I'M LONELY (REVISI)

By septianiekay_

932K 64.5K 4.8K

Ini adalah kisah Vega Aurora. Namanya indah namun tak seindah kehidupannya. Vega tidak pernah dianggap, ia se... More

1. Lagi dan lagi💔
2. Pingsan💔
3. Why? 💔
4. Test drive
5. Alone
6. Abimana
8. Hukuman
9. Beda
10.Broken
11. Abimana dan Bunga Mawar.
12. Pantai
13. Kerja
14. Demam
15. Patrichor Car dan Pemimpin Baru
16. Dia yang tak dianggap
17. Archer dan Maura.
18. Tagihan
19. What's wrong? + cast
20. Donor darah.
21. Mati Rasa
22. Sadar
23. Bahagia
24. Permintaan Maura
25. Sebuah peringatan
26. Apartemen Aldo
27. Be Strong💔
28. Hujan dan Air Mata💔
29. Why you leave me? 💔
30. Lelah💔
31. Cambukan Dari Orang Tersayang💔
32. Dia benci💔
33. Suka?
34. Aku pergi💔
35. Terima Kasih💔
36. Arkan
37. Senyumnya
38. Mengakhiri semuanya💔
39. Confused💔
40. Aku, Kamu, dan Hujan💔
41. What happend? 💔
42. Takut💔
43. Firasat💔
44. Accident💔
45. I MISS YOU💔
46. Bahagia sekali❤
bukan update
47. I'M LONELY💔
48. Nightmare💔
49. Pada akhirnya💔
EXTRA PART
EXTRA PART 2
EXTRA PART 3

7. Hurt

15.5K 1.2K 44
By septianiekay_

Terus tersenyum sampai semua orang menganggapmu baik baik saja, padahal nyatanya tidak:)

Dengan langkah yang gontai, cewek berambut lurus itu memasuki rumah. Hari ini begitu melelahkan bagi Vega, bukan karena apa, tapi Vega terus memikirkan perkataan Abim yang berhasil membuatnya tertegun seketika. Vega tidak berani mengatakan hal ini kepada Archer, karena sudah dipastikan nantinya lelaki itu bakal marah.

Vega tersenyum miris melihat seluruh keluarganya sedang bersenda gurau di ruang keluarga. Ia membayangkan apabila ada di antara mereka mungkin ia akan sangat senang.

"Pulang juga tuh anak," ucap Maura saat menyadari kepulangan adiknya.

Vega menatap takut-takut ke arah Maura, ia takut jika ancaman Maura di sekolah tadi akan menjadi kenyataan. Dan benar saja, mereka semua menatap Vega dengan sinis. Vega lantas menunduk karena takut.

Maura berjalan ke arah Vega, lalu membawa Vega menuju ke hadapan keluarganya.

"Ini Bun, anak gak tau diri. Udah disuruh jauhin Archer tapi malah makin nempel," kata Maura kesal. Maura menatap Vega dengan tatapan sinis yang biasa ia tunjukkan kepada adiknya itu.

"Benar begitu, Vega?" tanya Riska dingin.

Vega menghembuskan nafasnya, merasa sakit dengan pertanyaan bundanya itu. Ia tidak tahu lagi, rasanya ingin mati saja.

"Bun, aku cuma punya Archer, dia yang selalu ada buat aku saat kalian semua nyudutin aku." entah mendapat kekuatan dari mana, Vega berani menjawab bundanya itu. Mata Vega berkaca kaca, ia tidak percaya mulutnya ini akan membuat singa yang tidur menjadi bangun.

Riska berdiri dan menjambak rambut Vega dengan keras hingga membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Sakit, Bun," lirih Vega diiringi isakan kecilnya.

"Kamu, sudah berani jawab saya!" bentak Riska.

Reno hanya menatap keduanya dengan tatapan datar, berbeda dengan kakek nenek Vega yang menatap gadis itu dengan senyuman sinis.

"Bunda kenapa sih?" tanya Vega dengan bergetar.

"Saya benci sama kamu!"

Air mata yang sedari tadi ditahannya jatuh begitu saja. Rasanya sakit bahkan sangat, Vega tahu ia tidak diharapkan akan kehadiran di dalam keluarganya ini. Harusnya ia mati saja dan segera menepis angan angan untuk bisa bahagia di dalam keluarganya.

Vega berlari ke kamarnya, cewek itu mengunci pintu kamarnya. Ia lalu berjalan ke arah kamar mandi sambil membawa silet yang menemani hari hari buruknya.
Vega menyalakan shower dan mengguyur tubuhnya, ia tidak peduli dengan seragamnya yang mungkin akan terkena darah.

Vega mulai menyilet lengannya. Sakit, perih dan rasa nyaman bercampur menjadi satu dalam rasa yang teramat dalam. Vega memejamkan matanya, menikmati setiap sensasi perih di lengannya. Ia mengabaikan gedoran pintu dari luar, karena sepertinya Bi Inah mengantarkannya makan siang.

Setelah dirasa puas, Vega akhirnya keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sangat kacau. Vega melihat Bi Inah dengan sendu, ia membayangkan jika Bi Inah adalah ibu kandungnya. Karena jujur, semenjak Vega lahir yang merawat serta memberinya asi adalah Bi Inah. Kadang ia bingung, sebenarnya dia ini anak siapa?

"Non Vega," panggil Bi Inah dengan lembut.

Vega refleks menghamburkan pelukannya kepada wanita paruh baya itu. Vega menangis sejadi jadinya di dalam dekapan Bi Inah.
Bi Inah yang tidak tega turut menjatuhkan air matanya, Bi Inah tahu apa yang membuat Vega tidak diperlakukan secara adil oleh keluarga kandungnya sendiri.

Menangis dengan isakan kecil. Bi Inah salut dengan ketabahan Vega, memang semenjak Vega lahir bundanya tidak mau memberikan cewek itu asi. Bayi yang masih lahir langsung diberi susu instan.

"Bi, kalau aku mati apa ada yang mau doain aku?" tanya Vega lirih.

Sesak, Bi Inah merasa sesak dengan pertanyaan yang diberikan Vega. Bi Inah tidak tahu lagi harus menjawab apa. Bi Inah percaya, setiap masalah pasti akan ada jalan keluarnya. Bi Inah terus berdo'a agar majikan kecilnya ini dapat merasakan bahagia yang tidak pernah cewek itu dapatkan, selain Archer.

Teriakan dari arah ruang makan membuat Bi Inah dengan segera menuju tempat itu. Bi Inah meninggalkan Vega karena takut akan dijadikan sasaran amukan dari majikannya.

Vega merebahkan tubuhnya di atas kasur, cewek itu melihat lengannya yang banyak akan goresan goresan silet yang tentunya sangat perih. Ia menghembuskan nafas kasar seraya mengelap air matanya, menangis dalam diam selalu Vega lakukan. Walau sebenarnya rapuh, cewek itu tetap bisa tersenyum dan tertawa seakan akan ia tidak mempunyai masalah.

"Satu persatu orang bakal ninggalin gue. Gue harap Archer dan sahabat gue gak akan pernah ninggalin gue," kata Vega lirih.

Vega mengambil ponselnya, kebiasaannya ketika sedang sedih adalah memutar lagu agar moodnya kembali naik. Tidak hanya memutar lagu, Vega mencoba mengirimi Archer pesan singkat. Ia ingin bertemu dengan cowok itu malam ini, tidak peduli nantinya akan dimarahi keluarganya.

VegaAurora: Archer?

Vega mengernyit bingung, tidak biasanya Archer lama menjawab pesannya. Sudah setengah jam cowok itu mengabaikan pesannya, tidak dijawab hanya dibaca saja.

VegaAurora: Ar?

VegaAurora: kok cuma diread doang? Aku ada salah sama kamu?

VegaAurora: Ar? Klo emang ada bilang ya:( aku gk bisa diginiin

VegaAurora: Archer? Jangan bikin aku khawatir:( maafin aku kalo ada salah, tapi aku mohon jangan sampai ada kata putus yang terucap dari bibirmu:)

Vega berdecak, ia ingin menangis hanya karena Archer mengabaikan pesannya. Bukannya ia lebay, hanya saja ia takut jika Archer akan memutuskannya. Vega tidak bucin, ia hanya takut sumber bahagianya akan pergi menjauhinya. Ia tidak mau Archer menjauhinya.

Vega menundukkan kepalanya dalam dalam, ia hanya ingin air mata sialan itu tidak lagi jatuh. Apapun yang berhubungan dengan Archer, ia akan menjadi sosok yang rapuh. Vega melirik ponselnya, Archer membalas pesannya hanya dengan tanda tanya membuat Vega semakin takut. Takut akan sesuatu yang tak diinginkan terjadi.

VegaAurora: Kamu kenapa?

ArcherFerro: gue gpp.

Bukan lagi aku-kamu yang digunakan Archer tetapi lo-gue, itu artinya Archer benar benar marah padanya. Tapi sungguh, Vega benar-benar tak mengetahui apa yang membuat kekasihnya bersikap seperti ini.

VegaAurora: aku ke rumah kamu ya?"

ArcherFerro: gk ush.

VegaAurora: gpp, aku sekarang ke rumah kamu

Vega bergegas mengganti pakaiannya, ia tidak peduli jika orang tuanya melarangnya pergi. Karena ia memilih lewat pintu belakang untuk menghindari keluarganya yang berada di ruang tengah.

Untungnya ia sempat memesan ojek online tadi, jadi ia tidak akan menunggu terlalu lama. Di luar abang-abang ojek sudah menunggu Vega, dengan segera Vega menaiki motor dan menyuruh abang ojek segera menjalankan motornya.

Butuh waktu kira-kira tiga puluh menit untuk sampai di rumah Archer. Sesampainya di sana Vega langsung masuk ke dalam rumah Archer. Betapa terkejutnya ia saat melihat Archer yang tengah mabuk. Entah berapa botol yang sudah dihabiskan oleh cowok itu.

"Archer berhenti!" sentak Vega saat melihat Archer yang masih meneguk beernya.

Archer berdecih lalu berdiri menghampiri Vega.

"Goblok!" bentak Archer tepat di depan muka Vega.

Vega ketakutan, Archer di depannya saat ini bukanlah Archer yang seperi biasanya. Vega memegang pundak Archer tapi ditepis cowok itu dengan kasar.

"Kamu kenapa?" tanya Vega diiringi isakan kecilnya.

"Murahan!"

Deg.

Bagaikan ditusuk ribuan jarum, Vega merasa sakit di hatinya saat Archer berbicara kasar padanya. Vega tahu Archer mabuk dan tidak sadar mengatakan hal itu, tapi tetap saja rasanya menyakitkan.

"Ar-"

"Kenapa harus Abim bangsat!" sentak Archer.

Vega tak kalah kaget, dari mana Archer tahu tentang hal itu?

Archer terdiam lalu menjambak rambutnya frustasi, ia kelepasan hingga membentak Vega dengan kata-kata yang seharusnya tidak diucapkan. Tapi tetap, Archer masih gengsi untuk meminta maaf terlebih dahulu.

"Maaf," cicit Vega.

"Kamu salah paham, Ar," ucap Vega pelan.

"Kenapa harus Abim?" tanya Archer, kali ini suaranya bergetar.

Archer bisa berubah jadi bucin jika berhubungan dengan Vega. Buktinya, ia rela mabuk hanya karena salah paham.

"Aku nolak dia, kamu percaya kan sama aku?" tanya Vega menatap manik Archer lamat-lamat.

Pertahanan Archer seketika runtuh, ia tidak bisa kehilangan Vega. Archer lantas memeluk Vega dengan kuat, bahkan air matanya menetes. Mengapa ia berpikiran sempit seperti ini?

Sementara Vega membalas pelukan Archer, ia mengabaikan bau alkohol yang semerbak. Baunya mungkin menempel di bajunya, tapi Vega tak peduli.

"Aku sayang kamu, jangan pernah ada niat buat ninggalin aku," ujar Archer pelan.

"Aku juga, maaf harusnya aku bilang dari awal supaya kamu gak salah paham."

Tbc.

Vote and komen:)

Jangan siderr yaaa

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 131K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
1M 73.2K 38
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
1.1M 104K 56
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.1M 287K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...