NEW WORLD ON THE EARTH

By shivaazwar26

4.5K 1.7K 6.2K

"Kupikir kamu gak normal" Ejek Azra pada Aron "Apa maksud kamu?" "Ternyata kamu bisa menyukaiku juga," Kini... More

Keinginan
Tak Terlihat
Hutan Aneh
Awal Petualangan
Bawah tanah
Benih?
Pengetesan Bela Diri
Kehilangan
Mencari Markas Utama
Berkenalan ..

Hari pertama

234 95 455
By shivaazwar26

gini, sebelumnya minta maap sebesar-besarnya baru bisa update, setelah mengumpulkan jiwa jiwa yang kabur karena malas ... akhirnya balik juga jiwanya. oh iya sekedar info, BAHASA SUNDA NYA DISINI ITU KASAR YA ... HARAP KEBIJAKAN dari diri MASING-MASING, bahasanya kasar karena pemerannya dominan cowo dari sunda. "aing (aku), maneh(kamu), sia(kamu)," nah itu kata kasar, jadi jangan ditiru:) karena bisa menyebabkan luka dilubuk hati seseorang:v kalo mau niru bahasa sunda yang ga kasar "urang(aku), anjeun(kamu)" nah itu ga kasar:) sekian hatur thankyou

happy reading gaes

***

"Hari ini waktunya kalian praktek lapangan sesuai minat masing-masing ya. Ibu sudah mengirimkan alamat untuk kalian belajar sambil bekerja ke hologram kalian masing-masing. Setelah melakukan praktek lapangan, jangan lupa jam 7 malam kumpul di lapangan sekolah untuk informasi lebih lanjut. Selamat bekerja."

"Baik bu," ucap beberapa siswa.

Azra buru-buru mematikan komputer hologramnya dan menghampiri Bagas. Ia tak ingin ditinggal oleh Surya dan juga Bagas yang tentunya selalu ada Aron diantara mereka. Meskipun kepala Azra masih belum cukup pulih, tapi ia tak merasakan sakit sedikitpun itu karena melihat Aron saja dapat mengembalikan kekuatan untuk tubuh Azra.

Kejadian tentang Budi meninggal hanya diketahui oleh Surya, Bagas dan juga Azra. Ini merupakan perintah komandan Jordan pada keluarga Budi. Sebab, menjadi seorang intel itu tidak boleh diketahui asal-usulnya bahkan kematiannya pun dirahasiakan. Jadi, jika ada anggota intel yang meninggal, telah sah dinyatakan bahwa orang itu menghilang tanpa jejak dan semua identitasnya dihapus.

Sejak kepergian ayahnya semalam, Aron terus-menerus kepikiran apa yang Bagas ungkap mengenai surat ancaman yang datang ke rumahnya. Teror yang membuat kepala Azra terluka cukup parah akibat kapak murahan tersebut. Dan kasus ayahnya yang meninggal saat bekerja, pasti dalangnya pecundang. Sebenarnya Aron sudah berpikir berkali-kali tentang hauless ayahnya itu. Bukankah hauless intel itu tahan terhadap serangan nuklir? Lalu ini? Hanya senjata yang kekuatannya tidak jauh beda dengan bom waktu murahan. Ah ayolah ... tolong jangan membuat Aron tidak waras sejak dini.

***

Beberapa jam yang lalu, tepatnya pada pukul 00.40 di rumah Aron. Bagas menemukan kata-kata tersembunyi yang terdapat pada surat pertama yang membahayakan Yenni serta Azra.

"Ron, mana cik suratnya? Gatahan kalo cuma diem terus berduka doang mah. Yang gini teh kudu dipecahin!" ucap Bagas dengan mengangkat satu tangannya mengepal ke atas bak superhero yang hendak terbang. (cik = coba, kudu = harus)

"Sia mah bodo ih! Udah tau lagi berduka cita ieu teh ... Cik sedikit mah hargain." Surya menghampiri Bagas yang sedari tadi mondar-mandir tidak jelas dan menjitak kepalanya dengan sangat keras. "Ah, sakit, tolol!" ringis Bagas. Aron memberikan kertas usang itu pada Bagas dengan langkah gontai karena masih merasakan kehilangan ayahnya. (sia = kamu, ieu = ini, cik = coba)

"Udah lebih dari sepuluh kali urang baca, angger we ga nemu apa-apa," ucap Aron. Ia kembali duduk di tepi kasur miliknya. (urang = aku, angger we = tetap saja)

"Ya mungkin Bagas bisa, lagian kan dia lebih ahli soal riddle." Azra menghampiri Aron kemudian menepuk pelan pundak lelaki yang ia sukai itu. Berharap dapat menyalurkan semangat pada Aron. Tak diduga oleh siapapun Aron malah menyenderkan kepalanya pada pundak Azra dengan mata yang terpejam. "Sebentar, satu menit," ucap Aron.

Bagas dan Surya hendak mengeluarkan suara bisingnya karena terkejut melihat tingkah Aron yang mungkin ia sendiri tidak akan menyadarinya kembali. Seperti kejadian menggenggam tangan Azra saat hendak melewati dimensi ruang dan waktu. Tetapi sesaat kemudian mereka segera mengurungkan niat itu. Ya, Aron sedang berduka dan sangat pucat sekali saat ini. Setidaknya ini lumayan menguntungkan bagi Azra.

'aduh, tolong dong jantung!!! astatang!! jangan kenceng-kenceng napa elah, buset dah! ketauan ntar sama aron. semenit doang jantung ... semenit!!' seru Azra dalam hati.

Kali ini apa yang ditakutkan oleh Bagas dan Surya tidak terjadi. Karena Aron menyadari perbuatannya itu, ia cukup pusing dengan apa yang telah terjadi beberapa hari lalu dan sekarang. Alis Aron bertaut saat mendengar suara degupan jantung yang amat keras. Ia mengira itu suara detak jantungnya sendiri, dan di rasa-rasa bukan. 'oh astaga Azra, tolong jangan salah paham ... aku cuma pusing bukan berarti modus ke kamu.'

Sementara itu, Bagas dan Surya tampak mesra mendiskusikan selembar kertas usang itu berdua. Oh tidak, ini bertiga. Seperti kata-kata legenda mengatakan ~Jangan berduaan karena yang ketiganya ialah setan~. Ini cukup terbukti karena Inem bergabung dengan diskusi mereka.

Bagas awalnya mencoba menyatukan satu persatu kata yang berada di awal setiap kalimat. Tetapi itu tidak mendapat hasil apa-apa. Kemudian Surya mencoba menyatukan kata-kata terakhir di setiap kalimat. Awalnya cukup masuk akal tapi beberapa kata selanjutnya tidak berkesinambungan. Sedangkan Inem mencari tahu tentang '18 S.W'. Tentu saja Inem tidak pintar-pintar amat, maka dari itu ia mendiskusikan lebih lanjut dengan teman-teman seperhantuannya.

Setelah beberapa menit lamanya dan Aron sudah berbaring dikasur karena nyeri di kepalanya tidak berhenti. Akhirnya Bagas menemukan sebuah kalimat dengan menyatukan dua dan satu huruf di setiap awal kata dalam setiap kalimat. Terungkaplah kalimat ~Keluargamu akan mati~

Alasan Azra kini masih berada di rumah Aron, karena kedua orang tuanya menitipkan Azra pada Yenni ibunya Aron. Kedua orang tua Azra memiliki pekerjaan yang sama dengan Budi. Karena kedua orang tua Azra sama-sama sibuk, akhirnya Roni alias ayah Azra menyarankan anaknya dititipkan dirumah keluarga Budi sejak kejadian teror itu datang. Dan perlu diketahui Azra juga dapat melihat makhluk immortal atau sering disebut makhluk halus.

***

Ke mana anak lelaki pandai ini? Lu ka yang kuberi itu masih kurang untuk kunikmati, loh. Ar ogan yang kau miliki takkan bisa menemukanku, bocah. Ga rasi rumahmu lumayan juga. Mu ngkinkah diperbolehkan aku gunakan untuk persembunyianku? A h, ya. Ka u pasti akan membuat strategi penyerangan jika itu terjadi. N anti kau lihat saja akhir cerita ini ya, ARON. Ma af aku telah mengganggu ketenanganmu, ya? Ti dakkah menurutmu seperti itu? HAHAHAHA.

18 S.W

Isi dari surat yang datang 4 hari yang lalu berisi peringatan yang bukan main. Bahkan baru satu menit Aron mendapat kabar tentang kematian ayahnya, ia sudah mendapat surat kedua dari orang yang tak berguna itu. Untuk saat ini Aron sangat bersyukur masih ada mereka dikehidupannya.

"Oy!" Bagas menepuk pundak Aron karena sedari tadi ia melamun. Mungkin Aron juga tak sadar bahwa mereka akan segera berangkat, kemana lagi kalau bukan praktek lapangan. Aron bedecak kesal "Naon?"(apa?)

Surya dan Azra menghampiri mereka berdua. "Yuk ah, cuss," ucap Surya.

Azra membantu mematikan komputer hologram Aron tapi Aron tidak ingin dibantu oleh perempuan. Aron menepis tangan Azra agar tidak menyentuh komputer miliknya dengan kasar "Bisa sendiri," ucapnya sangat dingin. Sedangkan Surya dan Bagas hanya saling menatap dengan pikiran masing-masing.

Kini hanya tersisa mereka berempat saja dalam kelas. Yang lainnya telah pergi ke tempat praktek lapangan masing-masing.Ada yang kerumah sakit, ke Restoran, ke Hotel ... jurusan perhotelan loh, jangan kotor pikiranmu.

"Udahlah, kan arurang teh bisa lihat hantu sekarang mah ... nanti juga disana ketemu babeh kamu walaupun rohnya doang," ucap Bagas. (arurang=kita)

"Weiss tumbenan tai lalat kudanil encer otaknya," ejek Surya.

"Heh upil gajah! Sekali-kali bisa ga, ga mancing amarah singa komplek!"

"Hahahaha singa apaan yang takut sama hantu? Apalagi itu apa? Singa komplek? Anjir ngakak, hahahahaha!"

"Sok, sok geura ... mulai ketawa babinya keluar," ucap Bagas tak mau kalah. (sok geura='nah nah 'kan)

"Hadeuhhh mulai ribut mulai!" Azra mendelik. Ia melihat Aron benar-benar tidak minat berbicara dengan mereka. Sedari pagi Aron hanya melamun dan mengabaikan mereka yang berusaha mencairkan suasana.

Sesampainya di pusat intel, mereka tak melihat satu orangpun di sana. Bahkan tidak ada satupun bangunan atau gedung-gedung berdiri. Ini mirip dengan hutan antah berantah yang penghuninya hanyalah makhluk halus.

Walapun Aron sedang berduka, tapi ia tak bisa menutupi ketakutannya saat ini. Memang sudah lumayan lama mereka semua bisa melihat hantu, tetapi perlu diketahui Bagas dan Aron masih tidak bisa mengontrol rasa ketakutannya.

Bagaimanapun juga, keadaan hutan yang saat ini sangat mengerikan. Batang pohon menjulang tinggi tanpa ada dedaunan. Terlihat jelas ini adalah pohon jati yang berusia ratusan tahun. Sisi kirinya ada tebing yang curam, sedangkan di sisi kanannya hanyalah pohon biasa tanpa daun sedikitpun. Hewan pun tidak terlihat sejak mereka datang.

"Ah anjir siang-siang gini ada hantu juga gitu? Plis lah ini kan terang, cuma pohonnya pada botak aja!!" Setelah sekian lama keheningan melanda jiwa Aron, akhirnya ia mengeluarkan suara juga.

"Ayolah, Suryaaaa aing sieun ... bunuh hantu-hantunyaa, hiks," rengek Bagas. (aing=aku, sieun=takut)

"Eh, eh *naon nyalahkeun ka urang ... teu apal nanaon urang mah ih, emang tidituna angker meren.* Katanya mo liat babeh *maneh teh kumaha si?!* Ya beruntung lah bisa liat hantu, jadi bisa ngeliat babe maneh sebelum beliau ke alam semesta," ucap Surya panjang lebar. (*apa nyalahin ke aku ... gatau apa-apa aku mah ih, emang darisananya angker kali // kamu tuh gimana si?! // maneh=kamu)

"Ck atuh udah kalian teh gelut wae, lier," sahut Azra. (gelut wae=berantem terus, lieur=pusing)

"Ih eta naon!! Anjir! Naha siga cucunguk gondrong ih! Astagfirullah astagfirullah!!! Inemm!!!!!!!!" Aron berlari kesana kemari dan teriak-teriak tak jelas bak orang dikejar anjing rabies. "Inemmm!!! Dimana kamuu!! Huwaaa tolongg!!!" sambungnya. (eta=itu, naon=apa, naha=kenapa, siga=seperti, cucunguk=kecoa)

"Dahlah, jadi gila tuh," ucap Bagas malas. Ingin sekali ia mengejar Aron dan memukulnya. Tapi ia terlalu malas untuk mengejarnya.

"Lah kaya sendirinya ga takut aja," ejek Azra.

"Ga tuh, b aja."

"Alahh ... liat lah di belakangmu ituu," ucap Surya dan Azra serentak. Mereka menunjuk sesosok makhluk yang berdiri tepat dibelakang Bagas. Lumayan menyeramkan karena kepalanya hanya setengah seperti kena gerjaji dan darah hitam yang kental mengalir di area leher hingga dadanya.

Bagas menengok ke belakangnya secara refleks ia menjerit ketakutan dan berlari ke arah Aron yang sudah jauh jaraknya. "Aron dagoan!!! Ah anying buruk rupa kek si Surya!! Ah mata suci aing ternodai ku setan!!!! Emmaaaak!!!!!!" (dagoan=tungguin, aing=aku, ku=oleh)

Surya dan Azra tertawa terbahak-bahak memiliki dua teman yang penakut dan segera menyusul mereka menelusuri hutan jati tak bertuah.

Setelah sekian lama berjalan, akhirnya mereka menemukan markas intel Indonesia. Terlihat sebuah pintu gerbang besi yang tingginya setara dengan pohon jati yang tadi mereka temui. 

"Uwahhhhh, ini tempatnya?" ucap Aron dengan mata yang berbinar-binar.

"Gede banget gilaaa, napa ada ditengah hutan kek gini ya," ucap Bagas.

"Udah dong kagum-kagum nya, kan kita ke sini buat praktek. Sekarang pikirin gimana caranya kita bisa masuk ke gerbang yang gede ini." Surya dan Aron mengangguk setuju dengan ucapan Azra.

Duk Duk Duk

"Permisiiii ... ada orang? Oy ... ada orang ga nih? Kalo ga kita pulang aja," ucap Surya.

"Ye, masa iya dah jauh-jauh ke sini malah pulang gitu aja." ucap Aron. Ia menyenggol lengannya ke lengan Surya. "Permisi ... ada orang?" sambungnya.

Tidak lama setelah itu terdengar suara yang menggema di sekitar mereka.

"Selamat datang di wilayah markas Intelijen Bandung."

"Wah ada suara," ucap Azra. Pandangannya beredar mencari dari mana asal suara itu datang. Seketika pintu gerbang besi yang sangat besar itu perlahan terbuka dan suara itu terdengar kembali.

"Jika kalian kemari karena praktek lapangan dari sekolah, misi pertama kalian yaitu temukan markas utama kami. Semoga berhasil."

Continue Reading

You'll Also Like

608K 49.5K 47
Rifki yang masuk pesantren, gara-gara kepergok lagi nonton film humu sama emak dia. Akhirnya Rifki pasrah di masukin ke pesantren, tapi kok malah?.. ...
1.6M 51.4K 34
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
279K 17.9K 55
Ini tentang seorang anak perempuan yang hidup tapi berkali-kali dimatikan, anak perempuan yang mentalnya dihancurkan oleh keluarganya sendiri, dan an...
7.3M 411K 49
⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ⚠️Rawan Typo! ⚠️Mengandung adegan romans✅ ⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅ Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari d...