I'm The Queen of Demon Kingdo...

By aristaptr

987K 85.9K 1.1K

Crystal Valleriyn Ainsley, seorang gadis yang sangat cantik dan ceria. Crystal tidak mengetahui siapa orang t... More

Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Extra Part - I
Extra Part - II
Thanks!
Squel!

Part 1

89.6K 5.1K 73
By aristaptr

Happy Reading Guys🖤
Don't forget for vote and comment this story!
******

Seorang gadis saat ini terlihat tengah menyiram tanaman di pekarangan rumahnya. Sesekali ia bersenandung ria untuk menghilangkan rasa penatnya. Seorang wanita paruh baya yang melihat keceriaan gadis itu pun ikut tersenyum senang.

"Crystal kemarilah." panggil Leyna, nenek Crystal.

"Tunggu sebentar Grandma, aku segera ke sana." ujar Crystal sambil menaruh wadah air yang ada ditangannya, kemudian berjalan menghampiri neneknya.

Leyna tersenyum saat melihat kedatangan cucunya. Ia menarik salah satu bangku yang ada di sampingnya dan meminta Crystal untuk duduk di sana. Kemudian, ia mengambil sesuatu dari saku baju yang ia kenakan dan mengeluarkan sebuah benda. Saat itu juga mata Crystal berbinar cerah melihat sebuah kalung yang sangat indah di genggaman neneknya.

"Wah! ini sangat indah Grandma."

"Kau menyukainya?" Crystal lalu menganggukan kepalanya setelah mendengar pertanyaan neneknya. Leyna tersenyum lalu mengaitkan kalung tersebut di leher Crystal.

"Ini memang khusus untuk dirimu sayang, Ibumu yang menitipkan ini pada Grandma." Crystal memegang kalung yang saat ini melingkar di lehernya. Tanpa sadar air mata mengalir dari sudut mata gadis itu.

'Aku sangat ingin bertemu daddy and mommy.' batin Crystal.

Crystal menghapus air matanya dengan cepat lalu memeluk Leyna dengan sangat erat.

"Thank you Grandma." lirih Crystal dan dijawab anggukan oleh Leyna.

"Masuklah, hari sudah mulai malam. Kita makan malam kemudian beristirahat. Besok kau harus bersekolah bukan?"

Crystal melepas pelukan dengan neneknya dan tersenyum ke arahnya. Crystal pun beranjak dari tempat duduknya dan masuk ke dalam rumah menuju kamarnya. Selama perjalanan menuju kamarnya, tangan gadis itu terus memegang kalung pemberian dari ibunya. Tak henti-hentinya gadis itu tersenyum saat mengingat kalung tersebut adalah pemberian dari ibunya.

Setelah sampai di kamarnya, Crystal segera membersihkan dirinya. Ia tidak ingin membuat neneknya menunggu lama.

Beberapa menit kemudian, Crystal telah selesai membersihkan dirinya. Ia pun menuju ruang makan untuk makan malam bersama dengan neneknya.

Makan malam berjalan dengan tenang tanpa ada suara sedikitpun. Tak lama kemudian, Crystal telah selesai menghabiskan seluruh makan malamnya. Ia pun berpamitan pada neneknya untuk kembali ke kamar agar ia bisa segera beristirahat.

*****

Keesokan harinya, Crystal telah selesai membersihkan diri dan bersiap untuk bersekolah. Ia melihat pantulan dirinya di cermin lalu tersenyum saat melihat kalung yang melingkar di lehernya.

"Ah benar, aku harus menyembunyikan ini." ujar Crystal lalu memasukan kalung itu ke dalam bajunya agar tidak ada yang melihat bahwa ia sedang menggunakan sebuah kalung. Jika tidak, mungkin kalung ini akan direbut oleh Alice dan temannya.

Alice Wilton, gadis tercantik dan terpopuler di sekolah. Alice dan teman-temannya yang paling sering menindas Crystal. Crystal tidak bisa melawan mereka karena Alice merupakan anak dari kepala sekolah JB High School, tempat dimana ia bersekolah. Jika ia berani melawan Alice maka ia harus bersiap menerima konsekuensinya, yaitu beasiswa yang ia raih akan dicabut. Crystal tidak ingin itu terjadi, karena ia tidak ingin merepotkan neneknya jika harus mengurus biaya sekolahnya lagi.

Crystal kemudian mengambil tasnya yang ada di atas meja lalu berjalan menuju ruang makan untuk sarapan. Walaupun ia hanya bisa sarapan dengan roti saja, itu sudah cukup untuk membuatnya kenyang hingga siang nanti. Ia tidak perlu berbelanja di kantin sekolah karena itu akan menghabiskan uangnya. Lebih baik uang yang ia terima dari neneknya ia tabung sendiri untuk keperluannya di masa mendatang.

"Morning Grandma." sapa Crystal lalu mencium pipi neneknya.

"Morning sayang. Cepatlah sarapan, nanti kau terlambat." Crystal lalu mengambil selembar roti tawar dan melumurinya dengan slai strawberry di atasnya.

Leyna terus memandang cucunya yang tengah asik memakan sarapannya. Entah mengapa ia merasakan bahwa sesuatu akan terjadi.

"Aku sudah selesai Grandma. Aku berangkat dulu." Leyna tersenyum lalu melambaikan tangannya pada Crystal. Crystal pun membalas lambaian tangan neneknya lalu berjalan menuju sekolah.

*****

Di sebuah istana megah, Xavier Ellardo Harrison, sang raja penguasa dunia immortal tengah duduk di kursi kebesarannya menatap tajam pada orang yang tengah berjalan untuk menghadap dirinya.

"Katakan Darren!" perintah Xavier.

"Hormat saya My Lord, saya telah menemukan mate anda." Darren membungkukkan tubuhnya dan menyampaikan informasi yang membuat Xavier terkejut. Namun tidak butuh waktu lama senyuman terukir di wajah dingin pria itu.

"Bawa dia padaku." Darren kembali membungkukkan tubuhnya saat mendengar perintah dari rajanya.

"Maafkan saya Yang Mulia, tapi mate anda seorang manusia." jelas Darren membuat Xavier sedikit terkejut.

"Hm menarik, untuk apa Moon Goddess memberikanku mate seorang manusia?" ujar Xavier sambil tersenyum menyeringai saat memikirkan hal tersebut.

"Ada informasi lagi yang ingin saya sampaikan Yang Mulia," Xavier yang mendengar itu menaikkan sebelah alisnya, menuntut Darren menyelesaikan ucapannya.

"Ratu adalah seorang manusia, ia saat ini bersekolah di sekolah milik anda di dunia manusia. Namun saat saya melihat ratu, saya melihat ada kekuatan besar yang menyelimuti tubuhnya dan itu berasal dari kalung yang ia kenakan. Saya masih menyelidiki kalung tersebut My Lord."

Xavier kembali terkejut mendengar ucapan orang kepercayaannya. Bagaimana bisa seorang manusia bisa memiliki kalung dengan kekuatan besar. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari tahu sendiri mengenai calon ratunya.

"Aku akan datang ke sekolah itu dan menjadi salah satu murid di sana. Persiapkan semuanya dan jangan sampai ada yang tahu bahwa aku pemilik sekolah itu." perintah Xavier dan langsung di lakukan oleh Darren.

'Kita akan bertemu My Queen.' batin Xavier sambil tersenyum menyeringai.

*****

At JB High School.
06.30 AM

Suasana sekolah masih sangat sepi. Crystal adalah orang pertama yang datang ke sekolah. Ia sengaja untuk datang lebih pagi agar tidak berpapasan dengan Alice dan teman-temannya, atau ia akan menjadi bahan bully-an di pagi hari.

Disini lah ia sekarang, di dalam kelas dan duduk di bangku paling pojok dekat jendela. Crystal mengedarkan pandangannya ke luar jendela dengan raut wajah datar. Beberapa menit kemudian ia melihat satu persatu siswa mulai berdatangan, dan seperti biasa keberadaannya tidak pernah dianggap di kelas itu.

"Hei kau melamun lagi Crystal." ujar Sherina menepuk pundak Crystal menyadarkan ia dari lamunannya.

"Apa yang bisa aku lakukan selain melamun?" Sherina yang mendengar ucapan Crystal hanya mampu menyengir memperlihatkan giginya. Crystal yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas.

Saat mereka asik bercengkrama, Crystal melihat Alice berjalan menghampiri mereka. Tubuh Crystal seketika menegang, dan saat itu juga ia menundukkan kepalanya. Sherina yang melihat perubahan sikap sahabatnya langsung berdiri di depan Crystal sambil melipat kedua tangannya.

"Hei kau, belikan aku susu di kantin. Cepat!" Crystal yang saat itu ingin berdiri langsung dicegah oleh Sherina.

"Kau bisa membelinya sendiri untuk apa menyuruh Crystal?!" ketus Sherina dan langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Alice.

Crystal yang melihat itu langsung menggelengkan kepalanya agar Sherina berhenti membelanya. Namun Sherina tetap memegang erat lengan Crystal agar gadis itu tidak bisa beranjak dari tempat duduknya.

Usaha Sherina berhasil karena ia melihat Miss Juliet sudah masuk ke dalam kelas saat itu juga. Alice yang melihat itu melayangkan tatapan tajam pada Crystal, sedangkan Sherina tersenyum miring lalu berjalan menuju tempat duduknya.

Crystal yang melihat itu menghela nafas gusar, ia tau apa yang akan terjadi nanti saat jam istirahat. Ingin sekali rasanya ia menghilang dari muka bumi ini. Saat itu juga Crystal menenggelamkan kepalanya dan tidak menghiraukan ucapan Miss Juliet di depan kelas.

"Crystal!" panggilan Miss Juliet langsung menyadarkannya. Namun tanpa sadar manik mata Crystal bertemu dengan manik mata milik pria yang ada di sebelah Miss Juliet. Crystal segera memalingkan pandangannya ke luar jendela karena merasa pria itu juga menatap ke arahnya.

"Hukum saja dia Miss." seru Alice dengan senyum menyeringai di wajahnya.

"Ya benar Miss." sahut Lolita yang tidak lain teman Alice.

Crystal yang mendengar itu hanya menghela nafas lelah dan bersiap untuk mendapatkan hukuman.

"Untuk saat ini saya akan maklumi, tapi lain kali tidak akan saya beri kesempatan lagi Crystal." ujar Miss Juliet penuh penekanan. "Baiklah Xavier, kau bisa duduk di samping Crystal yang tadi sedang tertidur itu," sindir Miss Juliet pada Crystal. "Dan untuk Darren kau bisa duduk di sebelah Sherina." lanjutnya.

Tanpa memberi jawaban, mereka langsung menuju tempat duduk yang dikatakan oleh Miss Juliet. Crystal yang mengetahui itu seketika menegang. Karena saat ini sudah banyak pasang mata yang menatap tajam kearahnya.

'Matilah aku.' batin Crystal khawatir terhadap nasibnya nanti.

Selama jam pelajaran di mulai, pandangan Xavier tidak lepas dari wajah Crystal. Crystal yang mengetahui hal itu hanya menghembuskan nafas malas dan mencoba fokus terhadap pelajaran yang dijelaskan oleh Miss Juliet. Sesekali Crystal melirik ke arah Xavier dan dia membulatkan matanya saat Xavier tersenyum padanya. Crystal cepat-cepat mengalihkan pandangannya agar tidak ada yang melihat rona merah di pipinya.

'Oh God, kenapa pria ini sangat tampan?!' batin Crystal.

Xavier yang melihat rona merah di pipi Crystal langsung tersenyum. Namun ia tutupi kembali dengan wajah dinginnya saat gadis yang ada di kelas itu melihat ke arahnya.

'Senyumanku hanya untuk ratuku.' batin Xavier.

Kring...

Terdengar bunyi bel istirahat membuat seluruh murid di kelas itu bersorak gembira. Namun tidak dengan Crystal yang tengah mengumpulkan tenaganya untuk menerima tatapan tajam dari semua orang yang ada di kelas itu.

"Baik sekian pelajaran hari ini. Sampai jumpa anak-anak." ujar Miss Juliet kemudian berlalu meninggalkan ruang kelas.

Crystal memasukkan semua bukunya ke dalam tas lalu kembali melihat ke luar jendela dengan tangan yang menopang dagunya.

"Hal indah apa yang membuatmu sangat betah untuk melihat keluar sana?" suara Xavier seketika memecah lamunan Crystal, namun tetap ia hiraukan. Crystal tidak ingin mencari masalah lagi dengan Alice, karena ia tahu bahwa Alice pasti menyukai Xavier dari tatapannya melihat pria itu.

Saat itu juga ia menyadari Alice dan temannya sedang berjalan menuju mejanya untuk menemui Xavier.

"Hi Xavier, perkenalkan namaku Alice." ujar Alice memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya.

'Benar bukan dugaanku?' batin Crystal.

Xavier yang melihat kedatangan Alice hanya menatap dingin ke arah gadis itu tanpa berniat membalas ucapannya.

Crystal yang melihat sebuah drama yang ada di depannya, langsung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan ruang kelas.

Xavier mengambil ponsel yang ada disakunya dan melihat ada notifikasi pesan masuk dari Darren. Meskipun mereka kaum immortal, mereka juga memiliki sebuah ponsel layaknya manusia. Bahkan kecanggihan di dunia immortal saat ini sudah hampir menyerupai dunia manusia. Hanya saja, barang tersebut jarang digunakan karena mereka lebih mudah mengirim pesan melalui mindlink.

From: Darren Hardwin

Ada yang perlu saya lakukan My Lord?

Xavier mulai membalas pesan yang ia terima.

To: Darren Hardwin

Ikuti Queen.

Setelah menerima perintah dari Xavier, Darren langsung pergi meninggalkan ruang kelas dan mengikuti Crystal tanpa sepengetahuannya. Darren melihat Crystal menuju salah satu bangku yang ada di taman sekolah. Darren segera me-mindlink Xavier untuk memberitahu keberadaan ratunya.

Dalam waktu lima menit Xavier telah berada di samping Darren. Darren yang melihat kedatangan Xavier langsung menunduk hormat.

"Ternyata kalung itu sangat kuat. Kalung itu berfungsi untuk menyembunyikan identitasnya yang sebenarnya. Kau cari tahu siapa dia sebenarnya dan jangan sampai ada yang terlewatkan." Darren yang mendengar perintah itu langsung membungkuk hormat dan meninggalkan Xavier.

Setelah Darren pergi, Xavier memutuskan untuk berjalan menghampiri Crystal. Ia melihat Crystal yang tengah menyandarkan tubuhnya sambil memejamkan mata. Xavier kemudian duduk di samping gadis itu tanpa melepas pandangan dari wajah damai ratunya.

'Sangat cantik.' batin Xavier.

Tanpa sadar tangan Xavier terangkat menutupi sinar matahari agar tidak menyilaukan mata gadis itu. Crystal yang menyadari itu langsung membuka matanya. Ia tertegun saat melihat tangan Xavier yang berada dekat dengan wajahnya.

"Kenapa kau di sini?" lirih Crystal sambil mengedarkan pandangannya memastikan tidak ada yang melihat mereka berdua. Xavier yang melihat kekhawatiran di mata ratunya langsung menaikkan alisnya bingung.

"Apa aku tidak boleh bertemu denganmu?" Crystal yang mendengar itu langsung menggelengkan kepalanya. Crystal lalu beranjak dari sana untuk menjauhi Xavier. Namun usahanya gagal saat Xavier menarik tangan Crystal hingga ia terjatuh kepelukan pria itu.

"Lepaskan aku." pinta Crystal dengan suara yang sangat kecil namun dapat di dengar oleh Xavier.

"Kenapa?"

Crystal mendongakkan kepalanya saat mendengar pertanyaan Xavier. Manik mata mereka bertemu dan Crystal tidak bisa mengalihkan pandangannya melihat ketampanan milik pria yang saat ini berada di hadapannya.

Saat kesadarannya kembali, ia langsung menarik tangannya dari genggaman Xavier. Crytal menghela nafas berat dan masih berkecambuk dengan pikirannya.

"Ada yang kau pikirkan My Queen?" tanya Xavier dengan sangat lembut. Crystal tertegun mendengar panggilan Xavier pada dirinya. Dengan cepat ia menggelengkan kepalanya dan berlari meninggalkan Xavier yang mematung.

"Ada apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa dia bertingkah sangat aneh?" Xavier benar-benar tidak habis pikir melihat tingkah ratunya.

'Pasti ada yang dia sembunyikan.' batin Xavier.

*****

Setelah kepergian Crystal, Xavier kembali menuju ruang kelasnya. Namun ia tidak melihat keberadaan Crystal di sana. Entah mengapa ia merasakan hal buruk akan menimpa ratunya. Xavier segera me-mindlink Darren untuk mencari keberadaan Crystal.

Namun langkah pria itu terhenti saat melihat Sherina. Xavier sudah mengetahui bahwa Sherina bukanlah manusia melainkan werewolf. Namun ia tidak terkejut sama sekali saat melihat keberadaan seorang werewolf di dunia manusia, karena saat ini sudah banyak klan werewolf yang mulai berbaur dengan manusia.

"My Lord." ujar Sherina saat melihat kedatangan Xavier dan membungkukkan sedikit badannya agar orang lain tidak merasa curiga, karena mereka saat ini sedang berada di dalam kelas.

"Apa kau melihat ratuku?" tanya Xavier. Pria itu dapat melihat tatapan bingung dari wajah shewolf itu. "Crystal adalah ratuku." lanjutnya.

Sherina langsung membulatkan matanya saat mendengar pernyataan dari Xavier. Akhirnya ia mengetahui untuk apa keberadaan King Demon di dunia manusia dan ternyata untuk menemukan mate-nya.

"Jadi Crystal adalah mate anda Yang Mulia?" Xavier hanya mengganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Sherina. Xavier menaikkan alisnya saat melihat wajah shewolf itu terlihat gusar.

"Sepertinya saya harus memberitahu masalah ini pada anda Yang Mulia," ujar Sherina dengan pelan namun kekhawatiran cukup jelas terlihat di wajah gadis itu.

"Jika benar mate anda adalah Crystal, anda harus menjaga dia dengan baik Yang Mulia. Semua manusia yang ada di sini selalu memperlakukan mate anda dengan sangat buruk." ucapan yang keluar dari mulut Sherina sontak membuat Xavier menegang.

"Karena itu dia selalu menghindar dariku?" tanya Xavier dan langsung dijawab anggukan oleh Sherina. Xavier menghela nafas berat dan kemudian me-mindlink Darren.

"Cepat temukan ratuku!"

"Baik My Lord"

Setelah mendengar jawaban dari Darren, Xavier memutus mindlink sepihak.

"Terima kasih telah membantu ratuku selama ini. Aku ingin kau terus mengawasi ratuku karena dia hanya manusia biasa, jika terjadi sesuatu langsung katakan padaku." Ujar Xavier. Saat itu juga Sherina seketika terkejut saat mendengar seorang King Demon berterima kasih kepadanya. Tentu itu merupakan suatu kehormatan baginya.

"Tentu My Lord, maafkan saya karena tidak mengetahui bahwa Crystal adalah mate anda. Saya akan menjaga Queen dengan baik."

Sherina merasa sangat bangga karena telah dipercaya untuk melakukan tugas penting dari King Demon, raja penguasa dunia immortal. Saat ini kaum werewolf sangat mengagungkan King Demon, karena dia telah menyelamatkan kaum werewolf dari bencana.

Namun tak lama kemudian, tiba-tiba Sherina melihat tubuh Xavier menegang membuat gadis itu mengerutkan keningnya bingung.

"Shit!" umpat Xavier dan langsung berlari meninggalkan ruang kelas. Sherina yang merasa bahwa terjadi sesuatu dengan Crystal langsung mengikuti Xavier.

Kini mereka berdua telah sampai di tempat yang ditunjukkan oleh Darren. Darren yang mengetahui kedatangan Xavier langsung menunduk hormat.

"Mereka ada di dalam sana My Lord." ujar Darren sambil menunjuk ke sebuah ruangan khusus perlengkapan olahraga.

Sherina menelan ludahnya saat melihat perubahan dari Xavier. Tubuh Xavier telah dikelilingi kabut hitam yang menandakan kemarahan dari King Demon. Darren yang melihat tuannya mulai murka langsung membuat portal penghalang agar manusia lain tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi di sana.

"Akh! sakit Alice!" teriakan Crystal membuat amarah Xavier semakin meningkat.

Brak...

Pintu ruangan tersebut terbuka dan langsung memperlihatkan orang-orang yang ada di dalam sana. Sherina menutup mulutnya saat melihat apa yang telah terjadi. Ia melihat Alice yang terkejut dengan tongkat baseball di tangannya. Tubuh Crystal saat ini penuh dengan luka lebam dan sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah. Xavier dapat melihat air mata mengalir deras di pipi Crystal. Saat itu juga Xavier mendekati Alice lalu mencekik leher gadis itu.

"Berani sekali kau melakukan ini pada ratuku!" geram Xavier dengan mata mengkilat menahan amarah.

"Le.. lepaskan aku!" pinta Alice saat ia merasakan sesak hingga tidak bisa bernafas. Ia terus memukul tangan Xavier yang ada di lehernya agar pria itu melepaskan tangannya. Namun usaha gadis itu sia-sia, karena tenaganya tidak sebanding dengan kekuatan Xavier.

"Aku tidak akan mengampunimu!" geram Xavier dan langsung melempar tubuh Alice hingga membentur dinding. Mereka dapat mendengar suara tulang yang patah dari tubuh gadis itu. Alice yang sudah tidak dapat menahan rasa sakitnya langsung tidak sadarkan diri.

Setelah itu Xavier langsung berjalan menghampiri Crystal. Raut wajah sedih terlihat jelas diwajahnya.

"Maaf aku terlambat Queen." lirih Xavier sambil mengusap pipi gadis itu.

Crystal yang sudah tidak bisa menahan rasa sakit yang ia terima langsung jatuh pingsan dipelukan Xavier. Mereka semua yang ada di sana langsung membulatkan matanya terkejut.

"Queen!"

*****

Continue Reading

You'll Also Like

238K 23.7K 76
[BUKAN NOVEL TERJEMAH] "Tiada kasta dalam cinta." *** Dewi Harnum adalah seorang pelayan di suatu kerajaan. Ia selalu menggunakan selendang untuk men...
16.6K 1.2K 34
FOLLOW SEBELUM MEMBACA πŸ’• Louis Xavier Adelard. Seorang vampire murni yang merupakan penerus kerajaan dan sudah menggembara selama 24 tahun atau 240...
447K 20.8K 77
Highest Rank : 🌟#1in WEREWOLF(21-05-2018)🌟 🌟#1in THE ROYAL (16-06-2020)🌟 #2 in WEREWOLF(14-05-2018) #3 in WEREWOLF(16-05-2018) FOLLOW SBLM MEMB...
1.3M 93.8K 60
Jeanna yocelyn, sosok gadis manis yang sangat ceria dan tak pernah kenal takut. Saat ini Jeanna tengah menempuh pendidikannya di sekolah menengah ata...