Dia Jodohku? [End]

By Crocodileudud

2.3M 83.5K 4.2K

21+ [ Be wise with your reading! ] Mereka dipertemukan kembali, namun dalam status yang berbeda. Dengan rasa... More

1
2
3 (21+)
Cast
4 (21+)
5
6
7
8
9
10
11 (18+)
13
14
15
16
17
18 (21+)
19
20
21
22
23
24 (21+)
25
26
27
28
29
30-End
Ex.Part-Vol 1
Sequel

12

51.8K 2.4K 252
By Crocodileudud

VOTE YAH !!!
JANGAN NYIDERS MULU !!! 
😍

Btw sebelum lanjut baca, mention dong.

Kalian anak keberapa di keluarga??

******* Wajib VOTE yahh.  *******



Author Pov


Hujan turun begitu deras malam ini. Dingin nya udara membuat Dyra mengelus lengannya sendiri, ia menatap hujan dari balik jendela kamarnya.

Hatinya gusar entah kenapa, jam yang sudah menunjukan pukul sepuluh malam serta hujan yang tak berhenti malah semakin kencang. Membuat Dyra sedikit --- cemas?

Pada seseorang.

Agler, pria itu biasanya pulang jam tujuh atau setengah delapan malam, namun sampai sekarang Agler belum juga menampakan batang hidungnya .

" Bukannya aku khawatir! Tapi aku cuma  ngga mau dia gedor-gedor pintu minta di buka pas aku tidur! "

Berkali-kali Dyra merapalkan kalimat tersebut, meyakinkan dirinya bahwa ia tak mengkhawatirkan sosok kakak iparnya itu.
Berkali-kali pula ia terus melirik jam dinding dengan wajah yang cemas.

" Issshhh! Tau ah aku mau tidur aja! " gerutu Dyra lalu ia merebahkan dirinya si ranjang.

Berusah memejamkan matanya, tapi ia tak bisa tidur dengan tenang. Membolak-balikan tubuhnya ,tetap saja hasilnya sama.

Tak lama kemudian Dyra langsung bangkit duduk dengan wajah yang kaget, saat ia mendengar suara deru mobil di luar. Dyra turun dari ranjang lalu berlari kecil menuju jendela. Melongok apakah Agler apa bukan yang pulang.

Dan benar saja, Agler keluar dari mobilnya dengan lari menutupi kepalanya dengan tangannya. Bajunya basah,  Dyra turun ke bawah dengan jantung yang berdegup kencang.

Saat Agler hendak mendorong pintu untuk di buka, ia dibuat kaget ketika pintu lebih dulu terbuka dari dalam. Dan pujaan hatinya lah pelakunya.

Agler tersenyum kecil dengan praduganya di otak cemerlangnya.
Sementara itu Dyra dibuat kikuk sendiri akibat tingkahnya yang spontan itu.

" Kamu nunggu aku? " tanya Agler mengeluarkan suara nya yang agak serak.

Dyra membuang wajahnya kesamping dengan salah tingkah " Nggak! Tadi... Tadi kebetulan aku lagi di ruang tengah nonton TV. Terus denger suara mobil kamu jadi ya, aku bukain" jawab Dyra lirih

" Jadi kamu khawatir sama aku? " goda Agler

Pipi chubby Dyra merona sempurna, wajahnya memanas mendengar kata yang di lontarkan Agler. 

" apasih! Nggak yah, geer banget! " celetuk Dyra

Agler mengulum senyumnya, lalu tiba-tiba ia bersin membuat Dyra menatapnya dengan cemas.

" Udah ayo masuk, diluar dingin baju kamu juga basah gini. " Dyra tanpa sadar menarik lengan Agler masuk kedalam rumah.

Dyra benar-benar khawatir melihat Agler yang terus-terusan bersin dan diselingi batuk kecil. Sebenci-bencinya ia pada Agler namun tetap saja jiwa lembutnya masih ada.

" Aku siapin air anget yah" ucap Dyra

Dyra sebenarnya sedikit risih ketika masuk ke kamar Agler. Kamarnya cenderung memiliki suasana gelap , dan perabotan yang sedikit. Agler memang begitu setau Dyra. Sejak dulu Agler type orang yang simple dan tidak mau ribet.

Dyra keluar dari kamar mandi lalu melihat Agler yang duduk di ranjang dengan wajah yang sedikit pucat.

" Air angetnya udah siap. " ucap Dyra singkat lalu ia keluar dari kamar Agler.

Agler segera beranjak menuju kamar mandinya, ia berendam dengan bibir yang terus tersungging keatas. Hangat nya air meresap sampai ke dalam lubuk hatinya. Tentu saja itu semua karena sentuhan tangan Dyra nya.

Tak peduli rasa pening di kepalanya, Agler menyelesaikan mandinya dengan cepat. Saat ia keluar, ia di kembali kaget ketika melihat Dyra yang membawa nampan di tangannya.

" Kamu... kamu bawa apa? " tanya Agler

Dyra menjawab dengan kikuk "Mmm aku rasa mungkin kamu akan sedikit demam, jadi biar nggak pusing banget. Aku buatin kamu teh anget , sop jagung sama obat. "

Hati Agler benar-benar berdesir senang sekarang. Inilah yang Agler inginkan, dimanja Dyra, tak apa pusing asal Dyra dekat dengannya.

" Mmm aku taruh sini yah" cicit Dyra menaruh nampannya di atas nakas samping ranjang.

Saat Dyra hendak keluar , Agler segera mencegatnya "Tunggu! "

Dyra berhenti dan berbalik badan menatap kakak iparnya itu. Ia benar-benar khawatir pada Agler dan juga--- perasaannya sekarang. Bagaimana pun juga Agler pernah mengisi ruang dihatinya.

" Kamu--- kamu tolong suapin aku. Badanku lemas dan kepalaku pusing banget " ucap Agler dengan memelas.

Dyra sempat sedikit ragu, tapi melihat wajah Agler yang pucat membuatnya menganggukan kepala pada Agler.

Yes!!!!!   Seru batin Agler yang senangnya bukan main.

" Sini duduk" perintah Dyra.

Agler menurut, ia duduk dengan sedikit menyender di kepala ranjang. Wajahnya ia atur memelas mungkin di hadapan Dyra.

Dyra mulai mengaduk sop nya lalu menyuapi Agler dengan telaten. Walau sedikit canggung namun ia tetap menyuapi Agler dengan sukses, padahal Dyra mati-matian menahan tangannya yang gemetar saat ini.

" kamu udah makan? " tanya Agler

" Ehh? "

" Kamu udah makan apa belum Dyra? "

Dyra menunduk malu "Belum sih, udah malem nangung jadi ak--

" Yaudah makan sop ini. Aku udah kenyang" celetuk Agler

" Tapi---

" Abisin Dyra"

Kok maksa banget sih!  Batin Dyra

Akhirnya Dyra pun menyuapkan sop hangat yang masih mengepul, mengeluarkan harum yang menggiurkan saat ia hirup. Dyra melahapnya ,lalu tenggorokannya hangat ketika kuah kaldu tersebut mengalir disana, lidahnya mencecap rasa gurih yang tertinggal di sana.

Tanpa sadar Dyra menghabiskan sopnya, benar. Dyra lapar sekarang, dan ia tersenyum malu pada Agler yang ternyata sedang menatapnya intens sedari tadi.

Sendok itu bekas ku, artinya kita berciuman secara nggak langsung. Gimana kalau aku cium aja sekarang? Rindu Dyra banget!!!! 

Agler terus terpekur dengan perdebatan di otaknya, ia menahan hasratnya untuk tak mengecup bibir mungil Dyra yang mengkilap karena terkena kuah sop.

" Hei--! "

Agler tersentak ketika Dyra sedikit menggoyangkan tubuhnya menyadarkannya.

" Maaf, aku masih pusing " keluh Agler tak sepenuhnya bohong. Karena ia memang merasa sedikit pusing sekarang.

" Yaudah minum obatnya sekarang abis itu istirahat yah" ucap Dyra menyerahkan obat pada Agler.

Agler menurut, ia meminum obatnya dengan teh hangat buatan Dyra. Agler terus mengamati Dyra seakan tak mau Dyra beranjak dari kamarnya.

" Dyra makasih yah" ucap Agler tulus.

Dyra tersenyum lalu mengangguk.

Agler benar-benar menyesal dengan apa yang ia lakukan dulu, andai  ia tak terlambat menjelaskan semuanya pada Dyra, mungkin Dyra sekarang sudah berada di pelukannya. Bukan malah menjadi adik iparnya.

Saat Dyra sedang membereskan peralatan makan ke nampan, dan hendak keluar. Agler tiba-tiba berucap.

" ehh tunggu! Dyra ini tolong tiupin mataku. Tiba-tiba kelilipan nih" ucap Agler aneh sambil mengucek-ucek matanya sendiri.

Dyra menaikkan satu alisnya melihat tingkah aneh Agler. Tapi ia menurut saja, mendekatkan wajahnya ke Agler bersiap meniup mata pria itu dengan tangan yang masih membawa nampan.

Saat Dyra hendak meniup matanya, Agler langsung menarik leher Dyra dan menyatukan bibir mereka.

Mata Dyra membelalak kaget, ia masih terkejut dengan ulah Agler. Tak merespon, diam dan tak membalas lumatan-lumatan yang Agler berikan.

Hingga ia tersadar ketika merasakan lidah panas Agler mulai menerobos kedalam mulutnya.

Ia menjauhkan wajahnya dari Agler. Wajahnya panas dan memerah malu. Entah perasaan marah dan gugup kini menjadi satu. Lidahnya kelu untuk berucap sekarang.

Membuat Dyra memilih berlari keluar dari kamar Agler.

Agler tersenyum senang melihat wanitanya berlari dengan wajah yang memerah.

" Ahhh sepertinya aku bisa tidur nyenyak malam ini" gumam Agler

****

Dyra masih bergelung di dalam selimutnya pagi ini. Kepalanya terasa berat dan perutnya mual.

Apa aku tertular Agler? Karena semalam kita---???

Dyra menutup wajahnya dengan bantal karena malu sendiri mengingat ciuman Agler semalam. Ia tahu harusnya ia marah karena semua ini tak benar.

Bermain di belakang suaminya benar-benar perbuatan tercela, seketika Dyra merindukan suaminya.

Dyra meraih ponselnya lalu mendial nomor Aldari dengan via whatsapp. Ia memilih panggilan video karena ingin melihat wajah Aldari. Ia ingin tenang sekarang .

Panggilan tak terjawab, hingga sampai panggilan ke enam barulah Aldari mengangkatnya.

Wajah bantal suaminya terpampang di layar kaca.

" Assalamualaikum mas"

" Wa'alaikumussalam sayang"

" Mas.. Dyra kangen mas. Kapan pulangnya? " tanya Dyra langsung.

" Hmm ? Masih lama sayang. Sabar yah.. Nanti kalau mas pulang, kita liburan yah"

" Yahh"

" Ehh wajah kamu kenapa? Agak merah"

" Dyra sakit mas, pusing " rengek Dyra manja

" Kenapa bisa pusing hmm? " Dapat Dyra lihat wajah khawatir suaminya sekarang  .

Dyra diam sebentar, tak mungkin kan ia menjawab yang sebenarnya pada suaminya sekarang?

" Mungkin kecapean mas"

" Jangan capek-capek dong sayang, kan mas udah bilang nggak usah kerja" Aldari mengubah posisinya menjadi duduk.

Dyra sedikit terkesikap kaget ketika melihat tubuh suaminya yang telanjang dibagian atas.

" Mas kok nggak pake baju? " tanya Dyra sedikit ragu

" Ehh? Mmm disini panas sayang. Tidur pakai baju jadi gerah"

" Ohh gitu. Yaudah Dyra tutup ya mas. Mas semangat kerjanya. Assalamualaikum "

" Waalaikummus----

Tuuuuuttt

Dyra memutus telpon mereka dengan cepat, jantungnya berdegup kencang serta hatinya berdenyut nyeri.

Ia tak mau berfikir negatif pada suaminya yang sedang bekerja untuk menafkahinya sekarang.

Namun apa yang ia lihat tadi benar-benar membuatnya mau tak mau berfikir yang tidak-tidak pada Aldari.

Bukan hanya tubuh suaminya yang telanjang ia lihat. Dyra juga melihat sebuah bra wanita diatas nakas. Tubuh Aldari tak menutupi pemandangan belakang tadi saat mengubah posisi nya, entah sengaja atau tidak Aldari menunjukan hal tersebut. Dan Dyra merasa---- takut.

" YaAllah. Mas... Sebenarnya kamu nyembunyiin apa? " gumam Dyra dengan air mata yang mulai menetes.

****

" Al !!   Aldari !!! Kamu mau kemana sih?! 

Aldari berhenti dari kegiatannya yang sedang mengepakkan pakaiannya kedalam koper dengan tergesa .

" Aku mau pulang! Istriku sakit dirumah!" jawab Al dengan dingin

" Apa?! Pulang?! Nggak nggak nggak bisa. Kamu nggak boleh pulang! " ucap Indah

" Tapi istriku membutuhkanku sekarang!!"

" Lalu apa kamu pikir aku nggak butuh kamu hah?!" bentak Indah.

Aldari diam dan menunduk. Indah, wanita cantik itu berjalan mendekati Aldari.

" istrimu dirumah masih ada yang jaga, ada pelayan dan ada --- Agler " ucap Indah

" Dan aku? Aku butuh kamu disini. " bisik  Indah pelan di telinga Aldari.

" Kamu masih tetep mau pulang? " lanjut Indah. Dan Aldari hanya diam menunduk tak menjawab Indah, hatinya berkecamuk tak menentu.

Bibir penuh Indah tersenyum miring melihat diamnya pria didepannya. Lalu ia memeluk tubuh tegap itu.

" Aku tahu, kamu Cinta aku" ucap Indah lalu mengecup leher Aldari

***

Fyuuhhhh....

((Satu kata untuk Aldari & Indah dong))

Jangan lupa VOTE KOMEN BIAR CEPET UP YAH😘

Continue Reading

You'll Also Like

235K 11.3K 24
Warning 21+ Tidak ada yang lebih menyakitkan dari patah hati karena dihianati kekasih. (Arjuna Wijaya) Tidak ada yang lebih menyakitkan dari patah ha...
657K 18.7K 37
WARNING 21+ Arabella seorang mahasiswi cantik yang agak tomboy. Dijebak dalam situasi sulit oleh pengusaha tampan, yang ingin menitipkan benih pada r...
498K 12K 31
Sebenarnya mencoba di genre yang dikatakan dewasa ini sedikit terbawa suasana... hehehe.. jangan mikir yang nggak nggak :D :D :D Baca dari awal sampa...
686K 30.1K 59
Kila Damaya didiagnosa menderita compulsive sexual behaviour ringan. Dia memutuskan untuk tidak memiliki kekasih hingga dirinya benar-benar menemukan...