Balada Mahasiswa Teknik [SUDA...

By Clematis_

291K 37.8K 15.5K

[Tersedia Di Shopee] Di dunia ini banyak terjadi pertemuan. Silih berganti, orang asing satu dengan orang asi... More

Perkenalan
Perkenalan (2)
Juna Masuk Warbut
Ada Apa Dengan Kasa?
Ada Apa Dengan Kasa?(2)
Ada Apa Dengan Kasa?(Final)
Habis UAS,Terbitlah Rujakan!
Membuka Luka Lama Galih
Bukan Kangen,Tapi Rindu
Unboxing
C Itu Cerdas,Bukan Cukup
Haha Hihi Sebelum Kuli-ah
Chaos
Janji
Hari
Itu
MAGIC
Teror
Teror(2)
Teman dan Musuh Kasa
Siaga Satu!
Jebakan
Rejeki Elang Si Anak Sholeh
Beneran kok,Tapi...
Trio Bungsu Arc : Kasa dan Kesialannya
Trio Bungsu Arc : Sam dan Pawang Warbut
The Galaxy In Your Sea
Trio Bungsu Arc : Juna dan Amanah
Trio Bungsu Arc : Final
Juna,Elang,dan Sapi
Tentang Ego : Reuni
Tentang Ego : Antisipasi yang Gagal
Tentang Ego : Kembali Pulang
Hobi yang Tidak Hoki
Special Chapter : Juna is a Good Boy
Spesial Chapter : Kado yang Mahal
Kepercayaan : Pernyataan
Kepercayaan : Ragu
Kepercayaan : Rencana
Kepercayaan : Rumah
Special Chapter : Hujan (1)
Special Chapter : Pelangi (2)
Problematika Juna : Perasaan Aneh
Special Chapter : Galih Si Tukang Caper
Problematika Juna : Berbeda
Spesial Chapter : Anak Kos VS Ayam Balado
Problematika Juna : Tumbang
Problematika Juna : Ironi
Problematika Juna : Selesai
PENGUMUMAN
MASUKKAN BOTOL DALAM PAKU? GAMPANG!
Dua Sapi
SPESIAL CHAPTER : DI AKHIR WAKTU
PRE-ORDER
Spoiler Tipis-Tipis
Spesial Chapter : Rasa Terima Kasih
Behind BMT
PO BMT SPECIAL EDITION
SAPI COMEBACK!
Vote Cover Si Bungsu

Trio Bungsu Arc : Hari H Acara

4.6K 667 293
By Clematis_

"Kas,lo sama gue apa Juna?"

"Sama Juna aja,lo duluan aja briefing."

"Oh yaudah,gue duluan."

Sam memakai helmnya,menyalakan motor dan pergi berangkat.

"Lo sama gue,Bang?" tanya Juna yang baru keluar.

"Iya,kenapa emang?"

"Gue mau cek donasi dulu. Tapi nggak papa sih,lumayan lo bisa bantu bawa barang,Bang." jelas Juna yang lagi pake sepatu.

Pagi ini,jam sembilan pagi,mereka akan briefing massal di lapangan dekat GOR. Iya,ini hari H acara mereka. Sam dan Juna dipaksa sama Kasa buat satu panti sama dia,biar ada temen katanya. Dengan sogokan traktir bakso ekstra tetelan,Sam dan Juna pun terhasut.

"Bawaan kalian nggak ada yang ketinggalan?"

Kasa dan Juna menoleh,melihat Wicak senderan di kusen pintu masuk kos cuma pake boxer se-paha dan kaos kutang longgar. Bareface abangnya masih keliatan banget,iya doi baru bangun. Ralat,satu-satunya abang mereka yang bangun. Yang lain masih molor,maklum namanya juga hari libur.

"Kayaknya nggak ada lagi sih,Bang." Juna mengecek ransel besarnya. Jangan tanya isinya apa,karena pasti barang-barang yang dirasa Juna penting. Padahal yaa nggak penting-penting banget,power bank lowbat misalnya.

"Mandi gih,Bang. Lo nguap kaya nyebar gas beracun tau nggak." sebal Kasa sambil nutup hidungnya. Abangnya ini lagi nguap,tapi nggak ditutup gitu mulutnya. Bikin oksigen disekitarnya tercemar jadi karbondioksida seketika.

"Iye-iye ntar gue mandi kalo mau berangkat ke acara lo." Wicak sambil garuk pantatnya. Untungnya doi nggak nyium tangannya,bisa semaput yang ada.

"Oh iya,Abang nanti datang ke panti mana? Di tempat gue aja ya,Bang." pinta Kasa. Heran,barusan bilang kalau napas abangnya ini nyebar racun,dan sekarang mohon-mohon ke yang bersangkutan. Kasa emang udah tebal muka.

"Kalau gue mood. Tempat lo jauh banget sih,mager gue," jawab Wicak pake nada lemes banget.

"Eh Bang Kasa,ayo buru! Pake sepatu dari tadi nggak kelar-kelar,heran gue," sebal Juna,dan Kasa cepat-cepat memakai sepatu.

"Bang,duluan ya. Assalamualaikum!" Salam Juna,dan mereka berdua pergi.

"Wa'alaikumsalam." balas Wicak. Doi nutup pintu,masuk ke kamarnya lalu tiduran lagi.

Jam sembilan di hari libur masih terlalu dini untuk bangun dan beraktivitas.

***

"Lah? Kok lo disini?" Juna tau-tau sebal,padahal kakinya baru menyentuh ubin kos-kosan Melda,teman satu divisinya.

"Bukannya salam,malah sewot aja lu." balas Akmal. Iya,yang dimaksud Juna itu Akmal,orang yang lebih menjengkelkan dari Gerhana menurut Juna.

"Yaudah! Assalamualaikum!" Juna main nyelonong masuk,lempar helm ke sofa punya Melda.

"Wa'alaikumsalam." Akmal balas santai,tapi tangannya tetap sibuk membungkus kardus isi barang donasi.

Kasa cuma ngekorin Juna,kalo boleh jujur doi kaget. Ini H-jam dan mereka masih sibuk beberes kardus? Tipikal maba,sangat deadliners sekali.

Mau nggak mau Kasa dan Juna bantuin mereka.

"Ini kenapa belum beres sih?!" Nada Juna masih sebal,sambil ngelirik Akmal yang anehnya malah mainan sama kucingnya Melda.

"Woi! Bantuin anjir!" tuh kan,Juna makin ngegas.

"Cih,iya-iya!" dan Akmal nurut aja. Padahal kucingnya Melda lucu banget :(

"Kita kurang personil,Jun. Banyak yang kabur alasannya sibuk laporan,padahal kan kita semua sibuk laporan yak!" Kali ini giliran Melda yang sebal. Juna dan Kasa bahkan bisa lihat lingkar kantong hitam di bawah matanya. Kasihan sekali.

"Gue kabarin di grup dulu. Kali aja ada yang belum berangkat briefing bisa bantu disini." Kasa ambil ponselnya,mengetikan pertolongan di grup besar maba.

"Gue nggak yakin manjur sih,tapi nggak papa coba aja dulu." balas Melda.

Di kos Melda ada delapan orang,termasuk Juna dan Kasa. Masih banyak tumpukan baju donasi yang musti dilipat dan dimasukan ke dalam kardus. Karena terkejar waktu,mereka lebih banyak diem. Ah Juna banyak mendumel sih. Apalagi pas si Akmal mulai mainan sama kucing gembulnya Melda. Iya,Juna masih dendam kesumat.

Dan nggak lama datang lima orang buat bantuin mereka.

***

TARAKTAKDUNG TARAKTAKDUNG TARAKTAK TAK TAKDUNG!

"Hape lo tuh bunyi," Akmal menunjuk ponsel Kasa yang berdering di meja. Kasa menjawab panggilan.

"Assa--"

"LO DIMANA ANJIR?! INI BRIEFING MAU SELESAI! LO PJ PANTINYA WOI!"

Sungguh,Kasa bahkan nggak perlu me-loudspeaker panggilan itu tapi semua yang bekerja di kos Melda bisa dengar.

"Sam,lu tau tatakrama salam nggak sih?" Kalo Sam bisa lihat,sekarang muka Kasa sebel banget tapi ditahan-tahan. Kalo lepas ponsel itu bisa melayang bebas.

"Lo lama banget sih! Ini yang tugas satu panti sama lo pada nanya lo dimana?!"

"Gue masih di kos Melda,posko donasi. Kalian juga nggak akan pergi kalau donasinya belum selesai,dodol!"

"Sekarang udah selesai?"

"Udah! Tinggal tunggu mobilnya David buat angkut."

"David udah ke sana sih katanya,lo tunggu aja."

"Eh Sam,lo arahin buat yang satu panti sama kita. Briefing singkat aja,juga soal games. Kalo udah deket waktunya kalian berangkat ke pantinya,lo tunggu di muster point ntar jemput gue sama Juna. Oke?"

"Iya deh! Enak banget lo nyuruh-nyuruh gue!"

"Tapi lo mau-mau aja gue suruh tuh."

"Iyain aja yang jadi PJ!Yaudah,gue kabarin nanti. Rundown sama gue,btw."

"Oke,makasih Sam. Assala--"

TUUT

Muka Kasa makin sebal,temannya ini belum teredukasi pentingnya salam apa gimana?

Nggak lama mobil hitam David datang. Para laki langsung susun kardus-kardus sama sembako ke dalam mobil.

Mobil ini nantinya akan ke lapangan dekat GOR,tempat briefing besar mereka. Lalu masing-masing dari divisi perlengkapan akan membawa ke masing-masing panti tempat mereka nanti bakti sosial.

Tapi untuk Kasa dan Juna,mereka langsung membawa dua kardus juga sembako yang memang jatah untuk pantinya.

Iya,bayangin aja Juna membawa Bety juga Kasa yang tertutup oleh dua kardus besar. Bahkan pantat Kasa udah nggak ngerasain joknya Bety,melainkan di besi belakang jok itu. Dan perjalanan mereka ke panti selama setengah jam lebih jika nggak macet. Belum lagi kalau jalanannya berlubang. RIP pantat Kasa.

***

"Lama lo."

"Eh dari pada mulut lo bacot aja,mending bantuin gue bawa satu kardus ini anjir!" sebal Kasa,tapi muka doi nggak keliatan,ketutupan kardus. Dasar,laki-laki kardus.

Juna dan Kasa udah sampai di muster point sektor tiga,itu sektor terjauh,btw. Di muster point ini lagi rame maba,kemungkinan divisi perlengkapan dan kamjin, yang lagi nungguin donasi sama sembako. Oh kecuali kamjin yang tugasnya udah kaya peta berjalan. Nanti mereka yang ngarahin kating-kating yang mau datang ke panti mereka biar nggak nyasar.

"Iya deh," Sam nurut,doi ambil satu kardus dan akhirnya bisa melihat muka sebal Kasa.

"Bang,udah tau kan lokasi pantinya dimana?" tanya Juna. Btw,Juna Kasa nggak turun dari motor selama di muster point tempat jaganya Sam.

"Udah. Ayok dah yang lain udah pada disana tauk!" Sam bersiap,memakai helm dan menyalakan motor maticnya. Iya,kardus itu ditaroh di depan sama Sam soalnya doi naik motor solo.

Juna ngekor di belakang Sam. Dikira doi jarak dari muster point ke pantinya deket,eh taunya jauh. Mana Kasa dari tadi ngeluh pantatnya sakit lagi. Dan Juna kalau boleh jujur sih bahu sampe tangannya pegel cuy. Bau-bau pulang nanti mereka harus mampir ke idm,beli koyo cabe.

Setelah ngelewatin jembatan,Sam berbelok masuk ke gang kecil. Nggak lama mereka sampai ke pantinya.

Mereka parkir agak jauh,supaya nanti kating-kating bisa parkir dengan nyaman.

"Gue balik dulu," pamit Sam sambil ngasih kardus ke Kasa. Lagi-lagi muka tampannya terhalang kardus.

"Hati-hati,cong," dan nggak lama Sam pergi,balik lagi ke muster point. Iya,Sam itu google maps berjalan.

"Assalamualaikum," salam Juna ramah. Dari luar mereka bisa liat anak-anak pada lari-larian.

"Wa'alaikumsalam,lo PJ kenapa lama banget sih?" omel Lista,tapi doi tetep bantuin mereka bawa kardus juga sembakoan.

"Yaa sorry,gue bantu-bantu anak perlengkapan."

Kasa dan Juna masuk ke dalam panti. Jujur aja mereka berdua dalam hati auto bersyukur,karena kondisi panti ini kecil juga langit-langitnya banyak berlubang. Keramiknya pun banyak yang pecah,bisa membahayakan anak-anak disini. Jumlah anak panti disana sekitar dua puluhan dan didominasi dari usia sepuluh tahun ke bawah. Usia sepantaran SMA dan SMP hanya dua orang. Mereka semua dibesarkan oleh empat orang dewasa,satu ibu panti atau pemilik panti,satu anak perempuan ibu panti,satu relawan,dan satu anak laki-laki ibu panti.

Untuk Kasa dan Juna yang tinggal di kos dengan fasilitas dan kekayaan Ardan yang melimpah,pasti merasa seperti tamparan. Mereka tidur dengan hangat dan nyaman,sedangkan anak-anak ini? Kalau hujan bagaimana? Makan mereka bagaimana? Oh Tuhan, Juna dan Kasa nggak berhenti ucap syukur dalam hati. Nyeess banget bro.

Kasa dan Juna mendekati Tasya yang lagi mainan sama anak panti disana,juga bersama ibu panti.

"Ibu,saya minta maaf baru datang ya Bu. Tadi banyak yang diurus," ucap Juna dan mereka menyalimi wanita paruh baya itu.

Sungguh,perawakan seorang ibu yang lembut sekali. Meski tangannya kasar juga guratan keriput yang kentara,tapi dua bungsu itu bisa merasakan lembutnya kasih sayang yang tulus. Bahkan Kasa bersumpah melihat Ibu ini bercahaya saat tersenyum.

"Iya,nggak papa,Nak. Kalau sudah mau mampir ke panti kecil ini aja,Ibu sudah senang," balas Ibu,senyumnya yang teduh belum luntur sama sekali.

"Eh Jun," Juna menoleh,Gerhana memanggilnya.

"Sini dulu," Juna mendengus,doi bilang ke Kasa buat left dari percakapan intim dengan ibu panti.

Mari kita intip percakapan Kasa dengan ibu panti.

Mulai dari awal membuat panti,jumlah adopsi,sampai kebiasaan-kebiasaan anak disini semua ditanya sama Kasa. Memag Kasa tukang kepo.

"Bu,kalau boleh tau,semisal hujan apa nggak bocor,Bu?" Kasa nanya pelan-pelan,takut menyinggung.

"Ya bocor,paling sama anak-anak ditadahin pake baskom. Alhamdulillah nya bagian kamar mereka nggak bocor," jelas ibu panti.

'Ya Allah,mereka begini aja masih bersyukur! Malu gue maluu!'

"Malahan dulu panti ini sempat kebakaran," sahut ibu panti lagi. Dan sukses bikin Kasa kaget.

"Kok bisa,Bu?"

"Waktu itu mati listrik malam-malam,jadi anak-anak pada nyalain lilin. Kayaknya mereka ketiduran trus nggak sadar kalau api lilinnya merembet ke mana-mana," jelas ibu panti yang bikin hati Kasa makin mencelos.

'Hati gue teriris woi!'

"Untungnya semua pada selamat. Tapi ya gara-gara itu separuh panti jadi kebakar. Anak-anak jadi harus tidur di rumah-rumah tetangga disini sampe panti normal lagi."

'Ini siapa yang naroh bawang (╥_╥)?'

"Alhamdulillah ya,Bu," Kasa cuma bisa ngomong itu,doi udah kehabisan kata-kata lagi. Kalau bisa anak-anak panti nginep di kosnya aja,biar Ardan yang bayarin hidup mereka. Iya,soalnya Kasa makan aja masih pake masako sama pilus pedes.

"Nama kamu siapa,ngomong-ngomong?"

"Saya Angkasa,Bu. Biasa dipanggil Kasa. Saya yang jadi penanggung jawab baksos disini,Bu," Doi ngasih senyum kotak terbaiknya untuk wanita tangguh di depannya ini.

"Kamu dan semua temanmu yang ikut di acara ini,kalian semua orang baik pun juga berilmu. Semoga bisa jadi orang berguna dan berbudi baik di masa depan,aamiin," Bu panti menangkupkan kedua telapak tangannya di wajah,beliau berdoa.

"Aamiin," Kasa pun juga sama.

Katakanlah KM lah yang memberikan penugasan sebuah acara ke mereka,tapi ide bakti sosial ini tetap dari mereka. Gagasan yang membuka pintu hati manusia satu persatu,seperti Kasa.

Kalau 'tamparan' itu nyata,maka pipi Kasa pasti sudah memar sekarang.

***

"Eh coklatnya udah abis,Fajar."

"Tapi mau lagiiii."

Juna yang abis ngatur donasi sama sembako cuma bisa nonton adegan anak umur sepuluh tahun yang lagi minta coklat silverquen punya Tasya. Tapi coklat itu sudah habis,yang tersisa di tangan Tasya hanya bungkusnya aja. Itu lho,yang kuning-kuning kaya bungkus rokok.

"Tapi udah habis,Fajar," Tasya masih membela diri. Karena toh memang coklatnya habis. Masa mau dia kasih bungkusnya aja? Lalu secara nggak langsung Tasya nyuruh Fajar buat ngemutin bungkus itu gitu?

Inisiatif,Juna merogoh saku celananya,ingin memberikan sesuatu.

"Ini nih,kakak punya permen."

Mata anak sepuluh tahun itu berbinar,"Yeaayy!!"

"Nah," Juna menyodorkan permen itu.

Permen jahe.

"Nggak mau! Ini permennya pedes!" Fajar jadi mencak-mencak.

"Loh,ini enak loh! Bikin anget badan,biar nggak masuk angin," Juna masih keukeuh membujuk anak itu makan permen jahe.

"Nggak! Nggak mau! Nggak enak!" Fajar berbalik dan memeluk kaki Tasya.

"Ini lebih enak dari permen coklat,lho! Kan kamu belum coba," Juna yang masih dengan akal bulusnya.

"Beneran lebih enak dari coklat?"

'Hmm Tertypu kamu!'

"Iya dong. Enak lagi bisa dikunyah-kunyah."

Terbujuk,ralat terhasut, Fajar mengambil satu permen 'coklat' itu,dan membukanya. Meski sedikit ragu,tapi pada akhirnya permen itu mendarat di lidah Fajar.

Kunyahan pertama,aman.

Kunyahan kedua,mulai panik.

Kunyahan ketiga,Juna dipukul sama Fajar.

"OM BOHONG!"

Fajar,10 tahun,korban penipuan Juna.

***

"Berapa menit lagi?"

"Sepuluh. Batas keterlambatan rundown 30 menit jadi kita maksimalkan aja di TUK itu,"jelas Kasa ke Risa,satu divisi acara dengannya.

Acara mau dimulai,para divisi acara mulai bersiap. Briefing kecil-kecilan sudah mereka lakukan dan diketuai Kasa,yaa karena dia PJ Panti asuhan. Lista dan Afif juga sudah berlatih menjadi MC,padahal Lista enggan tapi diancam Juna akan menyebarkan soal 'post it pink' ke grup prodi. Beginilah kalau jadi kenalan akrab kating sangar,merasa superior.

Kecemasan mulai terasa,apakah ada kating yang akan datang ke panti ini? Kalau nggak ada,rasanya akan jadi hampa. Tapi kalau pun ada,semoga bukan bagian dari PSDM apapun itu. Acara mereka akan dinilai,dari segi aspek rundown,TUK,hingga selesai.

Meski begitu,jujur saja sepuluh maba disini merasa sedikit tenang dengan adanya anak-anak yang mengelilingi mereka. Kalau ditanya siapa yang disukai anak-anak maka jawabannya adalah Afif.

Afif mudah sekali bergaul dengan anak-anak,tipikal cowok idaman yang friendly. Bahkan doi juga pasrah aja waktu Fajar memanggilnya 'Om'.

Tapi kalau ditanya siapa yang nggak disukai anak-anak maka jawabannya adalah Juna. Doi nggak cukup ngejahilin Fajar,tapi juga anak-anak yang lain. Bahkan Juna sampai dikejar keluar panti. Memang,bocah mainnya sama bocah.

"Bentar lagi mulai,lho. Ini beneran kating nggak ada yang mau datang?" Risa makin cemas.

"Pasti datang kok,Ris. Memang kebiasaan aja ngaret," balas Kasa dan bener aja. Nggak lama Sam datang diekori dengan banyak motor. Mirip orang lagi konvoi,mana cowok-cowok semua lagi.

'Anjir kaya bawa pasukan aja!'

Bolehkah ini disebut adegan 'Avengers Assemble' ?

"Assalamualaikum!" Wicak sama Ardan turun dari motor,niatnya mau nyapa Kasa.

"Wa-wa'alaikumsalam,Bang!" Kasa mendadak asing sama abang satu atapnya ini.

"Kita tepat waktu,kan?" ini Ardan yang tanya.

Cuy,setelan Ardan lebih terlihat ingin pergi ke kondangan daripada sekedar untuk datang ke acara adek tingkat. Doi pake baju koko merah marun lengan panjang,namun lengannya digulung hingga siku dengan celana jeans hitam. Kemana sosok abang kaos oblong tukang ngoroknya ini?

Nggak lama Elang,Galih berdatangan setelah parkir cantik yang dibantu Juna. Iya,doi merangkap jadi mas-mas rompi hijau yang biasa duduk di parkiran idm.

Setelahnya Kasa asing,selain Helen, yang entah bagaimana bisa ikut,ada beberapa orang lagi yang belum dikenalnya. Tapi meski begitu Kasa tetap menyambutnya,mengarahkan untuk mengisi daftar tamu.

Ah Kasa mungkin nggak kenal tapi kita kenal mereka. Ada Faris,juga Rifki teman satu prodi Galih. Ada Denis,temen nongkrong Elang.

Jangan tanya,kehadiran Elang bikin geger maba yang ada disana,apalagi Lista dan Afif. Lista sudah kita tau semua alasannya dan doi jadi super duper canggung sekarang,Afif? Ya,Afif itu maba teknik mesin. Hmm,semoga mulutnya nggak kepeleset saat MC nanti.

Para mala udah duduk rapi lesehan di atas ambal ruang tengah panti,cuma ruang ini yang lumayan luas. Kesan mereka sama kaya Kasa dan Juna saat datang,mencelos. Apalagi Ardan yang terlahir tajir,meski masa lalunya nggak terbilang baik-baik saja (baca di MAGIC :) ).

Batas keterlambatan dari rundown udah mau habis,Kasa dengan berat hati akan memulai acara. Doi ngasih tau Sam yang tadi sempat balik ke muster point supaya ngumpul ke panti,acara mau mulai dan semua panitia divisi harus ada di tempat acara.

Nggak lama Sam datang,bikin Kasa kaget bukan main.

"Sam,itu jalan umum bukan track balapan,kalo lo lupa," komen Kasa,padahal standar motor Sam baru aja memijak tanah.

"Yee,biar gue tepat waktu,dudul."

Sam turun,berjalan masuk ke teras panti. Di teras itu beberapa maba berkumpul,seperti divisi perlengkapan,dan dokumentasi. Sisanya berada di dalam,menemani dan mengajak ngobrol kating disana. Karena sungguh para mala kos-kosan nggak mau diajak ngobrol sama trio bungsu dengan alasan 'gue udah kenal lo'.

Kasa menarik,dan menghembuskan napasnya,"Kita baca doa dulu ya. Semoga acara hari ini lancar Ya Allah."

"Aamiin Ya Allah," ucap mereka serempak.

"Yok,kita masuk. MC stand by ya," iya guys,ini Kasa yang ngarahin. Pokoknya hari ini semua kendali dan keputusan ada di tangan Kasa. Juna sama Sam aja udah nggak berkutik kalo keputusannya udah dibulatkan Kasa.

TIN!

Trio menoleh,ada satu orang lagi yang datang dengan motor ninjanya juga helm fullface hitam.

"Siapa?"

"Nggak tau. Lo kenal,Jun?"

"Kagak."

Orang itu parkir mulus di samping Bety,dan Juna merasa minder gara-gara itu.

"Ini panti yang ada acara baksosnya,kan?" tanya orang itu,masih dengan helm fullface.

"I-iya,Bang," Kasa balas ragu.

"Oke,berarti gue nggak nyasar. Woi,elu!" orang itu main nunjuk Sam,yang ditunjuk kaget taraktakdung.

"Ke-kenapa,Bang?"

'Perasaan gue nggak enak anjir!'

Orang itu melepas helm fullface nya,menaruhnya di motor.

Iya,itu Bang Reki.

"Gue udah nepatin janji buat datang."

'Duh,mampus!'


(((Bonus)))

'Hmm tertypu kamu'

'Pantat gue sakit anjeng!'

'NIH KATING KENAPA KESINI WOI?!'

***
-----------------------------------------------------------

#ArdanPedia

Rundown,susunan acara yang dibatasi menggunakan durasi. Yaa intinya susunan acara lah.

Note; doakan acara tiga bocil lancar ya,soalnya pawang warbut datang :)

-----------------------------------------------------------

Miaann gue baru hidup ಥ_ಥ
Gue abis ketarik ke realita yang kejam huaaaaa

Ditambah tiap buka twiter sama ig isinya perang semua. Kan jadi makin badmood :")

Akhir2 ini jadi maksa buat nonton film,supaya gue ketarik lagi ke haluniverse :)

Maaf yaa baru apdet,serius deh sorryy (┳Д┳)

Ini chptr trpanjang btw nyaris 3K :)

Semoga kalian enjoy ya.

Hmm,iya ini semua dari real life gue. I can feel you trio bungsu (╥_╥)
Soalnya dulu yang datang itu malah staf PSDM KM nya :")

Semoga dari chpter ini kita bisa makin bersyukur yaaa 😊

Dan KEEP STREAMING MOTS7:THE JOURNEY YAK!!
SUMPAH YOUR EYES TELL BIKIN NANGIS TAPI NAGIH (┳Д┳)
.
.
.
Jangan lupa vote dan comment ya :)
Semua komentar bakal dibalas :)
.
.
.
-----------------------------------------------------------

Continue Reading

You'll Also Like

200K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
105K 8.7K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
269K 21.2K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
121K 10.5K 42
Selama sepuluh tahun, Anitya Khansa ditinggalkan oleh ibundanya dan berpisah dengan ayahnya. Dia dirawat oleh Nirmala Sari, neneknya, yang selalu mey...