GALARA [END] ✔️

By Diitar

330K 17.8K 5.5K

⚠️ JANGAN PLAGIAT! ••• Siapa yang tak mengenal Gara Elang Rajawali? Hampir semuanya mengetahui nama itu. Bahk... More

01. Rosas Negras
02. Masalah nama
03. Ramalan Gilfa
04. Kecupan dari Gara
05. Dijodohkan?
06. Kamu, Lo!!
07. Fitting baju
08. Raganda menyerang
09. Si pengkhianat
10. Sah!
11. Ditolak terus
12. Di adu domba lagi
13. Gara celaka
14. Kertas kosong
15. Teka teki
16. Leon
17. Senyum misterius
18. Ngetes doang padahal
19. Singa betina marah
20. Hari bersejarah untuk Gilfa
21. Mencoba
22. Cukup menunggu
23. Ada apa dengan Leon?
24. Gak ada Leon gak seru
25. Mimpi dan penyesalan
26. Mengingat lagi
27. Malam yang terkutuk
28. Gara salah paham
29. Terumbar
30. Malam yang menyakitkan
31. Antara iya dan tidak
32. Ada apa dengan Gilfa?
33. Mengetahui, rencana, dan kebahagiaan
35. Sampai jumpa
36. Sebuah aib
37. Satu kesalahan yang berdampak
38. Memulai lagi dari awal
39. Thanks
40. Basi!
41. Seperti mati lampu
42. Gara mesum
43. Tidak sesuai ekspektasi
44. Pamit
45. Surat
46. Janji
47. Kembali, tapi bukan sekarang
48. Prom night dan pesan misterius
49. Penentu takdir
50. the end of everything
EXTRA CHAPTER
CERITA BARU

34. Anniversary dan tawuran

5K 212 42
By Diitar

🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️


Rombongan anggota Rosas Negras berkumpul di luar basecamp. 107 anggota itu sudah memakai helm dan naik di motornya masing-masing. Acungan jari dari Gara membuat mereka yang bercanda gurau maupun mengobrol terdiam dan fokus pada Gara yang berada di hadapan mereka.

"HARI INI, MINGGU, 26 SEPTEMBER 2021. ROSAS NEGRAS RESMI BERUMUR DUA TAHUN. TERIMA KASIH ATAS KESETIAAN DAN KEKOMPAKAN KALIAN."

"SEMOGA ROSAS NEGRAS SEMAKIN JAYA DAN BERSINAR DI ANTARA GENG LAIN. KEKOMPAKAN KALIAN JANGAN SAMPAI PUTUS, KEDEKATAN KALIAN PUN JANGAN SAMPAI PUTUS SAMPAI TUA NANTI. KITA BERADA DALAM SATU LINGKARAN YANG SAMA, YAITU ROSAS NEGRAS!"

"ROSAS NEGRAS!!!"

"JANGAN MENYERAH SEBELUM MENANG, MELANGGAR SAMA SAJA BUNUH DIRI!!!"

Suara riuh tepuk tangan dari 107 anggota Rosas Negras memekikkan kawasan basecamp. Senyum terpatri dari wajah mereka.

Mereka tak mudah menjalani kekompakan dalam sebuah geng hingga menginjak dua tahun ini. Tak mudah menjaga keharmonisan maupun keakraban dari geng ini.

Dua tahun mereka bersama, dalam satu lingkaran yang sama, suka duka selalu ada dalam perjalanan geng Rosas Negras.
Sampai titik ini, mereka bisa menghela napas dan melebarkan senyum atas bertambahnya usia geng yang mereka dirikan maupun ikuti.

Sebagian orang banyak yang menganggap remeh anak-anak geng, termasuk Rosas Negras. Banyak yang mencaci jika Rosas Negras hanya sebuah geng yang berisikan anak-anak yang nakal dan berandal. Mereka tak tahu, jika Rosas Negras pun sering bersedekah maupun membantu-bantu orang yang sangat membutuhkan. Hanya saja, tindakan anggota Rosas Negras selalu tersembunyi dari pandangan warga.

Mereka nakal bukan hanya untuk merusak. Mereka nakal hanya karena ingin mencari jati dirinya masing-masing, berdiri di Rosas Negras salah satu keinginan banyaknya semua orang.

"Untuk sekarang, berdoa terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing," lanjut Gara pada semua anggota.

"Berdoa selesai."

Gara pun menaiki motornya kembali. Lalu menyalakan mesin motornya dan melaju terlebih dahulu, memimpin jalannya menuju lokasi tawuran.

Rombongan Rosas Negras itu beramai-ramai menyembunyikan suara knalpot. Hingga suara deru motor itu semakin terdengar jelas oleh warga yang melintas. Ada yang membawa bendera yang berlambang elang dan mawar hitam dan bertuliskan Rosas Negras. Sorak sorai semakin bertambah kencang.

Mohon permisi kepada semua warga
Kami hanya ingin melintas bukan berbuat kacau
Mohon permisi kepada semua warga
Kami datang bukan untuk merusuh
Mohon permisi kepada semua warga
Rosas Negras berjalan bukan untuk menakut-nakuti

Rosas Negras melawan ketika di lawan
Rosas Negras menyerang ketika di serang
Rosas Negras menang ketika lawan kalah

Kami Rosas Negras!
Kami Rosas Negras yang akan setia bersinar!
Kami Rosas Negras yang patuh akan aturan!

Rosas Negras!
Jangan menyerah sebelum menang, melanggar sama saja bunuh diri!

107 anggota berteriak kencang menyuarakan setiap kata hasil tangan Dewa kala itu. Dan hal itu sudah menjadi tradisi ketika Rosas Negras dalam posisi ingin berperang melawan geng lawan.

Karena pada hari ini, posisinya tengah anniversary Rosas Negras, adalah sesuatu yang harus mereka kenang. Terutama, memenangkan tawuran yang diajukan oleh Nathan si ketua geng Cobra.

Rosas Negras sudah sampai di area yang akan menjadi tawuran. Mereka semua turun dari motornya masing-masing. Mata mereka menajam ketika geng Cobra sudah setia berdiri sembari membawa alat-alat yang akan digunakan untuk menyerang.

Dari cerulit, batu, parang, pisau kecil, sampai pedang samurai yang berukuran sedang di bawa oleh geng Cobra. Ditambah pula anggota yang lebih banyak daripada Rosas Negras.

Dan Rosas Negras tidak membawa barang apapun mereka pure menggunakan tangan kosong. Rosas Negras tentunya akan kalah telak kala melihat jumlah anggota lawan.

Tetapi jika keyakinan dan keberusahaan ada pada diri mereka masing-masing. Pasti, mereka yakin akan memenangkan tawuran ini.

Hari bersejarah bagi Rosas Negras tentunya.

"Akhirnya datang juga. Kirain lagi mojok di ketek mama," ucap Nathan dengan suara tawa yang mengejek. Tentu hal itu menjadi lelucon bagi anggotanya.

Gara tersenyum tipis. Sangat tipis, sampai tidak ada yang menyadari bahwa Gara tengah tersenyum. Matanya semakin menajam, tatapan itu tak lepas sedikitpun untuk menatap wajah Nathan yang mengejek.

"Menurut lo?" jawabnya pelan namun terkesan tajam.

Nathan tertawa. Lalu menghampiri Gara dengan langkah angkuhnya. Di tangannya sudah memegang cerulit yang memiliki ukuran besi yang lumayan besar dan tajam. Jika tergores sedikitpun akan menimbulkan luka.

"Sebelum tawuran ini di mulai. Gue mau kasih perjanjian. Lo setuju?"

"Apa?"

Mata sipit Nathan menampilkan guratan sinis ke arah Gara. Lelaki dengan alis yang di sebit itu menyeringai untuk sesaat. "Kalau tawuran ini dimenangkan geng gue, lo harus nyerah dan ngemis minta maaf sama geng Raganda. Plus, bikin Vidio perminta maaf-an karena lo udah bikin gue sekarat waktu itu."

Gara hanya terkekeh kecil mendengarnya. "Segitu doang? Oke, kalau misal geng gue yang menang dalam tawuran ini, gue mau geng lo pergi jauh dari kota Jakarta. Lo tahu? Geng Cobra lo itu gak pantas berdiri di kota besar ini."

"Bangsat lo!" pekik Nathan. "Oke gue terima!" lanjutnya dengan mata yang kembali menajam menghunus mata Gara. Permusuhan sangat kental sekali terasa dari kedua kubu itu.

"SERANG!!!!"

Nathan berteriak, sehingga seluruh anggotanya maju dan mulai menghajar satu persatu anggota Rosas Negras.

Gara terus memukul permukaan wajah Nathan ketika lelaki itu lengah. Gara menangkis tangan Nathan ketika sebuah cerulit akan dilayangkan ke arah lehernya.

Suara dari benda-benda tajam itu saling bersahutan. Suara batu yang dilempar membuat sebagian orang menunduk untuk menghalau lemparan batu itu.

Bugh

Prang

Bugh

Satu-persatu anggota Cobra dan Rosas Negras runtuh dalam tawuran ini. Hanya ada sebagian lagi yang masih bertahan

"Hayo lho mau kemana lo?! Sini lo Budi!"

Plak

Juki menampar lelaki berperut buncit itu dengan keras. Sehingga wajah Budi memerah menahan amarah.

"Anjing lo berani sama gue?!"

"Siapa takut? Percuma lo bawa parang kalau gak bisa pakein nya!" ujar Juki sembari terkekeh. "Pantesan juga jadi kang Sumo di Jepang lo daripada ikut tawuran!"

Prang

Parang yang dipegang Budi beradu dengan cerulit yang akan dilayangkan ke arah kepala Juki. Untung saja Juki bisa menghindar, jika tidak tamatlah riwayat dirinya.

Hiyak!

Juki melompat dan terjun mengenai perut buncit milik Budi. "Enak banget perut lo, kenyal-kenyal gimana gitu, kayak yupi."

"Udah lama gue gak tonjok lo. Apakabs kawan piyik?!" ucap Leon ketika dirinya berhadapan dengan kawan lamanya yang sekarang sudah menjadi musuh sejati.

"Basi lo! Karena lo gue diputusin Bella, lo tuh memang gak guna!"

"Idih bawa-bawa soal mantan ke tawuran, gak malu lo? Move on dong terus cari yang baru."

"Alah!"

Bugh

Alvi membogem hidung Leon dengan kencang sehingga darah mengucur deras membasahi jaketnya. Kepala Leon terasa berat ketika Alvi kembali memukulnya dengan telak.

Ketika Alvi lengah, Leon pun dengan cekatan membalas pukulan itu menggunakan kakinya. Dan mengarahkannya ke arah selangkangan Alvi.

"Mamam tuh buwung puyuh lo kejang-kejang!"

Tawuran masih berlangsung. Hanya menyisakan sebagian orang yang masih kuat dan bertahan. Juki, Zian, dan Leon sudah terkapar lemas di antara bebatuan jalan. Dan anggota lainnya Rosas Negras pun sama. Namun, hampir semuanya anggota Cobra sudah terkapar di jalanan, hanya menyisakan antara sepuluh orang saja. Dan itu adalah bagian untuk Gara.

Karena sudah dipastikan Gara lah yang akan memenangkan tawuran kali ini. Hanya dengan membawa tangan kosong saja gengnya akan menjadi pemenangnya, apa kabar dengan geng Cobra yang membawa berbagai alat-alat tajam?

Benar. Hari ini, di hari bersejarah bagi Rosas Negras. Gara sang ketua dan Dewa sebagai wakil dari ketua serta anggota inti dan anggota lainnya memenangkan tawuran yang baru saja berhenti sejak beberapa menit tadi.

Sesuai perjanjian, Nathan harus menyetujuinya. Dan Gara harap lelaki itu benar-benar pergi dari kota Jakarta.

Dan sekarang, sebagian anggota yang memiliki luka-luka parah maupun sedang tengah diobati di rumah sakit terdekat. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam tawuran kali ini, dan mereka berucap syukur akan itu.

Gara menyenderkan tubuhnya pada penyangga brankar. Wajahnya sedikit babak belur karena terkena banyak serangan dari berbagai orang.

Kemudian, Gara berjalan menuju brankar yang sudah diisi oleh Leon. Lelaki itu nampak tenang dalam tidurnya, entah benar-benar tidur atau hanya memejamkan matanya saja.

"Apa?" tanya Leon ketika matanya terbuka.

"Thanks udah mau datang, gue harap besok lo juga harus datang ke acara anniv."

"Bisa di atur itu mah. Asal jangan lupa sediain banyak makanan kesukaan gue," ucap Leon. "Eh, kan gue bukan lagi bagian dari geng, tapi kenapa lo suruh gue ikut?"

"Ya... pokoknya lo dateng aja."

"Oke."

Sebelum Gara beranjak dari sana. Leon dengan cepat mencegah tangan lelaki itu. "Ga, gue mau ngomong yang serius."

"Apaan?"

"Duduk dulu lah."

Gara duduk di kursi dekat brankar. Matanya memandang wajah Leon dengan penasaran. "Cepetan gue mau balik."

"Ini soal bini lo."

Wajah Gara langsung berubah menjadi lebih datar mendengar itu. "Kenapa harus dia yang jadi bahan omongan lo?"

Leon berdecak. "Gue cuma mau peringatin lo. Apa lo gak kasihan sama dia? Jujur gue aja kasihan, lo tahu foto yang di mading itu 'kan? Pasti bukan kemauannya si Gilfa, dan gue rasa si Gilfa jadi sasaran orang lain buat balas dendam ke lo. Dan gue cuma mau bilang, tolong hargain si Gilfa, dia perempuan, Ga. Dan lo gak pantas bikin dia menderita, karena dia sekarang udah jadi bini lo."

"Nasib dia sama gue sama. Jadi posisi paling tersakiti akibat ulah orang lain. Hargai selagi masih ada, Ga. Kalau udah gak ada, apa yang bisa lo lakuin selain nangis?"

"Udah?" tanya lelaki bertindik itu. Dan langsung bangkit untuk pergi dari area rumah sakit.

"Suwe banget punya ketua kayak gitu!"

Si Gara tuh maunya apa sih?

Bonus biar semangat

Gara


Dewa


Jiwa


Leon


Samuel


Zian

Juki

Continue Reading

You'll Also Like

100K 5.4K 54
"Gue mau maafin lo, asalkan lo mau jadi pacar gue?! Gimana?" Syakira terkejut mendengar perkataan dari Rava "gila lo, ga masuk akal, apa hubungan ny...
NARAFA By Luell

Teen Fiction

267K 13.3K 58
[SEGERA TERBIT] Ini kisah tentang Kanara, gadis berparas cantik dengan tingkah laku ajaibnya yang bisa membuat siapa saja geleng-geleng kepala. Ini j...
588K 23.1K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
3.3M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...