Mask | Jeno ✔️

Door blue_5ha

120K 12.8K 2.4K

[END] Bukan tentang rasa yang muncul tiba-tiba, tetapi tentang obsesi yang berubah jadi cinta. "Sakit, Jen... Meer

[1] Prolog
Cast
[2] Bali
[3] Roti Sobek Pagi Hari
[4] Pernyataan Cinta Dini Hari
[5] Pecinta Semangka
[6] Kakak Cogan
[7] Hyunjin
[8] Hilangnya Ponsel Sultan
[9] Feeling Buruk
[10] Lo Berubah, Jen
[11] Berduaan
[12] Jedor
[13] Obsesi ⚠
[14] Dia Kembali
[15] Ketahuan?
[16] Heejin
[17] Apel Sabtu
[18] Gara-Gara Miauw
[19] Rekaman
[20] H-1
[21] D-Day
[22] Basi Gombalan Lo
[23] Sepertinya Bertahan Adalah Pilihan
[24] Hello, My Future
[25] Berulah lagi ⚠
[26] Titik Terang
[27] Akhir Dari Segalanya ?
[28] Behind The Mask
[30] Beautiful Smile
[31] Difficult Choice
[32] Kenyataannya (1)
[33] Kenyataannya (2)
[34] Kecelakaan
[35] Trauma
[36] Kembali Lagi
[37] Hello, My Ex Boy Friend
[38] Kisah Hari ini
[39] Maaf?
[40] Kembali?
[41] Mimpi
[42] Perasaan apa ini
[43] Usapan Kecil Berefek Nyaman
[44] Perasaan Lama
[45] Mengukir Kenangan ⚠️
[46] Mundur
[47] Hari Terakhir
[48] Perpisahan dan Air Mata
[49] Apologize
[50] Perut Karet
[51] Salju Pertama di Bulan Desember
[52] Welcome Back
[53] Coma
[54] Punch ⚠️
[55] Memory
[56] Salah Paham
[57] EX
[58] Epilog
[Extra Chapter] #1
[Extra Chapter] #2 Sekilas Kisah 20 Tahun Mendatang

[29] Childhood

1.3K 160 24
Door blue_5ha

Jaehyun.

Nama laki-laki itu tiba-tiba memenuhi isi pikiran Zahra malam ini. Semenjak kejadian dua hari lalu di sebuah toko buku, Zahra merasa tertarik kepada si pemilik senyum manis dengan lesung di pipinya.

"Kenapa gak dari dulu aja sih gue ketemu sama Kak Jaehyun?" Mata gadis itu menelisik langit-langit kamarnya yang berwarna putih, seolah di sana telah tergambar wajah laki-laki yang sudah berani memenuhi pikirannya.

"Gak kuat gue kalau gini, mau teriak aja rasanya." Gadis itu meraih bantal dan meremas dengan gemas bantal tersebut.

Dering ponselnya membuat kegiatan gila gadis itu terhenti. Masih dalam posisi terlentang, ia menggeser tombol pada ponselnya hingga berwarna hijau.

"Assalamualaikum," ujarnya memulai pembicaraan.

"Ada apa Zeev?"

Mendengar jawaban Zeeva di seberang sana membuat Zahra berdiri dari posisi awalnya. Kakinya melangkah, membuka pintu balkon.

"Eh iya, gue mau cerita sama lo. Jadi kan gue ketemu sama cowok yang dulu sempet ikut di acara ulang tahunnya kak Taeyong. Dia tuh nolongin gue dari Jeno ... "

Terlihat ada seberkas sinar di mata Zahra. Dia terlihat bahagia saat berbicara tentang Jung Jaehyun, pria tampan berlesung pipi yang dua hari lalu menolongnya.

"Oh iya lupa, namanya tuh Jung Jaehyun. Namanya aja ganteng, orangnya lebih ganteng Zeev."

Entahlah sejak kapan Zahra menjadi se-narsis ini. Baru kali ini ia tergila-gila dan memuji seorang lelaki. Bahkan hal tersebut tidak tertulis dalam kamus kehidupannya. Sungguh besar pengaruh seorang Jung Jaehyun.

Bagaikan permen, Jung Jaehyun memberikan rasa manis dalam kehidupan Zahra yang terasa pahit selama ini.

"Kenapa sih? Orangnya baik kok, Zeev. Dia bahkan nolongin gue dari Jeno."

"..."

Ada sorot redup di mata Zahra. Apa yang Zeeva katakan di seberang sana sampai membuat seberkas sinar itu hilang?

"Emang lo udah kenal lama sama Kak Jaehyun? Gak kan ... Udah deh jangan ngomong yang nggak-nggak."

"..."

"Ya ya ya. Bye, gue ngantuk besok ada kelas pagi."

Sambungan diputuskan sepihak oleh Zahra. Emosinya sangat mudah berubah hari ini. Mungkin ia sedang masanya? Atau semua itu karena Jaehyun?

Bicara soal percintaan. Kemarin lusa tepat dimana Renjun memutuskan hubungan mereka sangat memberikan pengaruh besar untuk Zahra. Bahkan seharian kemarin gadis itu sempat lupa makan siang dan malam hanya karena memikirkan Renjun.

Ia marah, kesal dan kecewa. Laki-laki yang ia anggap akan percaya pada dirinya ternyata lebih percaya pada omong kosong dari rekaman itu. Ia juga sangat kecewa dengan One Dreams, mereka tidak percaya dengannya. Ia bertindak sekarang juga percuma dan sia-sia. Lagi pula yang ia lawan adalah Jeno Razka, laki-laki licik dengan sejuta ancaman yang selalu keluar dari mulutnya.

Tapi tingkahnya beberapa menit lalu, apa bisa disebut sebagai orang yang baru putus cinta?

Dia bahkan sudah mulai terlihat menyukai laki-laki lain bukan?

Apakah laki-laki bermarga Jung itu adalah pulaunya untuk tinggal? Atau hanyalah sebuah pelabuhan untuk singgah sementara?




• Mask •





Gadis cantik dengan wajah blesteran, sejak dua jam lalu melangkah bolak-balik di balkon kamar dengan cahaya temaram yang menemani. Terkadang kaki indah itu seringkali menendang pagar balkon hingga menimbulkan bunyi yang mengganggu bagi pemilik kamar sebelah.

Pintu balkon kamar samping terlihat terbuka menampilkan sesosok laki-laki dengan kaos hitam dan jeans hitam. Rambutnya yang berantakan dan juga wajah sayunya menandakan ia baru bangun tidur.

"Dek, lo ganggu gue tidur aja. Baru aja gue pulang dari lembur, banyak pasien di rumah sakit, lo buat suara bising dari tadi," omelnya seraya menyamankan posisi duduknya di lantai dan menyandarkan tubuhnya pada pembatas balkon mereka.

"Jaehyun deketin Zahra." Zeeva ikut duduk di lantai dan menyandarkan tubuhnya di pagar pembatas sama seperti kakaknya.

"Terus?" Helaan napas lirih Zeeva yang terdengar frustasi membuat Eunwoo tertawa kecil.

"Kenapa harus Zahra. Kenapa gak yang lain aja."

"Lo ... Cemburu?"

"Bukan gitu kak ... "

"Gue anggap lo cemburu."

Decakan terdengar dari mulut gadis itu, "Gue gak suka sama dia semenjak tahu sifat aslinya."

"Jaehyun baik, dek. Dia mapan, pintar, jenius, bahkan dia sukses. Dia juga sopan. Apa yang buat lo gak suka sama cowok sesempurna dia?"

Berdiri dengan kepala tangan erat berada di samping tubuhnya, Zeeva menatap kakaknya yang masih memejamkan mata di bawah sana.

"Dia bukan cowok baik baik. Dia ..."

Senyum tipis dan mata yang perlahan terbuka menatap tepat ke netra Zeeva. Laki-laki itu menegakkan tubuhnya, "Jangan karena lo liat dia mukul Doy terus lo anggap dia jahat, asal lo tahu dek ... Jaehyun ngelakuin itu supaya bisa lindungi lo dari Doy yang mau mainin lo," sela Eunwoo.

"Kak Doy gak pernah suka sama gue. Gue juga udah gak mempermasalahkan Jaehyun yang mukul Doy dua tahun yang lalu. Tapi ... Setelah dia pulang dari markas waktu itu ..."

"Mungkin lo salah lihat," sela Eunwoo.

Helaan napas kasar dan masuknya Zeeva ke dalam kamar membuat pembicaraan mereka terhenti dengan Eunwoo yang kembali berdiri dari posisinya.

"Sebaiknya lo selesaiin kesalahpahaman lo sama adek gue Jae."

Dilain tempat. Di ruangan penuh akan poster laki-laki tampan bertuliskan 'Bangtan Boys'. Seorang gadis yang memandang langit-langit kamar menghembuskan napasnya kasar.


Flashback on

Suara tawa tiga anak kecil memenuhi indera pendengaran orang sekitar. Tidak ada yang terganggu, malah membuat orang disekitarnya memandang gemas kepada mereka.

"Yoyo, Jeje. Vava mau itu." Tangan gadis kecil itu menunjuk ke arah seorang pria paruh baya yang sedang duduk dengan permen kapas yang berada di sepedanya.

"Jangan, kamu nanti ompong kalau banyak makan pelmen."

Merenggut kecil, gadis itu menatap laki-laki disampingnya dan memasang wajah ingin menangis.

"Bener kata Yoyo, nanti kamu sakit gigi. Gak boleh." Pipi chubby gadis itu menggembung dengan matanya yang memandang ujung sandal berwarna merah mudanya.

"Jangan nangis, Va. Kamu kayak anak kecil aja," ujar laki-laki yang memiliki mata seperti kucing itu. Sangatlah imut.

"'Kan emang kita masih kecil," sahut Jeje dengan lesung pipi yang membuatnya semakin manis.

"Kata Uno gak boleh ngegas!" tegas Yoyo yang tidak diperdulikan oleh laki-laki didepannya.

Suara tangis dari gadis kecil di samping mereka membuat atensi kedua laki-laki itu terfokuskan kepadanya. Mereka bingung harus berbuat bagaimana agar ia berhenti menangis.

"Gimana Je? Vava nangis, nanti Uno marah. Sepeda aku nanti dibocorin sama dia."

Laki-laki bernama Jeje itupun melangkah menuju pria paruh baya dan menyerahkan selembar uang berwarna ungu setelah dirinya mendapatkan sebatang permen kapas.

"Nih, jangan nangis lagi. Kamu jelek kalau nangis."

Suara tangisan itu perlahan berhenti. Dua tangan yang awalnya menutup wajahnya perlahan terbuka dan matanya memandang uluran tangan beserta permen kapas berwarna merah muda di hadapannya.

Senyuman menghiasi wajahnya, membuat wajah gadis itu menjadi lebih cantik.

"Makasih Jeje ganteng."

"Sama-sama."

"Aku juga ganteng!"

Vava hanya melengos dan pergi dengan tangannya yang meraih permen kapas itu dan juga menggenggam tangan Jeje. Meninggalkan Yoyo sendirian yang memajukan bibir kesal.

Flashback off



Senyuman terukir di wajah Zeeva. Ia membalikkan tubuhnya hingga terbaring menyamping menatap pigura berisikan foto tiga anak kecil yang tersenyum bahagia.

"Kangen sama kalian ... Terutama lo Jae, gue kangen berat sama lo."


Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

1K 170 26
Setiap rasa tak bisa dipaksa,jadi biarkanlah hati memilih siapa yang pantas menjadi pemiliknya.
12.2K 418 38
Seorang perempuan yang di jodohkan dengan ketua geng motor
34.7K 4.7K 23
NamSeok GS Cast : Jung Hoseok Kim Namjoon Min Yoongi Min Yoonji Park Jimin Cha Hakyeon Jung Taekwoon Kim Jisoo Kim Wonshik Lee Jaehwan (Ken) Ahn Heey...
8.9K 1.3K 25
[COMPLETED] [R15+] [SMANCITY series 1 ; Park Jisung & Kim Lami local fanfic.] Berawal dari secret admirer, berakhir jadi stepbrother. Started : 02...