ALTAS (PINDAH KE DREAME)

By yogurtkji

2.1M 37.8K 3.5K

[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA.] Ini tentang Altas si ketua Zeroix datar namun penuh kejutan, tapi bukan kejuta... More

Prolog
PENGUMUMAN
[1] Masuk Sekolah - ALTAS
[2] Awal - ALTAS
All Cast
[4] Kejadian Bola Kasti - ALTAS

[3] Bapak Kap - ALTAS

66.4K 5.9K 341
By yogurtkji

Happy Reading! ♥

Typo Bertebarannnn!! ⚡

___________________________

Bel istirahat telah berbunyi membuat semua siswa riweh tak terkecuali. Ada yang santai duduk depan kelas, ada yang nyatet tugas buat mata pelajaran selanjutnya, ada yang nonton video di pojok kelas, ada juga yang bergegas ke kantin.

Semua siswa seakan sibuk dengan kegiatan mereka, membuat keadaan sekolah lebih ramai dari biasanya.

"Kantin lahhh, sekarang juga." ucap Patrick heboh sendiri.

"Siapa tau ada bebeb Dinta disana, kan lumayan bisa mandang dari jauh." sambungnya tersenyum samar.

"Najis banget sih lo Pet." ucap Tama dengan nada jijik.

"Ini nih temen ga ada akhlak. Sama banget kayak Lovi, sama-sama pedes euyy mulutnya." sindir Patrick yang dihadiahi geplakan dibahunya.

"Sakit ogeb."

"Ga ngurus." tajam Tama.

Altas tak berkata sepatah katapun, hanya memandang datar para sahabatnya itu.

"Bapak kap ngomong dong." seru Patrick.

Altas mengernyitkan dahinya, apalagi ini? Kalimat baru?.

"Apaan tuh Pet?" tanya Jovan penasaran. "Bapak Kapten." jawab Patrick bangga.

Semua tertawa kecuali Altas, yaiyalah mayat hidup mana bisa ketawa. Atau mungkin Altas kan ganteng parah, ya bisa aja dia kalo ketawa itu jadi jelek makanya dia ga pernah ketawa.

"Apaan si?"

"Ralat."

"Altas,"

"Just Altas."

Altas berbicara sangat singkat, 1 kata 2 kata. Lama-lama dia cuma ngomong 1 kata setiap harinya.

Hadeuhh mungkin bagi Altas ngomong itu berbayar, kayak di wattpad premium harus berbayar hahahaha canda bayar :v.

"Rooftop."

Dan ya semua mengikuti perintah Altas, tanpa pertanyaan dan tanpa bantahan mereka langsung menurut saja.


Sampai di rooftop Altas duduk di sofa yang memang sudah ada sejak lama disitu. Ini bisa di bilang adalah tempat favoritnya.

"Gue bingung, kita kan kelas 12 tapi kita kok ga belajar ya?" tanya Patrick dengan wajah serius seraya mengelus dagunya sendiri seolah berpikir.

"Kan ada Altas." enteng Jovan yang diangguki Tama. "Kenapa gue?"

"Kan lo genius Al, bagi dikit ama temen boleh lah. Kayak biasa loh sharing tugas hehe." ucap Patrick tanpa dosa.

"Ngarep."

Patrick menampilkan wajah kesalnya.

"Al, lo tu ya coba aja sifat esnya dicairin dikit. Biar nanti lo punya pacar ga jomblo lagi." ucapnya yang malah mendapat tatapan tajam dari Tama dan Jovan.

Oke, sepertinya Patrick salah ngomong kali ini. Apakah mode T-rex Altas akan on? Kita lihat saja.

Altas menarik nafas panjang dan menghembuskannya, melihat ke arah lain mencoba meredam amarahnya.

"Nanti kalo kecairan jadi kayak lo, jomblo juga."

"HAHAHAHAHAHAAAA." tawa Jovan dan Tama pecah saat mendengar jawaban Altas yang tak terduga.

Jujur saja, mereka kira Altas akan marah. Karna memang Altas sangat sensitif jika membahas masalah itu.

"Huffftt selamat nyawa lo kali ini Pet." ucap Patrick pada dirinya sendiri.

"Ehh Blackking ga ada buat kerusuhan? Kayaknya udah beberapa minggu ini mereka adem-adem aja." ucap Tama serius.

"Gue rasa mereka ngrencanain sesuatu." Altas menimpali, seperti sedang berfikir apa itu.

"Paling utama jagain pasangan kalian masing-masing dan kasih tau juga ke anggota lain." sambung Altas yang diangguki semuanya.

Jovan menatap Altas serius, "Anak baru itu gimana? Gue agak takut dia diincar secarakan dia cantik parah men."

"Bener juga lo Van." timpal Patrick. "Gue yakin dia bakal jadi incaran Gara si ketua blackking yang udah gila, secarakan tu cewek mi—"

"Oke biar itu jadi urusan gue." potong Altas cepat tak mau mendengar kelanjutan ucapan Patrick.

"Gue yakin Van, kemarin pacar lo dan teman-temannya lagi ghibahkn kita hahaha." Jovan hanya melirik Patrick datar, perlu di bahas?

"Kayaknya iya deh Van kata Patrick , secara mereka nyebut Altas juga." timpal Tama berusaha meyakinkan.

Tetttt tetttt

Bel tanda waktu istirahat telah habis berbunyi.

"Yahhh kita ga makan." ucap Patrick nelangsa, rasanya tuh kek ada yang kurang kalo begini.

"Kantin?" tanya Jovan dengan senyum smirk andalannya.

"Kelas, ini matematika."

Nah kan, kalo si Altas udah ngomong tau kan apa yang harus dilakukan? Ya bener lakuin jangan ngebantah kalo masih sayang nyawa.

Sekedar info ya, Altas itu suka banget sama pelajaran matematika. Ia genius dalam segala mata pelajaran apalagi matematika.

Pernah saat itu guru meremehkannya dan menyuruhnya mengerjakan soal yang sangat sulit. Teman kelasnya hanya tersenyum karna mereka sudah tau Altas pasti bisa menjawabnya.

Dan ya benar, guru itu tercengang karna memang jawaban Altas benar dan dia menggunakan rumus rahasia.

"Cabut kelas." ucap Altas kemudian berlalu pergi ke kelasnya dibarengi dengan Tama, Jovan dan Patrick.

***

Dikelas Acha tak kalah bisingnya, sama seperti yang lain.

"Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga." nanyian Bondan yang sangat merdu terdengar, bahkan sangkin merdunya membuat siapa saja yang mendengarnya ingin menyumpal mulut si Bondan kampret dengan kaus kaki.

"Hai begitu lah kata para p—"

Pletak!

"Anjayyy kepala gue." ringisnya ketika sebuah penghapus papan tulis mendarat tepat di kepalanya.

"Berisik." ucap Clarissa dengan tajam.

"Neng Clarissa, abang Bondan cuma mau ngehibur teman-teman semua." Bondan berkata sambil tersenyum.

"Sinting."

Boom, Bondan kicep mendengar kata pedas keluar dari mulut cantik milik Lovi.

Kan udah dibilang, mulut Lovi tuh pedes kayak seblak level 10.

"Ehhh Cha minta ID line lo dong, biar bisa gue masukin ke grup kita." ucap Dinta.

"Ok,"

"Nah sip gue save dulu." Dinta mengotak atik hp miliknya.

"Ehhh pulang sekolah main ke rumah gue dong." ajak Clarissa memelas.

"Boleh tuh, lama kan kita ga main. Nanti pakai mobil gue aja." setuju Dinta semangat.

"Gue setuju, tapi gue kayaknya kesitu dianter Tama." ujar Lovi.

"Gue juga kayanya dianter Jovan deh." timpal Clarissa.

Ya mereka selalu diantar sang pacar kemana-mana, karena memang mereka selalu diincar anak blackking.

"Yaudah gue aja yang nebeng Dinta, nanti gue hubungin supir gue." putus Acha membuat semuanya mengangguk setuju.

Mang Sopir

Pak, gak usah jemput. Acha pulang sama temen, makasih.|
14.00

Acha mengirim pesan singkat kepada supir pribadinya.

***

Acha berjalan mondar-mandir tak tentu arah, ia sudah selesai berkumpul dengan teman barunya. Tapi sayangnya sekarang, ia bingung harus pulang naik apa? Tadi Dinta sempat menawarinya tumpangan. Tapi Acha tolak dengan alasan ia bisa meminta sopirnya datang menjemput, sialnya hpnya secata tiba-tiba mati.

Disinilah Acha sekarang, dijalan. Entahlah ia harus gimana, jalan tanpa tujuan. Tidak tau jalan kerumahnya kemana berharap ada keajaiban yang langsung membawanya kedalam rumah.

Karna tadi ia menghabiskan waktu dengan Lovi and the geng Acha menjadi lebih tau tentang Zeroix. Teman-temannya sudah menceritakan banyak tentang itu, dan soal kematian gadis yang membuatnya penasaran juga diceritakan meskipun tidak diberitahu siapa.

"Gimana gue bisa pulang?"

"Gue ga tau jalan."

"Huaaaaaaa Bundaaaa."

"Acha pengen pulang."

Acha terus saja bersuara dan menangis, dirinya sangat bingung. Ia melihat ada halte akhirnya ia memutuskan untuk duduk disana sebentar.

Ia duduk menunduk sambil menangis.

"Gimana kalau gue ga bisa pulang? Hiksss gimana ini."

"Hikss Hiksss."

Acha terus menangis tak bisa berbuat apapun, mau menghubungi seseorang saja tidak bisa karna hpnya mati.

"Ngapain disini?"

Acha mendongak melihat siapa yang ada dihadapannya, seorang cowok itu turun dari motornya dan menghampiri Acha.

"Ngapain disini?" tanyanya lagi.

"Altas, kok lo disini?"

Ya dia Altas, sebenarnya Altas tak sengaja lewat jalan ini dan melihat seseorang yang dikenalnya sedang duduk. Hari sudah hampir gelap akhirnya ia memutuskan untuk menghampirinya.

"Ck, gue tanya lo ngapain disini?" Altas berdecak, kesal dengan Acha yang tak kunjung menjawab. "Gue pengen pulang tapi gue ga tau jalan, hp gue mati." jawab Acha dengan raut wajah sedih.

"Berdiri, gue anterin lo pulang." ucap Altas, ya mau gimana lagi? Ini sudah sore. Acha hanya menurut saja, dirinya sudah bingung.

Altas menaiki motornya diikuti Acha, mereka berboncengan membelah sepinya jalan. Namun tiba-tiba ada yang menghadang mereka di depan.

"Kenapa harus sekarang sih?" lirih Altas yang tau siapa orang yang menghadangnya. "Al mereka siapa? " tanya Acha khawatir.

"Lo tenang aja, turun dulu biar gue urus mereka."

Acha turun dari motor Altas, sebenarnya dirinya khawatir. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Altas? Orang itu bertiga dan Altas sendirian.

"APA MAU LO GARA?! " Altas bertanya dengan suara keras.

"Santai aja Tas, gue cuma mau bilang cantik juga mainan baru lo. Mirip dia lagi, kira-kira rasanya lebih enak ga ya? " tanya Gara dengan senyum smirknya membuat amarah Altas naik.

"JAGA UCAPAN LO!!!"

"DIA BUKAN SIAPA-SIAPA GUE!!"

"Ohh ya? Kalo bukan siapa-siapa lo, boleh lah gue ajak main bentar." ucap Gara dengan nada meremehkan dan memberikan kedipan mata ke Acha membuat Acha merinding takut.

***
Jangan lupa vote and coment ya readers ♡

SEE YOU NEXT PART

XOXO

Continue Reading

You'll Also Like

3M 255K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
30.8K 964 7
Namanya Danega Arsenio, orang-orang disekitarnya maupun yang jauh darinya dan hanya bisa mengagumi lewat sosial media memanggilnya dengan panggilan a...
ZIAN By —

Teen Fiction

79.6K 2.2K 42
[COMPLETED ✓] "Lo bisa jauhin gue kalau lo mau." 2#simplestory 12'19 @copyright2019dhiyaauliahnf
23.3K 2.8K 35
Hidup dengan rahasia adalah hal yang tidak mengenakkan. Alanska berjalan dengan rasa bersalah yang terus dia rasakan. Terlahir dari keluarga yang ter...