I'm The Queen of Demon Kingdo...

By aristaptr

925K 83K 1K

Crystal Valleriyn Ainsley, seorang gadis yang sangat cantik dan ceria. Crystal tidak mengetahui siapa orang t... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Extra Part - I
Extra Part - II
Thanks!
Squel!

Part 7

27.2K 2.3K 33
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget for vote and comment this story!
******

"Ratu Lusyta Brianna Ainsley adalah Ratu Kerajaan Arcandlez." ujar William. Xavier dan Lord Geordan yang mendengar nama kerajaan itu langsung membulatkan matanya.

"Bukankah kerajaan itu sudah hancur beribu tahun lalu?" Tanya Lord Geordan yang masih tidak percaya.

"Dia yang membawaku pergi meninggalkan ibu sendiri di pondok itu." ujar Crystal sambil menundukkan kepalanya dan menahan tangisnya agar tidak keluar. Tetapi Crystal melihat sendiri bagaimana penderitaan orang tuanya saat itu, membuat ia tidak bisa untuk menahan tangisnya. Bulir air mata pun langsung mengalir dari sudut mata gadis itu.

"Lanjutkan." titah Xavier sambil mencoba menenangkan Crystal.

"Anda pasti tahu jika Kerajaan Arcandlez adalah kerajaan sihir penyembuh yang sangat kuat. Ratu Lusyta memiliki dua elemen kekuatan di dalam dirinya. Kekuatan sihir penyembuh dari ayahnya dan kekuatan peri dari ibunya. Namun kerajaan itu tidak bisa bertahan karena Ratu Lusyta menikah dengan Raja Reymos dari kerajaan Phoenix secara diam-diam. Kehamilan Ratu Lusyta didengar oleh klan Vampire yang sangat ingin menguasai Kerajaan Arcandlez sehingga terjadi peperangan yang hebat. Ratu Lusyta yang tengah hamil untungnya dapat menyelamatkan dirinya hingga hutan perbatasan klan Wizard. Di sanalah Ratu Lusyta melahirkan putrinya yaitu Ratu Crystal."

"Baik aku mengerti sekarang." ujar Xavier memotong penjelasan William. Xavier kemudian meminta semua orang untuk keluar dari kamarnya. Saat ini ia ingin menenangkan istrinya yang pastinya sangat terkejut atas kenyataan ini. Namun saat ia melihat ke arah Crystal, ia melihat gadis itu tengah terdiam sambil menatap ke luar jendela.

"Ada apa Queen?" Tanya Xavier sambil mengelus puncak kepala gadis itu. Crystal mengalihkan pandangannya dan menatap wajah Xavier.

"Aku sangat bingung Xavier. Aku masih tidak mengerti dengan semua ini." lirih Crystal lalu menundukkan kepalanya.

Xavier menarik dagu Crystal memintanya untuk menatap kearahnya. Xavier mendekatkan bibirnya pada bibir Crystal lalu mencium gadis itu dengan lembut. Crystal memejamkan matanya dan membalas ciuman Xavier. Hingga akhirnya Xavier melepas pagutan mereka dan melekatkan keningnya pada kening milik Crystal sambil mengatur nafasnya kembali.

"Kau tidak perlu khawatir Queen. Cepat atau lambat kau akan mengerti semuanya. Kau tidak perlu memaksakan diri, aku akan selalu berada di sampingmu untuk mebantumu melalui ini semua."

Crystal tersenyum mendengar ucapan Xavier. Gadis itu langsung memeluk Xavier dengan sangat erat. Tangannya meremas baju yang dikenakan oleh Xavier untuk menahan agar dirinya tidak menangis.

Tiba-tiba pintu kamar mereka terbanting keras dan menampilkan Queen Caroline dengan raut wajah khawatir. Queen Caroline pun berjalan dengan cepat menghampiri mereka berdua. Crystal yang melihat kedatangan Queen Caroline langsung melepas pelukannya pada Xavier.

"Sayang kau baik-baik saja?" Tanya Queen Caroline dengan nada khawatir. Xavier segera beranjak dari tempat duduknya dan memberikan tempat untuk ibunya menemui Crystal.

"Aku baik-baik saja ibu." ujar Crystal dan tersenyum ke arah Queen Caroline. Caroline yang mendengar itu langsung menghela nafas lega. Setelah ia mendengar kejadian yang dialami Crystal, ia langsung berlari dari taman belakang menuju kamar mereka.

"Syukurlah, kalau begitu kau istirahatlah. Ibu akan menyuruh maid mengantarkan makanan kemari." ujar Queen Caroline lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

Beberapa menit kemudian, pintu terbuka dan menampilkan maid yang membawa beberapa nampan yang berisi makanan.

"Mau aku suapi?" Tawar Xavier setelah mengambil nampan yang diberikan oleh maid.

"Biar aku sendiri saja." ujar Crystal.

"Tidak, biar aku suapi." bantah Xavier. Cystal yang mendengar itu hanya mampu memutar bola matanya malas.

'Untuk apa kau bertanya jika akhirnya kau tetap menyuapiku.' batin Crystal.

Xavier yang mendengar itu langsung tersenyum sambil mengaduk semangkuk bubur yang ada di tangannya.

"Xavier." panggil Crystal dengan sedikit ragu.

"Hm." Sahut Xavier sambil menaikkan alisnya saat Crystal memanggilnya.

Xavier dapat melihat ada sedikit keraguan dari Crystal untuk mengeluarkan suaranya. Saat itu juga Xavier menaruh sendok yang ada di tangannya, lalu menarik tangan Crystal ke dalam genggamannya.

"Katakan Queen." ujar Xavier dengan lembut. Crystal yang mendengar itu langsung tersenyum dan menghembuskan nafas pelan memberanikan diri untuk mengatakan pada Xavier.

"Apa boleh aku mencari pondok itu?" Tanya Crystal lalu menundukkan kepalanya, takut jika Xavier akan memarahinya karena permintaannya yang sangat konyol.

"Tentu, kita akan mencarinya."

Crystal langsung mendongakkan kepalanya saat mendengar ucapan Xavier. Sudut bibir gadis itu seketika tertarik membentuk senyuman indah. Saat itu juga Crystal langsung melompat kepelukan Xavier dengan sangat gembira. Xavier yang melihat itu langsung terkekeh pelan dan mengusap surai panjang milik Crystal.

Crystal tidak menyangka jika Xavier akan mengabulkan permintaannya. Entah mengapa Crystal sangat ingin pergi ke sana. Ada sesuatu yang mendorongnya untuk mencari kebenaran tentang jati dirinya yang sebenarnya.

"Berhenti memikirkan itu dan kembali habiskan makananmu." perintah Xavier dan langsung di jawab anggukan oleh Crystal.

"Kapan kita akan mencarinya?" Tanya Crystal dengan semangat.

"Aku akan mengurus istana terlebih dahulu, setelah itu kita akan mencarinya."

Crystal yang mendengar itu langsung menganggukan kepalanya mengerti. Tentu saja ia tahu jika Xavier memiliki banyak pekerjaan yang harus ia lakukan. Ia tidak mungkin bersikap egois hanya karena masalah ini.

Setelah makanan yang ada di piring habis, Xavier menaruh nampan itu di atas meja agar maid dapat membersihkannya. Xavier kemudian berjalan menghampiri Crystal dan mengusap lembut puncak kepala gadis itu.

"Istirahatlah, ada yang harus aku lakukan." ujar Xavier sebelum melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu meninggalkan Crystal di dalam sana.

Xavier melangkahkan kakinya menuju ruang pribadi miliknya. Saat ia membuka pintu ruang tersebut, ia melihat Darren berdiri di dalam sana menunggu kedatangannya. Xavier melirik sekilas pada Darren kemudian duduk di kursi kebesarannya.

Xavier membaca isi dari kertas yang berada di atas mejanya dengan seksama. Kedua alis pria itu bertautan saat kalimat yang sangat tidak masuk akal menurutnya. Tangan Xavier mengambil tinta yang ada di atas mejanya dan mencoret asal pada kertas itu. Darren yang melihat itu langsung menggelengkan kepalanya heran. Lagi-lagi Xavier tidak menyetujui surat pengajuan yang diberikan oleh petinggi istana.

Sudah berulang kali petinggi istana mengajukan surat perihal perubahan pemberian dana pada rakyat klan demon setiap tahunnya, tetapi Xavier selalu menolaknya. Setiap tahun Xavier pasti akan membagikan sejumlah dana pada seluruh rakyatnya. Hal itu dilakukan tentu untuk mensejahterakan rakyatnya. Tetapi para petinggi itu selalu ingin merusak aturan yang telah lama ia bangun.

"Cih mereka hanya ingin memperkaya diri." ujar Xavier sambil melempar berkas tersebut asal. Darren yang melihat itu hanya mampu berdiam diri dan memperhatikan apa yang dilakukan oleh rajanya.

"Jangan pernah menerima surat seperti itu lagi. Katakan pada mereka keputusanku tetap sama, kita akan membagi rata semuanya bukan dibedakan dengan kasta." tegas Xavier sambil menatap kearah Darren.

"Baik My Lord, saya pamit undur diri." ujar Darren membungkukkan badannya dan berlalu meninggalkan ruangan itu.

Xavier mengambil sebuah map coklat yang berada di depannya dan mengeluarkan kertas yang ada di dalamnya. Xavier menaikkan alisnya saat melihat sebuah kartu undangan yang dituju kepadanya. Sudut bibir pria itu terangkat saat membaca siapa yang mengirim undangan tersebut.

Xavier pun beranjak dari tempat duduknya dan melangkahkan kaki menuju kamarnya dengan membawa kartu undangan ditangannya. Saat ia keluar dari ruang pribadinya, ia melihat Crystal yang sedang berjalan keluar dari istana. Akhirnya Xavier memutuskan untuk mengikuti kemana gadis itu pergi.

Di sisi lain, Crystal berjalan menuju gazebo yang ada di halaman istana dengan sebuah buku tebal di tangannya. Namun tanpa ia sadari, Xavier telah mengikutinya dari dalam istana hingga ke tempat itu.

Crystal memutuskan untuk melanjutkan membaca bukunya yang tertunda sambil duduk bersandar di pilar gazebo tersebut. Tangannya mulai membuka buku yang ia bawa, matanya sibuk mencari jawaban mengenai jati dirinya yang mungkin saja tertulis di sana.

Crystal yang terlalu fokus pada bukunya tidak menyadari jika Xavier berada di belakangnya dan juga mengikuti arah pandangan gadis itu. Xavier tersenyum saat melihat buku apa yang dibaca oleh Crystal.

~The Immortal Beings~

"Apa kau sudah menemukan yang kau cari?" Ujar Xavier di samping telinga gadis itu.

Crystal terlonjak kaget saat mendengar suara Xavier dan hampir terjatuh dari tempat duduknya jika Xavier tidak menarik tubuhnya.

"Xavier!" Bentak Crystal dengan menatap tajam ke arah pria itu.

Xavier yang melihat wajah Crystal yang sangat menggemaskan itu hanya terkekeh pelan. Crystal mendengus sebal saat Xavier malah menertawakannya.

"Jangan marah Queen. Saat melihat ini kau pasti akan merasa senang." ujar Xavier sambil memberikan kartu undangan yang ada di tangannya.

Crystal yang melihat itu langsung mengambil kertas yang ada di tangan Xavier. Ia mengernyitkan keningnya saat melihat ternyata itu sebuah kartu undangan yang ditujukan untuk Xavier dan dirinya. Crystal membuka kertas tersebut untuk melihat siapa yang akan melangsungkan pernikahan. Seketika Crystal membulatkan matanya saat melihat nama yang tertera pada kartu undangan itu.

"Sherina?" Ujar Crystal dengan wajah tidak percaya. Xavier yang mendengar itu menganggukkan kepalanya.

"Bagi kaum werewolf yang sudah menemukan matenya harus segera melangsungkan pernikahan dan menandai pasangannya." ujar Xavier menjelaskan pada Crystal yang terlihat tidak percaya.

"Menandai?"

Xavier yang mendengar itu langsung menganggukan kepalanya "Menandai dengan cara menancapkan taring di leher she wolf."

Crystal yang mendengar itu langsung bergidik ngeri membayangkan bagaimana jika sebuah taring menancap di lehernya.

'Itu pasti sakit.' batin Crystal.

Xavier yang mendengar isi pikiran Crystal hanya mampu tersenyum simpul. Padangan Crystal tidak lepas dari kartu yang ada di tangannya. Tentu saja ia bahagia saat mendengar sahabatnya akan segera menikah dan ia pasti akan datang ke acara tersebut.

Saat Crystal mendongakkan kepalanya ingin menatap Xavier, ia membulatkan matanya saat sebuah panah menuju ke arahnya.

"Xavier awas!" Teriak Crystal lalu mendorong tubuh Xavier dari sana. Entah kekuatan dari mana, ia mengibaskan tangannya ke udara membuat panah yang akan menuju kearahnya seketika terbakar.

Xavier yang melihat itu langsung membulatkan matanya dan menatap tidak percaya pada Crystal.

"A.. apa yang terjadi?" Tanya Crystal sambil menatap kearah tangannya.

"Sepertinya segel yang mengunci kekuatanmu telah terbuka." ujar Xavier saat mengingat siapa Crystal sebenarnya.

Beberapa menit kemudian, mereka melihat beberapa prajurit berlari menghampiri mereka.

"Hormat kami Yang Mulia Raja dan Ratu." ujar mereka sambil menundukkan kepalanya saat berada di depan Xavier dan Crystal.

"Katakan." titah Xavier dengan menatap tajam kearah prajuritnya.

"Kami menemukan seorang penyusup di wilayah perbatasan timur. Tuan Darren telah membawa penyusup tersebut ke penjara bawah tanah Yang Mulia." jelas ketua warrior sambil menundukkan kepalanya.

Xavier mendengarkan ucapan ketua warrior itu seraya menganggukan kepalanya.

"Kalian tetap pantau wilayah perbatasan timur dan cari tahu apa tujuan orang itu menyusup ke wilayahku." perintah Xavier dan langsung dimengerti oleh semua prajuritnya.

"Kami mohon undur diri Yang Mulia." Xavier pun langsung membiarkan semua prajutnya untuk pergi melaksanakan perintahnya.

Crystal yang berada di sana hanya mampu terdiam melihat mereka berbicara. Ia tidak ingin ikut campur masalah seperti itu. Pikirannya hanya satu, bagaimana ia bisa mengeluarkan kekuatannya padahal ia sama sekali tidak mengerti cara melakukannya.

"Ayo kita masuk, apa kau tidak ingin ke acara sahabatmu?" Crystal langsung tersadar saat mendengar ucapan Xavier. Tentu saja ia ingin menghadiri acara pernikahan satu-satunya sahabat yang ia miliki.

Acara dilangsungkan di malam hari sambil menunggu purnama bulan merah yang akan terjadi tepat malam ini.

Xavier melingkarkan tangannya pada pinggang Crystal dan mengajaknya untuk masuk dalam istana untuk bersiap-siap. Sesekali Xavier mengerjai Crystal dengan memainkan tangannya di pinggang gadis itu membuat Crystal terus mendelik ke arah Xavier. Semua orang yang berpapasan dengan pasangan itu langsung tersenyum senang melihat kemesraan Raja dan Ratu mereka.

Setibanya mereka di kamar, Crystal melihat sebuah gaun yang terpajang di sebuah manekin. Mata Crystal berbinar cerah saat melihat keindahan gaun tersebut.

"Aku akan memakai ini?" Tanya Crystal sambil berjalan mendekat pada gaun itu.

"Tentu saja. Kau bersiaplah, aku akan bersiap di kamar lain." jawab Xavier singkat sebelum melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu. Crystal langsung berjalan menuju walk in closet untuk membersihkan dirinya. Ia sudah tidak sabar untuk mencoba gaun yang diberikan oleh Xavier.

Tiga puluh menit telah berlalu, selama itu juga Crystal merendam tubuhnya di dalam bathtub. Akhir-akhir ini ia merasakan tubuhnya yang mudah lelah.

'Apa ini berhubungan dengan kekuatan di dalam diriku?' Batin Crystal.

Akhirnya Crystal memutuskan untuk mengakhiri merendam tubuhnya dan membilas sisa sabun yang masih menempel pada tubuhnya.

Setelah selesai membersihkan dirinya, Crystal menggunakan bathrobe lalu keluar dari kamar mandi. Ia mengambil gaun yang telah di lepas dari manekin lalu memakai gaun tersebut. Tidak lupa ia memoleskan sedikit make up di wajahnya dan menata rambutnya agar terlihat rapi.

Gaun berwarna merah dengan sebuah renda menghiasi bagian atasnya, sangat sesuai dengan tubuh Crystal. Gadis itu kemudian mengambil clutch berwarna emas yang sangat cocok dengan warna gaunnya. Setelah di rasa puas dengan penampilannya, Crystal pun berjalan keluar untuk mencari Xavier.

Crystal sedikit menaikkan gaunnya saat menuruni tangga. Ia melihat ibu dan ayah mertuanya yang tengah duduk di kursi ruang tamu istana.

"Ibu, ayah." sapa Crystal saat sudah berada di depan mereka. Lord Geordan dan Queen Caroline yang melihat kedatangan Crystal langsung menatap kagum atas kecantikan gadis itu.

"Kau sangat cantik sayang." ujar Queen Caroline sambil menghampiri Crystal.

"Terima kasih ibu." ujar Crystal yang sudah bersemu merah karena pujian Caroline. Crystal mengedarkan pandangannya saat tidak melihat Xavier di sana.

"Apa Ibu melihat Xavier?" Tanya Crystal

"Itu dia dibelakangmu." jawab Queen Caroline sambil tersenyum kearahnya.

Crystal yang mendengar itu langsung membalikkan tubuhnya. Seketika ia terpana dengan ketampanan pria itu yang berbalutkan toxedo yang membuatnya semakin tampan.

Begitupun dengan Xavier yang menatap kagum dengan kecantikan Crystal. Xavier berjalan menghampiri Crystal lalu menarik pinggang gadis itu hingga tidak ada jarak lagi di antara mereka.

"Kau sangat cantik Queen." bisik Xavier tepat di samping telinga Crystal.

Crystal yang mendengar itu langsung tersenyum malu. Ia menatap wajah tampan milik Xavier yang membuatnya sangat terpukau.

"Kau juga sangat tampan Xavier." ujar Crystal dengan nada malu.

Ingin rasanya Xavier mencium gadis itu sekarang juga. Namun ia tidak ingin membuat riasan ratunya menjadi berantakan karena ulahnya.

"Ayo kita berangkat." ujar Xavier dengan melingkarkan tangannya di pinggang Crystal.

Mereka pun berpamitan pada kedua orang tua mereka, lalu melangkahkan kakinya keluar istana. Sebuah mobil limousine sudah berada di depan pintu istana untuk mengantarkan Raja dan Ratu Kerajaan Demon. Seorang pria membukakan pintu untuk Xavier dan Crystal dengan membungkukkan badannya. Setelah mereka masuk, mobil pun melaju menembus hutan menuju Silvermoon Pack.

Ini pertama kalinya Crystal keluar dari istana. Ia hanya melihat pohon yang menjulang tinggi hingga tidak ada celah matahari untuk menembusnya. Ia bergidik ngeri membayangkan bagaimana gelapnya hutan itu di malam hari.

Selama di perjalanan, pandangan Xavier tidak lepas dari wajah Crystal. Ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari kecantikan gadis itu. Crystal yang merasa terus diperhatikan langsung menatap ke arah Xavier.

"Kenapa terus menatapku?" Tanya Crystal yang sudah mulai risih dengan tatapan Xavier.

"Kau sangat cantik." Crystal yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangannya menyembunyikan wajahnya yang pasti sudah memerah. Xavier yang melihat itu langsung tersenyum.

Beberapa menit kemudian, mobil mereka telah berhenti di depan pack house Silvermoon Pack. Seorang pria yang berdiri di depan pack house membukakan pintu mobil mereka. Xavier turun terlebih dahulu, lalu ia mengulurkan tangannya membantu Crystal turun dari mobil.

"Hormat saya pada Yang Mulia Lord Xavier dan Queen Crystal." hormat pria itu sambil membungkuk hormat. Pria itu langsung membukakan pintu utama pack house dan mempersilahkan Xavier dan Crystal masuk.

Pintu utama terbuka, seluruh pasang mata yang berada di dalam sana langsung tertuju pada pasangan yang baru saja tiba. Semua orang yang melihat kedatangan Raja dan Ratu seluruh kaum immortal langsung membungkuk hormat. Xavier melingkarkan tangannya di pinggang Crystal untuk menjauhkan tatapan para pria yang menatap ke arah gadis itu. Mereka pun berjalan menghampiri Demian dan Sherina yang sudah menunggu kedatangan mereka.

"Crystal." teriak Sherina dan langsung memeluk gadis itu. Crystal tersenyum dan membalas pelukan sahabatnya.

"Aku sangat merindukanmu." lanjutnya dan melepaskan pelukan mereka.

"Aku juga merindukanmu Sherina." jawab Crystal dengan menatap lembut kearah sahabat yang ia rindukan.

"My Lord." hormat Demian dan Sherina saat melihat Xavier. Xavier yang melihat itu hanya menganggukan kepalanya dan menyuruh mereka untuk menegakkan badannya.

Semua orang yang melihat kedatangan Xavier membuat mereka semua bertanya-tanya apa hubungannya King Demon dengan Alpha Silvermoon Pack. Bahkan seluruh Alpha dari kaum werewolf berada di sana dan tidak dekat dengan Raja mereka.

Xavier menatap tajam pada semua pria yang terang-terangan menatap kearah ratunya. Crystal dapat mendengarkan semua bisikan para wanita yang merendahkannya. Crystal berusaha untuk menghiraukan ucapan mereka dan fokus pada acara pernikahan sahabatnya.

Xavier tentu mendengar semua pembicaraan orang-orang terhadap ratunya. Ia bisa saja membunuh langsung orang itu saat ini juga, namun ia urungkan karena tidak ingin melukai ratunya.

Xavier semakin mengeratkan tangan yang ada di pinggang gadis itu. Crystal yang mengetahui itu langsung mendongakkan kepalanya untuk menatap Xavier. Xavier yang melihat Crystal menatapnya langsung mengecup lembut bibir gadis itu. Crystal yang terkejut mendapat kecupan singkat dari Xavier langsung membelalakkan matanya. Rona merah mulai menghiasi pipi gadis itu, bagaimana tidak karena banyak pasang mata yang menyaksikan hal itu. Bahkan semua wanita yang melihat itu langsung berteriak histeris.

"Xavier kau membuatku malu." bisik Crystal mencoba menyembunyikan wajahnya agar tidak ada yang melihat wajahnya yang sudah berubah seperti kepiting rebus.

Xavier yang mendengar itu langsung terkekeh pelan. Semua pasang mata yang ada di sana menatap tidak percaya. Raja yang mereka tahu sangat dingin sekarang tertawa dihadapan mereka.

"Kita tidak bisa berlama-lama di sini." bisik Xavier pada Crystal agar gadis itu mengerti mengenai situasi sekarang. Crystal yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya.

Crystal melihat Demian dan Sherina yang naik ke atas panggung untuk melakukan sebuah ritual dari kaum werewolf. Setelah semua ritual selesai, Crystal dapat melihat purnama bulan merah telah terbentuk sempurna. Ia melihat Demian dan Sherina yang telah bertukar sift dengan wolf mereka. Ini kedua kalinya ia melihat wolf dari Demian dan Sherina.

Lucas dan Lily mengaum dengan keras tepat dengan purnama bulan merah. Seketika Crystal merasakan gelisah dihatinya. Ia memegang dadanya saat merasakan perasaan aneh menjalar di tubuhnya.

'Ada apa ini? Kenapa perasaanku tidak enak.' batin Crystal dengan raut wajah gelisah.

Xavier yang mendengar pikiran Crystal langsung menatap ke arahnya. Xavier mencoba untuk mencari tahu apa yang dirasakan Crystal. Seketika ia membulatkan matanya saat merasakan kehadiran klan Vampire.

"Queen, tetaplah di sampingku." tegas Xavier dengan tatapan serius. Crystal yang melihat perubahan raut wajah Xavier langsung menyadari ada sesuatu yang tidak beres.

Duar...

Dentuman keras terdengar dari luar pack house Silvermoon Pack. Xavier langsung merubah dirinya dan membiarkan sisi Demon menguasainya, tanpa melepaskan tangannya dari pinggang Crystal. Crystal yang merasa suasana menjadi sangat menegangkan langsung memegang jas yang dikenakan Xavier dengan erat.

Xavier mengeluarkan sayapnya dan terbang menuju sumber suara. Ia melihat sudah banyak klan Vampire yang berdiri di depannya. Semua orang yang berada di sana langsung merasa ketakutan. Seluruh warrior silvermoon pack telah bersiap siaga melindungi semua orang yang ada di dalam pack house.

"Ternyata ada Lord Xavier di sini." sarkas pria yang ada di depannya.

"Kau selalu mencari ribut Raja Vampire." ujar Xavier tidak kalah.

Mereka saling melayangkan tatapan tajam satu sama lain membuat suasana di Silvermoon Pack menjadi sangat mencekam.

*****

Continue Reading

You'll Also Like

48.5K 4.2K 40
Amara bukanlah gadis biasa. Dia dilahirkan dengan berbagai kekuatan luar biasa hingga membuat orang orang disekitarnya ketakutan. Sifatnya tak bisa d...
1.2M 94K 62
Bagaimana jika seorang King of Werewolf dikhianati matenya sebanyak 3 kali? Dialah Dareen Walcott. Seorang pria yang berpenampilan bak dewa yunani it...
13.3K 1K 34
FOLLOW SEBELUM MEMBACA 💕 Louis Xavier Adelard. Seorang vampire murni yang merupakan penerus kerajaan dan sudah menggembara selama 24 tahun atau 240...
75.8K 8.8K 52
Fantasy - Romance - thriller • • • • • • • • • • • • • • • • • • • Sebastian Logan Tyler. Cowok misterius yang berhasil mengusik hidup Caroline Loren...