▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
[10.000 hours - Justin Bieber]
0:00━━━━━━━━━02:47
◅◅ ▷ ▻▻
♫♪.ılılıll|̲̅̅●̲̅̅|̲̅̅=̲̅̅|̲̅̅●̲̅̅|llılılı.♫♪
Hari Sabtu pagi tidak seperti biasanya. Pasalnya putri tunggal keluarga Cleine sudah bangun dari tidurnya. Padahal Athena jika hari libur seperti ini akan terbangun pada sore hari. Tapi sekarang ia bahkan sudah keluar dari kamarnya menuju dapur.
Di dapur ia menelaah makanan makanan yang ada. Diambilnya sepotong roti dan selai kacang kesukaannya. Mengoleskan dengan rapi dan melipatnya, jangan lupakan segelas cola yang berada disamping piringnya. Kebiasaan buruk Athena adalah kalau sarapan minumnya harus cola.
"Athena-sama, ingin tambah sarapannya?" tanya sang maid kepada Athena.
"tidak perlu, aku ke kamar ya, Bi," ucap Athena membawa sepiring roti dan gelas colanya ke kamar.
Jam masih menunjukkan pukul setengah 8 pagi. Mungkin karena ia ada janjian dengan Akaashi, ia terbangun pagi sekali. Padahal janjiannya jam setengah 10.
Athena menghabiskan dengan menonton film kesukaannya. Tanpa terasa jam sudah menunjukkan angka 9.
Pakaian Athena terlihat kasual. Ia memakai tanktop hitam dan menambahkan kemeja berwarna gelap sebagai outer, dan celana jeans diatas lutut serta sepatu sneakers berwarna hitam. Rambut pendeknya di biarkan terurai menambah kesan kasual.
Jam tangan yang berada di pergelangannya menunjukkan pukul 9 lewat 10. Ia bergegas keluar dari kamar dan pergi menuju garasi.
Hiruk pikuk kota Tokyo menjadi hiburan sendiri bagi Athena yang menunggu Akaashi. Ia menunggu Akaashi di depan sebuah ruko kecil yang menjual bunga yang tidak jauh dari tujuannya dan Akaashi.
Dari kejauhan Athena dapat melihat Akaashi dengan kaus putih polos dengan outer kemeja kotak kotak gelap tanpa dikancing. Ia juga memakai celana jeans panjang serta sepatu sneakers putih berjalan kearahnya.
"lah? Couplean kemeja?" batin Athena.
"maaf telat, aku membeli barang dulu tadi," ucap Akaashi saat sampai di hadapan Athena.
Athena tersenyum cerah kearah Akaashi, "tidak apa apa!"
"Akaashi terlihat tampan sekali ya tanpa seragam sekolah," lanjut Athena memuji. Akaashi sedikit tersentak karena pujian tiba tiba, ia menganggukan kepalanya pelan dan mengucap terimakasih.
"ingin ke toko buku dahulu atau toko alat olahraga?" tanya Athena.
"toko buku dulu boleh," jawab Akaashi.
Mereka kemudian berjalan berdua menuju toko buku yang berada di sekitar sana.
Memasuki toko buku, mereka disambut dengan rak rak yang terpenuhi oleh buku. Athena menarik tangan Akaashi menuju rak buku geografi. Akaashi yang ditarik terkejut dan hanya mengikuti Athena.
"kau suka geografi?" tanya Akaashi sembari melihat lihat buku.
"aku membencinya." ucap Athena dengan wajah kesalnya.
"kenapa membeli?"
"Bunda menyuruhku membelinya. Katanya nilai geografiku hancur. Dari pada aku kena marah Bunda, lebih baik turuti perkataannya," jelas Athena dengan nada sedikit jengkel. Akaashi ber oh ria mendengar penjelasan Athena.
"omong omong berapa memang nilaimu?" tanya Akaashi lagi.
"85." tangan Akaashi yang tadi berniat ingin mengambil sebuah buku terhenti karena jawaban [name]. Ia refleks memutar badannya kearah Athena, ditatapnya intens Athena, "gila, nilai segitu katanya hancur." batin Akaashi.
"herankan? Itu nilai bagus padahal. Tapi namanya juga Bunda, kalau tidak sempurna ya hancur," ucap Athena, "sudah dapat, ayo ke kasir," lanjut Athena kembali menarik tangan Akaashi.
"oh iya maaf, Akaashi tidak ada buku yang ingin di beli?" tanya Athena.
"tidak." jawab Akaashi santai.
"yasudah, ayo ke kasir." mereka berdua berjalan kekasir dan segera membayar beberapa buku geografi yang Athena beli.
Keluar dari toko buku, Mereka melanjutkan ke toko alat olahraga. Sekarang gantian Athena menemani Akaashi membeli sepatu voli.
"Akaashi menyukai voli ya?" tanya Athena saat Akaashi sedang sibuk memilih sepatu.
"tidak juga. Hanya hobi," jawab Akaashi singkat.
"hee~ tapi dari matamu terlihat sekali kalau kau suka voli. Buktinya matamu berbinar ketika memilih sepatu voli," ucap Athena tepat sasaran.
"benar si. Tapi aku tidak sefreak Bokuto-san yang separuh hidupnya dihabiskan untuk voli," ucap Akaashi.
"hahaha, memang benar. kakak kelas yang satu itu sudah berisik kalau mengenai voli," ucap Athena sembari tertawa pelan.
Athena memandang Akaashi yang masih sibuk memilih sepatu. Ia berpikir, kapan lagi ia bisa akrab dengan Akaashi. Pasti para teman temannya terkejut jika tahu kalau jari ini ia berjalan bersama Akaashi.
"sudah. Ayo?" ucap Akaashi sembari membawa sepatu pilihannya. Mereka menuju kasir dan membayarnya.
Tak terasa jam menunjukkan pukul 12 siang. Cuaca terik tetapi tidak sampai membakar kulit.
"temani aku makan, ayo!" ucap Athena menarik kembali tangan Akaashi. Suka sekali ia menarik Akaashi.
"Kau ingin apa Akaashi?" tanya Athena.
"onigiri."
"kau menyukainya?"
"ya begitulah."
"baiklah, aku tahu ada restoran dekat sini yang menjual onigiri enak." ucap Athena.
Merek berjalan beriringan selagi mengobrol. Sedari tadi suara jantung Athena ribut sekali. Ia bahagia sangat bisa menghabiskan hari sabtu dengan Akaashi.
Sesampai di restoran, mereka memesan makanan dan mulai memakan. Hening, karena fokus pada makanannya. Selesainya mereka mengisi perut dan membayar mereka lanjut berjalan.
Tak terasa langit sudah berubah menjadi berwarna orange. Tanda sore jari. Mereka berada di taman dekat pusat kota. Hanya memandang alam yang asri.
"Akaashi, terima kasih sudah menemaniku seharian ini," ucap Athena berterimakasih.
"ya, aku juga senang senang saja berjalan bersamamu." ucap Akaashi. Pipi Athena sedikit merona mendengarnya.
"Akaashi lucu sekali. Mau jadi pacarku gak?"
Duh, Athena tolong di rem sedikit supaya Akaashi tidak terkejut dan malah jatuh dari tempat duduknya.
♫♪.ılılıll|̲̅̅●̲̅̅|̲̅̅=̲̅̅|̲̅̅●̲̅̅|llılılı.♫♪
Sudut penulis:
Cie kencan cie.
Cie couplean outfit cie.
Cie cie cie cie cie cie.
Aku bawakan fluff untuk kalian hehe.
Sugarhmhm.