KUPU-KUPU CINTA

By AyaNuryulianti

535 81 17

Takdir membawa Clara, cewek metropolitan yang begitu jauh dari Agama, hingga akhirnya dipertemukan dengan Irw... More

Part 2
Part 3
Part 4
Part 5

Part 1

179 22 4
By AyaNuryulianti

💕💕💕

Clara beberapa kali menggigit bibir bawahnya dengan resah. Sejak tadi gadis berparas cantik itu mencoba menghubungi nomor seseorang melalui benda pipih yang ada digenggamannya, namun, tetap saja nomor yang dia tuju tidak aktif sama sekali.

Bahkan pesan WA yang Clara kirim sejak beberapa jam lalu masih ceklis satu. Menandakan jika seseorang yang terus berusaha dihubunginya itu memang tidak mengaktifkan ponselnya.

Sejenak pandangan gadis bertubuh semampai yang mengenakan rok mini dan jaket jins yang membalut tubuh rampingnya itu menoleh ke kiri dan kanan, berharap ada taksi yang berhenti di depannya, sebelum beberapa kawanan singa lapar menerkamnya kali ini.

Ya, sejak tadi Clara merasa risih karena beberapa pasang mata lelaki yang berada di sekitarnya terus meliriknya dengan tatapan penuh nafsu. Membuat Clara bergidik dan semakin merapatkan jaket jins yang ia kenakan.

Untunglah tidak lama setelah itu, sebuah taksi melintas di depannya. Sang sopir taksi langsung turun membantu Clara memasukan kopernya ke dalam bagasi.

"Appartement Anggrek Jalan Sentosa ya Pak!" ucap Clara pada sopir taksi yang sudah standbay di balik kemudinya.

Tidak butuh waktu setengah jam, taksi yang mengantar Clara berhenti di depan sebuah apartement yang tadi disebutkannya. Setelah membayar ongkos, Clara langsung menarik kopernya memasuki bangunan appartement.

Senyum merekah di bibir gadis cantik berambut panjang sepunggung ini. Tidak sabar ingin sesegera mungkin memberi kejutan pada seseorang yang sudah begitu dirindukannya itu. Clara tahu lelakinya itu tinggal di apartement ini. Meski sejak tadi ponselnya tidak pernah aktif, gadis itu yakin  karena lelakinya itu sedang sibuk, sebagai mana pekerjaannya sebagai general manager di perusahaan miliknya. Clara paham akan semua itu.

"Richard, hari ini aku milih kamu. Aku udah putusin untuk tinggal sama kamu ketimbang dijodohin sama laki-laki pilihan Papi,"  ujarnya sambil tersenyum memandangi foto seorang laki-laki tampan yang saat itu tengah memeluknya dari belakang.

Jemarinya menyentuh lembut wajah tampan yang sedang tersenyum di dalam foto itu. Membuat hatinya kian terasa seperti tersengat. Ekpresi gadis itu berubah sendu jika mengingat hubungan cinta mereka yang tidak pernah sekalipun mendapat restu dari kedua orang tuanya.

Hanya karena Richard berbeda keyakinan darinya dan memiliki masa lalu kelam sebagai mantan playboy yang dulunya selalu bergonta-ganti wanita. Papinya begitu membenci Richard dan menentang hubungan mereka. Bahkan sampai hati berencana menjodohkan Clara dengan putra sahabatnya, lelaki yang tidak pernah Clara kenal sama sekali.

Rasa cintanya teramat besar untuk Richard. Hubungan jarak jauh dan restu yang tidak didapatkannya hingga saat ini menjadi kerikil tajam dalam hubungan mereka. Namun, Clara tidak peduli. Dia akan mempertahankan hubungannya dengan Richard bagaimana pun itu.

Clara bahkan tidak mempermasalahkan jika mereka berbeda keyakinan. Toh keluarga Clara sendiri juga bukan keluarga yang religius. Namun, entah kenapa Papinya begitu mempermasalahkan keyakinan mereka yang berbeda.

Richard penganut Kristen Katolik, sedangkan dirinya sendiri memeluk Agama Islam, meski Clara akui hanya Islam KTP. Dia sendiri bisa menghitung dengan jari, berapa kali ia melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Itu pun mungkin saat hari Raya besar, seperti solat  hari Raya Idul Fitri.

Andai saja, Papinya tidak bertindak sejauh ini. Menjodohkannya dengan pria lain yang tidak Clara inginkan sama sekali, mungkin Clara tidak akan menempuh jalan ini. Memilih kabur dari rumah untuk tinggal bersama Richard di Bandung.

"Maafin, Clara, Pi. Maafin Clara, Mi...," lirih gadis itu sambil menyeka air matanya.

Clara yang sudah berdiri di depan pintu apartement Richard yang saat itu tertutup rapat, langsung memasukan angka pasword apartement yang masih memakai tanggal ulang tahunnya. Senyum gadis itu merekah lebar, setelah pintu terbuka.

Dia tahu saat ini Richard masih berada di kantor, sehingga sudah pasti apartement kekasihnya itu kosong di jam segini. Clara ingin memberi Richard kejutan, karena hari ini dia akan memutuskan untuk memilih Richard dan benar-benar meninggalkan keluarganya demi lelaki yang dicintainya itu.

Namun, saat Clara melangkah masuk ke dalam apartement, tivi yang berada di ruang tengah menyala, seolah-olah memberi pertanda jika ada orang di dalam. Bahkan, keadaan apartement Richard saat ini terlihat begitu berantakan dengan bungkusan makanan yang berserakan di atas meja. Selain itu juga ada beberapa gelas dan botol alkohol yang isinya telah kandas, serta puntung rokok yang berceceran dimana-mana.

"Richard!"

Langkah Clara yang hendak menuju pintu kamar Richard terhenti begitu mendengar sayup-sayup suara cekikikan tawa seseorang yang berasal dari dalam kamar. Jantung Clara seketika berhenti berdegup, saat dia menyadari suara yang berasal dari dalam kamar Richard adalah suara seorang perempuan.

Gadis cantik itu langsung menarik kenop pintu yang kebetulan tidak terkunci. Kedua matanya membelalak sempurna begitu melihat pemandangan yang ada di hadapannya.

💕💕💕

"Dokter Irwan."

Lelaki berpostur tegap tinggi atletis itu menoleh, sebelum dia sempat memasuki ruangannya. Wanita paruh baya yang tadi memanggilnya, melangkah mendekat.

"Terima kasih dokter. Terima kasih banyak," ujarnya di sela tangisnya yang sesegukan. "Jika saja tidak ada dokter, entah apa yang akan terjadi dengan suami saya. Mungkin ke empat anak saya akan menjadi anak yatim di usia mereka yang masih sangat-sangat kecil. Sampai kapan pun saya tidak akan bisa membalas semua kebaikan dokter terhadap keluarga kami."

Wanita paruh baya itu terus terisak-isak di hadapan lelaki yang baru saja menyelamatkan jiwa sang suami akibat kecelakaan parah yang dialaminya. Hanya Irwan satu-satunya dokter yang bersedia melakukan tindakan operasi, tanpa memikirkan berapa biaya yang harus dia keluarkan.

"Bu, tidak perlu mengucapkan terima kasih pada saya," ujar Irwan dengan nada lembut, hingga wanita paruh baya itu sejenak menghentikan tangisannya. "Saya hanya menjalankan tugas saya sebagai seorang dokter. Bukan saya yang telah menyelamatkan nyawa suami Ibu. Tapi, Allah. Allah yang maha besarlah yang sudah menyelamatkan suami Ibu."

Wanita paruh baya itu mengangguk sendu. "Tapi, saya akan tetap berhutang budi dengan dokter. Saat dokter-dokter lain menolak menangani suami saya, karena biaya operasi yang tidak sanggup saya bayarkan, dokter malah merentangkan tangan dokter dengan lebar untuk menyelamatkan suami saya," ucap wanita paruh baya itu dengan air matanya yang kembali berurai. "Terima kasih dokter. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak pada Dokter Irwan."

Usai mengatakan semua itu, wanita paruh baya itu berlalu dari hadapan Irwan.

Dari kejauhan, sosok gadis cantik yang berdiri tidak jauh dari keberadaan Irwan, sejak tadi menyaksikan pemandangan itu dengan senyum penuh kekaguman yang terukir di bibirnya. Dokter muda yang memakai kerudung berwarna toska itu terus menatap sang lelaki pujaan hatinya itu dengan tatapan tidak berkedip.

"Ciee.... Yang lagi merhatiin doi diam-diam, nih. Kok nggak disamperin langsung aja, sih?"

Nisya tersentak begitu mendengar godaan salah satu rekan sejawatnya, Erina, yang begitu tahu jika sejak lama Nisya memang menyimpan perasaan pada seniornya itu.

"Apaan sih, kamu, Rin. Aku cuma-"

"Cuma merhatiin doi diam-diam dari sini. Begitu 'kan maksudnya?" goda Erina di sela kekehannya.

"Erina, suara kamu bisa didengar yang lain, lo!" bisik Nisya dengan raut kawatir.

"Ya ampun, Nisya. Kalau pun didengar sama yang lain atau Dokter Irwan sendiri, emang kenapa? Aku tuh ya, yang gemas sama kamu. Sejak dulu suka, tapi nggak berani sama sekali nunjukin rasa kamu sama Dokter Irwan. Entar kalau Dokter Irwan udah diembat orang lain baru mewek."

"Erina," protes Nisya dengan raut kawatir. "Kamu sih nggak ngerti, Rin. Kamu 'kan tahu, dalam keluarga Kak Irwan dan aku itu nggak ada istilah pacaran. Kak Irwan juga bukan tipe laki-laki yang suka dideketin perempuan. Makanya, aku lebih memilih cara ini. Hanya meminta dan berdoa pada-Nya supaya suatu saat dia menjadi jodohku."

Erina sejenak diam. "Tapi Sya, kalau kamu nggak bergerak dan cuma diam aja juga percuma. Setidaknya, kamu maju perlahan, tunjukin ke Dokter Irwan kalau kamu ada perasaan khusus sama dia, biar dia seenggaknya peka. Siapa tahu aja, 'kan, Dokter Irwan ternyata suka sama kamu karena kalian 'kan udah kenal sejak lama."

Nisya terdiam memikirkan ucapan Erina. Gadis cantik berparas ayu itu menghela napas pelan sambil pandangannya terus tertuju ke arah ruangan lelaki yang sejak lama begitu dipujanya itu.

💕💕💕

Irwan menyetir mobilnya dengan tatapan lurus yang terus fokus ke depan. Lelaki yang memiliki rahang tegas dan tatapan seperti elang ini terlihat begitu tenang mengemudi mobilnya. Sejenak perhatiannya terarah pada beberapa kado dan bingkisan yang berada di atas dashboor.

Irwan menyentuh salah satu bingkisan kado itu dengan senyum tipisnya. Setelah itu menaruhnya kembali. Tidak berminat sedikitpun mengetahui siapa pengirimnya. Karena Irwan sendiri tahu betul siapa orang-orang yang sudah memberikannya kado-kado itu.

Mereka adalah beberapa pasien wanita dan mahasiswi-mahasiswi koas yang magang di rumah sakit, yang beberapa minggu terakhir ini sering mengiriminya kado dan surat cinta, meski Irwan sendiri jarang membacanya dan terkadang hanya membiarkan barang-barang itu bertumpukan di mobilnya.

"Tolong!"

Suara jeritan seseorang, membuat dokter berparas tampan itu memperlambat laju mobilnya. Tepat setelah itu, dari arah yang berlawanan seorang perempuan berlari kencang ke arah mobilnya, hingga membuat Irwan dengan refleks menekan cepat rem mobilnya. Namun,  perempuan itu terlambat menghindar hingga tubuhnya menubruk bagian depan mobil Irwan.

"Astagfirullahaladzim!"

Lelaki itu tercekat, menghadapi kejadian yang tidak pernah diduganya itu. Dengan cepat dia keluar dari mobil lalu menghampiri sosok perempuan yang saat itu sudah jatuh pingsan di depan mobilnya.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 22.4K 27
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
31M 2M 103
1# Mavros Series | COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerit...
16.8M 729K 42
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
15.5M 875K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...