Xiaojun dan Lala keluar dari warnet tersebut tepat pukul setengah delapan malam. Lala memaksa Xiaojun untuk mengantarnya ke rumah sakit, tapi tentu saja Xiaojun tetap menolak.
"Mereka bakal curiga sama kamu." Kata Xiaojun untuk mematahkan keinginan Lala tersebut.
Lala sudah hampir menangis dan menatap Xiaojun dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Kita ke taman aja yuk, kalau malam lebih indah." Ajakan Xiaojun langsung mendapat penolakan dari Lala.
Xiaojun menghela nafasnya dan mencoba untuk lebih bersabar menghadapi Lala.
"La, kamu harus ngerti keadaan sekarang tuh lagi kaya gimana." Nada suara Xiaojun menjadi lebih serius.
"Lala ngerti kok." Gadis itu memajukan bibirnya. "Justru Xiaojun yang gak ngertiin Lala!" Bentaknya kemudian.
"Xiaojun kaya yang ngehindarin Lala dari Lucas." Lala pun mulai meneteskan air matanya.
Xiaojun menjadi tidak tega melihat Lala dalam kondisi yang seperti itu, dia sangat ingin memeluk tubuhnya erat-erat lalu menghapus air matanya.
"Lala kira Xiaojun bakal cari cara supaya Lala bisa ketemu sama Lucas, tapi Xiaojun malah ngajak Lala main game. Lala tau kok maksud Xiaojun apa, jahat banget pokoknya." Runtuknya kesal.
"Aku juga punya alasan ngehindarin kamu dari Lucas sama Hendery." Balas Xiaojun setelah sedari tadi hanya terdiam.
"Mereka gak baik buat kamu." Lanjutnya tapi lagi-lagi Lala tampak tak setuju.
"Yang gak baik buat Lala itu kamu, Xiaojun."
Kun menghampiri Hendery yang sedang menunggu di koridor rumah sakit bersama dengan Winwin dan Yangyang. Wujud Ten ntah ada dimana, yang pasti dia tidak berada disana.
"Der, gua pengen ngomong sama Lo." Kata Kun dengan sangat dingin.
"Boleh ge, mau dimana?" Tanyanya polos.
"Disini aja, biar Winwin sama Yangyang juga tau."
Dua orang yang disebutkan itu menjadi saling bertatapan bingung.
"Lo ya yang bilang ke manager tentang semua kejadian yang disebabkan oleh Lala?" Tuduh Kun kepada Hendery. Tentu saja Hendery menggelengkan kepalanya.
"Enggak ge! Walaupun gua gak suka sama dia, tapi gua gak pernah bilang-bilang ke manager." Jelasnya dan terdengar sangat meyakinkan.
"Emangnya manager tau apa aja ge?" Tanya Winwin penasaran.
"Manager tau semua kejadian yang nimpa kita semenjak Louis diadopsi. Pasti ada yang lapor ke manager."
"Terus manager tau dong kalau Louis berubah jadi Lala?!" Yangyang berteriak panik.
"Untungnya enggak."
Keempat pemuda tersebut sama-sama berpikir keras. Winwin awalnya ikut mencurigai Hendery, tapi tidak mungkin Hendery melaporkan hubungan rahasianya dengan sang pacar kepada manager.
Yang melaporkan hal itu pasti seseorang yang tidak tertimpa kejadian apapun seperti Kun dan Xiaojun.
Ketika nama Xiaojun muncul dipikiran Winwin, di kepalanya seakan-akan ada bola lampu yang menyala.
"Ada satu orang yang paling mencurigakan!" Kata Winwin.
Kun, Hendery, dan Yangyang menatap kearahnya.
"Xiaojun, pasti dia."
Di sisi lain, Xiaojun mengantar Lala hingga ke pintu rumah dengan berjalan kaki dari taman. Tidak ada obrolan yang terdengar diantara Lala dan Xiaojun.
Hanya suara deru angin dan mesin kendaraan yang lewat.
Beberapa kali Lala menoleh ke arah Xiaojun, tidak ada ekspresi apapun yang ditunjukkan olehnya.
Lala bisa membaca isi hati Xiaojun malam itu, apa yang ada di dalamnya membuat Lala menggeleng tidak percaya.
Xiaojun ternyata tega melakukan semua itu karena alasan yang bodoh.
Dari yang Lala dapatkan, Xiaojun memang memberitahu managernya tentang semua kejadian yang menimpa anggota WayV.
Tapi anehnya Xiaojun tidak memberitahu perihal Louis yang berubah menjadi seorang gadis.
Lala tau alasan Xiaojun tidak mengatakan hal itu, Xiaojun hanya ingin Lala kembali ke pet shopnya agar tidak ada perselisihan lagi diantara para member WayV, karena Xiaojun menyadari bahwa teman-temannya mulai menyimpan rasa kepada Lala, sama seperti yang dirinya rasakan.
Mereka berdua sebentar lagi sampai di rumah WayV. Sambil masih berjalan, Xiaojun menatap ke arah Lala dan tersenyum sekilas.
Lala berusaha membalas senyuman Xiaojun walaupun pada akhirnya malah tampak seperti senyum yang sangat kaku.
"Dua pembantu itu pasti udah pulang." Ucap Xiaojun tanpa ditanya.
"Xiaojun gak mau jujur sama Lala?" Gadis itu bertanya tiba-tiba hingga membuat Xiaojun kembali merasa dilema.
"Aku takut Lala marah." Jawabnya, kini dia tidak berani menatap kedua mata Lala.
"Lala gak bakal marah. Kalau emang itu yang Xiaojun mau, Lala bisa pergi sekarang juga."
Perkataan Lala membuat mata Xiaojun melebar. "Kamu udah tau?"
"Aku tau isi hati Xiaojun." Ntah kenapa Lala merasakan sesak di hatinya ketika akan melanjutkan kalimat tersebut. "Xiaojun pengen Lala pergi dari rumah WayV karena Xiaojun takut Lala bakal bikin mereka jadi terpecah-belah."
Dengan masih memendam sedikit keraguan, Xiaojun pun mengangguk seperti membenarkan perkataan Lala tadi.
"Aku sayang sama kamu, La." Ucapnya tiba-tiba dan membuat Lala mengerutkan keningnya.
"Aku lakuin itu semua karena mau lindungin kamu juga."
"Lindungin Lala?" Tanyanya tidak mengerti.
"Iya, aku juga tau nyawa kamu tinggal lima. Tolong jangan pakai sisa nyawa itu buat selamatin kita bertujuh lagi. Cukup Lala simpan baik-baik." Xiaojun memberinya nasehat.
Lala tidak tau harus menjawab apa atau memberikan reaksi seperti apa kepada nasehat Xiaojun tersebut.
"Jadi, Lala harus pergi?" Tanya Lala, tapi di dalam hatinya dia tidak ingin melakukan hal itu.
"Kalau gak pergi sekarang, manager bakal kembaliin kamu ke pet shop. Aku tau kamu gak suka dikurung, makanya aku kasih kesempatan biar kamu bisa pergi sendiri." Jelas Xiaojun dan semakin membuat hati Lala terasa sesak.
"Lala pengen pamit dulu sama yang lain." Ucapnya yang kini mulai menangis.
"Nanti aku yang bakal bilang ke mereka."
Dengan berat hati, Lala pun menuruti perkataan Xiaojun. Dia melangkahkan kakinya ke depan dan berniat untuk meninggalkan rumah WayV.
Tapi Xiaojun justru mengejarnya dan menarik tangan Lala sehingga tubuhnya menghadap ke arah Xiaojun.
"Waktu semuanya udah baik-baik aja, Lala janji harus kembali lagi. Oke?" Xiaojun tampak sangat sedih dan sama-sama merasa berat untuk melepas gadis tersebut.
"Iya, Lala gak akan jauh-jauh darisini."
Setelah Lala mengatakan hal itu, Xiaojun mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
Ada sebuah gelang rajut berwarna merah muda, selanjutnya Xiaojun menunjukkan gelang rajut lainnya yang dia pakai di pergelangan tangan kiri.
"Semua anggota WayV punya gelang ini, tapi gak selalu mereka pakai. Ini ada sisa satu, aku bakal kasih ke kamu." Xiaojun pun memberikan gelang merah muda itu kepada Lala.
Lala langsung memakainya dan tersenyum bahagia.
Xiaojun ikut tersenyum, kemudian dia melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan dengan Lala.
Pemuda itu membalikkan badan dan berjalan ke arah yang berlawanan dengan posisi Lala.
Setelah melangkah cukup jauh, Xiaojun menoleh ke arah belakang untuk memastikan bahwa Lala telah pergi.
Tapi ternyata dia masih berada disana dalam wujud seekor kucing bernama Louis.
Tadinya Xiaojun akan menghampiri nya lagi, namun Louis seperti tau akan maksud Xiaojun tersebut.
Oleh karena itu, Louis memilih untuk berlari menyebrangi jalan dan menghilang dari pandangan Xiaojun.