GALARA [END] ✔️

By Diitar

329K 17.8K 5.5K

⚠️ JANGAN PLAGIAT! ••• Siapa yang tak mengenal Gara Elang Rajawali? Hampir semuanya mengetahui nama itu. Bahk... More

01. Rosas Negras
02. Masalah nama
03. Ramalan Gilfa
04. Kecupan dari Gara
05. Dijodohkan?
06. Kamu, Lo!!
07. Fitting baju
08. Raganda menyerang
09. Si pengkhianat
10. Sah!
11. Ditolak terus
12. Di adu domba lagi
13. Gara celaka
14. Kertas kosong
15. Teka teki
17. Senyum misterius
18. Ngetes doang padahal
19. Singa betina marah
20. Hari bersejarah untuk Gilfa
21. Mencoba
22. Cukup menunggu
23. Ada apa dengan Leon?
24. Gak ada Leon gak seru
25. Mimpi dan penyesalan
26. Mengingat lagi
27. Malam yang terkutuk
28. Gara salah paham
29. Terumbar
30. Malam yang menyakitkan
31. Antara iya dan tidak
32. Ada apa dengan Gilfa?
33. Mengetahui, rencana, dan kebahagiaan
34. Anniversary dan tawuran
35. Sampai jumpa
36. Sebuah aib
37. Satu kesalahan yang berdampak
38. Memulai lagi dari awal
39. Thanks
40. Basi!
41. Seperti mati lampu
42. Gara mesum
43. Tidak sesuai ekspektasi
44. Pamit
45. Surat
46. Janji
47. Kembali, tapi bukan sekarang
48. Prom night dan pesan misterius
49. Penentu takdir
50. the end of everything
EXTRA CHAPTER
CERITA BARU

16. Leon

4.3K 372 97
By Diitar


🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️

Bugh

Kedatangan orang itu langsung membuat kepalan tangan yang bergetar menahan amarah dilayangkan ke arah perut dengan sangat kencang. Lelaki yang terkena amukan itu meringis kesakitan. Lalu menatap bingung ke arah Gara yang memancarkan kilatan amarah.

"Ga-"

Bugh

Belum sempat bertanya, lelaki itu kembali terkena bogeman kasar dari Gara.

"Dari kapan?!" Gara bertanya dengan intonasi meninggi. Suasana basecamp yang hanya berisi tujuh orang itu dalam keadaan hening. Melihat amarah dari ketuanya membuat nyali mereka menciut. Tidak bisa ikut menimpali atau menyudahi perlakuan kasar ketuanya pada lelaki yang tergeletak dilantai dingin itu.

"JAWAB ANJING!" desisnya.

"Katanya niat lo masuk Rosas Negras bukan untuk menjadi pengkhianat? Tapi ini apa? LO PENGKHIANAT DI ANTARA ANGGOTA GENG INI!" tambah Gara dengan murkanya.

Melihat itu, membuat yang lainnya tak tega. Tentunya juga tak percaya bahwa seseorang yang menjadi anggota inti dari geng Rosas Negras dan suka melawak untuk mencarikan suasana, ternyata.... dia seorang pengkhianat. Tidak tahu benar atau salahnya. Yang jelas, apa yang mereka dengar dari sebuah alat penyadap suara dari motor milik orang itu, menandakan kebenarannya.

Mau tahu siapa pengkhianat itu?

Dia...

Leon.

Percaya?
Atau tidak?

Semuanya masih abu-abu. Baik dari kelima orang lainnya, tidak bagi Gara. Bagi Gara, Leon sudah menunjukkan identitasnya sebagai pengkhianat walaupun Leon sendiri belum mengelak perkataan Gara.

"Pilih rumah sakit atau kuburan?" tanya lagi lelaki bertindik itu. Dan hal itu membuat yang lain membelalakkan matanya tak percaya. Gara langsung menancap gas akan menghukum Leon, tidak bisakah untuk mendengarkan terlebih dahulu penjelasan dari Leon?

"Ga, gue gak mungkin lakuin itu. Pasti gue udah di tuduh!"

"Gue gak percaya! Apa yang gue denger dan berarti itu kenyataannya!" ucapnya menghunus mata hitam milik Leon. "Lo inget? Setiap aturan atau semboyan yang dilanggar, maka hukumannya akan seperti itu. Lo tinggal pilih, dan gue lakuin sampai habis."

"Ga! Jangan kayak gini deh. Gue serius bukan gue pengkhianat nya. Coba gue denger rekaman suara dari alat itu, gue mau buktiin kalau itu bukan gue," kekeh Leon dengan raut wajah sendunya. Leon sedih jika begini, dia tak salah kenapa harus disalahkan? Apa si pengkhianat itu ingin mengadu domba kan lagi?

"Percuma! Semuanya juga udah ke bongkar."

"Wa, bantu gue napa. Lo 'kan wakil, lo semua juga kenapa gak bantu gue?" katanya sembari menatap anggota lainnya satu-persatu.

"GAK ADA YANG BISA BANTU LO!" hardik Gara dengan cepat.

Juki, merasa kasihan melihat sahabat lawaknya dalam ketakutan. Jujur dia tak percaya jika Leon adalah pengkhianat, Juki ingin mengelak perkataan Gara. Namun, dia terlalu takut. Takut nantinya nasib dia akan sama seperti Leon. Ketika Gara sudah marah yang lain harus diam, tidak perlu ikut campur. Meskipun akhirnya perbuatan Gara salah sasaran, lelaki itu akan menampilkan wajah tanpa dosanya.

Zian pun sama. Takut akan ikut campur dengan urusan Leon dan Gara. Zian tidak bisa melakukan apapun untuk sahabatnya itu. Zian yakin, Leon bukanlah si pengkhianat itu.

Samuel, lelaki pintar itu pun sama tak mempercayai rekaman suara alat penyadap itu di motor Leon. Ketika suara itu terdengar jelas di telinganya, yang menyiarkan seseorang berbicara dengan orang lainnya, Samuel menggeleng tidak percaya dengan semua itu. Memang suaranya hampir mirip dengan Leon, tetapi tidak mungkin jika Leon melakukan hal diluar aturan geng ini.

Jiwa, dia masih bingung. Antara mempercayai Leon atau mempercayai Gara. Dua hal itu membuatnya pusing mati kepalang. Jika benar itu ulah Leon, Jiwa pun tak akan pernah tinggal diam. Dia akan melakukan hal apapun untuk membuat Leon jera. Semisal pengkhianat itu adalah Leon.

Terakhir. Dewa, Dewa sebagai wakil dari Rosas Negras masih tak percaya. Dia bergeming di tempat, tanpa mau menimpali atau berkata apapun walau hanya sedikit. Dia masih tak habis pikir dengan kelakuan Leon, menjadi pengkhianat di geng ini. Maksudnya apa? Apa masalah Leon dengan Rosas Negras? Ada dendam tersemat kah? Jika ada, kenapa harus dengan cara seperti ini? Bermain-main dalam bayang-bayang orang lain. Itu semua masih ada di dalam benak Dewa. Ingin mempercayai tetapi takut salah jalan. Dan akhirnya... Dewa akan menunggu. Menunggu sampai kebenarannya terungkap dengan jelas.

Leon masih menatap satu-persatu orang itu. Hatinya seketika sakit. Dia dituduh oleh orang lain, kenapa harus dia? "Terserah Ga. Gue udah bilang yang sebenarnya, tapi lo gak percaya. Lo bisa lakuin hal apapun sama gue. Tapi... kalau akhirnya ketemu siapa pengkhianat sesungguhnya, gue cuma mau bilang... jangan menyesal atas apa yang pernah lo lakuin ke gue."

Leon sudah pasrah dengan semuanya. Lihat saja suatu saat nanti, kebenaranya akan terungkap. Dan Leon menanti-nanti hari itu tiba.

Bugh

Satu kepalan tangan dilayangkan kembali pada rahang tegap milik Leon. Gara menatap Leon dengan tajam, setajam mungkin Gara menatap Leon.

"Pengkhianat, harus dimusnahkan." desisnya. Dan pukulan bertubi-tubi datang mengenai tubuh Leon. Yang lain hanya meringis ngilu melihat adegan itu. Bahkan sebagian ada yang memalingkan wajahnya ke samping agar tidak melihat adegan kejam dari ketuanya.

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Tubuh Leon sudah sangat lelah. Mata teduhnya menatap untuk satu kali lagi ke arah yang lainnya. Mereka ditatap seperti itu oleh Leon hanya bisa menghela napas. Pukulan terus-menerus datang, sampai akhirnya... Leon tak sadarkan diri dengan keadaan tragis.

Dada Gara bergemuruh hebat. Kilatan amarah tak berhenti sedikitpun. Ia memandang Leon untuk sekian kalinya. Lelaki itu berdecih tak suka bahkan giginya pun sampai bergemeletuk menahan kekesalan.

"Lo berlima jadi saksi di sini. Gue Gara ketua dari Rosas Negras mengeluarkan Leon dari anggota inti dan geng Rosas Negras."

Leon sudah dilarikan ke rumah sakit untuk diperiksa keadaanya. Sepuluh detik, setelah Gara mengucapkan kata itu. Lelaki bertindik itu menyuruh Dewa untuk mengantarkan Leon ke rumah sakit. Walaupun masih dalam keadaan marah, Gara masih bisa menahan dirinya agar tidak membunuh temannya itu. Sudah berganti, menjadi teman pengkhianat nya itu.

Jiwa, Juki, Zian, dan Samuel ikut ke rumah sakit. Sedangkan Gara. Lelaki itu tetap diam dengan napas tak teraturnya. Dia masih ngos-ngosan, tubuhnya lelah sehabis melayangkan pukulan-pukulan itu pada Leon. Padahal lelaki itu habis sembuh dari sakitnya.

"Arghh! Kenapa bisa lo sih? Lo ada masalah apa sama gue, Le? Ada masalah apa sama Rosas Negras?!"

Lelaki itu bergumam. Pikirannya semakin kacau dengan keadaan yang sekarang. Gara juga tak tahu yang diperbuatnya benar atau salah. Dia jadi teringat dengan perkataan Leon tadi. Semoga saja dirinya tak menyesal karena telah membuat sahabatnya itu babak belur hingga dilarikan ke rumah sakit.

"Anjir pusing!"

Gara bergumam tak jelas. Bahkan sampai menjambak rambutnya sendiri saking marahnya. Wajahnya pun memerah matanya masih tajam menatap ke segala arah. Gara tak tahu jika sedari tadi, sedari kejadian di mana Leon dipukul. Ada seseorang yang melihat aksi dari ketua geng Rosas Negras itu. Lelaki itu tersenyum misterius menatap ke arah Gara yang frustasi sendiri. Lelaki itu membenarkan topi hitamnya, lalu memakai maskernya kembali dan pergi dari basecamp itu.

Sedangkan, di tempat lain....

Dewa, Jiwa, Juki, Zian, dan Samuel. Mereka terduduk di kursi tunggu dekat dengan ruang ICU. Pandangannya menatap ke arah lantai, ada pula yang menatap ke arah pintu yang masih tertutup rapat. Mereka cemas, sekaligus takut akan terjadi sesuatu hal yang tak ingin mereka dengar. Mereka tak rela jika Leon terkena sesuatu, walaupun Leon sudah berkhianat mereka akan tetap peduli karena Leon adalah sahabat bagi mereka.

Manusia adalah tempatnya salah bukan? Bukan hanya satu atau dua manusia saja, hampir semua manusia yang berada di dunia ini bisa melakukan kesalahan. Tergantung masalah yang sedang mereka hadapi. Mungkin mereka hilap telah melakukan hal seperti itu. Dan sebagai manusia lainnya, kita juga harus memaafkan kesalahan orang itu. Baik buruknya seseorang tidak dipandang dari mana dia berasal, dari mana dia dilahirkan, dari mana dia berperilaku.

Semuanya sama. Tidak ada yang membedakan, hanya saja satu. Pandangan kita menatap seseorang itu.

Seperti contohnya, Leon. Tak tahu jika itu benar kesalahan Leon, atau bukan? Jika memang, maka mungkin kesalahan itu tidak akan diterima baik oleh sebagian orang. Namun jika ada seseorang yang ikhlas menerima perilaku atau kesalahan dari Leon, begitu baiknya orang itu menerima Leon dalam keadaan dan hal apapun.

"Gue gak percaya. Gue masih gak percaya kalau pengkhianat itu Leon," gumam Juki sembari menatap pintu ICU yang tertutup.

Zian menoleh ke arah Juki. Pandangan lelaki itu pun sama, menyiratkan ketidakpercayaan. "Gue juga. Tapi, kita sebagai teman yang udah lama sama dia, jangan pernah untuk pergi ninggalin dia dalam keadaan ini. Gue emang gak percaya kebenaran itu, tapi gue percaya sama penjelasan Leon tadi."

"Gara salah sasaran kayaknya. Gak mungkin Leon jadi pengkhianat di geng Rosas Negras. Pasti ada seseorang yang udah adu domba mereka berdua," balas Samuel.

"Bener. Atau kemungkinan nih, si Leon tuh dijadiin kambing hitam supaya Gara percaya kalau Leon lah pengkhianatnya," sambung Jiwa.

"Wa, kita 'kan pernah bahas tentang teka teki itu. Itu dari si pengkhianat 'kan?" tanya Samuel pada Dewa yang berada di sampingnya.

"Iya."

"Tuh orang kirim lagi?"

"Gak ada, gak tahu nanti."

"Kalau misal ada kiriman kayak gitu lagi, jangan lupa kasih tahu gue."

Yang lain mengernyit tak paham dengan arah pembicaraan dua orang itu. "Teka teki apaan?" tanya Jiwa karena penasaran.

"Nanti lo semua juga tahu."

Seorang Dokter keluar dari ruangan ICU. Dewa pun menghampiri Dokter itu dengan wajah cemasnya. "Gimana keadaan teman saya, Dok?"

Dokter itu menghela napas untuk sesaat. "Keadaan teman kamu kritis."

Kata itu membuat mereka diam. Ketakutan yang mereka rasa kini terasakan dengan nyata. Kenapa semua ini terjadi begitu cepat? Satu yang mereka pikirkan, bagaimana jika kedua orang tua Leon mengetahui kabar anaknya ini? Memang orang tuanya jarang berada di rumah, namun tetap saja akan membuat orang tua Leon khawatir dan sedih ketika mendengar kabar anaknya.

"Akibat pukulan yang didapat oleh pasien sangat banyak dan mengenai saraf tertentu, membuat pasien kehilangan kesadarannya. Saya sudah mengobati pasien, jadi kalian tinggal menunggu dan berdoa agar pasien cepat sadar."

"Tolong kasih tahu orang tuanya, dan selesaikan administrasi secepatnya. Kalau begitu saya permisi."

Dewa mengusap wajahnya kasar. Dia mendesah kecewa. Kecewa pada dirinya sendiri yang tak becus sebagai wakil, membiarkan temannya itu habis kena pukulan dari Gara.

"Gue bakal tanggung semua biaya dan kebutuhan Leon semasa di sini. Lo semua jangan pernah kasih tahu hal ini sama ortunya, gue gak mau bikin mereka sedih apalagi Mama Leon. Gue takut mereka ambil jalur hukum. Jadi, cukup diam dan sembunyikan hal ini dari siapapun," ucap Dewa dengan yakin. Mereka mengangguk setuju.

-

Leon pengkhianatnya?

Coba pilih:

Benar Leon✔️

Atau

Leon Salah❌

Next?

Stay ya!

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 74.5K 67
Renovan Dafa Septian & Alina Syafa Damara Dua orang asing yang tiba-tiba terikat dalam sebuah pernikahan. Novan yang memiliki sifat dingin dan tak te...
7.8K 399 22
Update: 2 hari hanya 1x ••••• Zhang Xiao tiba-tiba menyeberang ke dunia paralel, dan dia menjadi pria dengan tanggung jawab yang berat di awal! Saat...
40.2K 3K 59
"arel bukan Monster, arel juga bukan kuman, arel Sama kok kaya kalian, jangan benci arel" Dengan wajah yang buruk rupa arelia di haruskan untuk menja...
4.1M 313K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...