π™Ώπš˜πšœπšœπšŽπšœπšœπš’πšŸπšŽ (𝘣𝘰𝘺)...

By yoonie-ah

39.3K 3.1K 868

(Update kalo lagi mood) 𝚁𝚊𝚝𝚎; πšƒ (18) + πšƒπšŠπšŽπ™Άπš’ π™Žπ™–π™π™–π™—π™–π™© tapi π˜—π˜°π˜΄π˜¦π˜΄π˜ͺ𝘧? -- 'π™±πšŠπšπš’πš”πšž... More

P(b)F;Intro
P(b)F;Begin
P(b)F;Friend
P(b)F;Rain
P(b)F; Lost
P(b)F;Love Maze
P(b)F; Ego
P(b)F; Singularity
P(b)F; Make it Right
P(b)F; Boy With Luv
P(b)F; What Do You Think?
P(b)F; Epiphany
P(b)F; Jamais Vu
P(b)F; Let Me Know
P(b)F; Lie
P(b)F; Just One Day
P(b)F; Heartbeat
P(b)F; Filter
P(b)F; Stigma
P(b)F; Seesaw
P(b)F; The Truth Untold
P(b)F; Tear
BonCap; Love

P(b)F; N.O

807 95 39
By yoonie-ah

Awas typo!








Happy Reading...



-

Malam itu, masih di rumah keluarga Min Yoongi, semuanya hanya ada keheningan yang melanda. Dengan seseorang yang sejak tadi dengan beraninya menatap Yoongi, tak berkedip barang sekejap. Dan senyuman tipis, terulas begitu tampan di wajahnya yang berahang tegas itu.

Min Hyera–eomma Yoongi dan Yoonji–berdehem guna cairkan suasana yang begitu terlihat mencekam, karena hanya ada suara desiran nafas dan sapuan angin malam yang terbawa dari arah depan. Karena pintu utama yang memang terbuka lebar, tanpa ada yang menutupnya.

"Ekhem, kapan kamu pulang?" Begitu tanyanya, pada seseorang yang sejak tadi menatap Yoongi dengan tatapan berbinar.

Masih diam, dan belum tersadar pertanyaan itu untuk dirinya. Dan Yoonji berdecak, lalu menghela nafas panjangnya dengan kasar. Sukses, buat semua orang menatapnya. Juga dengan seseorang yang duduk di hadapan Yoongi.

"Ah, oh.. Aku pulang siang tadi Bibi. Dan Bibi Hyera, apa kabar?"

"Ah begitu… Kabarku baik saj–" Belum sempat selesai membalas, perkataannya terpotong oleh ucapan Yoonji.

"Ck, tidak usah basa basi. Untuk apa kamu kesini?" Tanya Yoonji begitu retoris, dengan mata yang bergulir kesal ke arahnya. Pun tangannya bersilang di depan dada.

Sedang Taehyung, dia hanya duduk tenang disana. Merasa bingung dengan situasi yang terjadi saat ini, lalu usap tengkuknya karena merasa kikuk.

Dia juga tak tahu, siapa orang yang bertamu di rumah itu. Dan lihatlah, penampilannya begitu keren. Tidak seperti dirinya yang jarang sekali memakai style seperti itu. Tiba-tiba saja jiwa iri Taehyung muncul, menatap kagum pemuda di depan Yoongi dengan decakan heran.

Itu sukses membuat Yoongi menoleh ke arahnya, keningnya berkerut bingung saat melihat Taehyung yang sedang ucapkan kata 'woah' itu dengan tatapan yang tertuju pada orang di depannya. Yoongi berdecak, lalu kakinya menginjak sedikit ujung kaki Taehyung. Membuatnya mengaduh, dan menatap bingung ke arah Yoongi.

Terkekeh sebentar, lalu duduknya dia rapatkan lagi ke arah Yoongi. "Hyung, dia siapa??" Tanya Taehyung dengan berbisik, tepat di telinga Yoongi. Membuat Yoongi meremang karena mendengar suara Taehyung yang terlampau rendah dan sapuan deru napas yang begitu hangat.

"Dia temanku." Jawab Yoongi, juga dengan berbisik ke arah Taehyung. Taehyung mengangguk mengerti, kemudian dia melirik ke arah Yoonji.

Disana, Yoonji tengah menatap tajam ke arah orang di hadapan Yoongi. Kemudian, suara orang itu bertanya pada Yoongi membuat semuanya tertegun.

"Gi, dimana cincinmu?"

Deg

Yoongi berdecak, dan Yoonji sendiri sedang menahan kesalnya. Berbeda dengan Hyera, wanita paruh baya itu lantas dengan cepat melihat ke arah jari manis Yoongi.

Menatap penuh tanya, dan Yoongi tahu bahwa sang eomma pasti akan ikut juga menanyakannya. Tapi saat akan membuka suara, terlebih dahulu Yoonji berkata yang mana membuat orang itu tersentak kaget.

"Untuk apa dia pakai? Kalau Oppaku saja, tidak menyukaimu."

"Apa??" Itu bukan pemuda yang di depan Yoongi yang berucap, bukan juga eomma Yoongi. Melainkan Taehyung, karena dia merasa sangat bingung.

Yoongi menoleh ke arah Taehyung dengan cepat, "Tak usah dengarkan dia Tae, dia itu tidak waras. Dan sekarang, ayo pergi. Aku malas melihatnya."

Dan setelah itu, Yoongi benar-benar menyeret Taehyung dan membawanya pergi dari sana. Dia merasa muak, untuk apa pemuda itu kembali lagi. Pikir Yoongi.

Berjalan sudah lebih jauh, Taehyung memutuskan untuk ajak Yoongi duduk di sebuah taman kecil. Dengan lampu yang terlihat meredup itu, tak membuat Taehyung takut. Akhirnya mereka duduk disana, tapi dengan saling diam. Tak ada yang buka suara.

Hingga Taehyung merasa jengah, dia berdecak lalu menghela nafas. Duduknya dia hadapkan ke arah Yoongi, usap bahu Yoongi dengan pelan.

"Hyung, apa yang terjadi? Siapa orang tadi?"

Yoongi berdecak, tapi dia juga tak mungkin diam saja kalau Taehyung sudah banyak bertanya. "Ck, dia itu temanku. Tepatnya, dia teman kecilku. Juga, berteman dengan Jaebum."

Deg

Taehyung langsung terdiam, sekarang dia jadi teringat ucapan Jaebum tempo hari. Saat Jaebum bilang, ada seseorang yang sudah menunggu lama Yoongi. Tapi menurut Taehyung, itu tidak akan mungkin. Karena setahu dia, Yoongi itu hanya menyukai seorang gadis. Tidak menyukai seorang pria.

Kepalanya tiba-tiba menggeleng, tangannya yang tersampir di bahu Yoongi perlahan turun. Dan dengan tiba-tiba, dia menggenggam erat tangan Yoongi.

Yoongi diam, dia juga bingung kenapa dengan Taehyung. Dia jadi merasa khawatir, saat melihat reaksi Taehyung yang berlebihan.

"Ck, Tae. Kamu kenapa?"

"A-ah.. Tidak apa Hyung. Uh, kalau kamu mau ayo menginap di rumahku."

"Ayo saja, aku malas pulang ke rumah."






*****





"Min Yoongi, eomma tak pernah mengajarkanmu seperti itu. Kenapa tadi malam kamu pergi begitu saja, sudah begitu tidak pulang lagi. Tidur di mana kamu semalam?"

"Ck, eomma. Ayolah aku malas bahas ini, ini masih pagi. Dan aku mau sarapan, jadi biarkan aku sarapan dengan tenang."

Srat

"Tidak ada sarapan hari ini, itu hukumanmu. Karena kamu melawan perkataan eomma." Yoongi tertegun, apa tadi? Melawan? Yoongi rasa, itu bukan seperti melawan. Hanya saja, dia malas membahas hal yang tidak penting sama sekali.

Yoongi bangkit dari duduknya, kepalanya mengangguk dan membenarkan letak tas sekolahnya. Lalu membungkuk hormat pada eommanya, "Kalau begitu, aku berangkat duluan. Bilang pada Yoonji, untuk minta dijemput Jimin."

"Kamu sendiri? Berangkat dengan siapa?"

"Hahh, bukan urusan eomma."

"Yak Yoongi.. " Tak dihiraukan, jadi percuma saja Hyera berteriak kencang kalau Yoongi saja sudah berjalan jauh dari nya.

Menghela nafas, dan memandang sarapan Yoongi yang masih utuh. Tak tersentuh sama sekali, susu pun masih belum di sentuhnya. Saat Yoonji mendekat, langsung saja dia meletakan sarapan Yoongi untuk Yoonji.

Gadis itu justru mengernyit heran, sejak kapan eomma nya lupa kalau dirinya tidak suka sama sekali dengan nasi goreng kimchi itu. Yang Yoonji suka untuk sarapan, hanya roti panggang diberi selai stroberi.

Yoonji berdecak, kemudian menyingkirkan sepiring sarapan itu dari hadapannya. Menatap eomma nya dengan tatapan mengernyit tajam, dan eomma nya sendiri hanya menatap Yoonji dengan tatapan sekilas.

"Maaf, eomma lupa kalau kau tidak suka nasi goreng."

"Uh, baiklah. Aku akan sarapan di sekolah saja, ini aku bawa. Aku berangkat dulu eomma."

"Ya, hati-hatilah."

"Oke." Yoonji berikan acungan jempol untuk eomma nya, dan berjalan tergesa saat dengar suara klakson dari arah luar.

Tergesa, saat di depan Jimin Yoonji beri senyum manis seperti biasa. Berikan kecupan di pipi chubby Yoonji, dan setelah itu Jimin menyuruh Yoonji masuk dalam mobil.

Selama perjalanan mereka, tak seperti biasanya Yoonji akan diam membisu seperti sekarang. Dan Jimin merasa frustasi, ada apa lagi dengan kekasihnya ini.

Saat tiba di lampu merah, Jimin usap punggung tangan Yoonji dengan lembut. Gadis itu menoleh, tetap memberi senyum pada Jimin. Jimin jadi gemas, hingga akhirnya dia cubit hidung mungil milik Yoonji.

Mereka terkekeh, dan saat lampu lalu lintas sudah berwarna hijau mereka kembali diam karena Jimin yang harus fokus pada jalan.

Sesampainya di sekolah, Yoonji menarik Jimin untuk mencari Yoongi. Jimin pun hanya diam, dia menurut Yoonji akan membawanya kemana saja.

Mereka berhenti saat di depan pintu utama kantin, dengan cepat Yoonji berjalan ke arah Yoongi. Kemudian dia dudukan dirinya di samping Yoongi, juga dengan Jimin.

Yoongi tentu saja terkejut, karena dirinya tengah asik dengan ponselnya.

"Astaga Ji, kau mengagetkanku. Sialan."

"Ck, tak usah mengumpat Gi. Huh, kau belum sarapan bukan? Ini, aku bawa ini dari rumah." Dengan segera Yoonji mengeluarkan dua roti panggang dari dalam tasnya, dengan tak lupa susu kesukaan Yoongi.

Yoongi senyum, lalu ucap Terima kasih dengan suara yang sangat lirih. "Terima kasih Ji."

Yoonji sendiri hanya mengangguk, dan setelah itu matanya meneliti ke penjuru ruangan. Mencari keberadaan makhluk yang bernama Taehyung, dan berdecak saat tak menemukannya.

Jimin terkekeh, "Kamu mencari siapa sih Ji?? Hum?" Ucapan Jimin membuat Yoonji poutkan bibirnya, lalu berdecak malas.

"Mencari alien, dimana dia Oppa??"

"Owh, twadi dwia bwilwang mwau kwe twoilwet." Yoongi berucap sembari memakan roti panggang nya, dan itu membuat Jimin terkekeh sedang Yoonji sendiri berdecak lagi.

"Kalau makan telan dulu baru bicara, jangan sambil bicara lalu makan."

Dengan susah payah, Yoongi coba telan roti di mulutnya dan meminum lebih dulu susu yang Yoonji bawa. Setelahnya dia menatap tajam ke arah Yoonji.

"Ck, kamu sendiri tadi yang bertanya padaku bukan? Jadi tak usah menyalahkan aku dong."

"Oh, hehe. Ya maaf deh Oppa, ya sudah habiskan dulu sarapanmu."

"Sudah tidak nafsu, untukmu saja."

"Ck, sini kemarikan. Padahal cuma tinggal dua gigitan saja, tapi ya sudahlah." Dengan segera Yoonji memakan langsung penuh ke dalam mulutnya.

Membuat Jimin dan Yoongi menganga melihatnya, Jimin berdecak kagum. "Woah daebak Ji, kamu bisa memasukan semuanya ke dalam mulutmu??"

Yoonji mengangguk, dan tersenyum gusi setelah itu. Yoongi sendiri dia hanya geleng kan kepalanya, dan terkekeh sendiri.

Susunya telah habis, setelah itu dia mengambil sebotol minuman di dalam tasnya. Berikan botol air mineral itu pada Yoonji, tentu saja langsung tenggak habis oleh gadis itu.

Tak lama Taehyung datang, dan jalannya yang tadi terlihat tergesa kini jadi pelan. Saat matanya melihat Yoonji dan Jimin yang sedang saling terkekeh bersama, ada rasa iri dalam hatinya.

"Hoi Tae, cepat sedikit."

"A-ah iya Hyung." Dan segera saja Taehyung berlari ke arah mereka, dengan perasaan yang campur aduk sekarang.





*****





"Uh, Hyung. Boleh aku bertanya?"

"Apa?"

"Tapi janji, kamu tidak akan marah."

"Apa dulu?"

"Ck, janji dulu."

"Hah, baiklah. Janji."

"Sip. Begini, uh… um, siapa orang semalam?"

Sore itu, Yoongi hanya diam tak langsung menjawab. Merasa takut akan jawabannya sendiri, takut kalau Taehyung akan merasa tersakiti. Tapi walaupun Yoongi tak bilang, dia akan tahu dari orang lain bukan?

Jadi sebisa mungkin Yoongi atur mimik wajahnya dengan sesantai mungkin, berikan senyum tipis lebih dulu pada pemuda tan di sampingnya.

Ice americano yang awalnya terasa dingin, sekarang berubah menjadi hangat. Tangan Yoongi berkeringat, dia semakin takut untuk menjawab.

Hela nafas lebih dulu, lalu berdehem guna untuk memulai perbincangan lagi.

"Uh, tapi… Kamu harus janji juga padaku Tae."

"Iya Hyung, apa?"

"Kamu… tidak boleh pergi dariku. Tidak boleh membenciku. Janji?"

Taehyung terkekeh sebentar, lalu mengangguk. "Baiklah baiklah… nah sekarang, jawab pertanyaanku. Siapa orang itu?"

"Dia… . Huh, dia Jungkook. Jeon Jungkook, teman kecilku. Sekaligus… "

"Apa Hyung?"

Yoongi jadi semakin takut untuk menjawab, hingga akhirnya dia langsung beranjak pergi meninggalkan Taehyung sendirian di belakang rumah mereka.

Taehyung sendiri terkejut, kenapa Yoongi harus lari seperti itu? Memangnya ada apa dengan pemuda itu? Dan tak berpikir lama, dia pun ikut beranjak dari sana. Mengejar Yoongi yang berlari ke arah taman.

Disana, di depan sana dengan jarak yang sudah lumayan jauh Taehyung melihat Yoongi yang tengah berdiri dengan tegang. Taehyung menyusul, dan dia terkejut saat mendapati pemuda semalam di depan Yoongi.

Oh, itu yang bernama Jungkook? Pikir Taehyung, tapi ada sesuatu yang aneh. Saat pemuda Jeon itu berjalan mendekat ke arah Yoongi, Taehyung merasa kalau Yoongi begitu gelisah.

"Yak Hyung, ada apa??"

Yoongi menoleh, "Tae, kenapa menyusul?"

"Tidak apa, hanya saja…Ada apa dengan dirimu?"

"Tidak apa, dan uh… "

"Hai Gi, kenapa menghindar dariku?" Itu bukan Taehyung, itu adalah seseorang yang Yoongi bilang pada Taehyung pemuda bermarga Jeon.

Taehyung sendiri hanya diam, dia menatap heran pemuda di depannya. Menelisik dari ujung kaki ke ujung kepala, kemudian berdecak.

Tangannya bersedekap di dada, "Yak, kau Jeon. Kau belum berkenalan denganku bukan? Kenalkan, aku Kim Taehyung. Pria tertampan di dunia." Ucap Taehyung dengan senyum miring terulas di wajahnya, dan tatapan aneh Jungkook berikan padanya.

"Ya, aku Jungkook. Jeon Jungkook, tunangan Yoongi. Salam kenal, Kim Taehyung."

Tebece

Makasih yang udah mampir, jangan lupa vommentnya ya gaise... 🤗💜😍

Continue Reading

You'll Also Like

130K 9.5K 11
Berapa kali pun kau mengelak, kau tetap milikku, Min Yoongi. - kth TaeGi BxB
23.3K 2.9K 44
pemuda manis dan cantik di umur nya yang masih 18 tahun tentu hoseok masih SMA. hoseok juga mempunyai kakak kakak yang tampan... seok jin: kuliah sem...
24.1K 1.5K 13
[Selesai] takdir yang akan mempertemukan kita kembali,apakah berakhir bahagia atau malah sebaliknya uke:taehyung seme:namjoon (Namtae) BoyΓ—boy ⚠warni...
YES, DADDY! By

Fanfiction

300K 1.7K 9
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar