Forevermore ||| Kevin Sanjaya...

By NiallersNaillers

331K 32.2K 3.6K

BOOK I : Soulmate BOOK II : The Way I Love You BOOK III : Forevermore This story contain : 65% Keluarga Sukam... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
Please Read

60

2.8K 339 33
By NiallersNaillers


"Kamu ngundang dia?" Tanya Jojo ketika melihat list undangan yang diberikan Shanju.

Shanju menaikan alis sebelahnya. "dia, maksud nya siapa?"

"Mantan kamu" jawab Jojo dingin.

Shanju tertawa mendengar nya. "kenapa nggak?"

"Kenapa gak bilang dulu sama aku sebelumnya. Ini udah di tempel di label segala" ujar Jojo sambil melempar undangan nya ke meja.

Shanju berdecak sebal. "Kenapa sih emangnya? Dia temen aku. Kenapa gak boleh aku undang?"

"Aku gak ngelarang kamu undang temen kamu. Tapi gak sama dia. Dia itu mantan kamu"

Shanju tergelak. "Ya terus masalah nya apa sih Jo? Kan dia udah jadi mantan, gak perlu lah kamu besar besarin gini"

Kali ini Jojo yang berdecak kesal. "Masalah nya dia itu mantan terindah kamu. Dan aku gak suka sama hal itu"

Shanju tertawa. "Aku sama dia cuma masa lalu, masa depan aku tuh kamu Jo. Jangan kaya anak kecil gini"

"Kaya anak kecil kamu bilang? Aku pun gak ada undang mantan mantan aku, karena aku menghargai kamu, kenapa kamu gak bisa?"

"Ya ampun. Kenapa sih perkara mantan doang juga. Aku juga gak pernah ungkit soal kamu yang dulu sempet bucin Jingga sebelum dia sama Kevin"

Jojo terdiam sejenak. "Kenapa kamu bawa bawa itu?"

"Ya karena kamu yang bawa bawa perkara mantan!" Ujar Shanju kesal.

"Aku sama Jingga gak pernah jadian" ujar Jojo

"Aku tahu kalian gak pernah berhubungan, tapi aku bisa menerima dengan baik fakta kamu pernah mencintai walau tak memiliki dia. Aku baik baik saja dengan hal itu. Kenapa kamu gak bisa baik baik aja dengan mantan yang sekarang jadi teman aku?"

Jojo terdiam. Dia berdecak pelan. "Kamu lanjutin aja ngelist nya, terserah kamu lah. Aku capek abis latihan diajak ribut gini. Aku mau pulang dulu" Jojo pun bangkit dari sofa dan mulai melangkah meninggalkan Shanju. Membuat Shanju tergelak keheranan.

"Seriously Jo?"

"Aku butuh udara segar. Kamu juga" ucap Jojo sebelum meninggalkan rumah Shanju.

--------------

"IYA SEBENTAR!" Teriak Ginting ketika bel rumah nya terus berbunyi.

Ginting berdecak kesal. "Siapa lagi namu malam malam gini ampun dah"

Bel masih terus berbunyi tanpa henti. "Ya Tuhan. Iyaaa sabar, siapa.... HEH ! GAK ADA AKHLAK LO YA MENCET BEL RUMAH ORANG GAK BERHENTI HENTI!" Maki Ginting ketika melihat siapa pelaku yang terus memencet bel rumahnya.

Jojo hanya menampilkan deretan gigi putihnya dan langsung masuk ke rumah Ginting walau tuan rumah belum mengijinkan nya.

"Heh. Nyelonong bae bocah!

"Mitziiiii! Mitzi!" Suara Jojo menggema di seluruh rumah.

"Ngapain manggilin bini gue sih. Pulang Sono lu!" Ujar Ginting.

Jojo menatap Ginting lalu memutar bola matanya, seakan tak peduli dengan kehadiran Ginting.

Mendengar namanya di panggil, Mitzi pun keluar, dia baru saja selesai memasak makan malam.

"Eh Jojo. Kenapa?" Tanya Mitzi

"Mitzi. Gue numpang makan di sini boleh?"

"HEH. LU KIRA RUMAH GUE RUMAH MAKAN PADANG!"

"Ish. Pelit banget sih lu. Gue makan sekali di sini gak bakal bikin lu miskin kali!" Jawab Jojo.

"Jo. Rumah Lo ada di seberang rumah gue. Kenapa gak pulang langsung ke rumah dan makan di rumah sih?" Tanya Ginting keheranan.

Sama seperti Rian dan Kevin yang tinggal dalam satu komplek dan berbeda berapa blok. Ginting dan Jojo juga tinggal dalam satu komplek dan rumah mereka bersebrangan.

Ginting benar benar menyesali keputusan nya saat belum menikah mencari rumah bersama dengan Jojo. Entah setan apa yang merasukinya saat dia mengiyakan rencana Jojo untuk tinggal berdekatan ketika mereka sudah menikah dengan pasangan masing masing.

"Gue gak pengen balik ke rumah. Mood gue lagi berantakan banget asli. Gak pengen masak. Gak pengen mesen makanan juga. Terus gue ke inget Mitzi dan masakannya deh, yaudah gue kesini" jawab Jojo dengan enteng, yang berhasil membuat Ginting Geram.

"Yaudah sih gapapa. Aku juga masak nya lumayan banyak kok. Cukup lah buat bertiga"

"Maksud nya berempat...." Ujar Ginting mengkoreksi ucapan Mitzi.

Mitzi tertawa kecil. "Iya sayang. Berempat"

"Jadi gue boleh numpang makan nih? Eh maksud nya berempat gimana. Di sini ka cuma bertiga. Maksudnya berempat gimana? Ada yang mau Dateng lagi? Siapa?"

Mitzi mengelus perutnya. Jojo menaikan alis sebelahnya. "Udah laper banget Zi? Sama gue juga. Ayo makan!"

"HEH!"

"Apaan sih di bentak Mulu. Serba salah gue. Heran!" Ujar Jojo pura pura sedih.

"Gue yang harusnya keheranan. Lu ngapa telmi banget akhir akhir ini sih Jo"

"Kok lu malah ngatain gue sih Ting?"

"Gue bicara fakta!"

"Udah udah berantem nya. Anak aku udah laper nih" ujar Mitzi melerai Ginting dan Jojo.

"Hah? Anak? Mitzi hamil? Seriusan? Wah selamat....." Tanpa di duga Mitzi sebelumnya. Jojo langsung bergerak memeluknya.

Membuat Ginting berdecak kesal. "HEH! GAK USAH PELUK PELUK JUGA!" Ginting langsung menarik Jojo.

"Hehe. Iya ampun ampun. Tapi serius deh. Selamat ya"

"Thank you Jo. Tadinya belum mau kasih tau orang lain dulu sih. Tapi ya udahlah hehe. Yuk makan" ajak Mitzi

"Gue bukan orang lain. Gue soulmate nya Ginting juga. Best friend forever nya Ginting"

"Ish. Siapa juga yang bbf-an sama lu" ujar Ginting melangkah pergi ke dapur meninggalkan Jojo.

"Ting. Gue sekalian nginep ya di sini. Sekalian numpang sarapan juga"

Ginting langsung berbalik menatap Jojo.

"GAK YA ! LU KIRA RUMAH GUE HOTEL!"

----------------

Jingga bisa merasakan tangan Kevin yang membelai pipinya, namun Jingga tetap berpura pura tidur.

"Aku nemenin triplets makan dulu sayang. Setelah itu aku bangunin kamu buat makan ya"

Jingga membuka matanya ketika mendengar suara pintu tertutup. Menyenderkan tubuh di headboard kasur lalu melirik makanan yang ada di meja samping tempat tidur.

Jingga menghela nafasnya pelan. Nafsu makan nya benar benar menghilang. Jingga menurunkan kakinya dan berjalan ke arah pintu.

Tangan nya meraih kunci yang tergantung, dan mengunci pintu tersebut.

Dia ingin sendiri, tak ingin di ganggu terlebih oleh Kevin.

Jingga kembali berjalan ke kasur, dan membawa piring makan malam nya ke dalam pangkuannya.

Suka atau tak suka. Dia harus makan demi anaknya.

Makanan Jingga habis setengah, dia sudah tak sanggup makan lagi. Jingga ingin keluar menaruh piring bekas makannya, namun tak ingin bertemu Kevin.

Tapi Kevin bilang dia lagi nemenin triplets makan. Dan biasanya triplets makan lama.

Jingga akhirnya membuka pintu kamar. Kepalanya muncul di balik pintu mengintip situasi di luar.

Aman. Batin Jingga

Jingga menaruh piring bekas makan nya tepat di depan pintu. Lalu kembali masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu nya.

Biarlah malam ini dia sendiri.

-------------

Setelah selesai menemani Triplets makan, Kevin langsung bergegas menemui Jingga. Dia harus membangunkan Jingga dan meminta nya untuk makan malam.

Namun pandangan Kevin langsung tertuju pada nampan yang terletak di depan pintu kamar.

Makanan tersebut sisa setengah. Kevin mendorong pintu kamar, namun terkunci.

"Jingga sayang. Kenapa di kunci? Makanan kamu juga gak di habisin" ujar Kevin.

Tak ada sahutan dari dalam kamar. Kevin pun mengetuk nya. "sayang. Buka dong pintunya. Makanan kamu belum habis lho. Kamu juga belum minum susu hamil kamu. Buka dong" 

"BIARIN AKU SENDIRI DULU" Teriak Jingga dari dalam kamar.

Kevin menghela nafas nya pelan. Sudah jelas Jingga sedang marah padanya sekarang. Dan itu semua karena si ratu drama Sherin.

Kevin kira penderitaan nya cukup hanya di pelatnas. Rupanya saat di rumah pun dia harus mengalami hukuman seperti ini.

"Sayang. Kamu tega biarin aku tidur sendiri. Buka pintu nya dong. Kita pindah ke kamar ya" bujuk Kevin.

"Aku bilang tinggalin aku sendiri! Denger gak sih kamu!"

Kevin berdecak pelan, Sherin benar benar menyebabkan kekacauan.

"Sayang...."

"BIARIN AKU SENDIRI ATAU AKU PERGI DARI RUMAH?"

"Oke oke. Aku biarin kamu sendiri, besok kita bicara lagi ya. Tidur yang nyenyak ya sayang" ucap Kevin yang akhirnya mengalah.

Mungkin Jingga memang butuh wajru untuk sendiri.

----------

Mungkin memang seharusnya Jingga menghabiskan makan malamnya karena tubuh nya benar benar terasa lemas padahal dia baru setengah jam yang lalu makan.

Tapi Jingga juga kehilangan nafsu makannya. Pusing nya juga tak kunjung membaik. Selain lemas. Dia juga merasakan sakit di tulang tulangnya. Seolah olah, Jingga sehabis bermain badminton sehari penuh.

Namun Jingga sudah tahu dan mengerti bahwa gejala tersebut kemungkinan adalah gejala dari penyakit yang di deritanya.

Jingga harus menahan segalanya demi anak yang sedang dia kandung sekarang.

Ponsel Jingga berdering. Jingga berniat mengabaikan nya karena dia kira notifikasi tersebut dari Kevin.

Namun ternyata bukan. Melainkan notifikasi dari grup WhatsApp para istri atlet.

WAGS CIUMBRELLA

RenataBA: Jingga are you okay?
MrAurora: Jingga. You can talk to me whenever you want.
AgnesAM: Jingga. Tell me if you need help or anything.
Mitziabigail: Jingga, kita ada di sini buat kamu.
Shanju: kamu harus tenang ya. Inget lagi hamil. Jangan stress.
Sansan: kamu harus tenang-in diri kamu dulu ya Jingga. Jangan emosi sayang.
Christine: Kamu selesain masalah kamu sama Kevin baik baik ya.

Sepertinya mereka sudah mengetahui soal postingan Sherin di akun Instagram nya, yang menghebohkan sosmed dan para BL.

Jingga hendak mengetik balasan untuk mereka. Namun tiba tiba banyak notifikasi masuk ke dalam ponselnya.

Jingga membuka notifikasi tersebut, kebanyakan notifikasi IG.


Ponsel Jingga terlepas dari tangannya. Jingga menutup mukanya dengan kedua tangan.

Sherin memposting fotonya bersama Kevin. Dan Jingga tahu bahwa foto tersebut merupakan foto lama. Dan Jingga pernah melihat foto tersebut dulu di ponsel Kevin.

"Sebenernya kamu ada hubungan apa sama dia Vin-? Kenapa dia posting foto lama kalian, kenapa kamu gak cerita apa yang sebenarnya terjadi? Kamu... Hiks"

Jingga mulai menangis terisak. Hatinya terasa sakit mengetahui fakta Kevin menyembunyikan sesuatu darinya.

Lalu Jingga teringat bahwa dia juga menyembunyikan kondisi dan penyakit nya dari Kevin.

"Apa kita harus kaya gini Vin? Saling menyembunyikan rahasia sampai semua nya benar benar berakhir? Hiks hiks hiks hiks"

"Apa kita mungkin memang tak ditakdirkan bersama selamanya?"


-----+--

Aku pelan pelan mencoba memperbaiki mood menulis. Tapi jujur aku malah mikirin cerita lain dibanding lapak ini haha.

Soal ending masih belum diputuskan. Hahahahahahahahahaahahah

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di chapter ini. Sampai jumpa di chapter selanjutnya.

Continue Reading

You'll Also Like

193K 18.4K 73
Perihal mencintai mungkin terdengar sangat mudah, beda lagi dalam urusan melupakan. Ketika mencintai kita diajarkan untuk bisa menerima takdir, ant...
30.1K 1.8K 51
Maureyna Renita Aulula gadis yang kerap di panggil Lula. Gadis yang menyimpan banyak kerinduan kepada cinta pertama nya lebih tepatnya kepada sang ma...
2.5K 164 20
Memiliki keluarga yang memiliki karir cemerlang di dunia militer membuat CLARA ANINTYAS BAGASKARA sulit untuk bebas di tambah lagi ia hanya anak tung...
957K 78.1K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...