap Arlo dengan kaget. Sementara pria itu justru membuka lebar-lebar pintu ruangan Casya dan kembali ke mejanya.

♥♥♥

Terima kasih untuk 2k komentarnya
Sesuai janji, aku bakalan 3 kali update ya
Tungguin aja, setelah bab ini masih ada 2 bab lagi
Tapi, bab ini tetap diramaikan loh~

Cerita ini merupakan proyek kolaborasi dengan genre Komedi Romantis. Nama serinya: #BadassLove yang digawangi 3 wanita super badass, tapi penolong. Berikut judul dan penulisnya:

#1 Pop The Question oleh sephturnus

#2 Beat The Bond oleh Azizahazeha

#3 Main Squeeze oleh anothermissjo

Continue Reading

You'll Also Like

395K 15.7K 33
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
544K 52.4K 30
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
4.8M 178K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
2.2M 104K 53
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞