***
Aku mengedipkan mataku beberapa kali untuk memperjelas penglihatanku yang kabur.
Aku menekan tempat tidur yang lembut, berusaha bangun dari tidur, dan kemudian melihat ke arah cermin di dinding, dan melihat...
Tangan gemuk yang tebal.
Lengan montok yang seperti sosis.
Pipi yang halus dan tembem.
Tubuh yang tidak bergerak dengan sesuka hati.
Tubuh pendek ini yang terlihat seperti anak kecil berusia empat tahun. Aku menatap diriku di cermin dan berpikir.
'Lagi. Aku kembali lagi. Aku tidak percaya aku hidup lagi di dunia yang buruk ini.'
Namaku Leblaine. Pada awalnya hidupku tidak berantakan.
Aku adalah anak yatim piatu yang lahir pada tanggal 29 Februari, yang memiliki kekuatan suci dan oleh karena itu, aku disebut 'anak takdir'. Aku pasti sangat beruntung.
Hanya dengan duduk di pangkuan Ibu Suri dan memilih salah satu potretnya, aku akan menjadi anak angkat dari keluarga yang aku pilih.
Ada tiga pilihan.
1. Duke Amity, seorang pejuang keadilan yang melindungi tatanan kerajaan.
2. Duke Vallua, sebuah keluarga terkenal yang menghasilkan seribu sarjana.
3. Duke Dubblede, yang memiliki kekuatan dan barang militer yang besar, tetapi merupakan penjahat di antara penjahat.
Keluarga yang kupilih dalam kehidupan pertamaku adalah Duke Amity.
Dia ayah yang baik. Sebagai orang yang bijaksana, adil dan rasional, aku mematuhinya dengan hormat sebagai ayah baru.
Itu adalah kehidupan yang damai sampai ketika kejadian itu.
Sampai dia muncul, 'Anak Takdir' yang asli. Aku adalah 'Anak Takdir' yang palsu. Tidak seperti aku yang berlatih selama tiga atau empat jam sehari, dan gagal mengembangkan kekuatan suci dengan benar, Mina adalah 'Anak Takdir' yang sempurna.
Mina menyilaukan seperti matahari. Dia dicintai oleh semua orang, bahkan oleh Duke Amity. Ayah dan Mina saling tertarik satu sama lain seperti sudah ditakdirkan, akhirnya dengan bantuan Paus, Mina menjadi putri kedua ayah.
Selama musim kemarau, dia memanggil roh dan mencegah perang dengan kekuatannya.
Dan aku...
Aku dikorbankan untuk Mina dalam sebuah ritual untuk menyegel roh jahat.
Aku senang ketika pertama kali hidup kembali. Aku pikir itu adalah kesempatan hidup baru yang diberikan oleh Tuhan.
Kehidupan kedua, aku memilih Duke Vallua. Aku dipukuli habis-habisan olehnya setiap hari.
Dia benar-benar orang yang jahat.
Dia biasa memukuliku dengan tangannya, mengatakan bahwa kekerasan itu demi didikan. Dia membersihkan dan mendandaniku hanya ketika kami akan pergi ke istana.
Begitu juga hari terakhir dalam kehidupan keduaku.
Aku mendapat pukulan dan kepalaku membentur ujung meja, tapi saat aku membuka mata, aku kembali lagi.
Dalam kehidupan ketiga aku melarikan diri. Tapi apa yang bisa dilakukan oleh seorang anak kecil? Saat mengalami penderitaan sebagai gelandangan aku meninggal karena kelaparan.
Jadi setelah kembali hidup tiga kali, aku menyadari sesuatu.
Ya ini salah. Ayo kita melarikan diri dengan membawa banyak uang!
Begitu aku berpikir, pintu terbuka, dan seorang wanita tua berpakaian mewah masuk.
Dia meletakkanku di pangkuannya dan memberi isyarat. Segera pelayan itu membawa tiga potret.
"Sudah waktunya memilih ayahmu."
Dia tersenyum dengan sangat ramah. Tapi aku tahu. Betapa dinginnya mata itu saat dia tahu bahwa aku adalah anak takdir yang palsu.
Ibu Suri itu membelai rambutku dan menunjukkan gambar potret.
"Anak takdir, pilihlah."
Ketika aku melihat tiga potret itu, aku merasa tertekan dan menutup mata dengan tangan gumpalku.
'Tenangkan dirimu. Lagipula aku butuh tempat tinggal.'
'Aku tidak bisa mati begitu saja sebagai gelandangan seperti yang kulakukan di masa lalu. Keluarga yang dapat membiarkanku hidup dengan tenang dan kemudian membelot tanpa khawatir akan kelaparan atau kematian, sampai akhirnya aku diasingkan. Itulah keluarga yang akan aku pilih.'
Lalu kali ini-
"Ya Tuhan."
Pelayan dan Ibu Suri, yang melihat potret yang aku pilih, membelalakkan mata kaget.
***
Ketika aku tiba di rumah keluarga yang akan mengadopsiku bersama dengan dibawanya surat dari Ibu Suri, aku melihat seorang pria yang akan menjadi ayahku dan menelan ludah.
'Dia benar-benar tampan.'
Garis dagu yang halus, mata biru cyan yang tajam, hidung yang rapi dan bibir yang jelas. Tubuh gagah yang tersembunyi dibalik kemeja, badan tinggi, pundak lebar. Yang aneh adalah mata lelaki tampan itu seperti mata seorang pembunuh.
Kesimpulannya, keluarga yang aku pilih adalah Duke Dubblede, penjahat di dunia ini.
Letnan pria itu berdiri di sampingku dan berkata dengan nada yang sangat canggung.
"Ibu Suri meminta Anda untuk membesarkan anak ini."
Duke Dubblede, menyentuh dagunya yang ramping dengan jari-jarinya yang panjang.
"Dia mulai pikun."
Kemudian Duke membuat pernyataan tanpa ragu-ragu, dan berkata, "Kirim dia kembali."
"Tetapi Yang Mulia, ini adalah kesempatan untuk menjaga hubungan Anda dengan kuil. Menolak permintaan Ibu Suri akan memperumit masalah dikemudian hari."
Keluarga ini satu-satunya tempat untuk melarikan diri setelah hidup sampai batas umur tertentu. Amity, orang yang mengedepankan kepentingan individu. Dan Vallua, yang menganggap kehormatan adalah segalanya, bahkan tidak akan memberiku kesempatan untuk melarikan diri. Seorang pria yang tidak tertarik padaku, sempurna untuk dijadikan sebagai ayah tiri.
'Tentu saja ini satu-satunya jalan.'
Aku menepuk celana letnan dengan kedua tangan.
"Ada awdit fajak yang tidak diumumkyan pada tangal 7 deshember." (Ada audit pajak yang tidak diumumkan pada tanggal 7 Desember.)
"Eh?" Kata letnan itu.
Dia sepertinya tidak mengerti ucapanku. Tampak terkejut oleh celotehanku yang tiba-tiba.
'Belum lama sejak aku terlahir kembali, jadi lidahku tidak berfungsi dengan baik.'
Aku melihatnya dengan jelas di kehidupanku yang sebelumnya. Musim dingin ini, penguasa penggelapan pajak Duke Dubblede, membayar denda yang cukup besar.
Duke memiliki tiga anak laki-laki, jadi kupikir dia akan mengerti ucapanku. Orang yang sering berurusan dengan anak-anak akan memahami pelafalan anak kecil yang tidak jelas sepertiku dengan baik.
Aku punya harapan tinggi, namun dengan cepat menyerah. Bajingan berdarah dingin seperti dia tidak mungkin membesarkan putranya dengan tangannya sendiri.
'Aku berharap aku bisa menulis, tapi aku tidak pandai dalam hal itu, jadi tidak ada bedanya.'
Duke menggendongku dalam sekejap mata. Matanya begitu tajam sehingga aku hampir bisa merasakan sakit di tenggorokanku.
"Ada audit pajak tanggal 7 Desember?"
Bagaimana caranya kamu memahamiya? Aku merasa aneh. Aku berpura-pura polos, untuk berjaga-jaga kalau dia pikir aku bukan anak kecil.
"Uh-huh. Ssst, Ini rahasia."
"Nos." Duke memandang letnannya.
"Sampai sejauh mana buku rekening dikelola?"
"Apakah Anda benar-benar percaya perkataan anak kecil berumur empat tahun?"
"Kau tidak percaya bayi umur empat tahun mengetahui kata 'audit pajak yang tidak diberitahukan' tanpa diajari sebelumnya?"
"Saya akan segera memeriksanya."
Setelah menjawab demikian, letnan berlari keluar ruangan dengan cepat. Duke dan aku saling memandang.
'Benar-benar menakutkan...'
Penampilan, kekayaan, kekuasaan, hidup tanpa istri, pasti karena itu... Sulit bagi wanita untuk mendekatinya.
"Kau bau sekali."
Tidak lama sebelum itu seorang pelayan masuk.
"Bolehkah saya membantu Anda mandi?"
"Iya."
Wanita itu membungkuk bersamaku, dan aku meninggalkan ruangan dengan tangan menggantung di lehernya.
***