Dosenku Suamiku (TAMAT)...

By kepojanganberlebihan

56.1M 3.3M 873K

Telah terbit di Penerbit Romancious. Cerita ini tidak di revisi, jadi masih berantakan. Kalau mau baca yang l... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
DS
55
56
58
59
60
61
62
63
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
86
Plagiat
EXTRA-PART
Info Novel DS
Novel DS
info lagiiiii!
GIVEAWAY NOVEL DS!
VOTE CAST
PO NOVEL DS MAKIN DEKAT!
PAKET & BONUS NOVEL DS
VOTE COVER!
CARA BELI NOVEL DS
GIVEAWAY LAGII
DOORPRIZE DS!
H-3 PO NOVEL DS
BESOK PRE-ORDER DS!
PO KEDUA SUDAH DIBUKA!
Info cerita Dosenku Suamiku 2!
DOSENKU SUAMIKU 2!
DOSENKU SUAMIKU 2 SUDAH PUBLISH!
DS!

64

568K 42.2K 12.9K
By kepojanganberlebihan

HAIHAIHAIII!🖤
APA KABAAAAR?
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

MOHON MAAF BARU BISA UP.

INI BONUS FAKE CHATNYAAA!


//Yailah, ngaku aja bapak yang terhormat😂.

SEKIAN, SEMOGA SUKA.

YANG NANYA DIKOMEN, AUTHOR TINGGAL DI KECAMATAN KENDAWANGAN, KABUPATEN KETAPANG, KALBAR. SALAM KENAL.

MUNGKIN ORANG JAUH KENALNYA PADANG 12, TAPI MASIH JAUH DARI RUMAH AUTHOR.

YANG NITIP SALAM DARI BERBAGAI KECAMATAN, KABUPATEN, PROVINSI, KOTA, WAALAIKUMSALAM.

SALAM JUGA DARI KENDAWANGAN.

HAPPY BIRTHDAY YANG ULTAH!

HAPPY READING!

     Dira dan Rey duduk di kursi meja makan. Dira yang sedang memotong bahan-bahan makanan dan Rey yang memperhatikan kegiatan Dira.

Rey mengambil satu potong tomat dan segera memasukkannya ke dalam mulutnya, membuat Dira melirik ke arah Rey dengan tajam.

Selang beberapa detik, Rey kembali melakukan hal yang sama.

Dira kini menatap Rey yang sedang mengunyah tomatnya dengan tatapan tajam. "Pak!"

"Hm," gumam Rey dengan tenang.

"Tomatnya jangan di abisin," ucap Dira memperingati.

Rey menganggukan kepalanya sebanyak satu kali, masih mengunyah tomat di dalam mulutnya.

Dira kemudian menghela nafasnya, ia kembali melakukan kegiatannya.

Sekali lagi, Rey memakan satu potong tomat.

Dira kembali menatap Rey dengan tajam. "Pak!"

"Saya ga ngabisin," ucap Rey.

Dira mengerutkan dahinya. "Kalo terus-terusan gitu ya nanti abis," ucapnya menahan kesal.

Rey melirik ke arah Dira. "Enggak kok," ucapnya.

"Enggak dari mana?" ucap Dira.

Rey melirik sekilas ke arah tomat. "Itu nggak abis," ucapnya.

Dira memutar kedua bola matanya dengan malas. "Kalo mau bapak potong sendiri aja," ucapnya.

Rey menaikkan sebelah alisnya. "Kalo gitu kamu masak sendiri aja," ucapnya dan segera beranjak dari duduknya.

Dira membelalakkan kedua bola matanya, menatap Rey dengan kesal.

Dira segera menarik jas hitam yang Rey kenakan, menahannya agar tak pergi. "Ish.. iya, gapapa! Makan aja, abisin!"

Rey menganggukan kepalanya, ia kemudian melirik ke arah tangan Dira yang masih menarik jas hitamnya.

Dira mengikuti arah lirikan Rey, ia segera melepaskan tarikannya pada jas hitam Rey. "Ya udah, duduk lagi."

Rey tak menggubris ucapan Dira, ia mulai membuka kancing jas hitamnya.

Dira mengerjapkan matanya, bentar.. mau ngapain ni orang?!

"Ehm.. bapak mau ngapain?" ucap Dira dengan hati-hati.

Rey kembali tak menggubris ucapan Dira, ia segera melepas jas hitam tersebut dari tubuhnya.

Dira meneguk salivanya, GUE BOLEH SUUDZON GA SIH?!

Rey meletakkan jas hitamnya di sandaran kursi, ia kemudian duduk dan mulai menggulung lengan kemejanya hingga siku.

Dira menatap Rey tanpa sekali pun mengalihkan pandangannya.

Di mata Dira saat ini hanya ada Rey, dan pikirannya hanya memikirkan apa yang ingin Rey lakukan?

Setelah selesai menggulung lengan kemejanya, Rey beralih menatap Dira.

Rey mengerutkan dahinya, apa yang Dira lakukan?

Menatap Rey atau melamun?

"Ehm," gumam Rey.

Dira mengerjapkan matanya, ia kemudian mengalihkan pandangannya dengan cepat.

"Kamu ngapain?" ucap Rey.

"Gapapa," ucap Dira dengan cepat.

Dira kembali melanjutkan kegiatannya, DIRAAA!

OTAK LU SEHAT GA SIH?!

Skip..

25 menit berlalu..

Dira mengaduk-aduk supnya, dengan Rey yang setia memperhatikannya sembari menggigit apel. Maklum, Rey saat ini menjadi guru masak Dira.

Dira melirik ke arah Rey sekilas. "Makan ga bagi-bagi," gumamnya.

"Emang kamu mau?" ucap Rey.

Dira kembali melirik ke arah Rey, ia mengerjapkan matanya.

KEDENGERAN?

"Mau bekas saya gigit?" ucap Rey sembari menyodorkan apelnya.

"Ya nggak bekas juga, ambilin kek. Ga peka banget, Pak." ucap Dira.

"Guru masak mana yang mau ngambilin kamu apel?" ucap Rey.

Dira mengangkat kedua bahunya. "Mana saya tau, guru masak saya kan cuma bapak."

"Kalo gurunya saya, berarti enggak." ucap Rey.

Dira memutar kedua bola matanya dengan malas. "Buset bro, gue sih oh aja."

"Ngomong apa kamu?" ucap Rey.

"Ngomong ala ibu-ibu pesbuk," ucap Dira.

Rey menghela nafasnya saat mendengar ucapan Dira.

"Udah mateng belom?" ucap Dira, ia melirik ke arah Rey sejenak.

Rey melangkahkan kakinya mendekati Dira, ia menatap sup di dalam panci.

Rey kemudian menganggukan kepalanya. "Udah," ucapnya.

Dira mematikan kompor, ia mengambil satu sendok kuah sup.

Dira menyodorkan sendoknya ke arah Rey. "Cobain dulu, Pak."

Rey mengerutkan dahinya. "Kamu aja," ucapnya.

"Loh, kok saya?" ucap Dira.

"Yang bikin harus nyobain dulu," ucap Rey.

Dira mengerutkan dahinya. "Emang kenapa? Takut asin?"

Rey menganggukan kepalanya, membuat Dira kesal.

"Dih.. lama-lama nyebelin," ucap Dira.

Rey tak menggubris ucapan Dira, ia hanya menatap Dira dan menunggu ekspresi istrinya tersebut saat mencoba supnya.

Dira menghela nafasnya, ia kemudian meniup-niup supnya dan perlahan menyuapnya.

Gleg..

Dira mengerjapkan matanya, ia perlahan tersenyum. "Woke, pas nih!"

"Serius ga?" ucap Rey.

Dira mencebikkan bibirnya. "Kalo ga mau, gapapa."

Rey menganggukan kepalanya. "Punya saya taro di atas meja," ucapnya.

Rey mulai melangkahkan kakinya menuju meja makan, ia kemudian duduk dan menunggu Dira membawakan supnya.

Dira membelalakkan kedua bola matanya, menatap Rey dengan tak percaya.

"Ga punya akhlak nih," gumam Dira.

"Buruan," ucap Rey.

Dira mendengus dengan kesal, ia kemudian mengambil mangkuk dan sendok di rak piring.

Sedangkan Rey, ia beralih menatap handphonenya.

Dira meletakkan mangkuknya di telapak tangan, ia kemudian mengambil satu centong sayur sup dan memasukkannya ke dalam mangkuk.

Dira membelalakkan kedua bola matanya, tangannya kepanasan. "Akh," gumamnya.

Tanpa sengaja, mangkuk di tangan Dira terjatuh ke lantai.

Praaang!

"Akh!" pekik Dira, ia dengan cepat menutup kedua telinganya menggunakan kedua tangannya yang bergetar.

Rey membelalakkan kedua bola matanya, ia segera berlari mendekati Dira.

"Dira?!" ucap Rey, ia segera memeluk tubuh Dira yang masih bergetar.

Nafas Dira memburu, dirinya masih shock dengan apa yang baru saja terjadi.

"Hff.. Pak," ucap Dira dengan pelan.

Rey mengusap-usap punggung Dira, menenangkan Dira di dalam pelukannya.

"Kamu gapapa?" ucap Rey berusaha tenang.

Dira menganggukan kepalanya, ia memejamkan matanya sembari mencengkeram kemeja Rey. "Maafin saya, Pak."

"Gapapa," ucap Rey dengan pelan.

Dira melepaskan cengkeramannnya pada kemeja Rey, ia membuka matanya dan segera melepaskan pelukannya.

Rey ikut melepaskan pelukannya. "Ada yang sakit?"

Dira menggelengkan kepalanya. "Ga ada, ini.. tadi cuma kepanasan," ucapnya dengan pelan.

Rey memegang lengan Dira, menatap telapak tangan sebelah kiri Dira yang sedikit memerah.

Rey segera meniup-niup telapak tangan Dira, meredakan panasnya.

"Sini," ucap Rey.

Rey kemudian memegang lengan Dira dan melangkahkan kakinya menuju wastafel, di ikuti Dira.

Rey menyalakan keran wastafel, menampung sedikit air di tangannya dan kemudian mengusap-usap telapak tangan Dira dengan lembut.

Dira membeku, menatap Rey yang dengan tekun meredakan rasa panas di tangannya.

Rey kembali meniup-niup telapak tangan Dira sejenak. "Udah mendingan?"

Dira menganggukan kepalanya dengan perlahan. "Udah," ucapnya.

"Ya udah, kamu duduk aja dulu." ucap Rey.

Dira menaikkan kedua alisnya. "Mangkuknya?"

"Biar saya aja," ucap Rey.

"Ehm.. bapak gapapa nih?" ucap Dira dengan tak enak.

Rey menggelengkan kepalanya. "Duduk aja sana," ucapnya.

Dira kemudian menganggukan kepalanya.

"Kalo mau di lap, ambil aja sapu tangan di jas saya." ucap Rey.

Dira menganggukan kepalanya. "Iya, Pak."

Dira kemudian melangkahkan kakinya menuju meja makan, ia segera duduk.

Rey segera mengambil sapu dan pengki/serok sampah, ia kemudian membersihkan mangkuk yang pecah di lantai.

Dira mengambil sapu tangan di dalam saku jas hitam Rey, ia kemudian mengelap tangannya sejenak sembari memperhatikan Rey.

PAK REY KALO GINI ADEM BENER.

Rey masih memungut pecahan mangkuk di lantai hingga bersih.

Selang berapa lama, Rey sudah selesai membersihkan lantai. Ia beralih mengambil satu mangkuk sup untuk Dira.

Rey kemudian membawakan satu mangkuk sup tadi ke meja makan, meletakkannya di hadapan Dira.

"Ini," ucap Rey dengan pelan.

Dira menganggukan kepalanya sembari tersenyum canggung. "Makasih, Pak."

Rey menganggukan kepalanya, ia kemudian duduk di kursi yang berada di hadapan Dira.

Dira mengerutkan dahinya. "Bapak ga makan?"

Rey menggelengkan kepalanya. "Nanti aja, saya masih kenyang."

Dira mengangguk-anggukan kepalanya, JANGAN-JANGAN DIA TAKUT INI ASIN?

Dira kemudian mengalihkan pandangannya, membaca doa dan memasukkan satu sendok sup ke dalam mulutnya.

"Bismillah.."

Enak.

Rey duduk bersandar, menatap handphonenya.

Dira menatap Rey sejenak, ia meneguk salivanya.

"Ehm.. Pak," ucap Dira.

"Hm," gumam Rey tanpa mengalihkan pandangannya dari handphonenya.

"E.. maaf ya, padahal tadinya saya mau bikin bapak ngelupain masalah bapak sebentar, eh.. ternyata malah bikin bapak susah." ucap Dira merasa bersalah.

Rey beralih menatap Dira, ia kemudian menganggukan kepalanya. "Gapapa, ga usah di pikirin."

Dira perlahan tersenyum. "Tapi.. menurut saya sih, Ayah orangnya ga pernah marah besar ke orang lain. Ayah orangnya juga pemaaf kok, jadi bapak tenang aja. Ayah ga ada ngomelin bapak kan? Kalo misalnya Ayah ada salah ngomong sama bapak, maafin ya. Ntar Dira bicarain ke Ayah kok," ucapnya.

Tatapan mata Rey berubah menjadi tajam dan dingin. "Maksud kamu?"

Dira menaikkan kedua alisnya. "Maksud saya.. masalah kantor," ucapnya.

Rey masih menatap Dira dengan tajam. "Kamu tau dari mana?"

"Hah?" ucap Dira dengan bingung, ia mengalihkan pandangannya.

MAMPUS, JANGAN-JANGAN GUE SALAH NGOMONG.

"E.. ga jadi, Pak." ucap Dira.

Rey menegakkan tubuhnya. "Kamu tau dari siapa?"

Dira meneguk salivanya, ia menggelengkan kepalanya dan kembali menatap Rey. "Ehm.. Nebak doang, Pak."

"Siapa yang ngasi tau kamu," ucap Rey dengan tatapan tajam.

Dira mencengkeram sapu tangan milik Rey, ia kembali mengalihkan pandangannya.

"Anindira Maheswari!" ucap Rey dengan tegas.

Dira terkejut, belum ada yang pernah memanggilnya dengan nada setegas ini.

Dira terdiam di tempat, tangannya bergetar.

"Kamu dengar, saya ga suka ada orang lain yang ikut campur urusan saya." ucap Rey dengan tegas.

Dira meneguk salivanya. "Tapi, saya istri bapak."

"Kamu cuma istri saya, ga berhak ikut campur urusan saya." ucap Rey.

Dira mengerutkan dahinya, bibirnya mulai bergetar. "Maksud bapak?"

"Ga ada yang berhak ikut campur urusan saya," ucap Rey dengan dingin.

Mata Dira mulai memerah dan perih, ia kembali meneguk salivanya sembari menganggukan kepalanya. "Oke, saya paham. Saya bukan istri bapak, saya cuma orang lain."

Rey menatap Dira dengan semakin tajam.

Dira tersenyum sejenak. "Hem.. bapak ga perlu jelasin, saya sadar diri kok. Kita nikah kan di jodohin, bukan karna cinta. Selama ini juga bapak ga pernah nganggep saya istri bapak kan?"

Rey mengerutkan dahinya. "Kamu ngomong apa?"

Dira menghela nafasnya sejenak. "Saya orang lain, ga ada hak buat ikut campur urusan suami yang ga pernah nganggep saya sebagai istrinya."

Rey memelototi Dira. "Dira!"

Dira memejamkan matanya sejenak saat mendengar ucapan tegas dari Rey.

Rey mengepalkan kedua telapak tangannya di atas meja, berusaha menahan emosi karna perkataan Dira.

Dira segera beranjak dari duduknya, ia kemudian berlari menuju lantai atas. Meninggalkan Rey yang masih emosi di meja makan.

Dira berlari sembari menahan air mata yang hampir saja mengalir di pipinya.

HAIHAIHAIII!
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

GIMANA PART INI?

CIEE KONFLIIIKKK.

TENANG, PAK REY GA MAIN TANGAN KOK. SANTUY AE.

ADA YANG NANGIS GA NIH??

INI UDAH 1600+ OKE TRIMAKASII.

JANGAN LUPA BACA JUGA MHIME 1 & 2><

JANGAN BOSEN YA!

SEE U!

Continue Reading

You'll Also Like

96.1K 2.4K 16
"Gue benci lo , selamanya gue bakal ngebenci lo , Lo adalah musuh terbesar gue , inget loo!!"Teriak ghea dari kejauhan sambil mengarahkan telunjuknya...
1.1M 62.4K 109
Nara, seorang siswa SMA yang terpaksa harus menikah dengan anak dari sahabat papah nya sekaligus rekan bisnis,, dan orang yang akan di jodohkan oleh...
205K 9.2K 19
Nama : Alynsa Andharesta Melodi Umur : 17 Tahun Kelas : XII IPA 2 Status : Menikah Mendesah berat, Alyn meremas-remas kertas di tangannya. Bagaimana...
41.6K 4.6K 10
BL/BxB/FIKSI/LeatherDenim AU "Tentang Dilan yang pindah sekolah dan pertemuanya dengan Antares si Ketua Geng motor Calderioz..." . . . . . . . . . . ...