My Crazy Student [End] [PRE-O...

By Chrystal0802

765K 50.3K 9K

[Comedy & Romance] Punya guru yang di kagumi saat SMP? Casyla Cabella tentu punya. Tapi nasib, saat ia kelas... More

Prolog
1. Welcome Singapur
2. Get Around
3. Killer?
4. Kesasar
5. Meet
6. Tetangga
7. Dendam Kesumat
8. He's Hot
9. Tenggelamkan Dia!
10. Yasudah lah
11. Bawa Gandengan Atau Gausah Pulang
12. More Than You Know
13. Acara Pingsan
14. Merasa Bersalah
15. Cyla kenapa?
Read
16. Usut punya Usut
17. See U Later Boy, See U Later
18. Bye Bye Emily
Dosen Series
19. Malam Tentram yang Hancur
20. Please, Antar Cyla
21. Sudah Beristri
23. I'm Here
24. See? He Love you
25. Kulkas Cyla Kalah!
26. Problem Solved? HAHAHA
27. Ini Punya Cyla, Sah!
28. Boomerang
29. Raffi Dalam Zona Nano-Nano
30. AMBYAR! AMBYAR! CYLA AMBYAR!
31. Kapan Lagi Raffi Bego?
32. Mama Cyla~
33. Terror Berakhir Pilu
34. Don't Watch Me Cry
35. Miss You So Bad
36. GWS: Gak Wafat Sekalian?
37. 4 in 1 = Raffi
38. Raffi Cemburuan!
39. Perfect Day
40. Berlima, bukan Berempat
41. Kucing Baru, Horayy!!
RAFFI DANIEL AGARA
CASYLA CABELLA
42. This is My Kiss Goodbye
Ketinggalan :v
43. Tamatlah Riwayat Cyla
Part Of Chat di Joylada!
44. Lamaran Gila! (END)
Epilog
MCS Ulang Tahun!
Dosen Series II
OPEN PRE-ORDER MURMER!
INFO PO!
Coming Soon PO batch II!
PO BATCH II MURMEERR!!

22. Pukulan Telak

13.2K 1K 142
By Chrystal0802

Rabu, 8 Juli 2020

Happy Reading

PART INI PUANJANG BUANGET

JADI BERBAHAGIALAH ;)

Komennya dong... aku seneng kalau kalian bersedia komen... apalagi yang lucu lucu 😊

Sepertinya lagu di mulmed sangat cocok untuk part ini...

Kemaren kurang greget gak? Atau mau yang lebih greget? Mungkin part ini bisa menuntaskan rasa gregetmu...

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

Hari ini, adalah hari yang ditunggu tunggu seluruh keluarga besar Cyla. Tapi tidak dengan Cylanya sendiri, menurutnya ini adalah hari tersial sepanjang masa.

Karena hari ini adalah hari pernikahan kakaknya.

Walaupun tidak membawa gandengan, Cyla tetap nekat untuk pulang ke Indonesia dan menghadiri acara pernikahan kakaknya sambil berharap jika nanti di sana ia bisa meminta bantuan keluarganya agar tetap diizinkan untuk pulang walaupun tidak membawa calon mantu untuk mama.

Ayahnya? Tidak bisa di harapkan. Ia selalu mengikuti setiap keinginan Mama Cyla. Ayahnya itu jenis suami takut istri.

Cyla mengambil jadwal penerbangan jam 11 pagi. Aslinya hari ini Cyla ada kelas jam 8 pagi, tapi karena malas pecicilan, jadilah ia membolos saja. Ia juga tidak memberi kabar ke siapapun jika ia akan pulang ke Indonesia hari ini.

Dan kini, ia sudah menginjakkan kaki di tanah air tercinta, Indonesia. Ia menghentikan taxi yang lewat untuk mengantarnya menuju hotel.

Hotel? Iya.

Cyla gak berani pulang ke rumah. Biarlah nanti ia hanya setor wajah saat di pernikahan Kakaknya lalu langsung ngacir kembali ke Singapura sebelum didepak dengan tidak terhormat oleh ibu negara.

Sesampainya di hotel, ia langsung masuk ke dalam kamar dan tiduran di bed yang empuk. Ia memejamkan mata. Mengistirahatkan otaknya yang pusing karena memikirkan bagaimana nasibnya jika ia tidak boleh pulang kembali ke Indonesia.

Walau hati kecilnya masih berharap ada saudaranya yang mau membelanya nanti saat di depan mamanya, tapi itu tetap saja tidak bisa diandalkan.

Hanya itu? Tentu saja tidak!

Cyla tidak membawa satupun baju yang bisa ia kenakan untuk datang ke pernikahan. Lebih tepatnya, bajunya ada di rumahnya. Rumah di Indonesia. Mau tak mau Cyla kembali keluar dari hotel untuk membeli satu dress yang pantas untuk ia kenakan.

Untung saja ia masih memiliki sisa uang yang diberikan ayahnya bulan lalu.

Dengan langkah berat Cyla berjalan turun ke lobby hotel lalu naik taxi untuk menuju ke mall.

Saat di dalam taxi, ia memutuskan untuk menyalakan ponselnya yang sedari tadi malam ia matikan. Ngenesnya, tidak ada satupun pesan yang masuk.

Bahkan keluarganya pun tidak ada yang mengirimkannya pesan untuk sekedar mengingatkan jika hari ini adalah hari pernikahan kakaknya.

Cyla jadi yakin jika ia menghilang, tidak akan ada seorangpun yang mencarinya.

"Ck, pasti Pak Raffi di sana kesenengan karena gak ada aku!" Gerutu Cyla.

"Untung aja monster bedak udah bisa ku depak! Tapi pasti masih banyak cewek-cewek yang ngerubungin Pak Raffi kayak lalat!" Cyla menendang nendang jok depan mobil yang kosong untuk menyalurkan emosinya.

Karena terlalu asyik menggerutu, Cyla tak sadar jika ia sudah sampai di pelataran Mall jika saja sang supir taxi tidak menegurnya.

Semasuknya di Mall, ia langsung berjalan ke arah salah satu butik langganannya dulu. Saat masuk ke dalam butik tersebut, Cyla langsung disambut ramah oleh pegawai butik yang memang mengenalnya.

"Mbak, bisa cariin dress yang cocok buat aku pake ntar malem gak?"

"Mau datang ke acara apa neng?" Tanya pegawai toko tersebut.

"Nikahannya kakak," ujar Cyla tak semangat.

"Lho, bukannya keluarga besar pada pakai baju kembaran ya?"

Deg.

"Eh? Apa iya?" Tanya Cyla kebingungan.

Pegawai toko itu mengangguk, "iya. Orang bikinnya aja di sini kok."

Kedip... kedip...

"Tapi memang gak ada ukuran buat neng Cyla sih. Mbak juga bingung, tapi mbak gak mau tanya. Mbak kira neng Cyla udah bikin baju sendiri di tempat lain," ujar pegawai toko itu.

Cyla melongo. Jadi ia sudah tidak di anggap keluarga? Apa mama sudah tau jika Cyla tak akan datang dengan gandengan makanya memutuskan untuk tidak membuatkan Cyla baju kembaran?

"B-belum kok mbak." Cyla berusaha sekuat tenanga agar suaranya tidak bergetar. Cyla ingin menangis saat ini juga!

"Oh, yaudah sini ikut mbak. Ada beberapa dress bagus yang cocok buat kamu pakai." Pegawai toko tersebut berjalan menyusuri rak baju diikuti oleh Cyla yang pikirannya kosong.

Setega itukah mereka? Segampang itukah mereka melupakan Cyla? Apa jangan jangan mereka memang tidak mengharapkan kehadirannya? Memangnya salah Cyla apa? Cyla berusaha keras agar air matanya tidak jatuh.

Gak, gak boleh. Ia harus membuktikan ke keluarganya jika ia bukan perempuan lemah. Pupus sudah harapannya agar ada salah satu saudaranya yang mau membantu Cyla. Nyatanya? Mereka lebih berpihak pada Mama.

"Ini neng." Pegawai toko tersebut memberikan Cyla satu stel dress lengkap dengan sepatunya.

Cyla mengangguk menandakan jika ia akan membeli dress ini. Pegawai toko itu memang paling mengerti selera Cyla.

Cyla berjalan ke arah kasir untuk membayar pakaian tersebut.

"Totalnya 2,2 juta neng."

Cyla tahan napas. Uang di kartu kreditnya hanya 2,5 juta. Jadi bisa di hitung kan sisanya tinggal berapa.

Dengan berat hati Cyla menyerahkan kartu kreditnya. Setelah selesai membayar, ia keluar dari butik tersebut dan langsung pulang ke hotel.

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

Cyla turun dari taxi di parkiran gedung tempat diselenggarakan pernikahan Kakaknya. Kakinya melangkah pelan untuk menuju latar gedung yang jaraknya sendiri hampir 200 meter.

Tanpa sengaja matanya menatap salah satu keluarga yang baru saja turun dari mobil Lexus berwarna putih. Itu adalah sepupunya. Lebih tepatnya keluarga adik dari mama.

Seperti yang dikatakan pegawai toko tadi, mereka menggunakan dress kembar berwarna... entahlah Cyla tak tahu itu warna apa.

Mata Cyla memanas. Sepupu perempuannya itu dulu sering main dengan Cyla karena usia mereka yang hanya berjarak lima bulan. Bahkan mereka sempat menangis bersama saat Cyla akan berangkat ke Singapura.

Tapi yang ia lihat sekarang, mereka tampak sangat bahagia. Seakan kehadiran Cyla dulu bukanlah apa apa. Cyla terus menatap keluarga itu dari jauh. Tangannya mengepal kuat untuk menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata.

Cyla merasakan sentuhan tangan di pipi kirinya diikuti oleh suara pekikan tertahan seseorang, "Ini Cyla kan?"

Cyla tersadar dari lamunannya lalu menatap ke arah kiri, tempat suara itu berasal. Cyla memekik girang mengetahui siapa gerangan yang berdiri di sampingnya.

"Pak Raffi!!"

(Taruhan, kalian pasti langsung senyum begitu baca nama Raffi)

Saking girangnya, tanpa aba aba ia langsung memeluk Raffi erat sambil terisak pelan. Hatinya kini terbagi menjadi dua, senang karena ada Raffi yang mungkin bisa membantunya, sedih karena melihat keluarganya seakan tidak menganggapnya.

Cyla sudah tak bisa menahan air matanya lagi. Air matanya keluar dengan deras di pelukan Raffi.

(Ini Raffi and Cyla versi 2d)

Raffi menepuk nepuk pelan kepala Cyla, "kamu kenapa?"

Cyla melepaskan pelukannya lalu mendongak untuk menghadap Raffi, "bapak... bapak kok bisa... a-ada di sini?" Ujarnya sambil sesenggukkan.

"Yang nikah teman bisnis saya. Ia yang mengimpor produk makanan untuk restoran saya di Singapura."

Cyla teringat ucapan Mamanya yang bilang jika Kakaknya memiliki usaha bahan makanan.

"Yang nikah itu Kakak saya," ujar Cyla lirih.

Raffi menghela nafas. Sekarang ia percaya jika dunia ini sesempit daun kelor. "Terus kenapa kamu nangis?"

Cyla jadi kembali teringat akan kesedihannya. "Itu." Cyla menunjuk keluarga sepupunya yang sedang berjalan beriringan menuju gedung.

"Itu keluarga sepupu saya, lebih tepatnya keluarga adiknya mama."

"Terus?"

"Bapak ingat kan dulu saya pernah minta bapak buat nemenin saya datang ke nikahan Kakak saya?"

Raffi mengangguk.

"Mama bilang katanya kalau saya gak bawa gandengan saya gak boleh pulang ke Indonesia selamanya. Tapi saya nekat. Dan ternyata..."

"Mereka memang gak mengharapkan Cyla hadir." Cyla menceritakan ke pada Raffi tentang apa yang tadi pegawai toko bilang lalu mengaitkannya dengan keluarga sepupunya.

Tapi seketika senyum Cyla merekah. "Nah karena bapak udah disini, jadi ayo. Kita masuk. Saya akan memperkenalkan bapak sebagai calon suami saya."

Cyla menarik pergelangan tangan Raffi untuk berjalan ke arah gedung. Raffi menurut. Tidak membantah sama sekali.

"Oh ya? Saya sudah punya istri lho."

"Eh?" Cyla menghentikan langkahnya lalu menghadap ke arah Raffi.

"Iya. Kemaren di apartemen ada yang mengaku jadi istri saya. Kira kira siapa ya?" Raffi menjepit dagunya dengan ibu jari dan jari telunjuk dengan pandangan menghadap ke atas seakan ia sedang berpikir.

Cyla terkekeh pelan. Ternyata Vera mulutnya lemes banget ya sampe seapartemen tahunya Raffi sudah punya istri. "Hehe... saya. Udah ah pak ayo masuk."

Cyla kembali menggandeng tangan Raffi menuju gedung. Jika dilihat dari sini, sepertinya acara sudah dimulai. Tanpa sadar Cyla menggenggam erat tangan Raffi karena dirinya diselimuti rasa takut.

Saat mereka sampai di pintu gedung, mereka mengisi buku hadir lalu kembali berjalan masuk, tapi...

"Oh. Ternyata dateng toh."

Cyla dan Raffi spontan memandang ke arah seorang wanita paruh baya yang berdiri tak jauh dari mereka. Wanita itu juga menggunakan dress yang sama seperti keluarga sepupu Cyla.

"Mama..." ujar Cyla lirih.

Tapi yang ada di depannya ini tak seperti mamanya. Mamanya yang Cyla kenal berwajah kalem dan lembut walaupun kadang suka menyebalkan. Tapi yang ada di depannya ini, wajahnya tidak bersahabat seakan tidak suka dengan keberadaan Cyla.

Di belakang Mamanya juga terdapat beberapa keluarga Cyla seperti bibinya, pamannya, dan ayahnya. Bahkan sepupu perempuannya yang tadi Cyla lihat di parkiran juga ada. Rhea namanya. Tapi tak satupun orang yang menyambut kehadiran Cyla.

Cyla menatap sekeliling. Di pintu masuk gedung sudah sepi. Hanya tersisa mereka. Mungkin acaranya memang sudah di mulai.

Bukan hanya Cyla, Raffi juga merasakan tatapan tak bersahabat yang mereka layangkan ke arah Cyla. Atmosfer di sini rasanya sangat panas.

Cyla mengeratkan gandengannya. "Mama... apa kabar?" Ujar Cyla lirih.

Mama Cyla tak menghiraukannya. Ia malah beralih menatap ke arah Raffi. "Oh ini toh calonnya. Bagus lah udah nemu. Tapi kayaknya ini terlalu ganteng deh buat dia." Mama Cyla menunjuk ke arah Cyla saat ia menyebutkan 'dia'.

"Ma-"

"Stop. Jangan panggil saya mama lagi. Sudah muak saya bersandiwara di hadapan kamu."

Mata Cyla membulat dengan sempurna. Ada apa ini?

"K-kenapa?"

"Kamu mau tahu kenapa?"

Mama Cyla mengambil beberapa lembar kertas yang berada di tangan bibinya seakan memang sudah disiapkan lalu melemparkannya tepat di hadapan Cyla.

"Kamu itu aslinya bukan anak saya! Kamu itu anak seorang jalang yang sialnya adalah sahabat saya! Jalang itu meninggal waktu ngelahirin kamu dan nitipin kamu ke mama!"

Cyla berjongkok pelan memunguti kertas kertas yang di lempar Mama. Di situ dapat tertulis jika Cyla memang bukan anak mereka.

"Sebenarnya saya tidak mau, tapi jalang itu dulu pernah membantu saya. Jadi saya menerima bayi kamu atas dasar balas budi! Tapi tidak ada yang tahu siapa ayah kamu. Tapi sekarang kami tahu."

Mama Cyla kembali mengambil sebuah foto yang sudah terjatuh di lantai bersamaan dengan kertas kertas yang ia lempar tadi.

"Ini, ini adalah ayah kamu. Ayah kamu adalah seorang narapidana! Kami sudah tidak mau menanggung aib mereka. Dan aib mereka itu adalah kamu!"

Cyla sudah tak kuasa untuk menahan tangisnya setelah semua fakta terlempar tepat di depannya. Keluarganya ternyata hanya bersandiwara saat bersikap baik kepadanya. Dan sekarang, mereka sudah tidak bisa memertahankan sandiwara itu.

"Memangnya saya menyuruh kamu kuliah di Singapura itu tanpa alasan? Tidak! Saya memang sengaja untuk menjauhkan kamu sedikit demi sedikit dari keluarga ini!"

Air mata mengalir deras dari pelupuk matanya. Ia sesenggukan untuk menahan suara tangisannya sambil memunguti kertas kertas yang berada di lantai.

Raffi ikut membantunya. Ia memegang pundak Cyla untuk memberinya dukungan mental.

"Dan saat saya menyuruhmu untuk mencari calon suami, itu karena saya merasa kasihan dengan kamu kalau harus hidup sendiri. Jadi kamu akan saya serahkan sepenuhnya kepada calon suami kamu!"

Atensi Mama Cyla dan saudara saudaranya beralih ke arah Raffi. "Tapi sepertinya orang ini sangat sempurna untuk kamu yang hanya sampah."

Tatapan mata Mama Cyla menjadi melembut saat melihat ke arah Raffi. Raffi berdecih pelan, ia sudah hafal arti tatapan itu.

"Nah kamu nak, kamu mending jauhin anak jalang itu." Mama Cyla menghadap ke belakang lalu menarik Rhea ke sampingnya.

"Ini ponakan saya. Dia udah pinter, cantik, berpendidikan dan tentunya dari keluarga baik baik. Mending kamu sama Rhea aja ya nak."

Mama Cyla membangga banggakan Rhea di depan Raffi. Rhea pun terkagum kagum dengan ketampanan Raffi. Ia tersenyum malu malu.

Setelah semua kertas terkunpul, Cyla kembali berdiri. Ia menatap Rhea yang tampak mengagumi Raffi. Cih, siapa sebenarnya yang jalang?

"Nah kamu," Mama Cyla menunjuk ke arah Cyla.

"Masih ingat letak pintu keluar kan?" Ujarnya sinis.

"Oh iya satu lagi. Kamu keluar sendiri, jangan bawa bawa si ganteng ini. Biar dia sama Rhea."

Cyla memundurkan langkahnya pelan. Berbalik lalu langsung berlari pergi meninggalkan gedung tersebut dengan berlinang air mata.

Tbc.

_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*_*

AKU SAYANG KALIAN!! Jadi jangan hujat aku...

50 vote baru mau up

KOMEN SESUATU KEK... biar aku seneng...

OH IYA, PART DEPAN AKU BAKAL NGADAIN QnA, JADI KALIAN SIAPIN PERTANYAAN YANG MAU KALIAN TANYAKAN KE SELURUH TOKOH MY CRAZY STUDENT. BAKAL DI BALES LANGSUNG KOK SAMA TOKOHNYA.

AKU BAIK KAN NGEHADIRIN SI RAFFI, BUKAN YANG LAIN 😏

Aku nggak jahat kayak ceritaku yang The Man in Aquarium karena harus misahin kedua tokoh anunya... bahkan gak tau sampai kapan...

GIMANA KALAU KITA BUAT SI RAFFI SAMA RHEA AJA? KALIAN SETUJU..?

KEMARIN MANA YANG MINTA DOUBLE UPDATE? INI ASLINYA DUA CHAPTER, TAPI AKU JADIIN SATU... SO, ANGGAP AJA INI AKU DOUBLE UPDATE...

Huft... kemaren udah puas kan ketawa ketawa nya? Sekarang masih bisa ketawa nggak 😏

Gimana Rhea gak kagum... orang ganteng banget kek begini 😏

~^~AsylaChrystal~^~

Continue Reading

You'll Also Like

448K 48.9K 96
Sang CEO tampan mahabenar akhirnya mantu di usia yang masih thirty something, satu anggota keluarga baru akhirnya hadir. Tapi pekerjaan rumahnya belu...
1.1M 57.2K 45
#1 in sekretaris 23/09/2019-29/10/19 #1 in kocak (entah sejak kapan) #1 in ZhangZhehan [Boss projects 1] "Panda,beliin saya cilok dong!pake bumbu ruj...
5.2K 861 5
" maaf kalau bunda belum bisa membuat kalian bahagia dan ga bisa menjadi ibu yang kalian inginkan, tapi Bunda rela melakukan apapun agar kalian bahag...
4.4K 2.1K 40
Silahkan mampir mampir dicerita ini. Yakin deh gak bakal nyesel,endingnya?wuush jangan ditanya seru buanget.Jangan lupa tinggalin jejak ya♡ DON'T COP...