GALARA [END] ✔️

By Diitar

353K 18.3K 5.5K

⚠️ JANGAN PLAGIAT! ••• Siapa yang tak mengenal Gara Elang Rajawali? Hampir semuanya mengetahui nama itu. Bahk... More

01. Rosas Negras
02. Masalah nama
03. Ramalan Gilfa
04. Kecupan dari Gara
05. Dijodohkan?
06. Kamu, Lo!!
07. Fitting baju
08. Raganda menyerang
09. Si pengkhianat
10. Sah!
11. Ditolak terus
12. Di adu domba lagi
13. Gara celaka
14. Kertas kosong
15. Teka teki
16. Leon
17. Senyum misterius
19. Singa betina marah
20. Hari bersejarah untuk Gilfa
21. Mencoba
22. Cukup menunggu
23. Ada apa dengan Leon?
24. Gak ada Leon gak seru
25. Mimpi dan penyesalan
26. Mengingat lagi
27. Malam yang terkutuk
28. Gara salah paham
29. Terumbar
30. Malam yang menyakitkan
31. Antara iya dan tidak
32. Ada apa dengan Gilfa?
33. Mengetahui, rencana, dan kebahagiaan
34. Anniversary dan tawuran
35. Sampai jumpa
36. Sebuah aib
37. Satu kesalahan yang berdampak
38. Memulai lagi dari awal
39. Thanks
40. Basi!
41. Seperti mati lampu
42. Gara mesum
43. Tidak sesuai ekspektasi
44. Pamit
45. Surat
46. Janji
47. Kembali, tapi bukan sekarang
48. Prom night dan pesan misterius
49. Penentu takdir
50. the end of everything
EXTRA CHAPTER
CERITA BARU

18. Ngetes doang padahal

5.4K 396 106
By Diitar


🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️

Gara menatap bingung pada ponsel yang menampilkan pesan seperti itu. Kembali nomor tak dikenal mengirim pesan. Leon kah ini? Jika Leon, untuk apa lelaki itu mengirim hal semacam ini lagi? Teka teki yang membuat kepala Gara pusing. Tapi tunggu...

Jika Leon adalah pengkhianat di Rosas Negras, maka lelaki itu tak perlu repot-repot untuk mengirim teka-teki ini. Jika bukan Leon, maka ada pengkhianat lain di Rosas Negras. Atau Leon adalah orang yang dijadikan kambing hitam oleh pengkhianat itu. Gara sungguh pusing karena hari-harinya harus membahas masalah ini. Baru saja istirahat sejenak dan sekarang dirinya harus berpikir keras untuk mencari siapa pelaku aslinya.

Gara melongo tak percaya. Bagaimana orang itu bisa mengetahui bahwa dirinya mempunyai istri? Dada lelaki itu bergemuruh hebat, tangannya mengepal kuat hingga menampilkan putih kemerahan. Raut wajahnya semakin datar dengan kilatan amarah. Lelaki itu kembali mengirim pesan namun nomor itu sudah tak aktif lagi. Apa si pengkhianat itu berulang kali ganti nomor untuk mengirim teka-teki seperti tadi?

"LEON ANJING!" teriaknya. Lalu memukul lampu tidur hingga pecah.

Gilfa pun memekik kaget mendengar teriakan sekaligus barang jatuh. Perempuan itu bangkit dari tidur lelapnya lalu menghampiri Gara dengan pandangan sayu-nya.

"Gara kenapa?"

"Lo tidur!"

"Aku tanya kamu kenapa?"

"Lo tuli? Gue bilang tidur ya tidur. Gak usah banyak bacot!" desis lelaki itu hingga bulu kuduk Gilfa merinding mendengarnya.

Tanpa memperpanjang masalah. Gilfa pun kembali tidur di sofa. Namun, tetap saja matanya sulit di pejamkan karena masih penasaran dengan Gara. Diam-diam perempuan itu mendengarkan segala umpatan kasar yang keluar dari mulut suaminya.

"Ahhh sial!"

"Tunggu besok. Gue siksa sampai mati lo!"

Gilfa melotot mendengar kalimat itu. Kalimat Gara itu mengarah ke siapa? Gilfa dibuat bingung dan khawatir pada seseorang yang dimaksud Gara. Tadi juga lelaki itu menyebut nama Leon, apa Leon kah yang menjadi maksud dari Gara?

Entah Gilfa pusing.

Pukul 07.30 Gara baru masuk ke dalam kelas. Matanya menatap ke arah kursi depan yang tidak menampilkan keberadaan guru. Matanya kembali mengode ke arah Dewa. Kemudian, lelaki itu kembali berjalan meninggalkan kelasnya. Langkah lebarnya membawa lelaki itu ke arah rooftop. Tempat dirinya dan yang lain berkumpul.

Di rooftop sana, sudah ada beberapa anggota inti. Termasuk keberadaan Leon juga. Leon duduk di kursi dekat dengan Juki, langkah Gara mengarah ke arah sana. Dan...

Bugh

Kepalan tangan yang sedari tadi ia tahan kini dilayangkan kembali ke arah permukaan wajah Leon. Leon meringis ketika serangan mendadak menghantam wajahnya. Kembali darah bercucuran di area hidung sekaligus bibirnya. Leon mengelap darah itu pelan sembari meringis tertahan.

"Maksudnya apa, Ga?" tanya Leon karena bingung dengan ulah Gara. Apa dirinya juga tak boleh ikut nongkrong dengan teman lainnya, walaupun dirinya sudah tak termasuk ke dalam geng itu.

"Maksud lo yang apa?!" tanya Gara. Raut wajahnya semakin tanpa eksperi apapun.

Jiwa, Juki, Zian, Samuel, Dewa, dan Bima hanya bisa menyaksikan kedua orang itu. Mereka pun masih tak paham ketika Gara melayangkan pukulan itu pada Leon.

"Gue salah gitu kumpul sama temen gue sendiri? Gue ngaku karena sekarang gue bukan bagian dari geng Rosas Negras. Terus masalahnya apa?"

"Bukan itu yang gue maksud. Tapi ini..." ucap Gara. Lelaki bertindik itu memperlihatkan isi pesan dari nomor yang tak dikenal semalam.

"Ini lo 'kan? Maksudnya apaan? Lo gak terima kalau kenyataannya lo dikeluarin dari Rosas Negras sekaligus posisi lo diganti sama anggota lain?"

Leon membaca pesan itu dengan singkat. Lalu mendengus sembari menatap wajah Gara. "Kalau gue bilang itu bukan gue? Lo gak akan percaya. Mau seberapa pun gue bela diri sendiri, lo gak percaya. Jadi, terserah lo aja, Ga. Gue pasrah kalau kena pukul lagi."

Mendengar itu. Yang lain semakin penasaran. Masalah apa lagi ini? Itulah yang menjadi pertanyaan mereka.

"Lo percaya sama rekaman waktu itu? Hanya karena mirip, lo langsung simpulin kalau itu gue. Apa lo gak bisa pikir dulu? Gue udah lama kenal sama lo, tapi lo kayak kenal gue beberapa hari. Lo langsung percaya itu kelakuan gue."

"Coba lo pikir, Minggu ke belakang kemarin gue tuh sama anak-anak liburan, pulang liburan kita kumpul 'kan? Lo juga ada di basecamp, terus kapan gue gak ada di basecamp nya? Gue selalu ada, ikut ke mana pun kalian pergi," lanjut Leon dengan membela dirinya sendiri.

"Bener, Ga. Leon selalu sama kita, gak mungkin lah itu ulah dia. Kalau gue pikir, pasti ada satu orang yang sengaja duduk di atas motor Leon dan bahas hal itu. Atau sengaja ada orang yang ganti penyadap suara itu sama milik orang lain," sambung Juki penuh harap Gara mempercayainya.

"Sesungguhnya itu ada benarnya. Gue juga mikirnya gitu Ga, kayak Juki. Tapi, terserah lo mau percaya atau enggak itu urusan lo sendiri." timpal Zian.

"Bener sih, Ga. Kalau Leon pengkhianatnya, gue yakin dia gak akan mau ikut kumpul sama kita lagi. Atau bahkan kalau memang iya itu Leon, pasti si Leon kumpul sama yang lain. Anak buahnya kira-kira, tapi lihat sekarang. Leon, kumpul sama kita, bukan maksud gue gak percaya sama rekaman itu. Gue percaya, tapi pemikiran Juki harus lebih dipercaya," balas Samuel.

"Ga... untuk sekarang, lo jangan terlalu pikirin soal si pengkhianat itu. Cukup istirahat, jaga kesehatan dulu, gue gak mau kalau lo sampai sakit. Apalagi lo langsung simpulin ke orang yang gak ada salah," sahut Dewa.

"Leon pasti jadi kambing hitam sama tuh orang. Kita tuh harus pinter ikutin permainan dia. Bisa jadi, kalau Leon sama lo tuh lagi di adu domba lagi. Bener 'kan?" balas Jiwa dengan raut wajah santainya.

Yang lain bersuara. Namun, Bima sedari tadi hanya diam menyimak apa yang mereka bicarakan. Satu kata yang Bima rasakan, tak mengerti.

"Lagi bahas apa? Gue gak ngerti sumpah."

Dewa menoleh. "Gak ada," katanya tanpa ekspresi.

Leon tiba-tiba terkekeh kecil. Lalu lelaki itu menunduk menatap lamat-lamat lantai rooftop yang permukaannya kasar itu. "Gue rasa lo gak pantas jadi ketua Rosas Negras. Apa? Karena lo, gak punya otak buat pikir panjang."

Ucapan pedas itu keluar begitu saja dari mulut Leon. Gara dan yang lain tak percaya mendengarnya.

Kembali lagi, Leon mendongak untuk menatap wajah merah penuh amarah milik Gara. "Lebih baik gue. Walaupun bodoh, tapi bisa berpikir panjang. Mana yang benar dan salahnya."

"Anjing lo!"

Bugh

Bugh

Istirahat masih dilangsungkan. Gilfa membawa nasi bungkus yang ia beli dari kantin. Langkah kecilnya membawa perempuan itu ke dalam kelas dua belas IPS 2. Tempat suaminya berada. Perempuan itu masuk ke dalam kelas ketika mendapati Gara tengah menelungkup kan kepalanya di atas meja.

"Gara..."

"Gara..."

"Ngapain lo ke sini?" tanya lelaki itu masih dengan kepala yang ditelengkup kan.

"Aku bawa makanan. Di makan ya?"

"Gue gak butuh perhatian lo!"

Gilfa mendesah pelan. "Aku istri kamu. Jadi aku berhak kasih perhatian," bisik Gilfa tepat ditelinga Gara.

"Iya. Istri yang gak gue harapkan ada."

"Ucapan kamu tuh pedes banget. Sampai-sampai perut aku juga mules," jedanya. "Kamu boleh bicara sepedas apapun, hina aku, lukai perasaan aku. Gak papa kok, asal nanti kamu jangan nangis kalau aku pergi."

"Gue beruntung lo pergi. Beban hidup gue hilang."

Gilfa tersenyum kecut. "Penyesalan tuh datangnya selalu di akhir, ya? Kenapa gak awal aja? Kalau di awal 'kan nanti orang bisa tahu sesakit apa penyesalan itu. Aku harap kamu gak alami hal itu, karena aku gak mau, orang yang aku cintai alami hal itu."

Gara mendongak menatap Gilfa dengan tajam. "Mulut lo banyak bacot! Bisa diem?"

"Enggak semudah itu. Kalau kamu gak denger suara aku, nanti kangen, gimana?"

"Yang ada gue jijik kangenin suara lo itu," katanya. "Pergi dari kelas gue, gih!"

"Tapi makan ini?"

"Enggak!"

Gilfa menatap nasi bungkus itu dengan tatapan sendu. Lalu mencebikan bibirnya pelan. "Ya udah gak papa. Aku kasih ke orang lain aja."

Setelah mengucapkan itu Gilfa berbalik untuk pergi. Namun, langkahnya terhenti. Perempuan itu kembali berbalik ke arah Gara. "Aku lupa. Kalau kamu tuh gak biasa makan-makanan dari orang asing."

Gara diam membisu. Kalimat tadi seperti mantra yang menyadarkannya. Apa dia terlalu kasar terhadap Gilfa?

Kamu yang terlalu cuek, buat aku yang terlalu berharap. Batin Gilfa ketika keluar dari kelas suaminya.

"LEON!" teriak perempuan itu ketika mendapati Leon yang berjalan di lorong kelas IPS.

Leon berhenti.

Gilfa menghampiri Leon dengan senyum mengembang. Tetapi, ketika sudah dekat. Gilfa terkejut melihat lebam di wajah Leon. Serta bekas darah di seragam lelaki itu. Apa ini yang dimaksud dengan perkataan Gara yang semalam?

"Muka lo kenapa?"

"Enggak kenapa-kenapa. Mau apa lo panggil gue?"

Gilfa menepuk dahinya pelan. Hampir lupa niat awalnya. "Nih, gue beli nasi bungkus tapi Gara gak terima."

Leon menerimanya dengan senang hati. Setelahnya tertawa mengejek ke arah Gilfa. "Gue gak nyangka. Cinta lo gak dibalas sama tuh orang, tapi lo udah jadi istri sah dia."

Gilfa membisu mendengar ucapan Leon. Kok bisa tahu? "L-leon lo, kok bisa tahu?"

"Ngetes doang padahal," ucapnya dengan santai. Namun, mengingat kembali isi pesan yang Gara perlihatkan. Di sana, dari nomor yang tak dikenal itu, mengirim kalimat bahwa orang itu tahu jika Gara mempunyai istri. Feeling Leon, pasti istrinya Gilfa. Dan sekarang, Gilfa sendiri mengaku. Padahal dirinya cuma mengetes benar tidaknya.

"L-leon... lo! Please jangan kasih tahu orang lain. Cuma Tuhan, gue, Gara, dan lo yang tahu."

"Tidak semudah itu ferguso!" ujarnya. "Traktir gue selama satu bulan."

Gilfa melotot. "Lo mau kuras uang gue?"

"Ya udah gak papa. Gue sebar tahu rasa lo!"

"Oke, deal!"

Mereka berdua tak tahu. Sedari Gilfa keluar dari kelas, Gara pun bangkit untuk meneriaki perempuan itu dan meminta kembali nasi yang di bawa Gilfa. Namun, ketika melihat Gilfa dengan Leon tengah berbicara sesuatu, niatnya ia urungkan.

Ada yang sakit namun tak berdarah.

-


Gimana?

Leon udah tahu hubungan Gara sama Gilfa. Tinggal yang lain aja, tapi aku bakal buat sesuatu yang mengejutkan.

Penasaran? Sama aku juga penasaran, wkwk

Ohya, aku mau ngoreksi dulu. Kan Rosas Negras tuh artinya mawar hitam, tapi logonya kok Elang? Awalnya aku mau bikin logo elang itu plus ada mawar hitamnya, tapi pas udah dibikin kayak gak nyambung aja warna background nya. Sama-sama hitam jadi ngabelegbeg kata orang Sunda mah. Jadi intinya aku bikin logo Rosas Negras yang gambar elang itu di ambil dari nama tengah Gara ya.

Paham lah ya.

Bonpict

Leon be like:


Note: kembali lagi jam 2 atau 3 ya!

Continue Reading

You'll Also Like

443K 34.7K 49
"saat lo jatuh cinta,maka lo harus menyiapkan hati untuk terluka,karena gak semua cinta itu bisa buat lo bahagia" TANIA ARAZEL TAMANA ADITYA Cewek t...
196K 12.1K 52
REPUBLISH ALVARO tidak menyangka akan menjadi seorang ayah diusia muda. Mempunyai kekasih saja tidak pernah terpikirkan olehnya, lalu tiba-tiba Zaqia...
548K 30.4K 64
𝐒𝐄𝐋𝐄𝐒𝐀𝐈 + 𝐋𝐄𝐍𝐆𝐊𝐀𝐏 [PRIVATE ACAK, FOLLOW BARU BISA BACA] Setidaknya baca dulu💙 **** Alaska Derlangga Bagaskara. Cowok galak penyuka Di...
4.3K 508 30
Bagaimana Duke menghadapi perasaannya? Apakah akhirnya ia terpaksa menikah dengan lady yang dibencinya? atau putri mahkota yang ingin dilindunginya...