Happy reading🍟
Bel pulang sekolah berbunyi,
Fayola, Zalha, Atira berjalan sambil terbahak-bahak akan kelakuan Pak Dani, guru berkepala plontos itu melakukan kesalahan sampai murid-murid pada menertawakan dirinya. Pak Dani ketahuan di marahin istrinya karna lupa ngangkat jemuran, bodohnya guru itu lupa mengatur speaker handpone sampai omelan istri di dengar semua murid, kan tolol, dimana harga diri seorang guru kalo gitu.
"Pak Dani ternyata suami takut istri,"ujar Fayola
Mereka terkekeh bersamaan,
"Gue kalo jadi istri, mau galak juga ah, biar suami gue gak selingkuh,"Celetuk Atira.
"Eh yang ada malah, gak ada yang mau sama elu Ra, kecuali Paul sih "ujar Zalha ngeledek
"Kenapa sih bawa-bawa Paul terus sih, ah kalian bikin gue kesel aja,"
"Abisnya gue gemes liat lo berdua, bawaannya ribut mulu kalo ketemu,"
Sahut Zalha, makin panas kepala Atira karna di hubungkan sama Paul Selalu.
"Kalo gue mau jadi istri yang perhat_"ucap Fayola terpotong
"Sayang!"
Mereka menoleh pada suara cowok yang kalo di denger bikin dag dig dug.
Ketiga gadis itu tercengang dengan kedatangan Carlen, apalagi manggil sayang lagi. Aduh. Atira dan Zalha tahu sekali panggilan sweet yang keluar dari mulut Carlen itu bukan untuk mereka,
"La, kak Carlen ganteng banget sumpah gue gak kuat, ngapain dia kesini? Disuruh nyokap lo lagi? " bisik Atira.
Fayola tak mempedulikan Atira, matanya masih menatap Carlen,
Jantungnya berdebar kencang saat Carlen mendekat, mata mereka bertemu, Fayola makin tak bisa melakukan apa-apa, Carlen dan dirinya hanya tinggal jengkal, pipinya memerah,
Mulut Atira dan Zalha hanya ternganga, melihat mereka berdua saling menatap, tanpa menghiraukan keberadaannya mereka.
"Sayang, kamu kok gak bilang sih, kalo udah pulang,"Carlen menyeka rambut Fayola ke belakang telinganya, "Cantik."
Carlen memang paling bisa buat Fayola panas dingin karna perlakuannya, nggak bisa di tebak.
"Kak, ngapain sih? "tanya Fayola
"Jemput kamu lah sayang,"
"Sayang? Zal lo dengar kan,"ujar Atira, Fayola yang di panggil sayang dia yang kejang-kejang
Wajah merona Fayola makin terpancar, Ia sangat malu dengan kedua sahabatnya mendengar Carlen yang memanggilnya dengan kata Sayang, dasar Carlen gak pernah tahu tempat untuk menggodanya,
"Gue dengar Ra, jelas banget."sahutnya berbisik ke Atira
"Kalian udah pacaran?"tanya Atira penasaran
"Gue nggak mau jawab, tanya aja sama Fayola,"
Fayola terdiam. Ia tak tahu harus jawab apa, Fayola memang sudah mengakui perasaannya sama Carlen, tapi Ia tak memberi tahu hubungannya dengan Carlen,
Ia menarik nafas dalam-dalam, "Iya kita udah pacaran, sorry yah gue gak kasih tahu kalian,"jelas Fayola, ragu, jawaban Fayola mengagetkan Sahabatnya dan Carlen.
Tadinya Carlen sangat yakin, kalo Fayola nggak akan jawab seperti itu. Carlen masih tak percaya, gadis polos di depannya ini sudah berubah.
"Kalian udah dengar kan?"
Atira, Zalha mengangguk mengerti,
"Ngapain sih kak, aku malu lepasin, "
"Nggak apa-apa sayang nanti juga terbiasa,"
Ucapan Carlen barusan, hampir membuat jantungnya meloncat.
Makin irilah Atira dan Zalha, melihat cowok tertampan no satu ini sudah menjadi milik sahabatnya, beruntungnya Fayola bisa dapatin dua cowok tertampan di Sekolah mereka.
"Thanks ya, kalian udah mau nemenin Fayola,"ujar Carlen, gayanya menjadi pacar sok manis,
"Iya kak sama-sama,"ucap Zalha, Atira bersamaan
Carlen pun berbalik menggandeng tangan Fayola dan berjalan meninggalkan Atira dan Zalha,
"Kakak, gak bawa mobil?"
"Nggak usah protes, terserah gue!"Carlen mengambil helm diberikan buat Fayola
"Iya-iya,"
"Mau gue pakein?"
"Ngg_"
Carlen mengambil helm dari tangan Fayola, Ia memakaikan helm ke kepala Fayala, lagi-lagi Fayola berdesir.
Carlen melanjukan motornya dengan kecepatan sedang, Fayola masih malu-malu, walaupun sudah mengakui Carlen sebagai pacar, tetap saja Ia selalu diam tanpa kata kalo dekat dengan Carlen, memeluk Carlen atas kemauannya, mau taru dimana harga dirinya sebagai Fayola.
Carlen menaikan kecepatan motornya, membuat Fayola hampir terhempas kebelakang, dan terhempas lagi ke punggung Carlen,
"Masih nggak mau pegangan?"
Fayola mendengarkan perkataan Carlen, Ia berpegangan di bahu Carlen.
"Kita kan udah pacaran, nggak usah-malu-malu," Carlen memegang tangan Fayola, dan menaruhnya di pinggangnya, "Kalo mau peluk, peluk aja,"
Dalam hatinya, Fayola tersenyum bahagia, dan tangannya dengan malu-malu melingkar sepenuhnya di pinggang Carlen.
Carlen tersenyum sipul, .
Motornya berbelok ke arah perumahan Fayola,
"Kak kok langsung pulang?"ucap Fayola
"Emang lo mau kemana?"
"Makan, laper "sahut Fayola
"Emang di rumah gak ada makanan?"
Ish gak peka banget sih jadi cowok
"Nggak ada kak!"Teriak Fayola, berbohong padahal di rumahnya selalu banyak makanan, Bibi di rumah selalu masak untuknya
Carlen pun menuruti Fayola, Ia berbalik arah, menulusuri jalanan mencari makanan,
"Makasih ya kak. "Fayola memeluk erat Carlen lalu menyandarkan tubuhnya di punggung Carlen sambil tersenyum bahagia
Aku sayang kaka.
Tingkah Fayola yang tak biasa, membuatnya tertegun, Fayola tak pernah jadi se manja ini padanya,
Walaupun Ia senang bisa dekat dengan gadis yang Ia suka, namun, raut wajahnya tiba-tiba berubah jadi murung, Ia tak bisa membohongi dirinya.
Carlen sangat takut kehilangan Fayola.
Sebelah tanganya memegang tangan Fayola lembut. Ia tersenyum, setidaknya Ia harus menikmati waktunya bersama gadis yang Ia sayang ini,
Mereka sampai di sebuah restoran yang bernuansa vintage pilihan Fayola, Fayola memilih tempat ini karna tempatnya nyaman, banyak pasangan muda yang datang disini,
"Kak duduk disana aja yah dekat jendela, viewnya bagus,"
Carlen hanya mengikuti langkah Fayola, ini pertama kalinya Carlen menuruti permintaan cewek, yang sebenarnya Ia sangat anti dengan cewek serba ribet.
Carlen kalo lagi jalan sama cewek-cewek sebelum Fayola, cewek-cewek itu selalu menuruti dirinya, dan mengikuti semua permintaannya.
Carlen benar-benar berubah, saat bersama Fayola.
Mereka tengah menikmati makanan Fayola,
Uhuk-uhuk
Carlen kaget mendengat batuk Fayola,
"Nih minum, makan tuh hati-hati, kayak bocah banget sih," Carlen mengambil tisu dan mengelap nasi di ujung mulut Fayola, namun Fayola mengabaikan betapa pedulinya Carlen dengan dirinya, Fayola mulai nggak fokus.
"Liatin apasih?"
Fayola diam tak menjawab Carlen, Ia menunduk,
Carlen yang tampak penasaran, menoleh ke belakang, Ia mendapati Gavin tengah duduk sendiri dan menatap ke arahnya. Bibir ujung Gavin naik sebelah, melihat Carlen menatapanya. Carlen berbalik lagi, tanpa menghiraukan Gavin di sana.
"Oh lagi liatin mantan lo,"
"Masih suka?"
Pertanyaan Carlen, sangat membuat Fayola kaget, kenapa Ia menanyakan seperti itu, padahal dia tahu kalo Fayola sudah tidak ada hubungan sama Gavin,
"Nggak, kok nanyak gitu sih?"
"Abisnya lo ngeliatin kesana mulu, bukannya liatin gue, guekan pacar lo,"
"Gue nggak suka kalo pacar gue, ngeliatin cowok lain!"tegas Carlen
"Iya maaf kak,"
Next part🔜
Sumpah aku yang nulis aja gemes sama Carlen, ngapain dia kayak gitu di depan sahabat Fayola kan, huhu siapa yang sama?
Carlen : "Iri ya lo, thor?" Carlen senyum-senyum genit,
Author : Apaan sih? mau aku gak buat part kamu?"
Carlen : "Terserah lo thor gue gak peduli," Carlen menyelonong pergi,
Eh Carlen balik lagi, Ia seperti melupakan sesuatu
Carlen : "Selamat seratus ribu view ya thor, 🎉, bilangin makasih juga ya buat readers setia lo thor,"
Autor : iya-iya
Ngeselin banget kan, Carlen😁
Makasih untuk kalian yang udah baca cerita aku yah, yang banyak kekurangan ini, aku seneng banget udah 100k viewnya 😊😊
Vote ya!
Commentnya !
Follow juga!