Mask | Jeno βœ”οΈ

By blue_5ha

120K 12.8K 2.4K

[END] Bukan tentang rasa yang muncul tiba-tiba, tetapi tentang obsesi yang berubah jadi cinta. "Sakit, Jen... More

[1] Prolog
Cast
[2] Bali
[3] Roti Sobek Pagi Hari
[4] Pernyataan Cinta Dini Hari
[5] Pecinta Semangka
[6] Kakak Cogan
[7] Hyunjin
[8] Hilangnya Ponsel Sultan
[9] Feeling Buruk
[10] Lo Berubah, Jen
[11] Berduaan
[12] Jedor
[13] Obsesi ⚠
[14] Dia Kembali
[15] Ketahuan?
[16] Heejin
[17] Apel Sabtu
[18] Gara-Gara Miauw
[19] Rekaman
[20] H-1
[21] D-Day
[22] Basi Gombalan Lo
[23] Sepertinya Bertahan Adalah Pilihan
[25] Berulah lagi ⚠
[26] Titik Terang
[27] Akhir Dari Segalanya ?
[28] Behind The Mask
[29] Childhood
[30] Beautiful Smile
[31] Difficult Choice
[32] Kenyataannya (1)
[33] Kenyataannya (2)
[34] Kecelakaan
[35] Trauma
[36] Kembali Lagi
[37] Hello, My Ex Boy Friend
[38] Kisah Hari ini
[39] Maaf?
[40] Kembali?
[41] Mimpi
[42] Perasaan apa ini
[43] Usapan Kecil Berefek Nyaman
[44] Perasaan Lama
[45] Mengukir Kenangan ⚠️
[46] Mundur
[47] Hari Terakhir
[48] Perpisahan dan Air Mata
[49] Apologize
[50] Perut Karet
[51] Salju Pertama di Bulan Desember
[52] Welcome Back
[53] Coma
[54] Punch ⚠️
[55] Memory
[56] Salah Paham
[57] EX
[58] Epilog
[Extra Chapter] #1
[Extra Chapter] #2 Sekilas Kisah 20 Tahun Mendatang

[24] Hello, My Future

1.6K 190 23
By blue_5ha

Keadaan rumah Zahra sedang sepi. Hanya ada dirinya di rumah itu, mamanya baru saja pergi untuk reuni dengan teman semasa SMA nya, 2 minggu yang lalu Hendery kembali ke London untuk melanjutkan pekerjaannya di sana. Dan papanya sudah pasti sibuk dengan berkas-berkas di kantornya yang tidak akan pernah selesai itu.

Merasa bosan di rumah, gadis itu meraih jaket putih dan juga dompet. Tidak lupa ponsel yang ia masukkan ke dalam training putihnya.

Melangkah keluar dan tidak lupa juga menutup pintu, gadis itu berjalan dengan santai menuju mini market yang tidak jauh dari rumahnya.

Udara pagi ini cukup sejuk, mungkin karena hari libur membuat minimnya aktivitas bermotor yang biasanya di dominasi oleh anak sekolah. Hari ini tepat satu bulan gadis itu libur semester. Masih tersisa 2 bulan lagi sepertinya. Karena dari universitasnya juga belum ada pengumuman untuk pengurusan KRS¹.

Suara deru motor dari arah berlawanan sempat ia tidak sadari, sampai motor itu berhenti tepat di depannya bahkan hampir menubruknya ia baru terkejut dan sedikit menghindar.

Pemilik motor itu turun dari motornya setelah membuka helm yang melekat dikepalanya.

"Hai, long time no see." Senyuman manis yang bahkan bisa membuat kaum hawa berteriak sudah tidak berpengaruh pada Zahra. Dua minggu telah berlalu semenjak Jaemin ke rumahnya saat itu, tidak ada kabar apapun dari pacarnya, bahkan serentet pesanpun ia tidak dapatkan.

Grup chat One Dreams juga terlihat sepi, mungkin hanya sebatas chat singkat dari Haechan, Mark dan Jisung yang membahas tentang pertandingan sepakbola antara Manchester United dan lawan beratnya Chelsea, itu pun kemarin malam.

"Kok diem aja? Lo gak kangen gitu sama gue?" Lamunan Zahra terbuyarkan dengan Jeno yang mengayunkan telapak tangannya di depan wajahnya.

Menghembuskan napas pelan, Zahra bergeser ke samping, melanjutkan langkahnya ke mini market sebelum tangannya ditahan oleh Jeno.

"Mau lo apa?" tanya Zahra, mencoba tetap bersabar.

Mengangkat bahunya, lalu laki-laki itu berkata. "Ke mini market kan? Gue anter deh."

"Gak perlu gue bisa sendiri."

"Oh, lo nolak?" Zahra mengerutkan keningnya tatkala melihat Jeno yang mengangkat tangannya yang digenggam laki-laki itu ke depan wajahnya dengan membalik-bailkkannnya sebentar.

"Kayaknya udah lama tangan lo baik baik aja ... " Jeno menghentikan ucapannya lalu melirik sebentar ke arah gadis itu.

Mengusap pergelangan tangan Zahra dengan ibu jarinya, "Cepet juga ruam merah itu hilang." lanjutnya kemudian.

Zahra menarik tangannya cepat saat paham maksud dari ucapan Jeno. Membalikkan badannya ia mencoba mengacuhkan Jeno dengan segera pergi dari hadapan laki-laki itu.

Jeno tersenyum, kembali menaiki motornya dan mulai mengikuti langkah Zahra dari belakang.

Hingga kini Zahra berada di rak minuman, Jeno masih saja membuntutinya dari belakang sampai gadis itu ingin membayar belanjaannya.

Keluar dari mini market. Gadis itu yang semula ingin duduk di meja depan mini market menjadi mengurungkan niatnya. Ia memilih kembali pulang agar bisa menghindar dari Jeno.

Tapi yang namanya Lee Jeno, ia tetap kukuh mengikuti Zahra sampai rumahnya.

Sudah kepalang kesal, Zahra menghembuskan nafasnya kesal dan berbalik. "Lo maunya apa?" tanya Zahra pelan.

Hanya mengendikkan bahu membuat Zahra berdecak. "Gue mau ngomong sama lo Jen. Masuk ke rumah dulu."

Jeno mengikuti Zahra hingga mereka kini berada di ruang tamu rumah gadis itu.

"Gak ada orang, Ra?" Jeno mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.

"Nggak, lo tunggu sini. Gue buatin minum."

Zahra meletakkan belanjaannya di dalam lemari persediaan dan melangkah ke meja dapur, meraih gelas. Lalu ia membuka countertop ; mengambil gula dan sekotak bubuk minuman jeruk peras. Menyeduhnya dengan campuran air hangat dan dingin dari dispenser.

Setelah selesai mengaduk minuman itu, ia melangkah menuju lemari es mengambil es batu kotak di freezer. Baru akan memasukkan batu es itu ke dalam gelas, ia lagi-lagi dikejutkan oleh sebuah tangan yang bertengger manis di atas meja hingga ia terkungkung dari belakang.

De javu.

Sedikit terkejut, ia mencoba membalikkan tubuhnya. "Jaga sikap, ini di rumah gue."

"Relaks aja, gue gak mau ngapa-ngapain," ucap Jeno dengan tenang.

"Minggir, gerah."

Setelah dirasa tangan laki-laki itu sudah turun, ia berbalik dan hampir saja menubruk dada bidang Jeno, yang ternyata laki-laki itu belum juga pergi dari posisi awalnya.

"Astaghfirullah. Jeno!" pekik Zahra tapi terdengar seperti membentak.

"Santai dong."

"Minggir, jaga jarak minimal 1 meter."

Jeno tertawa kecil, sangat manis bahkan Zahra sampai lupa jika laki-laki itu punya sifat psikopat. Mencoba menyadarkan lamunannya. Ia berjalan ke samping segera melangkah cepat keluar dari dapur.

KRS¹ : Kartu Rencana Studi untuk mahasiswa selama satu semester.




• Mask •






"Lo udah puas setelah beberin rekaman bohong itu ke anak-anak?" Jeno masih setia menyandarkan tubuhnya ke sofa dan menatap santai ke arah Zahra.

"Jen!"

"Oke oke ... kalau dibilang puas sih ... mmm, belum kayaknya ... setidaknya kesempatan gue terbuka lebar buat jadi pacar lo." Senyuman kembali tercetak jelas di bibirnya.

Memutar bola mata malas, Zahra kembali berucap, "Inget Jen! Gue masih pacar Renjun."

"Oke, kalau lo udah putus artinya gue boleh dong jadi pacar lo."

"Gak gitu juga. Gue cuma anggap lo sebagai sahabat. Udah berapa kali gue bilang sih. Kenapa lo gak paham soal itu?"

Raut wajah Jeno berubah serius. Tubuhnya condong ke depan dengan lengan yang bertumpu pada kedua lututnya. Menatap intens ke arah Zahra.

"Renjun yang lo anggap sebagai sahabat, sekarang bisa jadi pacar lo ... Kenapa gue yang saat ini lo anggap sebagai sahabat gak bisa jadi pacar lo di masa depan?"

Zahra terdiam dengan mata yang masih fokus ke arah Jeno. Benar apa kata laki-laki itu. Bisa saja itu terjadi, tapi Zahra tidak akan sudi setelah tahu sifat aslinya yang kasar.

Jika saja, laki-laki itu tidak memiliki sifat buruk, ia masih mau menjadi pacarnya. Tapi, ia juga tidak akan berpacaran dengan laki-laki yang tidak ia sukai. Ia juga sudah menganggap Jeno hanya sebagai sahabat, kakak laki-laki dan orang terdekat yang ia percayai (dulu).

"Gimana?" tanya Jeno.

"Gimana yang gimana?" tanya Zahra balik yang terlihat sedikit kesal.

"Lo mau jadi pacar gue." Zahra mendengar ucapan Jeno seperti sebuah pernyataan bukan pertanyaan. Emosinya kembali tersulut.

"Gue gak akan pernah mau jadi pacar lo. Kita cuma sahabat Jen."

Gelas yang baru saja Jeno angkat, seketika ia lemparkan hingga jatuh bebas dan pecah dan membasahi karpet. Zahra terkejut dan menelan ludahnya pelan mencoba menetralkan jantungnya yang sempat berdetak kencang.

"Gue udah nahan sabar, Ra. Gue bela-belain buat keluarin banyak uang dan waktu buat bisa dapetin lo. Tapi, lo gak pernah bisa hargain itu."

"Gue cinta dan akan selalu cinta sama lo. Tolong percaya itu ... "

"Lo obsesi," lirih Zahra.

Terdengar dengusan dari Jeno. Ia berdiri dan mendekat ke arah Zahra menghimpit gadis itu hingga terkurung di antara kedua lengannya dengan punggung yang tersandar di ujung sofa.

"Minggir," desis Zahra.

Zahra masih ingat jika ia pernah mengatakan ke Jaemin jika dirinya akan tetap bertahan sampai Jeno tersadar dengan kesalahan dan obsesinya. Tapi, entah mengapa ucapannya waktu itu sepertinya tidak akan bisa berjalan dengan mudah.

Jeno selalu bisa mencari waktu dimana nyali Zahra menjadi ciut. Bahkan tidak berdaya di bawah kuasa seorang Lee Jeno.

Seperti saat ini, tangan laki-laki itu mengusap sekitar wajah Zahra dengan sangat pelan. Tangan itu turun hingga berhenti di rahang Zahra. Mengusapnya pelan dengan ibu jarinya.

"Minggir, Jen," perintah Zahra. Ia mencoba menghindar dari tangan Jeno tapi sulit.

"Gak semudah itu, Ra."

Senyuman miring tercetak di wajah Jeno. Seperti mendapatkan lampu kuning di kepalanya. Laki laki itu semakin maju ke arah Zahra hingga tubuh gadis dibawahnya sedikit bergetar saat deru napas Jeno menerpa leher kanan.

"Gue suka aroma lo."






Note :
Aku kasih bonus nih ♥

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 166K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.8K 375 9
Yᴜᴊᴜ ʏᴀɴɒ α΄…ΙͺΚœα΄€α΄…α΄€α΄˜α΄‹α΄€Ι΄ ᴅᴇɴɒᴀɴ ʙᴀɴʏᴀᴋ ᴘΙͺʟΙͺΚœα΄€Ι΄. -fanfic -short story
34.7K 4.7K 23
NamSeok GS Cast : Jung Hoseok Kim Namjoon Min Yoongi Min Yoonji Park Jimin Cha Hakyeon Jung Taekwoon Kim Jisoo Kim Wonshik Lee Jaehwan (Ken) Ahn Heey...
8.8K 1.3K 25
[COMPLETED] [R15+] [SMANCITY series 1 ; Park Jisung & Kim Lami local fanfic.] Berawal dari secret admirer, berakhir jadi stepbrother. Started : 02...