Come Back to Me

By DerTha56

317 159 44

[ALERT : FOLLOW DULU YA SEBELUM BACA. BIAR BISA TAU KALAU UDAH UP.] Aika, mencintainya. Dia nafas Aika, kehil... More

Hai!
Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Enam
Tujuh

Lima

26 14 0
By DerTha56

Distrik Haibara,
Prefektur Shizuoka, Jepang

Pemuda itu menatap langit malam yang dipenuhi bintang, dan bulan yang bersembunyi di balik awan. Tangan kirinya dimasukkan kedalam kantong celana. Sedangkan tangan kanannya memegang sebuah kaleng bir asal Okinawa.

Matanya seakan tenang, namun ada sorotan tajam yang tersirat. Sweater berkerah tinggi, tak cukup mampu menutupi perban yang membalut lehernya. Di minumnya seteguk bir dalam kaleng itu, lalu meletakkannya di atas meja. Di tutupnya tirai jendela, hingga ruangan itu gelap gulita. Hanya satu lampu menyala, yang menjadi sumber cahaya di ruangan itu.

Pemuda itu mengeluarkan ponselnya, dan menatap fotonya dan Aika. Mereka tersenyum lebar, di antara hamparan daun maple yang berguguran. Dia begitu menggingat hari itu. Hari ulang tahun Aika, hari sebelum orang tuanya, meninggal dalam kecelakaan.

Dia ingin sekali memghubungi Aika dan Benny langsung. Namun karena apa yang kini tengah terjadi. Dia tak bisa, semua demi kebaikan mereka. Pemuda itu meraba lehernya yang diperban. Dilepaskannya perban yang melapisi lehernya.

Dalam cahaya remang, nampak sebuah luka yang membentang horisontal, cukup panjang. Mungkin lima senti. Luka itu nampak sudah di jahit, dan bekas jahitannya hampir menutup, sudah mulai terlihat samar, tapi masih memerah.

"Sebentar lagi Ka. Setelah luka ini benar-benar hilang. Gue bakal kembali ke loe. Gue kangen sama loe, tapi gue nggak mau, loe cemas karena luka ini. Tunggu gue bakal membawakannya buat kalian. Satu orang lagi"

Pemuda dengan kode nama Seiryuu itu, menggepalkan tangannya. Menahan apa yang dirasakannya. Ini harga yang harus dia bayar, untuk semua yang dia lakukan. Tapi, semua terbayar, saat dia kembali dan memeluk kembali Aikanya.

****

Semarang

Aika baru saja hendak membaringkan tubuhnya, saat pintu kamarnya diketuk.

Aika menatap jam dinding, yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Setelah ingat obrolannya dengan Zidna tapi siang, Aika pun berjalan untuk membuka pintu.

Diluar, nampak Zidna dengan piyamanya, berdiri sambil tersenyum pada Aika, yang membukakan pintu.

"Sorry gue lupa waktu tadi pas ngegame" pinta Zidna sambil memasuki kamar Aika.

"Selow aja. Loe gamer?" tanya Aika sambil menutup pintu. Matanya mengikuti sosok Zidna yang berjalan lalu menjatuhkan dirinya di atas kasur.

Aika baru menyadari, untuk seorang remaja, selera Zidna cukup kekanak-kanakan. Dia nampak mengenakan piyama bergambar hello kotty, serta memeluk boneka tedy bear yang terlihat sedikit kusam. Mata boneka itu tidak sama. Nampak mata kirinya di jahit asal dengan kancing baju berwarna merah darah.

Aika melihat pantulan dirinya di cermin, dia sendiri mengenakan piyama katun biru tanpa motif. Mungkin berteman dengan Zidna takkan terlalu buruk. Orang-orang selalu mengatakan, Aika terlalu serius, tak memiliki sisi imut seorang gadis remaja di dirinya.

"Apa ada yang salah?" Tanya Zidna saat menyadari Aika hanya berdiri di depan pintu. Tak ada niat untuk mendekat.

"Nggak gue mikir aja, mungkin sedikir banyak gue musti belajar dari loe, supaya lebih girly"ujar Aika sebelum terkekeh lucu karena ucapannya sendiri.

"Gue bukan cewek girly kok" sanggah Zidna dengan cengiran lebar.

"Piyama ini spesial. Boneka ini juga. Makanya sering gue pake. Dan gue nggak bisa tidur tanpa boneka ini" imbuh Zidna malu-malu.

Aika menjatuhkan dirinya disamping Zidna, ditatapnya Zidna dengan pandangan menggoda.

"I see. Bonekanya udah rusak tapi tetep loe pake, pasti boneka kesayangan loe. Hembb gue tebak, hadiah dari Andre kan?" tebak Aika dengan nada iseng.

Tebakan Aika sepertinya benar. Karena wajah Zidna seketika berubah merah saat nama Andre disebut. Zidna menggalihkan wajahnya yng memerah. Nampak salah tingkah.

"Semudah itu ya ketebaknya?" Ucapnya dengan nada malu. Aika terkekeh iseng, lagi.

"Hembb jadi gue bener dong"

"Iya, boneka ini emang hadiah dari Andre. Dia ngasihnya tiga tahun lalu, pas ulang tahun ke tiga belas dulu. Karna setelah ulang tahun itu, dia sempat menghilang selama satu tahun lebih. Hembb mungkin dua tahun. Pokoknya kita baru ketemu lagi pas sama-sama masuk sma" ucapan Zidna membuat Aika sedikit tertegun. Sebuah kebetulan tak terduga.

"Gue heran, padahal loe orangnya lumayan asyik. Diajak ngobrol juga gampang. Kenapa loe di sekolah dikucilkan?"

"Sebelum kepindahan loe, ada cewek, bisa dibilang dia primadona sekolah. Dia cucu investor terbesar disana. Semua siswa berebut mendekatinya. Tapi gue kagak. Gue dulu punya beberapa temen. Kita dekat juga, tapi gue emang lebih dekat sama Andre. Dan ternyata si primadona ini suka sama Andre. Tapi Andre cuek. Karna nggak suka sama kedekatan gue sama Andre dia ngefitnah gue. Sampe satu sekolah nggak mau deket sama gue. Temen-temen gue sebelumnya juga nggak mau deket sama gue. Cuman Andre yang nggak kepengaruh. Finally, jadilah gue nggak punya temen lain selain Andre" ungkap Zidna dengan senyum pahitnya.

Aika menatap Zidna penuh simpati, sebenarnya Zidna orang yang cukup naif menurutnya. Padahal dia bisa menggunakan kekuasaan ayahnya untuk menekan anak itu. Namun alihcalih membalas balik. Dia hanya diam saja.

"Ambil hikmahnya aja deh. Temen yang baik gak bakal ninggalin loe karena hal seperti itu. Omong-omong, dia kemana? Kok gue nggak tau ada primadona di sekolah?"

"Dia lagi ikut kontes model. Makanya dia izin cuti beberapa minggu"

"I see. Dia kayaknya ikut penyaringan model di agensi gue deh. Siapa namanya?"

"Stella" jawab Zidna setengah hati.

"Stella? Pengharum ruangan dong. Hahaha" canda Aika sedikit garing. Dia harap bisa memperbaiki sedikit mood Zidna.

"Aish, awas kalo ngomong, ntar yang punya nama stella ngebully loe,kalo denger omongan loe. Yang namannya Stella kan bukan cuman dia" sanggah Zidna dengan wajah seakan serius. Tapi ada tatapan jenaka dimatanya.

"Tinggal minta maaf. Kan yang aku ejek dia bukan mereka. Hahahahha. Seriusan ding. Gue pernah denger soal dia. Katanya dia itu peserta yang paaalliiiing wanggi. Jarak dua meter aja udah kecium wangi parfumnya" ujar Aika lagi.

Dia tidak bohong. Karena memang, sosok Stella cukup jadi perhatian sebagian besar senior dan juniornya. Apalagi kalau bukan karena kesombongannya serta masalah parfumnya. Bukan membuat para senior suka, malah beberapa senior dan staff sering membicarakannya dibelakang.

"Loe pernah ketemu?" Tanya Zidna membuat Aika harus berfikir lumayan lama.

"Hmbb gak tau ya. Kayaknya kagak." Jawab Aika tak yakin.

"Ah pernah sekali, pas semi finall kayaknya. Lupa gue. Kalo nggak salah pas itu, dia cari pekara sama MUA nya Kak Andien. Pas itu rame banget. Muanya Kak Andien kan galak, blom lagi sifat Kak Andien kalau di provokasi. Betul aja dia keliatan biasa, tapi mulutnya, hiiy pokoknya mending nggak cari gara-gara sama dia"

"Emang ngeprovokasi apa dia?"Tanya Zidna semakin penasaran.

"Gue nggak tau. Soalnya gue juga nggak peduli banget sama dia. Tapi apapun masalahnya pasti parah. Kak Andien itu model senior terfaforit di agensi gue. Emang sih kadang mulutnya pedes banget, tapi kalo gak diprofokasi, dia orangnya loyal, baik, perhatian lagi. Panutan junior lah kalo menurut gue. Tapi ya itu, kalo udah di bikin marah, mi samyang aja lewat jauh pedesnya"

"Hahaha sadis donk"

"Banget"

"Tenang aja. Kalo dia macem-macem gue siap jadi tameng loe"

"Iyalah. Kan itu tugas loe Vir" ujar Zidna dengan cengiran lebar diikuti tawa mereka berdua.

Tawa Zidna berhenti saat ekor matanya melihat sebuah foto cowok, diatas nakas. Agak ragu, dia mengambil foto itu.

"Ini ya temen yang loe maksud tadi? Yang loe bilang mirip Andre?"

"Iya, lumayan miripkan?"Tanya Aika balik sambil menarik lembut, foto itu dari tangan Zidna, dan meletakkannya dibawah bantalnya.

"Tidur yuk. Takut kesiangan besok" ajak Aika cepat. Zidna hanya mengangguk lalu merebahkan badannya.

Aika pun ikut merebahkan badannya setelah mematikan lampu utama kamar. Tinggal satu lampu di nakas yang dibiarkannya menyala. Zidna dan Aika, tidur sambil berhadapan. Zidna nampak tersenyum lebar, sebelum menutup matanya dan tidur.

Sedangkan Aika membalas senyuman Zidna. Tangannya meraba masuk ke bawah bantal, tempat dia meletakkan foto tadi. Dikeluarkannya foto itu dan dilihatnya. Dengan senyum lembut dikecupnya foto itu.

"Oyasumi"

****

"Aika gawat!"

"TOK!TOK!TOK!"

Gedoran serta teriakan Gagak membuat Aika terloncat kaget dari tidurnya. Jam lima pagi, dan Gagak sudah berteriak seperti itu. Aika melirik Zidna yang nampak tertidur pulas disampingnya, tak terganggu.

"Aika bangun!" teriak Gagak lagi

"Iyaa" jawab Aika masih mengantuk. Belum lagi rasa pusing dan mual karena mendadak dibangunkan dengan cara seperti itu.

"Apaan sih kak. Masih jam lima ini"

"Zidna hilang! Cepat cari!" Ujar Gagak dengan gusar namun berwajah hampir datar.

Aika menatap datar Gagak dengan perasaan sebalnya. Dibukanya lebar-lebar pintu kamarya, dan tangannya menunjuk ke arah ranjang. Disana Zidna nampak masih nyaman tertidur. Tak terganggu dengan keributan yang diciptakan Gagak, dan beberapa personel lainnya. Aika baru menyadari, di dekat tangga para anggota sibuk berlalu-lalang.

"Ini baru jam lima lho kak? Harus ya ribut-ribut gini? Emangnya tiap hari Zidna harus bangun jam berapa? Sampe jam lima udah di cek ke kamarnya" tegas Aika sebal. Sungguh hal tabu membangunkan Aika dengan cara seperti itu.

Gagak nampak kagok dengan nada bicara dan ekspresi Aika. Dia baru menyadari, telah melakukan hal yang tabu bagi Aika.

"Eghm, ada jejak penyusupan tadi pagi, dan penjaga yang kemarin hilang, jasadnya muncul di depan pintu rumah. Trus ada surat ini, tapi kita nggak ngerti isinya" ucap Gagak berusaha stay cool, sambil menyerahkan secarik surat.

Aika mengambil surat itu dan membacanya sepintas. Namun beberapa detik kemidian dia meremas surat itu dan membuangnya asal.

"Cuman sampah! Mayatnya bawa aja kemarkas, otopsi cari bekas jahitan. Lihat apa yang nanti ditemukan disana. Foto hasil otopsi dan barangnya nanti baru tolong laporkan ke gue kak" ucap Aika tak acuh sambil mulai menutup pintu.

"Oh ya. Nanti bangunin ya, jangan sampe kesiangan.Gue mau tidur lagi"tandas Aika sebelum menutip lagi pintu kamarnya, dan kembali tidur.

Sedangkan Gagak hanya menatap pintu yang tertutu dengan wajah bingung.

"Ini kan tanggal merah" ucapnya ragu sambil memastikan kalender di ponselnya. Gagak hanya menggangkat bahunya setelah melihat bahwa hari ini memang tanggal merah.

Pukul 07.10

Aika membuka matanya, rasa pusing dan mualnya sudah hilang. Dia merenggangkan tangannya ke atas. Saat dilihat ke sampingnya Zidna nampak sudah tidak ada. Dan dia terkejut saat melihat jam, yang menunjukan pukul 07.10.

"Jam tujuh?! Kok nggak ada yang banggunin sih. Gawat telat"

Dengan tergesa-gesa Aika lari ke lemari untuk mengambil seragamnya lalu ke kamar mandi, lima belas menit kemudian, dia keluar dari kamar mandi dengan wajah segar dan seragam lengkapnya.

"Aika bangun, ayo sarap....an"

Saat Aika menoleh, Zidna nampak berdiri didepan kamarnya dengan tangan di daun pintu. Yang membuat dia terdiam adalah, Zidna tak mengenakan seragam. Dia mengenakan baju harian. Sebuah celana jins putih, dengan panjang ⅓ dan kaos pink polos, berlengan panjang.

Zidna yang tak menduga yang Aika menggenakan seragamnya, nampak sibuk menyiapkan buku. Tiba-tiba tertawa melihat kelakuan Aika.

"Hahaha Aikaa, ini tanggal merah,kita libur laah. Udah deh kamu ganti baju sana. Nenek udah nunggu buat sarapan.Hahahaha"

Wajah Aika memerah saat mendengar ucapan Zidna. Pantas saja tidak ada yang membangunkannya. Sekolah libur, sedangkan bufering paginya pukul delapan. Astga!

"Iya, loe turun aja dulu. Bis ini gue nyusul abis ganti baju" ucap Aika akhirnya sambil berjalan ke lemari. Mencari baju santai untuk dikenakannya hari ini.

Aika mengecek ponselnya. Tak ada pesan dari Andre. Aika menghela nafas kecewa. Namun ada sebuah pesan dari Benny.

'Holiday, dimajukan?'

'Oke. Jam sepuluh ya'

Tanpa menunggu balasan, Aika kembali mecharge ponselnya diatas nakas. Setelah mendapatkan baju yang akan dia kenakan, Aika pun masuk ke kamar mandi.

5 menit kemudian..
Ruang makan..

Aika turun denga mengenakan celana jins biru panjang dan sebuah kaos hitam panjang.

"Maaf nek, Aika kesiangan" pinta Aika sopan kepada neneknya Zidna.

Di meja makan hanya ada mereka bertiga. Itu karena, kedua orang tua Zidna tinggal dirumah dinas. Kakak pertamanya bekerja dan tinggal di Jakarta. Sedangkan kakak keduanya kuliah di Amerika.

Nenek Zidna tersenyum ramah, sambil mengisyaratkan Aika untuk duduk saja. Tak mempermasalahkan keterlambatannya. Aika pun duduk dengan patuh.

"Oh ya, katanya hari ini kamu minta izin ya. Ada keperluan?" tanya nenek saat Aika menyendokkan nasi ke piringnya.

"Iya nek, rencananya cuman sebentar kok nek. Jamnya sudah saya majukan. Mungkin jam dua belas saya sudah dirumah lagi"

"Kalau kamu ada waktu, ajak Zidna jalan-jalan. Biar dia tau dunia luar bagaimana. Kerjaan tiap hari ngegame sama baca komik saja. Jadi anak kuper dia lama-lama. Gawat kalau nggak punya temen, gak pernah jalan-jalan kayak remaja seusianya"tegas Neneknya. Aika melihat wajah Zidna sedikit memerah.

"Nenek.." protes Zidna dengan nada manjanya.

"Tentu saja Nek. Asal Zidna mau nanti sore akan saya ajak jalan jalan. Tapi saya harus mendapatkan izin dulu. Tanpa izin saya tidak berani Nek"

Zidna nampak melotot mendengar jawaban Aika. Sedangkan Neneknya nampak puas. Aika tak merespon lirikan mata Zidna. Dia memilih melanjutkan makannya.

****

Continue Reading

You'll Also Like

24.9K 2.8K 17
"Jangan pergi. Chika cuman punya mama"
40.8K 6.9K 27
cerita suka-suka yang penting cerita wkwk
2M 14.9K 55
random sexx nct aghhhhh
6.6K 1.2K 14
xiao Zhan adalah seorang koki di dunia modern yg di tranmigrasikan ke dunia kuno menjadi seorang pahlawan untuk membunuh raja iblis. xiao zhan di kir...