Congratulations

By CanaLily_

23.4K 1.6K 72

[ Completed ] Viona dan Zevan adalah dua orang yang sama-sama pernah merasakan sakitnya ditinggalkan. Akankah... More

0.0
P r O l O g
☘☘☘
0.1 Colorless
☘☘☘
0.2 Overlooked
☘☘☘
☘☘☘
0.4 Goodbye
☘☘☘
0.5 Rest.
☘☘☘
0.6 After All
☘☘☘
0.7 Tired
☘☘☘
0.8 Uknow
☘☘☘
0.9 Lovesick
☘☘☘
1.0 Another side of me
☘☘☘
1.1 Temperance
☘☘☘
1.2 Imagination
1.3 Over
☘☘☘
1.4 No One Know
☘☘☘
1.5 So Alone
☘☘☘
1.6 Only You
☘☘☘
1.7 See You Again !!
☘☘☘
1.8 Destiny
☘☘☘
Epilog
Hallo!

0.3 Never

598 61 5
By CanaLily_

Cinta bukan hanya tentang bagaimana kita melupakan,

Tapi tentang bagaimana cara kita memaafkan.

*****

Viona menatap datar orang yang kini ada di depannya, sungguh Viona berusaha memasang ekspresi sedatar mungkin ketika bertatapan dengan pria yang sedari tadi duduk di depannya tanpa mengatakan sepatah katapun itu.

"Kamu sariawan?" tanya Viona memulai pembiacaraam diantara mereka.

Yang diajak bicara sama sekali tidak menjawab, justru menunjukam raut wajah kebingungan dengan ucapan Viona.

"Tadi katanya mau ngomong sesuatu, kita sudah disini lima belas menit dan kamu masih diem aja Gem!" ucap Viona yang mulai kesal menghadapi tingkah Gema yang terus diam saja sedari tadi.

"Vi aku pernah bilang kamu gadis yang baikan. Aku juga pernah bilang gak pengen buat kamu sakit, begitu juga orang lain Vi. Aku ga mau kamu sakit karena orang lain," ucap Gema sambil menatap gadis yang kini berstatus sebagai mantan kekasihnya ini.

"Maksud kamu?" tanya Viona keheranan dengan ucapan Gema.

"Kalau nanti ada yang nyakitin kamu, aku siap kok ngehajar dia. Tapi aku yakin sih, kamu ga mungkin nyuruh aku hajar dia. Tapi aku siap kok dengerin cerita kamu atau nenangin kamu saat nangis nanti," ucap Gema sambil tersenyum kearah Viona.

Viona tak menjawab ucapan Gema, dia masih terkejut dengan ucapan pria tersebut. Jika saja Gema mengatakan ini saat mereka masih menjadi sepasang kekasih mungkin Viona akan sangat senang mendengarnya. Tapi sekarang posisinya sudah berbeda ucapan Gema justru malah membuat dadanya terasa nyeri.

"Bagaimana bisa kamu bilang semudah itu Gem, saat kamu adalah satu-satunya orang yang menyakitiku saat ini" Viona menggumam di dalam hatinya.

"Gem jangan jadi pria brengsek untuk kedua kalinya, jangan menyakiti wanita hanya untuk membuat wanita lain bahagia. Kamu sudah gak ada kewajiban untuk ngomong gitu sama aku. Aku gak mau ada orang yang salah paham dengan ucapan kamu. Jadi tolong jangan pernah katakan itu lagi. Aku tidak ingin menjadi wanita jahat yang menghancurkan kebahagiaan wanita lain," ucap Viona sebelum akhirnya meninggalkan Gema yang masih mencoba mencerna arti dari setiap ucapannya.

Gema tertegun dengan jawaban yang dilontarkan Viona. Dia tau pasti Viona akan menolak tawarannya, tapi dia tidak menyangka jika akan sampai seperti ini reaksi dari Viona. Gema memang tidak salah melepaskan Viona, dia benar-benar gadis yang baik. Tidak seharusnya gadis sebaik Viona menghabiskan waktunya bersama pria sepertinya.

Sementara disisi lain Viona merasa bangga dengan dirinya sendiri, sebenarnya Viona bisa saja berlari kepelukan Gema saat pria yang masih dihatinya itu mengatakan sesuatu yang tidak bisa di tampik oleh Viona jika yang dikatakan Gema itu membuat hati Viona terasa menghangat. Tapi untungnya logika Viona sedang mengontrol dirinya hari ini, dia tidak bisa melupakan fakta jika Gema sekarang sudah memiliki orang lain yang harus dibahagiakannya. Viona tidak ingin menyakiti perasaan Anya walau sekesal apapun Viona terhadap kekasih baru mantannya itu.

 

*****

 

Viona meruntuki kebodohannya sendiri yang terus memikirkan ucapan Gema, yang sekarang membuatnya terdampar di taman belakang sekolahnya itu.

"Aku baru tau kalau siswa berprestasi juga suka bolos," ucap seseorang yang kini mendudukan diri di sebalah Viona.

"Aku ga bolos, Pak Bambang ga masuk dan gak nitip tugas juga," terang Viona masih enggan menatap lawan bicaranya itu.

"Kamu ngapain disini? Kelas kamu kosong juga?" tanya Viona pada pria yang duduk disebelahnya.

"Bolos sesekali ga papa kan? Aku lagi males di kelas," jawab Zevan.

"Aku fikir seorang siswa populer sepertimu akan memilih tempat lain untuk bolos, ternyata ketaman juga," ucap Viona.

"Aku sering kesini," Ucap Zevan.

Demi Tuhan ini adalah kebohongan pertama yang Zevan katakan pada Viona, sebenarnya Zevan tidak ingin ketaman dia tadi ingin ke UKS merebahkan tubuhnya disana. Tapi saat berjalan ke UKS dia melihat Viona berbincang dengan Gema, entah kenapa Zevan malah berhenti disana. Tidak dia tidak menguping pembicaraan mereka dia hanya mengamati saja. Sampai akhirnya dia melihat Viona berjalan dengan tatapan kosong ketaman dan entah kenapa kakinya justru bergerak mengikuti gadis itu.

Entah kenapa Zevan merasa selalu ingin berada di dekat gadis itu saat dia terlihat rapuh, Zevan tidak ingin melihat gadis itu terluka.

"Besok free?" tanya Zevan kepada Viona.

Viona mengangguk menanggapi pertanyaan Zevan.

"Mau temenin aku gak ?" tawar Zevan.

"Kemana?" tanya Viona.

"Cari spot yang bagus buat foto," terang Zevan.

"Kedengerannya gak buruk," ucap Viona sambil tersenyum.

"Besok aku jemput," ucap Zevan sambil mengacak gemas rambut Viona.

 

*****

 

Viona terbangun dari tidurnya lalu melirik jam yang berada sisebelahnya. Jam menunjukan pukul 21:55, Viona terbangun karena merasa lapar. Viona memang belum makan apapun sejak pulang sekolah tadi, dia memilih belajar untuk persiapan lomba cipta puisi beberapa hari kedepan. Entah mungkin karena kelelahan selepas sholat isya' Viona justru ketiduran jadi dia melewatkan jam makan malam.

Viona memutuskan turun ke dapur untuk mengisi perutnya yang sedari tadi keroncongan.

"Kak Viona pasti bangun karena laper ya?" tanya Syifa yang ternyata lebih dulu berada di dapur.

Viona tidak menjawab dia mengacuhkan ucapan adiknya itu, memilih berlalu menuju kulkas untuk mengecek apa ada sesuatu yang bisa dimakannya.

"Aku buatin mie sekalian ya kak, atau mau nasi goreng aja?" ucap Syifa dia tetap tidak menyerah dengan sikap dingin Viona.

"Mie aja," jawab Viona dengan nada dingin.

Sungguh Viona sebenarnya tidak ingin bersikap sedingin ini kepada Syifa, karena jujur dari dulu Viona sangat ingin memiliki adik perempuan. Tapi Viona tidak bisa jika harus bersikap ramah pada gadis itu, Viona tau Syifa juga adalah korban dari semua ini. Viona juga kadang merasa bersalah jika harus menyakiti perasaan Syifa, tapi bayangan bundanya menangis karena kehadiran Syifa terus saja berputar dikepala Viona. Salahkah Viona jika dia bersikap kasar kepada anak dari wanita yang telah menghancurkan hati ibunya.

"Ini kak dimakan," ucap Syifa sambil menyerahkan mangkok berisi mie kepada Viona.

Lagi dan lagi Viona mengacuhkan ucapan gadis yang sekarang berada tepat di depannya itu.

"Kakak tau gak? Waktu aku pertama dateng kesini aku seneng banget ngelihat kakak. Apalagi pas Ayah bilang kalau kakak adalah kakakku," ucap Syifa sambil memandang kearah Viona.

Viona sungguh tidak tertarik dengan apa yang dibicarakan oleh Syifa, dia memilih menikmati semangkuk mie yang dihidangkan adik tirinya itu.

"Nanti kalau memang benar ada yang namanya reinkarnasi, aku masih pengen terlahir jadi adik kak Viona lagi. Tapi aku berharap kita terlahir dari satu orang yang sama," ucap Syifa yang kini pandangannya beralih pada semangkuk mie di depannya.

"Kakak tau meskipun aku di dekat ayah, tapi ayah selalu banggain kakak di depan rekan-rekan kerjanya. Ayah selalu bilang jika putri sulungnya itu berprestasi dan bilang jika kakak adalah putri yang baik. Aku selalu kagum saat Ayah cerita tentang apa saja hal yang kakak capai. Aku ingin sekali menghubungi kak Vio untuk mengucapkan selamat saat kakak menang lomba, tapi aku sadar kak kalau aku ngelakuin itu justru ngehancurin kebahagiaan kakak. Saat Ayah bilang apa aku mau sekolah di Jakarta aku seneng banget kak, aku ga sabar buat satu sekolah sama kakak. Tapi ngeliat ekspresi kakak hari itu aku tau kalau kehadiran aku justru nambah sakit di hati kak Vio. Kak maaf ya," ucap Syifa yang kini kedua pipinya sudah basah karena air matanya, sebenarnya Syifa tidak ingin mengatakan semuanya tapi dia tidak tau kapan lagi dia bisa bicara berdua dengan Viona seperti ini. Dia takut tak punya kesempatan lagi, Syifa ingin Viona tau betapa Syifa sangat menyangi Viona. Dan betapa Syifa merasa sangat bersalah kepada Viona.

"Kamu gak perlu minta maaf karena kamu ga salah, tapi aku juga ga bisa bersikap layaknya kakak buat kamu. Kita sama-sama korban, bedanya kamu bisa berdamai dengan keadaan tapi aku ga bisa. Makasih untuk mienya.aku  mau ke kamar mau tidur," ucap Viona sambil melangkah kembali kekamarnya.

Syifa tersenyum saat mendengar ucapan Viona ini pertama kalinya Viona membalas ucapannya, ini pertama kalinya Viona mengatakan terimakasih padanya. Syifa sungguh merasa cukup seperti ini saja sungguh.

Sementara dikamarnya, Viona tak mampu menahan air mata yang sedari tadi di tahannya, mendengar ucapan betapa Syifa sangat mengaguminya membuat hati Viona terasa nyeri. Bagaimana bisa gadis itu bersikap baik setelah semua sifat dingin yang Viona berikan.

"Seandainya kita terlahir dari wanita yang sama aku pasti akan menyayangimu Syif," ucap Viona lirih.

 

****

 

Pagi ini Viona sudah bersiap menggunakan Sweeter oversize berwana mustard dipadu dengan celana jeans berwarna hitam. Dengan riasan sederhana di wajahnya Viona benar-benar terlihat cantik.

Saat melangkah turuh Viona bisa mendengar ayahnya sedang berbincang dengan seseorang, Viona tidak tau siapa yang diajak bicara. Tapi entah kenapa suara itu terasa sangat familiar.

Viona sangat terkejut saat mengetahui sosok yang sedari tadi berbincang dengan ayahnya.

"Vio udah siap nak. Sudah ditungguin Zevan dari tadi," ucap Ayah Viona.

"Kita berangkat sekarang Vi ?" tanya Zevan.

"Iya," jawab Viona sambil tersenyum ramah.

Haris tertegun melihat senyuman putri sulungnya itu, senyum yang tak pernah lagi dilihatnya setelah dia mengahdirkan Syifa dikehidupan Viona.

"Kami berangkat dulu Om," pamit Zevan.

"Om titip Viona ya," ucap Haris pada Zevan.

*****

 

Kurang lebih 30 menit perjalan yang mereka tempuh untuk sampai ketujuan Viona dan Zevan. Mereka pergi kesubuah taman bermain dipusat kota.

"Kamu mau naik wahana apa ?" tanya Zevan.

"Kamu pengen naik wahana?" Sepertinya menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lain adalah hobi Viona.

"Ya kita kesini ngapain kalau ga naik wahana satupun Vi," ucap Zevan menatap gemas kepada Viona.

"Katanya mau cari spot foto," ucap viona dengan tampang polosnya.

"Ya nanti kita cari sambil nikmatin wahana Vi. Aku mau kencan sama kamu hari ini. Udahalah ayo," Ucap Zevan sambil menarik tangan Viona yang entah di sengaja atau tidak.


*****

 

 

With Love,

-Cana Lily-

 

 

 

 

 

 

 

Continue Reading

You'll Also Like

7.6K 3.6K 43
Pertemuan terkadang tidak melulu tentang cara tuhan mempertemukan para makhluknya, Ry contohnya memberanikan diri untuk berkenalan dengan Rani. Tentu...
4.2K 341 53
Bagaimana kalo pernikahan kakakmu yang tinggal seminggu dibatalin oleh calon mertuanya karena kamu? Bagaimana kalo ayahmu meninggal dunia karena kam...
2.1K 1K 32
[TAMAT] Musim Series 1 : Hujan Di Penghujung Kemarau 🍂🍂🍂 Hujan sore itu turun sangat deras, membasahi kota Jogjakarta yang gersang akibat kemarau...
875K 6.2K 10
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...