Sekarang 12 pria itu sedang makan dengan tenang di kafe yang beberapa jam lalu mereka tempati. Maksudnya, sekitar 2 jam yang lalu. Mereka belum pulang ke rumah.
"Kalian semua ngerasa badannya gak lengket gitu? Soalnya badan Cio udah kayak lengket banget ini..." Protes Mashiho karena teman-temannya seperti betah tinggal di kafe ini.
"Iya, aku juga ngerasa badan aku lengket. Pulang aja yuk, kak?" Ajak Junghwan. Awalnya Mashiho akan mengangguk tapi tak jadi karena seseorang berbisik di telinganya.
"Lakukan penyelidikan untuk Inhong dengan segera." Bisik seseorang itu, ah kalian semua pasti tahu kalau itu adalah hantu satpam yang terus mengikuti 11 pria itu kemanapun mereka berada.
Kenapa 11? Karena 1 orang disana, tidak diikuti hantu satpam. Melainkan hantu gadis kecil yang bilang akan bermain boneka, tepat. Yedam diikuti oleh hantu itu.
Nyesel waktu itu kenapa Yedam tak bernyanyi lagu wayo. Siapa tahu hantunya suka?
Dih, apaan?
"Junghwan minum susu apa, sih?! Cepet banget gedenya perasaan." Tanya Hyunsuk yang merasa tinggi nya tertandingi.
"Ya kalau kak Hyunsuk mau tau, datang aja ke rumah Junghwan. Nanti kalau dikasih tau kayak gini, terus susunya laris... Junghwan berarti lagi iklan dong?" Sahut Junghwan.
"Gue suka gaya lo." Celetuk Haruto.
"Gii siki giyi li." Ejek Hyunsuk.
"Cih, jinjja!" Sahut Jihoon memberikan jempol tapi menghadap ke bawah dan menunjukkan nya pada Haruto. Sementara Haruto memeletkan lidah nya.
"Ngomong-ngomong tentang Inhong, kapan kita ngelakuin tugasnya?" Tanya Mashiho mengalihkan topik, berusaha untuk serius.
"Oh, iya! Aku gak bisa ikut, kak! Soalnya aku ada banyak tugas dari sekolah, kalo hari Minggu aku bisa ikut... Kalo Sabtu enggak." Ucap Junghwan mengangkat tangannya.
"Gue ada les." Sahut Yedam singkat.
"Gue tau ini penting. Tapi kayaknya gue mager deh kalau hari libur, jadi gue gak ikut lah ya." Ujar Junkyu.
"Lo mah kapan sih gak mager nya? Dasar koala!" Tegur Jihoon lalu menoyor kepala Junkyu, membuat lelaki itu mengelus kepalanya.
"Diem deh mata belekan." Sahut Junkyu.
Jihoon langsung merasa malu karena ia ingat waktu itu didandani oleh kakak iparnya, waktu itu dirinya didandani mirip seperti panda dan siapa sangka kalau kakak tirinya memotret dia. Berikutnya foto itu diunggah ke Instagram, mana teman-teman Jihoon menjadi followers Instagram kakaknya. Yang sudah tentu akan melihat postingan itu.
Apalagi mereka berkomentar seakan-akan itu adalah hiburan yang paling lucu di seluruh dunia. Huh, rasanya Jihoon menyesal mengikuti kemauan kakak iparnya waktu itu. Untung saja dia sedang hamil.
"Ribut ayo ribut!" Sahut Hyunsuk.
"Kalian dukung siapa?!" Tanya Jeongwoo mengompori.
"Gue dukung yang menang!!! Ayo ribut, aku suka keributan!!!" Ujar Yedam sambil sesekali bertepuk tangan.
"Tidak boleh ribut ya teman-teman, kita harus cinta damai agar negara kita maju." Kata Doyoung, yang lainnya langsung mengelus dada.
"Astaghfirullah, tidak boleh ribut." Omong Asahi yang dari tadi diam menonton keributan yang terjadi.
Memang hanya Asahi yang begitu, yang lain tidak. "Tapi, kalo hidup gak ada keributan, gak seru." Celetuk Haruto.
Yang lain langsung menatapnya sinis, kenapa disaat seperti ini Haruto pasti sangat bersemangat dan seakan-akan dia lah yang menjadi dalang dibalik semua ini? Maklum, kalau Haruto tak menyukai keributan dimohon jangan memanggilnya Haruto.
"Jadi... Kapan?" Tanya Mashiho kembali pada topik semula, ia kesal karena setiap apa yang ia bahas pasti selalu belok kesana-kemari.
"Sabtu, kalau bukti kurang cukup, kita bisa ngelanjutin hari Minggu." Jawab Hyunsuk, semuanya langsung mengangguk.
"Kalo gitu, yang gak ikut... Hari Minggu wajib!!! Kalian sibuk nya hari Sabtu doang kan? Terus yang hari Sabtu ikut, terserah sih mau ikut pas hari Minggu atau enggak." Ujar Jihoon.
Semuanya langsung memberi tanda hormat.
🏫
1. Target pertama: Inhong
Oke, itu yang ditulis di buku diary milik Hyunsuk. Sekarang 9 pria itu menggunakan baju serba hitam, jangan lupakan topi dan masker yang memiliki warna senada dengan baju yang mereka pakai.
Jadi mereka sedang melihat gerak-gerik Inhong dari dalam mobil milik Hyunsuk, ya ngapain make masker kan, ler, kalau ngeliatin nya dari mobil kayak gitu?
"Pst!!! Inhong dapet telepon, siapa tau itu orang yang mau nyuruh Inhong!" Bisik Hyunsuk dengan suara agak keras agar anak-anak mendengar nya.
Detik selanjutnya, Inhong berjalan masuk menuju kafe yang ada disana. "Mashiho Mashiho! Tolong lo pura-pura beli minum di kafe itu, siapa tau lo bisa denger ucapan Inhong!" Titah Hyunsuk sambil mengeluarkan uang selembar miliknya.
"Tau gitu mending lo nyuruh gue aja, kak." Celetuk Jeongwoo, Haruto langsung menahan tawa.
Agar tak menimbulkan kecurigaan, Mashiho membuka masker yang ia pakai. Tidak lupa ia menyalakan rekaman suara yang ada di ponselnya. Kebetulan Inhong duduk di bar, karena makanan yang ia beli dibungkus.
"Jam berapa? Kalo lebih dari jam 8 malam, Inhong gak bisa... Soalnya rumah suka dikunci terus penjagaan juga diperketat, belum lagi kan rumah Inhong ada CCTV."
"Jam 6 sore? Oke! Nanti Inhong bawa peralatannya ke sana ya! Jangan lupa loh nanti bantuin Inhong beres-beres. Sama bersihin tempat!"
"Ooh... Ya transfer aja ke rekening kak Midam, soalnya Inhong belum punya rekening sendiri."
Ah, Mashiho lupa kalau ia harus berpura-pura membeli minuman di kafe ini. Pada akhirnya dia memesan kepada barista dan barista tersebut langsung melayani.
Karena kafe ini bisa dibilang baru dibuka, makanya belum rame-rame banget dan emang tempatnya disini kurang strategis. Biasalah, kehabisan tempat. Ibu kota selalu padat.
"Kalau belum tuntas, kita bisa lanjut besok Minggu aja. Soalnya aku juga gak ada jadwal nanti hari Minggu."
"Eh? Kak Cio?" Tanya Inhong kaget, Mashiho langsung mematikan rekaman suara itu dan tersenyum pada Inhong.
"Nanti lagi ya? Dah~" Inhong lalu mematikan telepon itu dan langsung tersenyum ke arah Mashiho. Ah, Mashiho jadi kurang keyakinan kalau Inhong adalah pelaku dibalik semua ini.
"Sejak kapan ada disini, kak?" Tanya Inhong.
"Ya sejak kamu tadi teleponan sama temen, awalnya kakak mau nyapa kamu. Tapi gak enak, takut ganggu." Ujar Mashiho sambil tersenyum juga.
Inhong mengangguk-angguk dan tak lama pesanannya datang, lelaki itu menerima pesanannya dan langsung pamit pada Mashiho untuk pulang. Mashiho tentunya mengangguk sebagai tanda mengizinkan (?).
"Ini dek minumannya. Jangan lupa datang lagi!" Kata barista itu, Mashiho menerima pesanannya dan memberi uang yang diberikan oleh Hyunsuk.
"Iya, pasti aku datang lagi! Dadah!" Ujar Mashiho lalu berlari ke luar kafe, ia langsung duduk di tempatnya dan memberikan pesanan itu pada Hyunsuk.
"Apa? Itu buat lo." Tanya Hyunsuk.
"Oh? Oke."
Mashiho mengeluarkan ponselnya dan memutar rekaman suara itu dengan volume maksimal. Membuat 9 pria itu langsung membuka telinga mereka lebar-lebar.
Sekitar 3 menit tak ada yang bicara, akhirnya mereka membuka suara. "Nanti malam kita juga harus melakukan penyelidikan. Kalau tuduhan nya gak bener, berarti hari Minggu kita jadiin waktu untuk menyelidiki tersangka berikutnya." Ujar Hyunsuk.
"Siapa aja nanti yang gak bisa ikut?" Tanya Jihoon yang duduk di samping Hyunsuk.
"Gue!" Haruto, Jeongwoo, dan Yoshi mengangkat tangannya. Ah, mereka bertiga memang tak diperbolehkan keluar malam oleh kedua orang tuanya.
"Berarti nanti Jaehyuk, Asahi, Mashiho sama Doyoung ikut. Jihoon juga." Ucap Hyunsuk.
"Siap!" Kata semua orang yang ada disana.
"Ingat! Penyelidikan masih berlanjut untuk beberapa Minggu kedepan! Jangan menyerah!" Kata Hyunsuk menyemangati 8 orang yang lebih muda darinya itu.
Kalau kalian bertanya posisi. Yang di kursi depan terdapat Hyunsuk dan Jihoon. Yang di kursi tengah terdapat Mashiho, Asahi dan Jaehyuk. Lalu di belakang terdapat Doyoung yang dipangku oleh Yoshi, lalu ada Haruto dan Jeongwoo.
___
Semoga tidak membosankan ya teman-teman.
Sebenarnya semalam aku mau update, tapi karena kuota habis alhasil aku gak bisa update. Huhu...
Aku juga gak tau kapan mau double up atau triple up :(.
[ Selasa, 23 Juni 2020 ]