Mother [NamJin]

By Mika_Mikie

463K 59.8K 10.7K

sebuah cerita pasaran yang sangat membosankan More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
32
33
34
35
36 [End]
Fathers

31

10.2K 1.6K 299
By Mika_Mikie

Sudah setengah jam Seokjin berada di posisi yang sama. Si bayi yang tidak melepaskannya. Sama sekali. Masih pada aktifitasnya. Meski Seokjin yakin cairan yang keluar tidak sebanyak sebelumnya. Berkurang drastis.

Bahkan makanan yang dimasak oleh tuan rumah sudah matang.

"Soobin tidak kenyang, heum?" tanyanya pelan pada si bayi yang hanya berkedip-kedip saja.

Ia sedikit membuka kainnya karena berada di luar. Hanya berdua dengan si bayi.

Sementara tiga orang lainnya tengah menikmati makanan yang barusaja matang.

"Ambilkan untuk mertuamu juga"

Cuitan wanita paruh baya mulai berdengung. Sambil menyerahkan piringnya pada wanita yang lebih muda.

Hanya lirikan tajam yang diberikan. Meski begitu, Saera tetap mengambil piring kosong yang disodorkan Ibu dari suaminya itu.

"Jangan banyak-banyak"

"Iya, Eomma"

Mengurangi nasi yang barusaja dituangkan pada piring kosong.

"Itu terlalu sedikit! Kau kira mertuamu ini anak-anak apa?!"

"Iya, Eomma"

Menambah lagi nasi yang baru saja ia kembalikan.

"Nah begitu"

Masalah nasi sudah.

"Hei, aku tidak bilang ingin makan itu"

Dan kini lauk yang menjadi bahan perdebatan.

Perdebatan yang mulai memanjang, sementara Namjoon sudah menikmati makanannya. Tanpa mau ambil pusing dan hanya diam saja mendengar dua wanita yang berdebat di depannya.

"Soobin sudah tidur"

Hingga Seokjin datang dengan si bayi yang akhirnya memejamkan kedua bola matanya.

Berniat bertanya kemana ia harus membawa si bayi yang bersandar nyaman di pundaknya.

"Biar aku yang-"

"Kau belum selesai mengambilkan makanan untuk mertuamu"

"Aku hanya ingin meletakkan Soobin di kamarnya, Eomma"

"Tugasmu sebagai menantu belum selesai"

"Tapi Eomma-"

"Biar aku saja"

Akhirnya Namjoonlah yang berdiri dan mendekati Seokjin. Kasihan juga melihat si bayi yang sudah nampak pulas itu kalau terlalu lama dalam posisi seperti itu.

"Dia pasti kekenyangan" ucapnya saat mengambil alih si bayi.

Seokjin hanya tersenyum kecil dan memberikan anggukkan sebagai jawaban.

"Makanlah dulu. Kau pasti sangat lapar"

Dan setelahnya, Namjoonpun membawa Soobin ke kamarnya.

"Kemari dan makanlah"

Seokjin kembali mengangguk saat orang yang mengajaknya ke tempat ini memanggilnya.

"Ibu Soobin pasti sangat kelaparan setelah memberi makan Soobin, kan? Orang yang mengaku sebagai Ibu Soobin sudah memasak untuk Ibu Soobin"

Seokjin hanya melirik ke arah Saera yang memberikan dengusan yang sangat terlihat sekali kalau wanita itu sedang kesal.

"Eomma diam dan makan saja" desis Saera.

Meletakkan piring sang mertua yang sudah terisi makanan yang diambilnya.

"Lagipula aku juga sudah lelah berbicara denganmu" sahut si mertua tak mau kalah.

Sementara Seokjin? Berada diantara dua wanita yang bersitegang dengan hanya duduk.

Diam setelahnya.

Tak terdengar lagi perdebatan antara mertua dan menantu di ruang makan.

-*123*-

"Namu sekarang sudah tahu bagaimana sifat Eomma kan? Eomma pasti sengaja membawa Seokjin kesini untuk membuatku marah. Aku sudah lelah, Namu"

Namjoon hanya mendengarkan saja sambil bermain-main dengan Soobin yang kini sudah kembali membuka matanya.

"Pokoknya aku ingin kita segera pindah darisini, Namu" cetus Saera entah yang keberapa kalinya.

"Sudah menentukan akan pindah kemana?"

Dan akhirnya Namjoon menjawabnya juga.

"Ke tempat yang jauh. Ke desa juga tidak masalah. Asal Eomma tidak bisa menemukan kita lagi"

"Ya sudah, cari tempat yang jelas dulu"

"Aku serius, Namu!"

Cup~

Kecupan singkat itu berhasil membungkam sang istri yang langsung diam seketika itu juga.

"Kita bisa pikirkan nanti. Apa kau tidak terpikirkan untuk berdamai dengan Eomma saja? Daripada harus terus menerus pindah"

"Eomma yang tidak bisa diajak berdamai, Namu. Sebaik apapun aku memperlakukannya, Eomma tetap akan membenciku"

"Mungkin dengan cara lain?"

"Percuma. Tidak akan berhasil. Eomma sudah terlanjur terlalu membenciku"

Namjoon lagi-lagi hanya bisa membuang nafas dengan keras. Mendongak untuk menatap ke arah sang istri yang duduk tak jauh darinya.

"Sebenarnya apa masalahmu dengan Eomma hingga seperti ini?"

"Aku tidak tahu"

"Kalau hanya karena asal usulmu saja, tidak mungkin berlarut-larut begini masalahnya"

"Aku juga tidak tahu, Namu. Sejak awal Ibumu selalu membenciku. Sejak Namu mengenalkanku dulu sampai kita menikah"

"Ya sudah, nanti akan kutanyakan ke Eomma saja kalau kemari lagi"

Dan kembali memperhatikan si bayi yang sudah naik ke atas tubuhnya. Ingin kembali menjadi prioritas sang ayah.

"Namu membiarkan Eomma kesini lagi?!"

"Eomma sudah terlanjur tahu tempat ini, Sayang. Pasti Eomma akan kemari lagi"

"Dan pasti dengan Seokjin lagi! Sungguh, mereka membuatku tertekan, Namu"

Kembali terngiang bagaimana pertemuan mereka tadi. Jauh dari kata harmonis sebuah keluarga.

Dan bahkan hanya dengan Ibunya saja. Ayahnya belum ikut turun tangan.

"Ya sudah, dipikirkan nanti lagi"

"Namu!"

Berteriak saat Namjoon berdiri dan membawa si bayi pergi dari hadapannya.

-*123*-

"Nyonya, apa Nyonya tidak pulang?"

"Kau mengusirku?!"

Seokjin langsung diam.

Bukan apa-apa. Ini sudah malam. Dan dirinya ini masih tergolong pria kan, meski bisa mengandung dan melahirkan?

Dan Nyonya yang sekarang ada di rumahnya ini tetap wanita kan meski sudah tidak muda lagi?

"Kau tahu dimana rumahku?"

Seokjin menggeleng.

"Rumahku sangat jauh darisini"

"Sangat jauh, Nyonya?"

"Ya. Dan kau tega membiarkan wanita tua ini pulang malam-malam? Tidak memikirkan risiko yang akan kuterima di jalan nanti?"

Seokjin meneguk air liurnya susah payah.

"Eum....saya carikan...penginapan?" tawarnya.

"Tadi malam aku menginap di hotel XX. Dan aku sudah bosan disana"

Hotel yang dimaksud Nyonya ini, tentu saja Seokjin sangat paham. Hotel yang tidak terlalu jauh dari rumah Namjoon. Dan tentu saja hotel berbintang yang jauh dari kata murah.

Dan apa katanya tadi? Sudah bosan?! Bahkan Seokjin saja belum pernah ke hotel itu. Sama sekali.

"Eum...saya bisa carikan hotel lainnya"

"Aku sudah bosan di hotel, maksudku"

"La...lu?"

"Aku menginap disini malam ini"

"Hah?!"

-*123*-

"Jadi bagaimana kau bertemu dengan wanita sialan itu?"

Mereka sudah berada di kamar Seokjin.

Ya, mereka sekamar. Dengan posisi si Nyonya besar di atas kasur, sementara dirinya di bawah. Dengan alas selimut hangat di bawahnya.

Awalnya Seokjin berniat untuk tidur di kamar mendiang neneknya saja, tapi si Nyonya besar itu memaksanya untuk tidur di kamar yang sama.

Alasannya klise. Takut sendirian.

Yang bagi Seokjin tidak masuk akal, mengingat wanita ini barusaja mengatakan kalau kemarin menginap di hotel. Yang pastinya sendirian.

"Saya...."

Berbohongpun tidak ada gunanya. Dan akhirnya Seokjin menceritakan bagaimana pertemuan pertamanya dengan Saera.

"Sama persis dengan yang Namjoon ceritakan"

Ya. Insiden di hotel, dimana akhirnya terbentuk Soobin.

"Lalu? Bagaimana kau menitipkan Soobin pada mereka? Kau sudah tidak sayang Soobin ya?"

Seokjin tersenyum kecil mendengarnya.

"Saya membawa Soobin yang saat itu baru berusia beberapa hari ke rumah Pak Namjoon"

"Bagaimana kau tahu rumahnya?"

"Saat saya melihat Pak Namjoon, dosen baru di tempat saya belajar, saya berusaha keras untuk mengingat-ingat kejadian di hotel. Hingga saya akhirnya sadar kalau Pak Namjoon orangnya"

"Dan kau mengikutinya?"

Seokjin mengangguk. Meski si Nyonya besar tak dapat melihatnya dari atas.

"Mungkin saya terlalu naif saat itu. Saya membawa Soobin dengan niat ingin meminta pertanggung jawaban"

"Lalu?"

"Yang membukakan pintu adalah Nona Saera. Dan yah....Nona Saera bilang akan merawat Soobin dengan baik. Mengatakan kalau saya tidak pantas dan tidak mampu merawat Soobin"

"Ada lagi?"

"Waktu itu Saya sedang membutuhkan uang untuk operasi nenek saya, dan Nona Saera menawarkan untuk membantu dengan syarat agar tidak lagi hadir di kehidupan Soobin"

Dan berakhirlah cerita Seokjin disitu.

"Dasar. Sudah miskin, bodoh juga"

Berakhir dengan makian dari orang yang bertanya-tanya padanya.

-*123*-

Diriku udah pernah cerita tentang keluarganya Saera ga sih, wan kawan? Ibunya ato bapaknya gitu? Maap diriku lupa. Asli. Kasi tau plisss😩

Continue Reading

You'll Also Like

75.1K 9.9K 34
[BOOK I] Kisah rumit antara Taehyung Aldrich Winston dan Yoongi Kyne Delwyn bermula dari sebuah perjanjian konyol saat pesta yang diadakan oleh adik...
106K 8.8K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
149K 14.6K 35
Seokjin adalah seorang pemuda yang memiliki kelainan pada tubuhnya. Dia memiliki rahim layaknya perempuan dan dapat mengandung serta melahirkan. Ayah...
128K 13K 48
#2nd rank -Namjoon (27-06-2020) #2nd rank -NamJin (18-06-2020) #1st rank -VMin (19-08-2020) Hoseok, lelaki manis dan rendah hati. tanpa sengaja berte...