Married The CEO ✔️

By nitayap

58.3K 7K 792

["MARRIED" SERIES #2] Semua orang di sekitarku mengenal Byun Baekhyun. Dia tampan, kaya, dan seorang CEO. Par... More

• T r a i l e r •
• P r o l o g u e •
01. Hate
02. A Challenge
03. Sonbae-nim
04. I'll Not Fire You
05. Doubt
06. The Begin
07. Think About It
08. The Wedding
09. Commotion in The Morning
10. Line
11. Agreement?
12. Deal!
13. What Should I Do?
15. First Love
16. If You Love Him, You Should Have Trust Him
17. Jealous
18. When The "Wolf" Coming
19. Tell Me Everything
20. Date...?
21. What If...
22. Don't Go
23. The Plan How to Get You
24. Secret
25. At Night
26. Because of Water...
27. Warn
28. Forget The Past
29. Our Love in Kyoto
• E p i l o g u e •

14. Yoongi's Advice

1.2K 203 21
By nitayap

Dunia terasa milik mereka berdua. Seperti itulah yang dirasakan oleh Baekhyun saat bercumbu dengan Hyeran. Dadanya berdebar kencang, ada euforia yang memenuhi rongga dadanya. Namun ketika bayangan tentang Sohyun melintas di kepalanya secara tiba-tiba, Baekhyun kembali sadar bahwa apa yang ia lakukan sekarang adalah sebuah kesalahan. Dengan cepat Baekhyun menghentikan ciumannya dan menjauhkan tubuh Hyeran darinya. Ia terlihat kalut karena menyadari tindakannya yang dapat mengancam reputasinya. Pun sama dengan Hyeran, gadis itu terkejut karena Baekhyun menyudahi momen intim yang mereka miliki.

"Maaf..." ujar Baekhyun, "ini kesalahan."

Hati Hyeran seperti diremas dengan kuat saat mendengar Baekhyun berbicara demikian. "Kesalahan?"

"Seharusnya aku tidak..." Baekhyun mengusap wajahnya kasar dan memejamkan mata, mengutuk dirinya sendiri dalam hati.

"Baekhyun, apa yang kita lakukan bukan kesalahan! Kau masih mencintaiku!" seru Hyeran ingin menangis.

"Ya, aku memang masih mencintaimu, Hye...tapi ini salah. Kumohon setelah ini jangan pernah melakukan ini lagi padaku," kata Baekhyun mulai melangkahkan kakinya, tapi tiba-tiba ia merasa tangannya di tahan oleh Hyeran.

"Kenapa? Kenapa kalau kita masih mencintai? Kita bisa tetap melanjutkan hubungan kita. Kau bisa ceraikan istrimu—"

Baekhyun menepis tangan Hyeran dengan pelan. "Kita sudah berbeda dan tidak mudah bagiku untuk melanjutkan hubungan ini denganmu, Hye. Maaf, aku pergi dulu."

"Baekhyun!" panggil Hyeran mencoba mencegah pria itu, namun langkah Baekhyun lebih cepat darinya, sehingga dalam hitungan detik, pria itu sudah menghilang di belokan menuju aula utama. Hyeran merasa dadanya semakin bergemuruh kencang dan air mata mengalir di pipinya. Kesal, tentu saja dia merasa begitu. Sekelebat tentang gadis bernama Sohyun itu muncul di kepalanya.

"Aku akan membuat Baekhyun jadi milikku lagi," ujar gadis itu sinis.

***

Baekhyun menghela napas kasar karena tak menemukan Sohyun di mana-mana. Dia mengitari aula besar, bahkan sampai berjalan ke dekat buffet. Tapi tetap saja, gadis itu tidak terlihat sama sekali.

"Astaga, ke mana orang itu," gerutu Baekhyun. Pria itu mulai mengeluarkan gawai miliknya dan menghubungi Sohyun. Ia sedikit lega saat Sohyun mengangkatnya.

"Kenapa?" jawab Sohyun.

"Kau di mana?"

"Di jalan, mau pulang,"

"Pulang?!" seru Baekhyun, "kau meninggalkanku?!"

"Aku sakit perut. Tadi salah makan," balas gadis itu dengan suara lirih, "aku mencarimu tapi kau tidak ada tadi. Jadi lebih baik aku pulang duluan karena tidak tahan."

Baekhyun menghela napas pelan. Ada rasa bersalah yang tiba-tiba muncul di hatinya, entah mengapa.

"Aku akan menyusulmu sekarang. Kita ke rumah sakit," ujar Baekhyun.

"Eh, tidak usah!" jawab gadis itu membuat Baekhyun menghentikan langkahnya. "Aku hanya butuh istirahat. Kau harus tetap di pesta. Lagipula...ada Hyeran di sana. Tidak enak jika kau pergi dari pesta itu tanpa pamit darinya. Sudah dulu, ya!"

Sohyun pun memutuskan panggilan itu dengan cepat dan menghela napas berat. Sekarang gadis itu sudah berada di dalam taksi dan dalam perjalanan pulang. Ia menatap gedung-gedung pencakar langit yang terlihat indah karena gemerlap lampunya. Hanya sebentar, kemudian ia memejamkan matanya sejenak. Berharap bisa melupakan bayangan tentang Baekhyun dan Hyeran yang tadi ia lihat.

***

"Sohyun!"

Gadis itu tersenyum ketika melihat Baekhyun membuka pintu rumahnya dan menyambut dirinya. Lihatlah wajah sumringah itu, Sohyun tahu apa yang membuat pria itu senang seperti ini.

"Ayah membelikanku game baru! Ayo kita main bersama!" seru Baekhyun.

"Baiklah," jawab Sohyun. Keduanya berjalan ke kamar Baekhyun yang berada di lantai dua. Sekolah mereka baru saja libur semester kemarin dan hari ini adalah saatnya mereka bersenang-senang. Meskipun mereka punya waktu tiga bulan untuk libur musim panas sebelum naik ke kelas tiga SMP, mereka takut tidak bisa bermain bersama-sama. Seperti inilah sekarang, Baekhyun terlihat semangat menyalakan playstation miliknya dan menunjukkan permainan konsol yang baru pada Sohyun.

Orang tua Baekhyun selalu senang Sohyun datang ke rumah mereka untuk bermain game. Kadang mereka bermain sampai lupa waktu sehingga Sohyun harus dijemput pamannya. Tapi terkadang, orang tua Baekhyun mengajak Sohyun untuk menginap di sana.

"Astaga! Kenapa aku bisa kalah!" seru Baekhyun kesal melihat layar televisinya. Sementara Sohyun tertawa kencang karena senang bisa mengalahkan Baekhyun. Pria itu melirik Sohyun dengan cemberut lalu membanting konsolnya ke lantai dengan kencang.

"Aku tidak mau main lagi!" seru Baekhyun lalu menjauh dari playstation-nya ke atas tempat tidur.

"Yaak, kita baru main satu babak! Masa kalah sekali saja kau tidak mau main lagi?" tanya Sohyun.

"Tidak mau! Mainlah sendiri!" seru Baekhyun berjalan keluar dari kamarnya, membuat Sohyun terkejut dan merasa bersalah karena Baekhyun marah padanya. Gadis itu dengan cepat ikut menyusul Baekhyun yang duduk di sofa ruang tengah dengan wajah cemberut. Sang ibu yang melihat itu hanya bisa menghela napas.

"Kenapa lagi kalian berdua? Baru saja Ibu lihat kalian bermain dengan ceria," ujar Hera menghampiri keduanya. Baekhyun memilih diam, tentu saja. Ia malu mengatakan kalau dirinya kalah main game dari Sohyun.

"Baekhyun...aku minta maaf. Jangan marah, eoh? Kita main game petualangan saja, ya," ujar Sohyun membujuk Baekhyun. Namun pria itu makin bergeming, malah mengalihkan duduknya membelakangi Sohyun dan ibunya. Tapi, bukan Sohyun namanya jika mudah menyerah. Gadis itu paling tahu bagaimana cara membujuk Baekhyun.

"Aku punya tiket es krim tiga rasa, dan tiket main game arcade di Game Center. Kau mau?"

Es krim dan tiket game arcade di Game Center, siapa yang tidak mau?

"Baiklah! Tapi jangan main game berkelahi lagi! Aku tidak mau!" ujar Baekhyun. Sohyun pun tersenyum puas karena usahanya berhasil, lalu meraih tangan pria itu. "Ayo, kita pergi sekarang!"

Hera hanya bisa menghela napas sambil tersenyum melihat interaksi keduanya. Terlebih lagi wanita itu kagum dengan Sohyun yang selalu berhasil membuat mereka baikan lagi jika bertengkar.

***

"Heol...apa yang terjadi denganmu?" Taehyung dan Yoongi menatap sahabatnya dengan tatapan terkejut dan bingung. Bagaimana tidak. Baekhyun tiba-tiba meminta mereka datang ke klub langganan mereka, dan sekarang pria itu sudah minum satu botol bir. Terlebih lagi pria itu juga masih dengan tuxedo biru tuanya.

"Duduklah. Temani aku minum," kata Baekhyun.

"Kudengar kau dan Sohyun datang ke acara penghargaan Hyeran, kenapa kau bisa di sini?" tanya Yoongi, "mana Sohyun?"

"Dia di rumah, pulang duluan karena sakit perut."

"Astaga! Harusnya kau pulang dan temani dia! Kenapa malah ke sini!" seru Taehyung dengan mata membesar.

"Sohyun minta aku untuk tetap di pesta," ujar Baekhyun, "tapi aku tidak bisa bertahan di pesta itu dan juga merasa berat untuk pulang. Maka dari itu aku ke sini. Aku...aku merasa kacau sekarang."

Yoongi menghela napas pelan. Ia sangat tahu apa yang membuat sahabatnya jadi seperti ini. "Ada apa lagi antara kau dan Hyeran?"

Baekhyun tersenyum tipis. Sedikit terhibur karena Yoongi sangat tahu apa yang ia rasakan sekarang. Namun senyum itu hanya bertahan sebentar. "Hyeran menciumku."

Kedua pria itu hanya membesarkan mata tanpa suara, mencoba menahan keterkejutan mereka akan cerita Baekhyun.

"Aku sudah berusaha untuk melupakannya, tapi semuanya runtuh begitu saja saat ia menciumku. Jujur aku juga merindukannya. Sekarang aku tidak tahu apa yang harus kulakukan."

"Kau masih mencintai Hyeran?" tanya Yoongi dengan tenang, "jika kau masih mencintainya, kenapa kau membuat semuanya jadi rumit?"

Baekhyun mendesah pelan lalu menegak minumannya. Dalam hati dia juga mempertanyakan hal itu. Kenapa semuanya malah jadi rumit. Ia benci Hyeran, tapi dia juga setengah mati merindukan gadis itu.

"Kau egois jika mengorbankan kehidupan Sohyun, Baek," kali ini Taehyung berkomentar. "Gadis itu tidak seharusnya menikah lalu menyandang gelar janda setelah kau menceraikannya hanya karena pernikahan kontrak konyol yang kau lakukan."

"Kau tidak tahu rasanya jadi aku, Tae," balas Baekhyun sedikit kesal.

"Jelas aku tahu apa yang harus kulakukan jika aku jadi kau, Baek," balas Taehyung.

Baekhyun menatap Taehyung dengan tajam. "Apa? Apa yang akan kau lakukan jadi aku? Kau hanya bisa bicara tanpa tahu bagaimana cara menghadapi realita!"

"Aku memang hanya bisa bicara sekarang, tapi jika aku jadi kau, aku tidak akan pernah mengorbankan Sohyun dalam masalah yang kumiliki."

"Hei, hei, hentikan!" seru Yoongi terkejut karena Baekhyun meraih kerah Taehyung. Emosi menyelimuti kedua pria itu sekarang.

"Kau marah karena aku benar, bukan?" lirih Taehyung dengan wajah dinginnya. "Sudah lama aku memendam ini semua karena aku kesal denganmu dan kasihan dengan Sohyun."

"Kau menyukai gadis itu, huh?" tanya Baekhyun.

"Tentu saja! Siapapun akan suka Sohyun karena dia gadis baik!"

"Kalian berdua, hentikan sekarang!" sekali lagi Yoongi menegur, berdiri di tengah-tengah kedua pria itu dan memisahkan mereka. Yoongi bisa sedikit bernapas lega ketika Baekhyun melepaskan kerah pakaian Taehyung.

"Ada apa dengan kalian, eoh? Kenapa jadi bertengkar seperti ini?" ujar Yoongi. Pria putih pucat itu juga ikut kesal. "Pertama, aku tahu kau peduli pada Sohyun, Taehyung. Tapi kau tidak bisa menyalahkan Baekhyun atas semua ini. Sohyun sendiri juga mau menerima permintaan Baekhyun untuk melakukan pernikahan kontrak padahal dia sendiri bisa menolaknya.

"Dan kau, Baekhyun...," ujar Yoongi seraya menarik napas dalam-dalam dan menatap Baekhyun, "Aku tahu sulit bagimu menghadapi situasi dan perasaan di hatimu. Aku tahu kau masih mencintai Hyeran. Tapi satu kali saja hargai perasaan mereka. Jika kau memang ingin memutuskan hubungan dengan Hyeran, jangan beri dia harapan. Hargai juga perasaan Sohyun. Dia sudah mengorbankan tiga bulan hidupnya tinggal bersamamu dan mengorbankan masa depannya menyandang status janda jika kalian bercerai. Aku tahu kau stres, tapi lebih baik kau tidak minum-minum karena dengan mabuk tidak akan menyelesaikan masalah."

Jika seorang Min Yoongi sudah mengoceh panjang lebar, tidak akan ada yang berani membantah. Pria Min itu memang tidak marah-marah, tapi setiap ucapan keluar dari mulut pria dingin itu benar-benar mengena. Baekhyun juga diam-diam memikirkan apa yang kedua sahabatnya katakan. Dia memang kesal, tapi bukan berarti dia tidak mendengarkan.

"Ambil jasmu. Kami antar kau pulang," titah Yoongi pada akhirnya. Baekhyun dan Taehyung saling tatap sekilas (dengan emosi yang masih tersisa, tentu saja) lalu mengekori langkah Yoongi keluar dari klub tersebut.

***

Continue Reading

You'll Also Like

70.3K 5.2K 41
[WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Kim Mingyu, dia adalah laki-laki yang menikahiku bukan karena atas dasar cinta. Aku bekerja sebagai 'istri bayarannya'...
99.9K 13.5K 52
Oh Sehun tidak lebih dari Psikopat yang mempunyai segalanya. Harta, Tahta dan Dunia dibawah kakinya. Sedangkan Jung Yoonhee tidak lebih dari Wanita t...
5.9M 309K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
63.3K 3.1K 30
Dulunya mantan gebetan Sekarang sudah jadi suami Sequel doi:PCY ✓[291219] ©YUNDAEH