Prince in a Dream ✓

By ShinyAlph

3.9M 486K 49.8K

[SUDAH TERBIT | PART LENGKAP] (Fantasy-Romance) #1 in fantasy per 15-11-2020 #1 in another dimension 01-05-20... More

I • P R I N C E I N A D R E A M
F I R S T ; A Foreign Place
S E C O N D ; Welcome To Dracania World
T H I R D ; The Earth
F O U R T H ; Aila's Home
F I F T H ; The Main Kingdom
S I X T H ; What Are You Doing Here?!
S E V E N T H ; G-Night. Have A Nice Dream
E I G H T H ; Uniar
N I N T H ; Suspicion
T E N T H ; She Is Fine
E L E V E N T H ; For Once
T W E L F T H ; Tomorrow
T H I R T E E N T H ; Full Moon
F O U R T E E N T H ; Help Me!
F I F T E E N T H ; Kennan is Prince. Really?!
S I X T E E N T H ; The Same Thought
S E V E N T E E N T H ; Request
E I G H T E E N T H ; At Least For Now
N I N E T E E N T H ; Miss Me, Huh?
T W E N T I E T H ; Do You Like Her?
T W E N T Y F I R S T ; May We'll Meet Again
T W E N T Y S E C O N D ; A Letter
T W E N T Y T H I R D ; Rival
T W E N T Y F O U R T H ; I Warned You
T W E N T Y F I F T H ; Attack
T W E N T Y S I X T H ; Attack (2)
T W E N T Y S E V E N T H ; Be My Partner
T W E N T Y E I G H T H ; A Rejection
T W E N T Y N I N T H ; Pick Up
T H I R T I E T H ; You are Beautiful
T H I R T Y F I R S T ; Jealous
T H I R T Y S E C O N D ; I'm Seriously
T H I R T Y T H I R D ; Reason
T H I R T Y F O U R T H ; Unexpected Guests
T H I R T Y F I F T H ; Something New
T H I R T Y S I X T H ; Want To Go Back?
T H I R T Y S E V E N T H ; Would You?
T H I R T Y E I G H T H ; Let Me Like This
T H I R T Y N I N T H ; Decision
F O U R T I E T H ; Don't Hurt Her
F O U R T Y F I R S T ; Dispute
F O U R T Y S E C O N D ; The Fact
F O U R T Y T H I R D ; Broken Plan
F O U R T Y F O U R T H ; Exploration
F O U R T Y F I F T H ; Unparalleled Beauty
F O U R T Y S I X T H ; Get it
F O U R T Y S E V E N T H ; The Most Awaited
F O U R T Y E I G H T H ; Party
F O U R T Y N I N T H ; Love You Forever
F I F T I E T H ; Back to Reality
Waiting for ....
II • P R I N C E I N T H E W O R L D
F I F T Y F I R S T ; Where am I?
F I F T Y S E C O N D ; Revenge
F I F T Y T H I R D ; Suspicious
F I F T Y F O U R T H ; Chosen
F I F T Y F I F T H ; I have to go!
F I F T Y S I X T H ; Run Away
F I F T Y S E V E N T H ; Disappeared
F I F T Y E I G H T H ; Another place
F I F T Y N I N T H ; You're really here
S I X T I E T H ; Thank you
S I X T Y F I R S T ; Back or She Died
S I X T Y S E C O N D ; The purpose of Aristides
S I X T Y T H I R D ; The Darkness
S I X T Y F I F T H ; I am His Fiancé!
S I X T Y S I X T H ; She is a Demon
S I X T Y S E V E N T H ; Impossible
S I X T Y E I G H T H ; Until someone is ready
S I X T Y N I N T H ; Don't mess up
S E V E N T I E T H ; Possibility
S E V E N T Y F I R S T ; Still Alive
S E V E N T Y S E C O N D ; Do you wanna feel it?
S E V E N T Y T H I R D ; Hide and Seek
S E V E N T Y F O U R T H ; If I Know
S E V E N T Y F I F T H ; Bad News
S E V E N T Y S I X T H ; Katálixi
EXTRA PART #1
EXTRA PART #2
EXTRA PART #3
EXTRA PART #4
EXTRA PART #5
VOTE COVER
H-2
OPEN PRE-ORDER

S I X T Y F O U R T H ; Lost Control

25.9K 4.4K 333
By ShinyAlph

LANGIT dunia Dracania menggelap. Awan-awan hitam menutupi seluruh langit, menghalangi sinar matahari yang cerah. Suhu yang awalnya hangat perlahan turun beberapa derajat.

“Perasaanku tidak enak.” Elica memandang langit dengan tatapan cemas. Ada sesuatu yang salah, pikirnya. Tetapi dia tidak tahu pasti apa itu.

Kendrick di sampingnya menatap wajah khawatir wanita itu namun tidak membalas. Dia juga punya firasat buruk. Segera dia memerintahkan Alfred untuk memeriksa.

“Aku merasa ada yang tidak baik terjadi.” Elica menoleh, menatap Kendrick. “Kau pasti juga merasakannya, kan?”

Melihat wanitanya sedemikian gelisah, Kendrick mendekapnya sambil mengelus surainya lembut. “Jangan terlalu khawatir.” Katanya menenangkan namun matanya menatap langit yang mendung lekat.

Tuk! Tuk!

Elica menarik diri dari pelukan Kendrick saat bunyi ketukan kaca terdengar. Tatapannya jatuh pada sosok mungil yang menabrakkan tubuhnya ke kaca jendela beberapa kali sebelum menembusinya. Dengan cepat sosok mungil itu memeluk Elica membuat wanita itu tertawa pelan.

“Piya! Ke mana saja kau? Sudah lama tidak melihatmu.”

Piya, sosok mungil namun legendaris di dunia Dracania. Ia adalah penjaga kestabilan dunia ini. Nama sosok legendaris sebenarnya bukan bernama Piya. Saat Elica bertemu dengannya, dia memutuskan menamainya seperti itu, sebab melihat keimutannya yang tidak sesuai dengan statusnya. Tentu saja Kendrick tidak menghentikannya.

Dengan sayap kecilnya, Piya terbang dan berusaha menarik Elica sambil bersuara dengan bahasa antah berantah.

“Apa yang kau lakukan?” Elica menatap Piya aneh. Sosok mungil ini jarang muncul dan juga jarang mengajaknya seperti ini. “Ada sesuatu yang aneh? Katakan padaku dulu.”

Piya tidak lagi berusaha menarik Oline. Dia terbang mensejajarkan tubuh mungilnya dengan wajah Oline, lalu membuka mulut memperlihatkan gigi putih kecil dan taringnya sembari menggeram, “Grr!”

Sontak Elica terkekeh geli. Dia merasa Piya semakin imut.

Merasa Elica tidak mengerti, Piya memutar bola matanya yang besar, berpikir sejenak, dan berkata menggunakan bahasa salah satu kaum dengan terbatah, “M-mor...

Mendengar suaranya yang serak namun menggemaskan, Elica tidak tahan lagi dan segera mencubit pipi Piya. “Imutnyaa!”

Mor?” Kendrick yang sedari tadi memerhatikan langsung merenung.

Elica berpaling dari Piya ke Kendrick. Dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Ada apa dengan kata itu?”

“Kegelapan. Bahasa kaum Peri.” Kendrick menjelaskan dan menatap Piya serius. “Bisa kau jelaskan lebih detail?”

Piya mengangguk patuh dan tergesah-gesah melarikan diri dari tangan Elica, merasa Kendrick lebih dapat diandalkan dibanding tuannya. Tanpa sadar Elica cemberut karena Piya kabur darinya, tapi melihat Kendrick yang serius, pasti ada sesuatu yang terjadi.

Berhenti di hadapan Kendrick, Piya kembali memperagakan adegan sebelumnya. Membuka mulutnya, memperlihatkan giginya dan menggeram.

Akhirnya, Kendrick menatap Elica dengan tatapan rumit. “Queen, ada sesuatu yang tidak kau harapkan terjadi di wilayah Vampire.”

***

Melihat aura kegelapan di sekitar Kennan semakin tebal, Cailan tidak bisa menahan diri untuk berteriak, “Menjauh!”

Sulur yang terbuat dari api hitam langsung tertuju pada Aristides. Embusan angin kencang. Perhatian tiga orang yang bertarung langsung teralihkan. Nolan dan Alardo segera melompat jauh. Aristides pun berusaha menghindar, namun sulur tersebut lebih cepat dan segera menembaknya. Menghancurkan bahu kirinya.

Seolah tidak cukup, bola-bola api langsung berterbangan ke arah Aristides. Aristides berlari dengan bola api yang mengejar.

“Kita harus pergi.”

“Tidak! Oline ada di sana!” Aila segera meraung marah. Dia ingin pergi membawa Oline, walaupun sahabatnya tidak bernyawa lagi. Air matanya terus mengalir.

“Oline sudah mati! Kita tidak bisa menyelamatkannya. Kalau kita terus di sini, selain Raja itu, kita akan terkena dampaknya.” Uniar segera menggendong Aila, membawanya paksa.

Aila memukul punggung punggung Uniar marah. Dia terus menangis. Saat mendongak melihat ke arah di mana Oline berada, matanya melebar.

“Raja bajingan! Kenapa kau lari ke sana?! OLINE! Tidak, tidak! Turunkan aku. Kita harus menyelamatkan... Oline....” Mata Aila terpejam begitu kesadarannya menghilang. Uniar menghela napas pelan, melirik Alardo yang menatap sendu ke arah Oline.

Aristides berlari menuju arah Oline dan segera menghilang, membuat bola api mengenai tempat Oline berada. Debuman keras langsung terdengar.

Kabut perlahan naik. Di antara kabut, sepasang mata beriris merah menyala tajam. Aristides terus mengumpat. Tiba-tiba sinar merah dari sepasang mata itu hilang dari penglihatannya.

Aristides melangkah mundur, matanya tidak berani berkedip walau sedetik saja. Tidak pernah terbayangkan kekuatan Kennan akan seperti ini. Pundaknya terus mengalirkan darah. Pahanya tersobek parah. Keringat dingin mengalir dari pelipisnya. Suhu semakin rendah. Dingin ini tidak seperti biasanya.

Sesuatu menarik pergelangan kaki Aristides kuat, sehingga Vampire itu jatuh tertelungkup. Aristides segera membalikkan badannya, dan matanya langsung bertubrukan dengan sepasang mata merah diantara kabut putih yang semakin tebal.

Tatapan Kennan kosong. Sorot matanya lebih dingin dari sebelumnya. Tangan kirinya terangkat, lalu perlahan sebuah tombak kristal terbentuk. Sudut bibir Kennan tiba-tiba bergerak membentuk seringaian. Ketika tombak tersebut turun tepat ke arah jantung Aristides, gerakan Kennan terhenti.

Aristides terbelalak begitu ujung tombak tersebut beberapa senti dari dadanya. Kennan mengerahkan kekuatannya untuk menyelesaikan ini, namun sulur-sulur tanaman yang menjalar ke seluruh tubuhnya semakin erat.

Kennan berdecih. Dari ujung tombak, semburan api hitam keluar, membakar dada Aristides.

“ARGHH!!!”

Teriakan kesakitan Aristides menggema. Kennan masih berusaha melepaskan diri, namun sulur tanaman itu semakin banyak melilit di tubuhnya, dan semakin kuat.

Elica dan Kendrick melangkah mendekat. Tatapan Kendrick jatuh pada Aristides yang berbaring kesakitan di tanah. “Alfred, bawa dia.”

“Ya, Yang Mulia.” Alfred segera menyeret Aristides dari sana, membiarkan Elica bebas melangkah mendekati Kennan.

Tatapan Kennan mengikuti dua orang di hadapannya. Tidak ada riak sedikitpun di dalam manik matanya. Hanya ada tatapan dingin dan kosong.

“Kennan...” lirih Elica pelan. Dia teringat saat Kennan masih kecil. Kekuatan kegelapannya tiba-tiba meledak, membuat Elica harus segera menyegelnya. Dia tahu kegelapan akan kembali menguasai anaknya kapan saja, tapi dia selalu berharap itu tidak akan terjadi.

Melihat Elica mengangkat tangannya, Kendrick segera menariknya. “Apa kau tahu apa yang ingin kau lakukan?!”

Elica tersenyum sembari melepaskan genggaman Kendrick. “Aku tahu. Selain aku, siapa yang bisa?”

“Queen!”

“Percaya padaku.” Elica mengelus pipi Kendrick. Dia tahu risiko yang dia ambil. Walau membahayakan nyawanya, dia akan tetap melakukan hal ini demi anaknya.

Elica segera melangkah maju. Kendrick tahu pikiran Elica. Karena ia tidak bisa menghentikannya, tidak ada guna melakukan apapun.

Sinar putih muncul begitu Elica menempatkan telapak tangannya di dada Kennan. Ketika sinar itu meredup, Elica langsung jatuh namun Kendrick segera menangkapnya.

Sulur-sulur tanaman yang membelit Kennan perlahan menghilang. Mata merah Demon itu berangsur-angsur kembali berwarna abu-abu.

***

“Bagaimana kabar Bunda?” Caitlin tidak bisa menghentikan air mata yang terus mengalir. Dia menatap wanita cantik yang terbaring di atas tempat tidur.

Beberapa bulan sudah sejak kejadian itu. Kennan sudah sadarkan diri, namun dia berdiam diri, tidak ada yang berani menganggu. Sedangkan Elica, dia masih tidak sadarkan diri.

Caitlin tahu pengorbanan Bundanya. Sejak mereka lahir, Ibundanya harus mengerahkan kekuatan untuk menyegel kegelapan dalam diri mereka. Tubuh Elica tidak sekuat dulu lagi karena hal itu. Jadi kemungkinan terbesar saat Elica kembali berusaha menyegel kegelapan Kennan adalah kematiannya sendiri. Namun syukurnya, Elica hanya kehilangan kesadaran. Caitlin optimis Bundanya akan bangun walau memakan waktu yang lama.

“Caitlin, jangan ganggu Ibunda.” Cailan datang menarik adiknya pergi dari ruangan tersebut. Meninggalkan Kendrick yang masih setia menemani istrinya. Tidak bosan menatap wajah pucat wanita itu.

Kelopak mata Elica bergerak, lalu terbuka menampilkan manik mata cokelatnya. Dia mengerjap pelan selama beberapa menit, lalu menoleh menatap sosok yang berada di sampingnya. Dia tersenyum, menampilkan hal terbaik yang disukai pria itu.

“Aku kembali.”

Kendrick menatap wajah Elica lekat, namun tidak mengatakan apa-apa. Wanita itu menghela napas tak berdaya. Dia bangkit, dan memeluknya erat. “Aku kembali, kau dengar?”

Sepasang tangan langsung melingkari tubuhnya, membawa kehangatan yang selama ini menemaninya. Lalu terdengar suara serak Kendrick di telinganya. “Ya.”

Elica kembali tersenyum. Dia tahu Kendrick marah, tapi dia tidak bisa membiarkan anaknya menderita. Sepertinya keberuntungan masih di sisinya. Dia masih bisa bertahan.

“Aku lapar.” Bisik Elica.

Tanpa sepatah kata pun, Kendrick menggendong Elica, yang segera melingkarkan kedua tangannya di leher Kendrick, dan membawanya duduk di kursi ruang makan.

Beberapa menit kemudian, meja penuh dengan makanan kesukaan Elica yang menambah sukacita wanita itu. Dengan bahagia dia mengisi perutnya. Setelah merasa puas, Elica melirik Kendrick dan tertegun karena menatapnya lamat.

“Bagaimana kabar Kennan?”

Alih-alih menjawab, Kendrick hanya menatapnya, tidak mengalihkan perhatian sedetikpun darinya. Elica kembali tersenyum lalu mendekatinya dan mencium pipi Kendrick. “Maaf, jangan mendiamiku lagi, oke?”

Kendrick yang tadinya pasif langsung menjadi aktif. Dia melumat bibir Elica lama, lalu menatap mata Elica tajam. “Jangan pernah bertindak impulsif lagi.”

“Baiklah.” Elica bersadar pada dada Kendrick. Teringat Kennan, Elica kembali bertanya, “Bagaimana dengan Kennan? Dia baik-baik saja?”

Kendrick mengelus surai Elica lembut. “Hm. Mau melihatnya?” Elica segera menyetujui. Kendrick kembali menggendong Elica ke ruangan Kennan tanpa membiarkan wanita itu menyentuh lantai.

Melihat Kennan dari celah pintu, Elica menghela napas. “Sepertinya dia masih tidak bisa menerima kejadian itu.”

August 16, 2020.

Continue Reading

You'll Also Like

8.2K 993 35
You can't hide from me But i can hide from you
2.7M 167K 27
Olivia Rae Elizabeth, gadis berusia 19 tahun itu melingkarkan badanya dan menyembunyikan wajahnya di lututnya, selama hidupnya, ia tidak pernah meras...
359 50 11
|I SEQUEL OF JUST D [WHO ARE YOU?] I| [HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] Warning! 18+ Murder scene, strong language, (no sex scene) Harap bi...
978 154 22
⚠ WAJIB FOLLOW AKUN PENULIS SEBELUM MEMBACA.. HAPPY READING GUYS 。 。 。 。 。 Mengisahkan hal-hal yang terjadi saat masa Praktik Kerja Lapangan (PKL) t...