Remembrance ✔️

By jeonnayya_

20.8K 2.6K 8.9K

Kang Seoyung mungkin selalu memiliki cara untuk menggapai seluruh keinginan dan tujuannya. Tetapi kali ini, m... More

Prologue ; unexpected chaos
1- Get closer
2- Fragile truth
3- Clarity, if you go
4- Clumsiness
5- Fill one another
6- Cinema and first date
7- This happiness
8- Black rose which is back
TRAILER
9- A real disappointment
10- Unconstructive excuses
11- A dark story, one that's lazy to tell
12- Your lies, make a little doubt
13- Advice and bad feeling
14- Painful silence
15- Sentences that you regret again
16- So sickening
17- I'm tired more
18- Can't be frank
19- Plan to suffer
20- Fidgety
21- Honestly and woulds
22- Ended sadly

Epilogue ; serendipity

1.5K 84 361
By jeonnayya_

Mature Content
Be wise!

Keberuntungan ini, semua rasa sakit dan manis yang ia cecap setiap hari dulu sepertinya dapat dirinya sebut sebagai sebuah serendipity. Layaknya bertemu dengannya, bertemu dengan pangeran berkudanya. Bagaikan rembulan yang tak pernah jenggah mengorbit sang bumi-mengikuti, mendampingi kemanapun pergi dan mengelilingi lintasan tata surya bersama. Hanya pria itu yang dulu berada di sampingnya. Perjumpaan yang tak pernah ia duga, mungkin dapat ia sebut sebagai takdir. Iya takdir yang mempertemukan, sekaligus membuatnya mengenal dan mencintai seorang Yuhn Taehyung teramat dalam dan tak bersekat.

Rasa-rasanya kini, di setiap hari yang ia lalui ingin sekali Hyerim berharap relungnya dapat menekat setiap detik yang ada. Terlalu manis dan tak ingin ia lewatkan barang setitikpun. Jika diingat-ingat, dulu ia tak pernah merasakan bagaimana rasa bahagia. Kebahagiaan yang benar-benar nyata dan hangat, tak lagi samar. Karena nyatanya dulu yang menerpa tubuh ringkihnya itu hanyalah beban batin dihiasi hiruk pilu lara, sendu, sesak dan getir keperihan. Memang hidup yang ia lalui sekeras itu dulu. Kekuatan batin dan hatinya benar-benar diuji. Tidak perlu menanyakan bagaimana rasanya, jelas itu sangat menyiksa bukan main.

Tersenyum, merasa sangat bersyukur. Lantas melirik ke kanan dimana tangan putihnya masih setia digenggam erat oleh tangan milik Taehyung. Seolah diselimuti, disalurkan rasa hangat dan cinta itu agar bersinergi sempurna. Kemudian tatapannya merangkak tepat pada roman yang kini tengah menjalankan kemudinya. Wajah, rahang tegas, mata elang, dan juga senyumnya itu masih tetap sama seperti pertemuan di kafè kala itu. Bahkan husky bercampur bariton itu tetap saja menjadi candunya kala suara itu merangsek masuk ke rungunya. Beruntung sekali memiliki Taehyung. Seolah ia telah meraih seluruh kebahagiaan di dunia ini hanya dengan itu. Ah tidak, rasanya lebih. bahkan tidak dapat diungkapkan, diterangkan, dideskripsikan dengan untaian aksara dan frasa.

"Kenapa memandangku seperti itu, hmm?" tanya Taehyung setelah menyadari tatapan sang kekasih di balik kursi kemudi. Ikut tersenyum. Hyerim ini kenapa? Apa jangan-jangan sedang mengagumi pahatan wajahnya yang rupawan ini? Duh, Hye tolong jangan ditatap sebegitu lekat. Taehyungmu ini mana kuat menahannya.

"Ah, tidak apa-apa. Hanya memperhatikan kumismu yang sedikit lebat itu." ucap Hyerim dengan kekehan. Manis sekali, Taehyung sampai tak mengedipkan matanya beberapa detik. Kemudian melepas genggaman tangannya dengan Hyerim dan memilih memegang kumis yang berada di atas bibir itu. Ah iya, sedikit lebat. Ia lupa mencukurnya karena terlalu sibuk bekerja beberapa hari ini.

"Pasti menusuk ya ketika-" Taehyung menjeda ucapannya. Melirik Hyerim kemudian tersenyum, dan menautkan sebelah alisnya. Huh, menyebalkan sekali. Wanita itupun hanya diam, mengiyakan. Mendengkus kesal manakala tak menemukan sahutan Taehyung kembali. Apa-apaan ini, kenapa malah kini seolah-olah Taehyung yang menunggunya berucap. Astaga gemas sekali dengan pria di sampingnya ini.

"Ketika apa?" tanya Hyerim dengan roman datar pun suara lirih namun masih dapat Taehyung dengar. Wanita itu kemudian juga mengeryitkan dahinya tak mengerti.

"Tentu saja ketika aku menciummu, memangnya apalagi?" sahut Taehyung cepat. Astaga, heran sekali kenapa Taehyung akan menyahut dengan cepat jika membahas tentang hal-hal seperti itu.

Wanita itu memilih membuka jendela kaca itu dan menaruh sebelah siku tangannya di sana sebagai tumpuan dagu. Memirsa pohon-pohon sakura yang telah merekah. Indah sekali sungguh. Membiarkan surainya yang tergerai itu untuk tersapa deru angin-terbang dengan bebasnya. Lantas melirik pribadi Yuhn di sebelahnya. "Kita akan kemana hari ini?"

Yang ditanya memilih memutar musik ballad dan mengatur volume. Kemudian menatap Hyerim dengan sebelah tangan yang masih memegang stir kemudi. " Bagaimana dengan pergi ke danau, kita sudah sangat lama sekali bukan tak kesana?" tawar Taehyung kemudian di balas anggukan cepat.

"Tapi kali ini tidak ingin menaiki sepeda." ucap Hyerim lantas secerna bayangan kala itu kembali terputar. Bagaimana dirinya yang buruk menaiki alat transportasi klasik itu tetapi Taehyung yang begitu telaten dan percaya diri mengajarinya. Pertama kalinya dirinya direngkuh hangat dari belakang sambil menikmati senja, pertama kalinya ia ditanya apakah dirinya bahagia dan berakhir dengan syal Taehyung yang melingkar di lehernya. Sangat manis. Benar-benar penutup kencan pertama yang tak pernah dapat wanita itu lupakan.

"Loh, kenapa tidak ingin?" Taehyung mengeryitkan dahinya tak mengerti. Memang sih permintaan Hyerim terkadang aneh. Kemudian terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali mengingat kenangan di danau Ilsan dua tahun yang lalu.

Wanita itu jelas mengetahui kegiatan yang Taehyung lakukan lantas menatap Taehyung tajam. "Kenapa tertawa?" tanyanya langsung membuat pria itu menghentikan kegiatannya.

"Teringat kau bermain sepeda-sangat lucu sungguh." Taehyung kembali tertawa, kali ini lebih keras dan renyah. Tangan Hyerim telah bersiap untuk memukul paha Taehyung yang terbalut celana jeans itu, tetapi tidak jadi karena tangan Taehyung telah lebih dulu menangkapnya dan meletakkannya di atas paha pria itu dengan tangan besar yang berada di atasnya. " Haha, tidak bisa memukul Kasihan."

"Iya tertawa saja hingga puas," Hyerim pada akhirnya hanya menghela napas kasar kemudian memilih menyandarkan punggungnya ke kursi kemudi hingga tak tersadar dirinya tertidur. Taehyung pun yang menyadarinya hanya tersenyum singkat, menunjukkan senyum kotaknya. Tahan, tidak boleh gemas. Aish sialnya Hyerim benar-benar menggemaskan.

--

Kendaraan yang Taehyung kemudi nyatanya kini telah sampai pada tujuannya-danau Ilsan. Melirik wanitanya yang masih mengarungi alam mimpi, kemudian berniat untuk membangunkannya. Merapikan surai yang menutupi wajah cantik itu lantas mengusap pipi putih itu perlahan." Hye bangun, sudah sampai." Tidak ada pergerakan apapun. Sepulas itu astaga, jadi pada akhirnya Taehyung memilih jalan pintas yang membuat Hyerim seketika bangun meskipun setelah itu ia akan mendapatkan omelan dari wanita itu.

Perlahan Taehyung mendekatkan wajahnya lantas mengecup ranum tipis itu singkat. Satu, astaga belum bangun juga. Dua, akhirnya iris hazel itu sedikit terbuka, mengerjap-erjap. Hmm, untung saja bangun ia kira Hyerim pingsan. Tiga, Taehyung masih mengecupnya. Kali memang ia sengaja. Memangnya apalagi kalau tidak usil, percayalah menjaili Hyerim itu asik sekali.

Sementara Hyerim, masih mencoba mengumpulkan kesadarannya. Membelalak kaget saat menemukan wajah Taehyung yang hanya berjarak beberapa senti saja. Jantungnya nyaris keluar dari tempatnya berada. Dengan wajah bantal itu sesegera mungkin jemarinya menjauhkan wajah pria itu. " Taehyung-kau."

Taehyung pun hanya terkekeh, disertai senyum kotak itu. Kemudian mengarahkan kaca mobilnya-kearah dirinya dan menyibak rambut hitam legamnya lantas merapikannya. " Kau sih, tidak bangun- bangun. Ya sudah, aku cium." Jawabnya santai.

Hyerim mengedarkan pendarnya melirik pemandangan sekitar. Woah, bagus sekali. Ia kemudian merapikan busana yang ia pakai kemudian turun lebih dulu meninggalkan Taehyung yang masih sibuk dengan kegiatannya-merapikan rambut. Hyerim selalu senang jika Taehyung mengajaknya kemari. Seperti tempat ini memiliki kesan yang berbeda. Di setiap tapakkan jalan itu ada Taehyung yang selalu melemparkan senda gurau hingga dirinya terkekeh geli. Di sana ada Hyerim dan Taehyung yang memulai kisah cintanya dan di sana pula Seorang Jeon Hyerim mengais kebahagiaan untuk pertama kalinya.
Hyerim lantas melirik Taehyung yang masih sibuk dengan kegiatannya-merapikan surai itu. " Taehyung, cepatlah." pinta Hyerim.

"iya Hye sebentar lagi. Hanya tinggal memakai minyak rambut agar tidak berantakan terkena angin." Hyerim hanya berdecak sebal. Memang sih, rambut Taehyung itu licin sekali. Tetapi tidak usah lama seperti itu. Taehyung bahkan melebihi wanita ketika berdandan. Ah, lupakan itu sedikit berlebihan. Memangnya pria itu akan bertemu dengan siapa sih? kan sudah tampan. Hmm, apa harus ia jabarkan dan katakan agar pria itu segera menyudahi kegiatannya?

Percayalah kini dirinya sudah antusias sekali, ingin lebih dekat ke area danau. Di sana pasti sejuk dan menenangkan. Hyerim seakan tak sabar tetapi Taehyung memang lama sekali. Bisa-bisa sampai senja tenggelam ke peraduannya ia masih stagnan di sini, menunggu pria itu keluar.

"Iya-iya sudah tampan." Ucap Hyerim ketika pria itu memberai-berai surainya. Kemudian merapikan mantel hitamnya dengan menghadap ke kaca. Narsis sekali memang, agaknya wanita itu memang harus mengulum banyak kesabaran menghadapi Taehyung.

"Baru menyadari jika aku tampan hmm?"

"Tidak." ujar Hyerim sebelum menapakkan kakinya duluan. Meninggalkan Taehyung yang masih berada di mobil. Berjalan sambil sesekali melirik pemandangan ke kanan dan kiri. Memang sudah ia tetapkan, ini akan jadi tempat favoritnya.

"Loh, Hye kenapa ditinggal?" teriak Taehyung kemudian menutup minyak rambutnya cepat sebelum membuka dashboard mobilnya. Mengambil kotak hitam dengan pita berwarna silver di tengahnya. Kemudian menaruhnya di saku mantelnya dan berharap bahwa wanita itu akan menyukainya.

"iya maaf, lama ya?" ucap Taehyung saat telah berhasil mengejar jangkahan kekasihnya itu.

"Sini ku gandeng. Masa wanita cantik seperti ini di biarkan jalan sendirian. Aku kan tidak ingin di cap menjadi kekasih yang jahat." Tuturnya sebelum meraih tangan Hyerim dan menggenggamnya erat. Hyerim hanya menoleh singkat ke arah Taehyung, menemukan pria itu yang kini tersenyum. Tetapi tetap saja, menyebalkan.

Tungkai jenjang dan tubuh jangkung itu kini telah berada di danau. Memandang aliran air yang yang bergerak karena hempasan angin. Pepohonan kanopi dan sakura yang berada di samping kanan-kiri benar-benar perpaduan yang sempurna. Bahkan Hyerim tak dapat berhenti berdecak kagum sedari. Taehyung menyadari roman sang kekasih, lantas ikut tersenyum. Sungguh hatinya menghangat bukan main. " suka sekali, ya?" tanya pria Yuhn.

"Iya suka," jawab Hyerim kemudian ikut tersenyum dan menyatukan tatapan itu.

"Kau tidak ingin bersepeda. Memakan es krim sudah, duduk juga sudah. Bagaimana kalau menaiki perahu?" tawar Taehyung saat melihat ada beberapa perahu yang memang disewakan di sana. Iya perahu kayu dengan dua buah dayung. Tampak akan sangat serasi jika dirinya naiki bersama Hyerim.

"Menaiki perahu? T-tapi Yuhn." Hyerim masih menimbang-nimbang jawaban atas ajakan Taehyung.

"Ayolah, sudah kubilang jangan takut menyambut kebahagiaanmu Hye." Taehyung kemudian menarik tangan Hyerim.

--

Berada di sebuah perahu kayu, sambil kedua jemari itu mendayung dengan lirih. Merasakan rasanya mengambang di atas air yang arusnya tenang dengan pria Yuhn yang berada di belakangnya benar-benar tak pernah terbesit sebelumnya dalam relungnya. Taehyung memang unik. Pria itu memiliki berbagai cara yang dapat membuatnya selalu berdecak kagum.

"Dayungnya hati-hati saja. Nanti kalau energi kita habis hingga tak dapat kembali ke tepian bagaimana?" ucap Taehyung sambil terkekeh ketika melihat raut wajah Hyerim yang mendadak panik. " tidak Hye, hanya bercanda."

"Ya sudah, kalau tidak bisa ke tepian kita berenang saja." Taehyung terkekeh, dengan pemikiran sang kekasih. Hyerim ternyata bisa bertingkah seperti itu. Ya Tuhan gemas sekali rasanya.

" Memangnya kau bisa berenang?" tanya Taehyung

"Tidak," Jawabnya lantas menoleh ke belakang, menemukan Taehyung di belakangnya.

"Aku akan berteriak saja kalau begitu," sambungnya lagi.

"Itu tidak akan terjadi." Bariton itu menyeru sambil mendayung perahunya akan sedikit menegah. Sesekali mendayung ke kanan dan kiri, menjaga keseimbangan.

"Kenapa bisa begitu?" Hyerim mengeryitkan dahinya tak mengerti ucapan Taehyung.

"Karena, Taehyungmu ini tak akan membiarkan itu terjadi." Tutur Taehyung, lantas menaruh dayungnya di tengah. Mendekat, hingga dada bidangnya bersentuhan dengan punggung Hyerim. Kemudian mengambil ikat rambut Hyerim yang wanita itu pakai seperti gelang di tangan kirinya. Wanita itu hanya diam, masih menerka apa yang akan Taehyung lakukan. Sepersekon kemudian, tangan Taehyung memegang rambutnya, mengumpulkan semua surainya, menyisakan beberapa helai lalu mengikatnya asal. " Nah, kalau begini kan lebih cantik. Aku di belakangmu sedari tadi hanya memandang rambutmu itu."

Hyerim masih terdiam, mencoba menyembunyikan semburat merah yang perlahan hadir. Taehyung kenapa mendadak manis seperti ini astaga. Sungguh, tidak baik untuk kesehatan alat pemompa tubuhnya. Taehyung kemudian mengambil kotak hitam berpita itu yang telah ia simpan di saku mantel. Membukanya kemudian mengambilnya.

Sebuah kalung berwarna silver dengan hiasan bulan sabit di tengahnya. Cantik, apalagi jika ia kalungkan di leher putih itu. Taehyung kemudian membuka kancing perekatnya. " Hye, tutup matamu, sebentar saja." Titah Taehyung.

"Untuk apa?"

"Sudahlah cepat,"

"Tidak mau,"

"Ayolah sayang." Taehyung masih membujuknya. Ayolah Hye, ia bahkan tak sabar akan mengungkapkan segalanya sekarang. Suasananya mendukung, sepertinya ini memang waktu yang tepat.

"Awas jika kau macam-macam." Ucap Hyerim. Tak lama kemudian, wanita itu telah menutup matanya. Taehyung meliriknya sebentar sebelum memakaikan kalung itu pada leher Hyerim. " Sudah, sekarang buka matamu dan lihat apa yang aku pasangkan."

Hyerim membuka matanya perlahan. Lantas melirik tepat di lehernya. Kalung, sungguh ini indah sekali. Bahkan hatinya sekonyong-konyong menghangat. Kejutan yang sangat berkesan. Taehyung pada akhirnya melingkarkan tangannya ke depan. Memeluknya dari belakang lantas kepalanya ia sandarkan di pundak wanita itu. " Kau suka?"

Wanita itu mengangguk. Kemudian menoleh ke belakang dan menatap Taehyung yang begitu dekat dengannya. "Sangat indah, aku menyukainya."

" Hye." panggil Taehyung.

"Aku ingin menghabiskan hari-hariku, saat ini, saat tua nanti bersamamu. Kalau kau mau tidak?" tanya Taehyung masih dalam posisinya-merengkuh hangat Hyerim. Belum ada sahutan apapun, seakan Hyerim masih menunggu ucapan Taehyung setelahnya.

"Menikahlah denganku, dan mari buat keluarga kecil yang bahagia. Kau, aku dan anak-anak kita." Tambahnya lagi. Taehyung masih menunggu Hyerim yang tak segera menjawab ucapannya.

"Yuhn," Akhirnya Taehyung mendengar wanita itu berucap. Jantungnya bertalu gila di dalam sana takut menerima penolakan, sama seperti saat mengajak Hyerim berkencan dulu.

"Kau yang selalu membawaku pada hal yang belum pernah aku coba dan rasakan. Semua ini, kebahagiaan yang aku dapatkan saat ini-itu karenamu. Kau yang menyelamatkanku saat aku hampir tertabrak, kau yang menyelamatkanku saat aku babak belur kala itu. Kau sangat berharga untukku. Bagaimana bisa aku menolak. Aku mau Yuhn, iya aku mau." ucap Hyerim perlahan. Membuat kelegaan itu singgah di hati Taehyung. Bahagia sekali rasanya.

"Terimakasih Hye, aku sangat mencintaimu." Tutur Taehyung lantas meraih pipi Hyerim dan menyatukan bongkahan kenyal miliknya dengan Hyerim. Bahagia sekali hingga tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Memangutnya penuh cinta, berharap ia dapat selalu bersama wanitanya itu. Selalu berada disampingnya, berada di depan menuntun setiap jalan. Berada di belakang untuk merengkuh hangat setiap kali wanitanya kedinginan. Semuanya ingin Taehyung lakukan.

Ketika kedua netranya pertama kali bertemu dengan Hyerim, kala itu membantu membawa dokumen yang wanita itu bawa. Berkenalan dengan cara yang kelewat unik, dengan mendekatkan bahunya. Mengobati luka Hyerim untuk pertama kalinya dan memakan ramyeon bersama sesungguhnya saat itu dirinya telah jatuh cinta pada Hyerim. Wanita itu yang berhasil mengisi bilik kekosongan hatinya dan mengalihkan perhatiannya dari Seoyung. Wanita itu lah yang menjadi penawarnya di tengah getir keterpurukan yang ia dera. Hyerimlah yang membuatnya dapat tersenyum kembali dan merasakan kebahagiaan itu merangsek masuk ke dalam bahana miliknya. Sungguh, rasanya sangat beruntung dapat merasakan dan menikmatinya sepanjang hari.

Sifat dan sikapnya tak pernah berubah. Tutur kata dan perangainya yang lembut. Yang mau menjemputnya kala mabuk dulu, dan tak menghiraukan racauan gilanya. Wanita yang selalu sabar menunggu keterusterangan dibalik kebohongan yang selalu ia tutupi. Dan wanita yang selalu mencintainya itu. Cerita ini, cerita cintanya. Semua kenangan yang tercipta akan selalu ia ingat dan akan terus ia buat. Akan selalu ia kenang meskipun nanti usianya tak lagi muda. Akan ia buat bersama kekasihnya Jeon Hyerim, hanya dengannya.



[ ]

Fin

Hua, finally remembrance tamat.
Ada yang ingin di sampaikan untuk Taehyung dan Hyerim?

Terimakasih telah membaca remembrance, maaf kalo epiloguenya gasesuai ekspetasi.

See on next story ya! Ilysm💜💜

Continue Reading

You'll Also Like

2.6K 239 66
Mafia kim yang menaruh dendam pada mafia jaehyun yang telah membunuh istrinya Dia akan mencari jaehyun sampai ke ujung dunia namun sayangnya keberada...
125K 9.9K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
1.2K 127 40
- 𝐎𝐧𝐞 𝐌𝐚𝐧 𝐌𝐢𝐥𝐥𝐢𝐨𝐧 𝐅𝐞𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠𝐬 - Malam itu, Kim Taehyung hanya ingin melepas penatnya setelah seharian penuh bekerja dengan menikmat...
300K 22.9K 104
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...