HAIHAIHAIII!🖤
APA KABAAAAR?
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!
MAAF BARU BISA UP').
TERIMA KASIH ATAS SARANNYA!
TERIMA KASIH ATAS SUPPORTNYAAA🖤.
ALHAMDULILLAH, DS UDAH DI BACA SAMPE 10M DAN VOTENYA UDAH 480K😭🖤. MAKASI BANYAK🖤.
YANG NGANGGEP LEBAY MINGGIR DULU.
PIDATO DULU.
ASSALAMUALAIKUM WR.WB
AUTHOR DI SINI INGIN MENGUCAPKAN MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN PAS LEBARAN. KALO SEKARANG ENGGAK, TAPI KALO AUTHOR PUNYA SALAH MOHON DI MAAFKAN').
AUTHOR MAU NGUCAPIN MAKASIH BANYAK, KARNA TANPA ALLAH SWT DAN TANPA DUKUNGAN KALIAN AUTHOR MUNGKIN GA AKAN SAMPE DI TITIK INI.
MAKASIH BANGET, AUTHOR JUGA BELUM NYANGKA AJA').
KARNA SELAMA INI AUTHOR TUH KAYAK MIKIR, AUTHOR SIAPA? PUNYA KELEBIHAN APA?
MIMPI BANGET BISA BERKARYA, PUNYA BAKAT, BISA DI KENAL DAN BIKIN ORANG LAIN SENENG.
PERCAYA GAK? AUTHOR ASLINYA RADA GA NYAMBUNG KALO NGOMONG SAMA ORANG.
JADI KAYA GAK PD AJA MAU KENALAN, NGOMONG, APALAGI KADANG AUTHOR GARING.
JADI PD KALO SAMA TEMEN DEKET AJA.
UDAH KAYA GA PUNYA HARAPAN DAN KEMAMPUAN.
KERJAANNYA OVER THINKING MULU.
IDUPNYA CUMA REBAHAN, MAKAN, TIDUR, MAIN HP, NGEHALU PUNYA PACAR/SUAMI YANG GANTENG, PENGERTIAN, DAN BISA APA AJA BUAT AUTHOR').
AKHIRNYA, KARNA PENGEN NGEHALU DENGAN TERATUR DAN TERENCANA KAYA KB, AUTHOR MEMUTUSKAN UNTUK NGETIK DI WATTPAD.
SEBELUMNYA ADA JUGA AUTHOR NULIS DI BUKU, DAN DOWNLOAD APK DIARY.
AWALNYA CUMA BUAT NGEHALU DIRI SENDIRI, ISENG AJA DI PUBLISH. SIAPA TAU ADA YANG SAMA ALUR HALUNYA, DAN BISA KAYAK DIRA KE PAK REY. ISENG-ISENG BERHADIAH GITU.
AWAL NGETIK DS, ALHAMDULILLAH PEMBACA ADA 2-3 ORANG. BERSYUKUR BANGET.
DS PART 1-15 KALO GA SALAH, POKOKNYA PAS DIREY BARU NIKAH ITU VOTENYA PALING BANYAK 6. SISANYA 3-5 VOTE.
GAPAPA, AUTHOR TETEP LANJUT CERITA DS. KARNA TUJUAN PERTAMA AUTHOR BIKIN CERITA INI BUAT NYENENGIN DIRI SENDIRI, DAN ALHAMDULILLAH ADA YANG BACA. ITUNGNYA BONUS.
TRUS YANG BIKIN AUTHOR LEBIH SEMANGAT BUAT LANJUT ITU PERTAMA, LAGI AKTIF NGEHALU AWAL NIKAH. IDENYA LANCAR BANGET, SAMPE KEBAWA MIMPI'). KEDUA, KOMENTARNYA. KAYAK PENDORONG MOOD.
KARNA AUTHOR JUGA PRIORITASIN PEMBACA. GAPAPA BERAPA PUN, WAKTU ITU 2 KALO GA SALAH YANG AKTIF BANGET DI KOMENTAR.
BAHAGIA BANGET, SAMPE AUTHOR NGETIK SIANG SAMPE MALAM, AWAL-AWAL UPNYA SETIAP HARI.
JADI GA HERAN LAGI KURANG DARAH TIAP 2-3 BULAN SEKALI. MENTOK-MENTOK DEMAM 2 HARI.
TAPI TERNYATA ITU GA SIA-SIA.
ALHAMDULILLAH, TIBA-TIBA BERTAMBAH BANYAK PEMBACA DS.
SENENG BISA BIKIN ORANG-ORANG BAHAGIA.
HUMORNYA JUGA ALHAMDULILLAH NYAMBUNG.
BAHAGIA BANGET, SAMPE GA NYANGKA. KOK BISA?
AUTHOR KAGET, SAMPE AUTHOR CHAT SALAH SATU PEMBACA YANG KOMENTAR. KATANYA BACA INI KARNA ADA YANG SHARE DI TWITT*R.
BOLEH SEBUT NAMA APK GA SI? DAHLAH PAKE BINTANG AJA.
LANJUT.
AUTHOR KEPO DONG, PAS AUTHOR TANYA KATANYA DIA LUPA ATO GIMANA NAMA AKUNNYA//AUTHOR JUGA UDAH LUPA').
TRUS AUTHOR WAKTU ITU BELUM ADA TWITT*R, AUTHOR MINTA TOLONG SAMA SALAH SATU TEMEN AUTHOR YANG PUNYA TWITT*R. MINTA CARIIN.
PAS DIA CARI, KATANYA GAADA.
TRUS AUTHOR AKHIRNYA DOWNLOAD TWITT*R JUGA, AUTHOR NYARI BERKALI-KALI JUGA GA NEMU').
DAH KAN, YA UDAH GAPAPA. INTINYA AUTHOR BERTERIMA KASIH BUAT SIAPA PUN YANG UDAH REKOMENDASIIN CERITA AUTHOR DARI DULU MAUPUN SEKARANG.
MAKASIH BANYAK.
TRUS AUTHOR MASIH KAYA BELUM PERCAYA AJA, SAMPE-SAMPE AUTHOR CEK WP TIAP WAKTU.
PEMBACA DS BERTAMBAH SAMPE 5K, TRUS 25K, TRUS NAMBAH LAGI NAMBAH LAGI SAMPE 50K, SENENGNYA UDAH KAYA DAPET PAK REY DAN KARTU KREDIT UNLIMITED, SERTA TIKET SURGA VIP AJA. MANTEP.
TRUS MANTENGIN SAMPE AKHIRNYA 100K, SUMPAH DEMI APA PUN, ITU BAHAGIA BANGET.
AUTHOR TIAP WAKTU SENYUM MULU').
TRUS NGEHAYAL, KALO SEANDAINYA AUTHOR BENERAN BISA NERBITIN NOVEL, NTAR GIMANA YA.
PADAHAL ITU BARU 100K DI BACA').
TAPI ALHAMDULILLAH, SEKARANG DS UDAH DI KONTRAK. TINGGAL NUNGGU TAMAT AJA.
NAH ITU, CUMA MAGER AJA MASALAHNYA.
SEBENERNYA MASIH PANJANG SI, TAPI LANJUT DI PART SELANJUTNYA AJA. WKWKWK.
INI UDAH 600+ KATA').
SABAR YANG BACA, AUTHOR EMANG BACOT.
SEMOGA KALIAN DIBERI AKHLAK YANG MULIA, SEHINGGA TIDAK MENGHUJAT AUTHOR').
SEKIAN, TRIMAKASI.
WASSALAMUALAIKUM, WR.WB
HAPPY READING!
RUMAH
-DAPUR
Dira duduk di kursi meja makan, meletakkan kepala di kedua tangannya sembari menatap Rey yang sedang sibuk memasak bubur.
Dira tersenyum, kalo di liat-liat.. Pak Rey ganteng juga.
Dira kemudian terkekeh, "jadi ini maksud orang kantor? Beruntung banget gue," gumamnya.
Dira segera menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ia semakin terkekeh geli sembari menghentakkan kakinya dengan gemas.
AYAH SAMA BUNDA EMANG THE BEST!
Selang beberapa detik, Rey sudah berdiri di dekat meja makan sembari membawa satu mangkuk bubur.
Rey kemudian meletakkan mangkuknya di atas meja, tepat di hadapan Dira.
Rey beralih menatap Dira yang entah sedang memikirkan apa, tampaknya istrinya tersebut begitu senang.
Sedangkan Dira, ia masih hanyut dengan pikirannya. Belum menyadari bahwa Rey sedang memperhatikan dirinya.
Rey menghela nafasnya, ia kemudian berdehem.
"Ehm," gumam Rey.
Dira terdiam, ia segera membuka kedua telapak tangannya dan menatap Rey yang berdiri di dekatnya.
"Hem?" gumam Dira, ia berusaha merubah ekspresinya.
Rey menatap Dira dengan datar, ia perlahan membungkukkan tubuhnya sedikit. Sejajar dengan Dira.
Dira meneguk salivanya, ia mengalihkan pandangannya.
LU MIKIRIN APA SIH, DIRA!
"Kamu kenapa?" ucap Rey
Dira kembali menatap ke arah Rey, ia mengerjapkan matanya.
"E.. ha?" gumam Dira dengan terbata-bata
"Mikirin apa kamu?" ucap Rey
Mata Dira sedikit terbelalak, ia kemudian menggelengkan kepalanya dengan perlahan.
"Eng.. ga ada," ucap Dira.
Rey menatap Dira dengan tajam, membuat nyali Dira menciut.
"Ehm.. Asep," ucap Dira dengan tiba-tiba.
Rey mengerutkan dahinya, siapa Asep?
Apakah Dira punya hubungan dengan Asep?
Dira mengerjapkan matanya, entah dari mana nama itu muncul.
Dira pun tak tau.
"Asep?" ucap Rey
Dira kembali tersadar, ia kemudian menganggukan kepalanya dengan perlahan.
"Iya, Asep." ucap Dira dengan kaku
Rey kembali menatap Dira dengan tajam, sepertinya ada yang tidak beres.
"Asep siapa?" ucap Rey
Mata Dira membulat dengan sempurna, GUE JUGA GAK TAU, DIN.
Rey masih menatap Dira tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun, membuat Dira menatap Rey dengan bingung.
Sepertinya kalimat wajib suaminya akan berkumandang.
3..
2..
1..
"Anindira Maheswari," ucap mereka dengan serentak.
Dira menampilkan senyumnya, "nah kan."
Rey menaikkan sebelah alisnya, mengabaikan ucapan Dira barusan dan masih merasa penasaran dengan sosok Asep.
Dira tampak berpikir, Asep..
Asep?
A-sep?
Dira tersadar, ia mengingat sesuatu yang berhubungan dengan Asep.
Dira kemudian menjentikkan jarinya sembari menatap Rey dengan senyum yang terpancar dari wajahnya.
Rey mengerutkan dahinya, apakah Dira sudah mengingat kenangannya dengan sosok yang bernama Asep?
"Nah, saya inget." ucap Dira
"Apa?" ucap Rey
Dira menatap Rey yang masih berdiri, "bapak gak mau duduk dulu?" ucapnya
"To the point," ucap Rey.
Dira menaikkan kedua alisnya, ia kemudian menganggukan kepalanya.
"Oke," gumam Dira. "Jadi, bapak mau tau Asep, kan?" ucapnya
Rey mengerutkan dahinya, ia kemudian menggelengkan kepalanya dengan perlahan.
"Enggak," ucap Rey.
Dira ikut mengerutkan dahinya, "loh?"
Rey tampak mengalihkan pandangannya, "kalo kamu mau ngasi tau, ya kasi tau aja." ucapnya, ia kembali menatap Dira.
Dira mencebikkan bibirnya, menahan senyum yang hampir saja terbentuk di wajahnya.
KALO KEPO BILANG AJA, DIN.
Rey hanya menatap Dira dengan tajam.
Dira menahan tawanya sejenak, sebelum akhirnya ia berdehem dan kembali fokus ke topik pembicaraan mereka.
"Ehm," gumam Dira. "Jadi, saya tadi inget si Asep." ucapnya
Rey menganggukan kepalanya, mendengarkan sang istri dengan fokus.
"Sebelumnya saya mau nanya, bapak tau lagu Asep gak?" ucap Dira sembari menatap Rey dengan serius.
Rey menaikkan sebelah alisnya, ia kemudian menggelengkan kepalanya.
"Engga," ucap Rey dengan pelan.
Dira menganggukan kepalanya, "bapak mau denger lagunya?" ucapnya
Rey mengedipkan matanya sebanyak dua kali, ia ragu.
Di satu sisi Rey penasaran dengan lagu yang sedang Dira bahas, dan di satu sisi Rey juga takut jika setelah mendengar lagu tersebut membuatnya tiba-tiba tuli.
Wajar saja, Rey belum pernah mendengar Dira bernyanyi.
Apakah aman?
Terjamin kualitasnya?
"Pak?" ucap Dira
Rey tersadar, ia kemudian menganggukan kepalanya dengan ragu-ragu.
"Hm," gumam Rey.
Dira tersenyum, ia kemudian mengatur nafasnya sembari mengingat lirik lagu yang akan ia persembahkan kepada sang suami.
"Ehm," gumam Dira. "Bapak yakin belum pernah denger?" ucapnya
Rey menganggukan kepalanya.
"Oke, jadi gini." ucap Dira, "ehm.. Tinky Winky, Dipsy, Laa-Laa, Asep. Nah!" lanjutnya dengan gembira.
Rey membelalakkan kedua bola matanya, apa maksud Dira?
Dari mana datangnya Asep di Teletubbies?
Kalau pun ada, Asep warna apa?!
Rey merasa sangat menyesal mendengar perkataan Dira yang sangat-sangat tidak penting.
Rey kemudian menegakkan tubuhnya, ia berusaha mengatur nafasnya.
Sedangkan Dira, ia masih terkekeh geli dengan lagu yang ia nyanyikan tadi.
"Hahahahah,"
Membuat Rey heran, apakah ada yang lucu?
Kemungkinan hanya ada 2. Antara Rey yang tidak punya selera humor atau Dira yang memang selera humornya di bawah rata-rata?
Atau lebih tepatnya, garing.
Rey kembali menghela nafasnya, ia kemudian duduk di kursi yang berada di sebelah Dira.
Rey menarik mangkuk di atas meja agar lebih dekat, menyuguhkannya kepada sang istri.
Rey melirik sejenak ke arah Dira yang masih terkekeh geli, "Dira."
Dira menghentikan kekehannya, ia beralih melirik ke arah Rey yang sudah duduk di sebelahnya.
"Hem?" gumam Dira, kedua alisnya ikut naik saat ia bergumam.
"Buruan makan," ucap Rey.
Dira kembali mengalihkan pandangannya ke arah mangkuk di atas meja yang berisi bubur tersebut.
Dengan cepat Dira melirik ke arah Rey sejenak, memastikan wajah sang suami tidak mencurigakan.
Bukannya suudzon, tapi waspada. Siapa tau Rey tidak sengaja memasukkan racun tikus ke dalam bubur tersebut, kan?
Tapi, mengingat Dira sudah menunggu lama untuk buburnya.. lebih baik di hidangkan walau pun beracun dari pada tidak sama sekali, kan?
Dan kebetulan Dira tidak sadar, jadi tidak masalah.
Mungkin.
Tidak ada salahnya kan Dira sebagai manusia berprasangka?
Berprasangka buruk pada Pak Rey, dan berprasangka baik pada dirinya sendiri.
Sangat ber-akhlak mulia.
"Nunggu apa lagi kamu?" ucap Rey
Dira tersadar, ia kemudian menggelengkan kepalanya.
"Nunggu Asep jadi salah satu personel Teletubbies secara resmi," ucap Dira.
Rey mengalihkan pandangannya sembari menghela nafas, apa yang ada di pikiran Dira?
Dira mulai memegang sendoknya, mengambil satu sendok penuh bubur.
Huf.. Huf..
Dira meniup-niup buburnya agar panasnya berkurang.
Rey kembali melirik ke arah Dira, membuat Dira ikut melirik ke arahnya.
"Ini rasanya udah pas, Pak?" ucap Dira dengan hati-hati.
"Ga asin," jawab Rey dengan datar, ia kembali mengalihkan pandangannya.
Dira mengerutkan dahinya, SINDIRAN KERAS NIH?
Dira segera mengalihkan pandangannya sembari menghela nafas, OKE, TENANG DIR.
Dira kemudian memasukkan satu sendok bubur tersebut ke dalam mulutnya, rasanya pas.
LUMAYAN.
Dira melanjutkan makannya dengan lahap, sedangkan Rey kembali bangun dari duduknya dan segera berjalan mengambil satu mangkuk bubur untuk dirinya.
Di sela makannya, Dira melirik ke arah Rey dan menatap gerak-gerik Rey.
"Pak," panggil Dira.
"Hm," gumam Rey.
"Saya mau nanya, boleh?" ucap Dira
Rey melirik ke arah Dira sejenak, ia kemudian menganggukan kepalanya.
Melihat tanggapan Rey, membuat Dira tersenyum.
Setelah selesai dengan kegiatannya, Rey kembali duduk di sebelah Dira.
Dira merubah posisinya menghadap Rey, satu tangannya menopang dagu.
Rey menoleh ke arah Dira, ia mengerutkan dahinya.
Ada apa dengan Dira?
"Tipe istri idaman bapak tuh kayak gimana?" ucap Dira, masih dengan senyum simpul yang terukir di wajahnya.
Rey menaikkan kedua alisnya, apakah Dira salah meminum obat?
"Buat apa kamu nanya gitu?" ucap Rey
Dira menyembunyikan senyumnya, ia kemudian menggelengkan kepalanya.
"Ehm.. penasaran doang," ucap Dira.
"Oh," gumam Rey.
Rey kemudian kembali menatap mangkuk miliknya.
Dira mengerutkan dahinya, ga di jawab lagi.
"Tipe suami idaman kamu gimana?" ucap Rey, ia kemudian memasukkan satu sendok bubur ke dalam mulutnya.
Dira mengerjapkan matanya saat mendengar pertanyaan dari Rey, "ehm.. apa?" ucapnya
Rey melirik ke arah Dira dengan tajam, membuat Dira mengalihkan pandangannya dan kembali duduk menghadap meja.
Dira meneguk salivanya, ia kemudian melahap buburnya dengan cepat.
Rey kembali menatap buburnya dan melahapnya.
Selang beberapa detik, Dira kembali berdehem.
"Ehm.. Pak," ucap Dira.
"Mau nanya apa lagi?" ucap Rey tanpa mengalihkan pandangannya dari mangkuknya.
Dira segera melirik ke arah Rey dengan terkejut, tau dari mana gue mau nanya?
"Buruan," ucap Rey.
Dira tersadar, ia kemudian merubah ekspresinya menjadi tenang.
"Bapak berapa lama pacaran sama Reni?" ucap Dira
Rey menghentikan kegiatannya, ia beralih menatap Dira dengan mengerutkan dahinya.
"Kenapa kamu nanyain tentang hubungan saya sama Reni?" ucap Rey dengan datar.
Dira menaikkan kedua alisnya, "hem? Ya.. kepo aja, soalnya saya gak nyangka kalo bapak pernah pacaran." ucapnya
"Oh," gumam Rey.
Dira menganggukan kepalanya, "jadi.. berapa lama?" ucapnya dengan penasaran.
Rey menaikkan sebelah alisnya, "menurut kamu?"
Dira mengerutkan dahinya, ia kemudian berpikir sembari mengetuk-ngetuk dagu.
"Em.. bentar, kalo satu bulan kayanya ga elite deh." ucap Dira
"Kenapa ga elite?" ucap Rey
"Ya ga elite lah, masa seumur paketan." ucap Dira
Rey menghela nafasnya, bagaimana bisa lama waktu hubungan di samakan dengan masa berlaku kuota internet?
Dira kembali berpikir, "kalo enam bulan, lumayan."
Rey menganggukan kepalanya mendengar pendapat Dira.
"Satu taun juga lumayan bagus, tapi ga mungkin kayanya." ucap Dira dengan kekehannya.
Rey kembali mengerutkan dahinya, "kenapa ga mungkin?" ucapnya
Dira menatap Rey sembari menahan tawa, MANA ADA ORANG YANG TAHAN PACARAN SAMA ELU, DIN.
Dira kemudian mengalihkan pandangannya, berusaha kuat menahan tawanya.
JANGANKAN SETAUN, SEBULAN AJA UDAH ISTIGHFAR 33 RIBU KALI.
"Jadi, menurut kamu berapa?" ucap Rey
Dira menetralkan ekspresinya, kembali menatap Rey dan memendam dalam-dalam rasa ingin tertawa tersebut.
"Ehm.. menurut saya, sih.." ucap Dira kembali berpikir.
Rey menunggu jawaban dari Dira.
"Hem.. sebulan," ucap Dira sembari menampilkan gigi ratanya.
Wajah Rey kembali datar.
"Bener, kan?" ucap Dira
Rey menggelengkan kepalanya, "engga."
Dira mengerutkan dahinya, "trus berapa?" ucapnya.
Sebelum Rey menjawab, Dira kembali menebak.
"Lima belas hari?" ucap Dira
Rey menggelengkan kepalanya.
"Bukan? E.. sepuluh hari?" ucap Dira
Rey kembali menggelengkan kepalanya.
Dira tampak tak percaya, mentang-mentang Pak Rey modelan gini, masa Reni ga tahan sepuluh hari?
Dira kembali menebak, "lima hari?" ucapnya
Rey kembali menggelengkan kepalanya.
Dira terkejut, "jangan bilang.. cuma satu hari?" ucapnya
Dira menggelengkan kepalanya dengan perlahan, masa pacaran sehari doang?
Itu pacaran apa jadwal hari libur anak SD selama seminggu?
"Bukan," ucap Rey.
Dira mengerutkan dahinya, "bukan? Trus berapa?" ucapnya
"Satu tahun," ucap Rey.
Seketika kedua bola mata Dira terbelalak, SATU TAUN?!
"Are you kidding me?" ucap Dira dengan tak percaya, ia menatap Rey dengan tajam.
Rey menggelengkan kepalanya, "kenapa?"
Dira mengalihkan pandangannya, SEMULIA APA AKHLAKNYA RENI?
KENAPA DIA BISA TAHAN SAMPE SATU TAUN SAMA PAK REY?!
"Sekarang giliran saya yang nanya," ucap Rey.
Dira kembali menatap Rey, mau nanya apa ni orang?
"Bapak mau nanya apa?" ucap Dira
"Kamu masih suka sama Riza?" ucap Rey
Dira seketika bungkam, ia mengalihkan pandangannya.
PAK REY TAU DARI MANA TENTANG KAK RIZA?
"Anindira Maheswari," ucap Rey.
Dira menggelengkan kepalanya, "enggak."
"Saya serius," ucap Rey.
Dira kembali menatap Rey, ia kemudian menampilkan senyumnya.
"Saya serius, bapak." ucap Dira
Rey mengerutkan dahinya, menatap Dira dengan tajam.
Dira menaikkan kedua alisnya, "kenapa, Pak?" ucapnya
"Kamu masih suka sama Riza, kan?" ucap Rey
Dira mengerjapkan matanya, "bapak kok jadi so tau?"
Rey hanya diam, masih menatap Dira dengan tajam.
"Kamu masih berhubungan sama Riza?" ucap Rey
Dira menggelengkan kepalanya, "engga."
"Yakin?" ucap Rey
Dira menganggukan kepalanya, "sumpah."
"Ga usah pake sumpah," ucap Rey.
Dira menampilkan gigi ratanya, "kan biar bapak percaya."
"Cuma buat saya percaya?" ucap Rey
Dira menggelengkan kepalanya, "enggak, gak gitu. Maksudnya, saya emang ga pernah berhubungan lagi sama kak Riza. Di wa juga enggak," ucapnya.
Rey menaikkan sebelah alisnya.
"Bapak cemburu, ya?" ucap Dira, ia terkekeh geli.
Rey menggelengkan kepalanya, "nanya doang."
"Yah.. cemburuu," ledek Dira.
"Ke-PD-an kamu," ucap Rey.
Dira masih terkekeh geli.
Sedangkan Rey, ia hanya mengulum senyumnya.
Ding ding ding ding ding ding..
Handphone Dira berdering, menandakan satu panggilan masuk.
Dira dan Rey beralih menatap ke arah handphone Dira yang terletak di atas meja.
Di layar handphone Dira tampak panggilan dari nomor yang tak di kenal.
08XXXXXXXXXX is calling..
Dira mengerutkan dahinya, ia segera menolak panggilan tersebut.
"Kenapa ga di angkat?" ucap Rey
Dira melirik ke arah Rey, ia menggelengkan kepalanya.
"Ga kenal," ucap Dira.
Ding ding ding ding ding ding..
08XXXXXXXXXX is calling..
Dira dan Rey kembali menatap layar handphone Dira, nomor yang sama.
"Kurang kerjaan," ucap Dira.
Dira kembali menolak panggilan tersebut.
Ding ding ding ding ding ding..
Dira membelalakkan kedua bola matanya, "ni orang maunya apa, sih!" ucapnya dengan kesal
"Coba di angkat," ucap Rey.
Dira melirik ke arah Rey sejenak, ia kemudian menerima panggilan tersebut.
"Loudspeaker," bisik Rey.
Dira menganggukan kepalanya, ia menekan tombol loudspeaker.
Dira?
Dira mengerutkan dahinya, sepertinya suara tersebut tidak asing.
Ini siapa?
Gue Riza.
Dira terdiam, dirinya membeku.
Gue kangen sama lo.
Mendengar ucapan Riza dan melihat reaksi Dira, membuat Rey ikut bungkam.
Dira melirik ke arah Rey, "Pak.." bisiknya
Gue mau jelasin semuanya sama lo, lo
ada waktu gak? Gue pengen ketemu.
Rey mengalihkan pandangannya, ia meminum airnya dan kemudian bangun dari duduknya dan mulai melangkahkan kakinya menuju kamar.
Sedangkan Dira, ia terdiam. Dirinya merasa sangat bersalah sekarang.
Dir?
Gue ga ada waktu.
Tut Tut Tut
Dira segera beranjak dari duduknya dan mulai berlari mengejar Rey.
"Pak! Pak Rey!"
Selang beberapa detik, Dira sampai di depan kamar.
Ia segera membuka pintu kamar, terlihat Rey sudah duduk di kursi kerjanya sembari menatap layar laptop.
Dira melangkahkan kakinya mendekati Rey, "Pak." ucapnya dengan pelan.
Rey tak menghiraukan Dira, ia hanya memfokuskan dirinya dengan layar laptop.
"Pak, saya bisa jelasin ke bapak." ucap Dira, "saya udah ga suka sama kak Riza."
Rey kembali tak menghiraukan ucapan Dira.
"Pak, tolong dengerin saya." ucap Dira
"Saya sibuk," ucap Rey tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
Dira mengerutkan dahinya, "Pak? Dengerin saya," ucapnya memohon.
"Kalau tidak penting, jangan ganggu saya." ucap Rey
Dira membeku, ucapan Rey barusan begitu menusuk baginya.
"Pak," ucap Dira.
Rey tak menghiraukan ucapan Dira, lagi.
Dira meneguk salivanya, "oke." gumamnya, ia kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
HAIHAIHAIII!
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!
GIMANA PART INI?
SORRY KALO GAJE').
PART INI UDAH 2900+ KATA-600+ KATA BUAT PIDATO.
JADI KURANG LEBIH 2100 KATA DI PART INI.
HAPPY BIRTHDAY!
MOHON MAAF BUAT YANG CHAT AUTHOR DI WA MAUPUN IG, AUTHOR SEKARANG JARANG BALES CHAT. MAAF YA.
UNTUK NOTIF DS, AUTHOR JUGA GA TAU KENAPA NOTIFNYA TELAT'). MAAF.
JANGAN LUPA BACA JUGA MHIME 1 DI DREAME DAN MHIME 2!><
GUNAKANLAH BAHASA YANG BAIK SAAT BERKOMENTAR.
JANGAN BOSEN, YA!
SEE U!