Possessive Samudera [Selesai]

DAPU49 द्वारा

3M 190K 8.6K

"Aku gak suka kamu senyum sama dia!" "Ya Allah, masa aku gak boleh senyum sama pak Polisi sih? Waktu itu dia... अधिक

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
DySam 💕
56
57
58
59
60
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71 💞 💍
72
73
74
Possessive Samudera
Sequel
Cerita Baru!!!

61

25.1K 1.9K 163
DAPU49 द्वारा

Acara wisuda Dyba sudah siap, mereka semua memutuskan untuk langsung pulang. Dyba juga sudah berfoto-foto bersama angkatannya. Baju wisudanya juga sudah Dyba lepas tinggal kebaya dan selempang dengan tulisan 'Adyba Bailey Khenzi S. Psi.'

Mereka sudah akan berjalan ke luar taman yang digunakan untuk acara wisuda tadi, tetapi langkah Sam yang terhenti membuat empat orang lainnya ikut berhenti juga.

"Kenapa, Sam?"

Sam hanya tersenyum mendengar pertanyaan Nia-- bunda Dyba. Ia dengan cepat mengubah posisinya di depan Dyba menekuk sebelah lututnya untuk ditumpukan di tanah.

Sam tersenyum, ia menggenggam tangan Dyba. "Aku tau ini mendadak untuk kamu, tapi aku udah gak bisa nahan ini lebih lama lagi. Aku pengen cepat-cepat ngehalalin kamu."

Mata Dyba dan orang-orang di sekelilingnya membulat. Banyak mahasiswi yang menjerit melihat pertunjukan live itu. Lulus kuliah dan dinobatkan dengan IPK tertinggi di jurusannya, diberi kejutan oleh sang pacar, dan tiba-tiba di lamar di hadapan orang-orang.

Sam meneguk ludahnya, ia menatap dan menyelami bola mata Dyba itu. "Maaf, mungkin ini bukan lamaran romantis yang kamu pengen. Maaf aku sering buat kamu kesal, buat kamu marah-marah. Maaf selama ini aku juga posesif keterlaluan sama kamu. Maaf mungkin aku belum bisa jadi pasangan yang baik untuk kamu. Tapi, untuk sekarang, mau gak kamu jadi seseorang yang nemenin aku untuk menjadi lebih baik lagi? Merubah sifat seorang lelaki tidak sempurna ini menjadi imam yang baik nantinya."

Air mata Dyba menetes begitu saja. Ia tidak percaya dengan yang dilakukan Sam. Samudera, lelaki penuh kejutan.

Sam mengeluarkan kotak merah dari saku jasnya, berisi cincin yang modelnya simple, tetapi membuat Dyba terpukau karena bentuknya. "7 tahun lebih kita sama-sama, dan aku ingin selamanya kita bersama. Adyba Bailey Khenzi, will you marry me?"

Dyba tersenyum di sela-sela tangisannya. Ia menatap ayah dan bundanya yang berada di belakang tubuh Sam. Kedua orangtuanya mengangguk yang membuat Dyba mengalihkan tatapannya ke arah Gio. Gio memberikan jempolnya kepada Dyba yang berarti lelaki itu setuju dengan Sam. Dan Dyba menatap sekelilingnya yang tengah memperhatikannya dan orang-orang juga bersorak 'terima'. Bahkan, banyak dari mereka yang sudah mengeluarkan ponselnya untuk merekam Sam dan Dyba.

"Dy ...."

Dyba menatap bola mata itu. Keseriusan, kekaguman, cinta, ada di sana. Dyba dengan perlahan menganggukkan kepalanya. Mata Sam membulat, ia menatap Dyba dengan mata berbinarnya.

"Are you serious?"

"Yes. I want to marry with you."

Sam dengan cepat memasangkan cincin itu di jari manis Dyba dan langsung memeluk tubuh itu. Sam bahkan sampai menggoyang-goyangkan tubuhnya ke kanan dan kiri karena senang. Orang-orang di sekeliling mereka bertepuk tangan melihat pasangan itu.

'Uwu banget njir!'

'Pengen juga!'

'Pengen punya satu yang kayak dia!'

'Kapan aku bisa kayak gitu?'

'Aaa, gila! Aku selalu cuma jadi penikmat uwu orang terus!'

Begitulah pekikan-pekikan orang-orang yang ada di sekeliling mereka. Sebenarnya Sam sadar ini bukan lamaran yang romantis, tetapi Sam sudah tidak bisa menahan keinginannya supaya ia bisa memiliki hubungan yang lebih serius dengan Dyba.

"Maaf ini bukan lamaran yang romantis. Ini bukan lamaran yang dipenuhi bunga-bunga. Ini bukan lamaran di depan menara Eiffel atau gimana. Maaf aku gak bisa ngerangkai kata-kata yang romantis. Ma-"

"Jangan ngomong gitu. I like it, Sam. Aku bersyukur banget. Aku gak buruh kemewahan, bunga-bunga, ataupun yang lain. Yang aku butuh keseriusan kamu sama aku dan hari ini kamu udah buktiin itu semua. Makasih sayang."

Senyum Sam mengembang, wajah bahkan telinganya memerah malu. Ia mengusupkan wajahnya di leher Dyba. "I love you."

Dyba terkekeh. "Love you too."

***

Dyba terkekeh saat melihat wajah abangnya di seberang sana cemberut.
"Wajahnya biasa aja atuh, Bang."

"Kamu sih, udah di lamar Sam aja. Abang bakalan dilewatin ini kayaknya."

"Sama kak Rahma lah."

Mata Gean membulat di seberang sana. "Abang sama dia cuma teman, Dy."

Dyba memajukan bibir bawahnya. "Padahal Dy suka sama kak Rahma. Dia baik, cantik, lembut, gak bar-bar. Kenapa sih abang gak sama dia aja?"

Gean di seberang sana menghela nafas kasar. "Kalau kamu suka dia, ya udah kamu aja yang lamar dia. Abang masih mau fokus ke kerjaan dulu."

"Berarti kalau dah sukses langsung lamar ya?" Dyba tersenyum jahil saat melihat wajah Gean memerah.

"Sayang, kamu nelfon sama siapa?" Dyba menolehkan kepalanya dan menunjukkan layar laptopnya yang dipenuhi wajah Gean.

Sam yang melihat itu kemudian ikut merebahkan dirinya di samping Dyba. Telungkup di samping Dyba dengan wajah yang berseri-seri.

"Heh, kutu onta! Lo ngelamar adek gue gak nunggu gue gitu? Setidaknya biarin gue ada di sana, kampret!"

Sam menyengir. "Gue kan serius, Bang. Gue gak mau pacaran terus, gue mau hubungan yang lebih serius sama Dy. Tapi, kalau disuruh nungguin lo nikah duluan gue gak bisa, Bang."

"Kenapa?"

"Lo nikahnya aja paling beberapa tahun lagi."

"Iyalah, gue mau sukses dulu!"

"Emang lo udah ada calonnya?"

Wajah Gean di seberang sana seketika memerah lagi. Ia memalingkan wajahnya.

"Muka lo merah, Bang! Wahh, bentar lagi gue punya kakak ipar!"

"Bacot lo! Gue mau bilang sama lo jangan pernah nyakitin adek gue, dia adek gue yang paling gue sayang, di-"

"Iyalah, orang adeknya abang cuma Dyba!"

Gean menatap tajam Dyba yang memotong pembicaraan. "Astaghfirullah Dy, abang lagi ngomong serius kamu ini malah ngejawab."

"Habisnya adeknya abang itu cuma Dyba, Abang. Jadi, gak mungkin ada adek abang yang lebih abang sayang lagi kecuali Dy."

"Bacotnya kamu itu, pengen abang masukin ke perut bunda lagi lama-lama. Sam, gue serius, kalau lo nyakitin Dy lo habis sama gue. Jangan lupakan gue juga bisa bela diri. Jangan lupakan gue juga bisa boxing, karate, taekwondo."

Sam tersenyum. "Iya, Bang. Tapi, gue juga manusia, gue juga bisa khilaf kapanpun itu. Maka dari itu kalau gue ada khilaf atau gimana lo bilang sama gue. Tapi, gue bakalan berusaha sebaik dan sekuat mungkin tidak akan tergoda."

"Hmm, tapi ngomong-ngomong lo jangan senyum sama gue. Gue serasa homo, njay! Sok manis lagi senyum lo, pengen gue tampol."

"Astaghfirullah salah lagi gue. Ya udah gue gini aja." Sam menunjukkan wajah datar, benar-benar datar tanpa ekspresi sama sekali. Kalau wajahnya seperti ini aura dingin dan serem Sam seketika keluar.

Gean di seberang sana melempar bantal yang ada di sampingnya ke kamera. "Anjing! Wajah lo pengen gue buang kalau kayak gitu!"

Sam mengusap wajahnya kasar. "Terus kayak mana Abang ipar tersayang, tercinta, termuah-muah?"

"Jijay bangsat!"

"Bodo amat lah, Bang, gue mau tidur aja." Sam merubah posisinya menjadi menyamping dan tubuh memeluk Dyba dari samping.

"Heh kutu badak! Enak aja lo peluk-peluk adek gue! Lepas anjir!"

Sam yang mendengar itu tidak peduli, ia malah semakin menyusupkan wajahnya di lengan Dyba. Dyba yang melihat itu terkekeh geli. Ia mengelus rambut Sam.

"Dyba! Lepas pelukannya ih! Gue belum mau punya keponakan anjir!"

Sam mengangkat kepalanya dan menatap Gean. "Konsepnya darimana kalau pelukan bisa buat anak? Kalau pelukan bisa buat anak gue sama Dyba udah punya anak 100 lebih, Bang."

"Anjir! Gue pusing sendiri ngomong sama lo lama-lama. Udah lah gue juga mau tidur aja. Awas lo di sana udah buat anak duluan gue gilas lo!"

"Gue masih punya otak, Bang. Lagi pula paling beberapa bulan lagi gue udah nikah sama Dy."

"Bagus kalau otak lo masih dipakai."

"Anjing! Untung abang ipar kalau enggak udah gue ketekin lo!"

"Bodo amat. Dy, jangan buat anak dulu, abang belum mau dipanggil om. Abang tidur dulu, jangan macem-macem!"

"Ena-ena itu cuma satu macem, Bang, gayanya aja yang banyak."

"Bangsat lo Sam!"

***

TBC....
Warning! Typo berterbaran....
Jangan lupa vote and comment....
Terima kasih yang udah mau baca, vote, and comment ceritaku....

Maaf kalau lamarannya gak romantis, gak ngena di hati. Karena aku juga masih amatiran buat hal yang kayak gitu. Soalnya juga aku kan belum ngalamin :"

01 Agustus 2020

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

3.6M 159K 57
"Kabarin aku setiap 30 menit." Elara Livya Larissa, gadis yang membuat pria sedingin kulkas dan secuek Nathan Neo Dilhar luluh. Mereka adalah definis...
2.4K 133 26
cerita ini diawali seorang perempuan yang mengidolakan seseorang namun dimasa depan seseorang itu menjadi suaminya, bagaimana kelanjutannya? silahkan...
754K 53.4K 33
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
322K 13.4K 70
17+ || SMA "𝐒𝐢𝐚𝐩𝐚𝐩𝐮𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐢 𝐧𝐠𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐠𝐮𝐞, 𝐒𝐢𝐚𝐩 𝐬𝐢𝐚𝐩 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐈𝐭𝐮 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥 𝐧𝐚𝐦𝐚" -𝐀...