House Of Cards ¦ Woosan

By LianEden

102K 12.4K 1.2K

[complete] ㅡ a house made of cards, too dangerous, but i still try to put you in. BxB San! Dom Woo! Sub All a... More

Prolog
10°
11°
12°
14°
15°
QnA
answer
16°
17° Epilogue

13°

3.4K 572 16
By LianEden

.answer.


•°•°•°•

"Ke rumah ayah Wooyoung? Apa maksudmu? Kita baru saja pergi dari rumahnya, Yun."

Yunho dan Mingi saat ini sedang berada dalam mobil menuju kediaman ayah dari Wooyoung. Untuk mencari keberadaannya Wooyoung yang menghilang tanpa kabar secara tiba-tiba.

Yunho tidak menjawab. Pikirannya masih mencari dimana sekiranya Wooyoung berada. Ia mencoba mengingat-ingat setiap tempat yag sekiranya di datangai Wooyoung saat dalam keadaan tidak baik.

Yunho sudah mengetahui apa yang membuat Wooyoung menghilang begini. Seonghwa dan San sudah bercerita melalui sambungan telpon yang terjadi selama perjalanan menuju kediaman kedua orang tua Wooyoung.

Yunho marah, tentu saja. Tapi ia sudah berjanji pada Wooyoung untuk tidak mengatakan terlalu banyak tentang dirinya.

Sesuai arahan Yunho, mobil berhenti tepat di halaman rumah minimalis bercat putih dan abu abu pucat. Yunho turun dari mobil terlebih dahulu, disusul oleh Mingi yang mengekori dibelakang.

Tepat di depan pintu berwarna putih itu, Yunho menekan bel beberapa kali. Tak lama, pintu itu terbuka pelan dan memunculkan pria yang sudah berumur dengan setelan kasual khas orang seusianya.

"Ah, Yunho-ya. Mari masuk dulu. Sudah lama sekali aku tidak melihat mu. Bagaimana kabarmu, son?"  Sapa orang itu hangat kepada Yunho. Yunho dan Mingi membungkuk sopan kepada pria itu.

"Kabar ku baik, Appa. Appa sendiri bagaimana? Ah iya, kami disini saja. Hanya ingin berkunjung sebentar kok."

Ayah dari Wooyoung. Yang biasa di panggil Appa baik oleh Wooyoung maupun Yunho, tertawa pelan sembari menepuk punggung Yunho.

"Ada apa kemari, Yunho-ya? Kau kan jarang sekali berkunjung kemari." Yunho melirik Mingi yang saat itu melirikmya juga dengan pandangan bingung yang ketara sekali.

"Eum, Appa. Kami kemari ingin mencari Wooyoung. Ah iya, perkenalkan ini Mingi, teman sekelas Wooyoung." Mingi yang berdiri disebelah Yunho membungkuk sopan kepada pria itu, dan dibalas tepukan serta senyum hangat yang terlihat sama persis dengan senyum Wooyoung.

"Wooyoung tidak di apartment? Ia sudah lama sekali tidak mampir kemari, Yunho-ya." Yunho menggaruk kepalanya, ia tidak tau harus beralasan seperti apa.

"Eum. Wooyoung sejak siang menghilang, Appa. Aku sudah mampir ke rumah Eommoni dan mendapatkan jawaban yang sama. Wooyoung tidak ada."

Yunho dan Mingi menatap takut-takut kepada pria yang berusia lebih dari setengah abad itu. Namun pria itu hanya menghela nafas pelan.

"Anak itu selalu melarikan diri dari masalah. Tidak perㅡ"

"Ada apa, Yeobo?"

Ketiga pria disana dikejutkan oleh suara lembut yang berasal dari dalam rumah. Yunho melirik ke sebalik punggung appa Wooyoung dan menemukan seorang wanita berjalan mendekat kearah mereka.

"Ah, tidak ada apa-apa. Sepupunya Wooyoung hanya datang untuk singgah sebentar." Jawab appa Wooyoung dengan pelan.

Wanita itu mendengus pelan. Lalu menjawab, "Anak itu tidak ada disini." Mingi terkejut dengan nada datar yang di lemparkan wanita itu. Tapi Yunho sudah maklum dengan hal itu. Jadi ia bergegas meminta izin pamit kepada kedua orang tua yang berdiri berdampingan di pintu utama rumah tersebut.

"Kalau begitu aku permisi Appa, eum.. Bibi. Selamat malam." Lalu Yunho membungkuk cepat dan menarik Mingi dengan tergesa. Mingi yang terkejut tidak sempat berpamitan sama sekali dengan kedua orang tersebut, karena tarikan kencang Yunho pada sebelah tangannya.

•°•°•°•

"Jadi, ceritakan hal yang kalian rahasiakan selama ini dari kami."

Hongjoong bertanya pada Yunho, to the point, bahkan sebelum Yunho dan Mingi sempat duduk setelah sampai.

Mereka semua berkumpul, minus Wooyoung tentu saja. Ini sudah tengah malam, dan belum ada satupun dari mereka yang berhasil melacak keberadaan Wooyoung saat ini.

Yunho menghela nafas gusar. Tidak tau harus apa, di satu sisi, ia ingin sekali memberi tahu mereka semua tentang apa yang terjadi di masa lalu Wooyoung, namun di sisi lainnya, ia sudah berjanji kepada Wooyoung agar tidak memberitahukan siapapun tentang mereka.

Mingi menepuk bahu Yunho pelan, sebelum akhirnya memeluk tubuh kekasihnya itu. Bermaksud memberi kekuatan kepada Yunho yang terlihat paling stress disini.

"Aku hanya bisa memberitahukan garis besarnya saja. Karna Wooyoung lebih berhak menjelaskan ini di banding aku." Yunho mengambil nafas pelan.

"Jadi, aku dan Wooyoung itu saudara sepupu. Rumah lamanya dan rumahku saat ini berada di kompleks perumahan yang sama."

"Wooyoung punya seorang kakak laki-laki yang dua tahun lebih tua. Jung Jaehyun. Wooyoung biasa memanggilnya Jae-hyung." Ucapan Yunho terjeda sebentar. Ia melirik San yang duduk diam tidak berkutik di sebelah Jongho.

"Jaehyun-hyung meninggal. 5 tahun yang lalu. Dan itu menyebabkan banyak hal buruk terjadi di keluarga Wooyoung. Salah satu diantaranya, kedua orang tuanya yang bercerai. Dan hak asuh jatuh ke tangan ayahnya." Yunho memandangi satu persatu wajah mereka semua yang pada saat itu terkumpul di ruang tengah kediaman Seonghwa.

"Ayahnya menikah lagi. Dan istri barunya tidak menyukai keberadaan Wooyoung di rumahnya. Dan pada akhirnya Wooyoung memilih tinggal di apartment."

Yunho kembali menghela nafasnya, dan melemparkan tubuhnya ke pelukan hangan Mingi. Ia ingin, ingin sekali marah dan menghajar San hingga babak belur. Namun itu tidak akam membuat Wooyoung kembali saat itu juga. Dan kini ia kembali kalut.

"Jadi ini tidak seperti yang kau pikirkan, San." Tutup Yunho.

Semua orang terdiam. Menyelami pikiran masing-masing. Penyesalan, kalut, bercampur jadi satu. Mereka semua sudah kehabisan akal untuk mencari Wooyoung.

Tiba-tiba sebuah tempat terlintas di pikiran San. Hingga membuatnya seketika berdiri dan menggebrak meja dan mengagetkan yang lainnya.

"AKU TAU WOOYOUNG DIMANA!"

•°•°•°•

"WOO?!"

Mereka semua berlari menuju Wooyoung yang terlihat duduk sendirian di gedung tidak terpakai itu. Ini sudah tengah malam, dan Wooyoung hanya sendirian, dengan pakaian tipis seadanya. Duduk di pinggir bangunan yang sangat berbahaya.

Wooyoung menoleh ke belakangnya. Mendapati semua temannya berlari mendekat, menarik dirinya untuk berdiri, dan memeluknya.

Wooyoung tertawa pelan. Ia ingat ia punya keluarga disini. Wooyoung membalas pelukan mereka satu-persatu. Yunho memeluknya lama sekali, bahkan sampai terisak di pelukan pemuda Jung itu. Dan Wooyoung hanya menepuk-nepuk bahu Yunho pelan. Tangisan pun menyebar ke yang lainnya. Termasuk Yeosang yang tidak pernah menangis pun ikut meneteskan cairan bening dari netra kembarnya.

Giliran San untuk memeluk, dan Wooyoung hanya sekedar menepuk bahu pemuda itu pelan. Dan memilih untuk membawa mereka semua duduk untuk memandangi langit bersamanya. Seperti yang ia lakukan sebelumnya.

Suasana hanya hening, mereka ingin berbicara, tapi melihat Wooyoung yang terlihat sangat tentram malam ini, mereka semua mengurungkan niat. Hingga Wooyoung berujar pelan kemudian,

"Rindu Jae-hyung."

Dan kalimat kecil itu membuat semua yang disana tercekat.

•°•°•°•


Vote yah, readers-dull
ฅ'ω'

Continue Reading

You'll Also Like

90.1K 7.9K 81
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
128K 8.4K 45
SEQUEL REYRA. [Completed] Tentang dia, yang membuat aku mengenal arti kehidupan lebih jauh. Dia yang mengajariku untuk tersenyum, tertawa, dan menang...
283K 26.2K 25
Menjadi pemimpin Mafia terkejam bernama Camorra. Park Chanyeol... Terbiasa hidup keras, di didik tanpa cinta dan kasih sayang membuatnya menjadi pri...
8K 1.4K 16
[a woosan's bxb fanfic, ft. yunho of ateez] ❝kenapa kamu muncul saat melankoliku sudah tiada?❞ wooyoung si pengagum sajak melanjutkan hidupnya tanpa...