Hey, Februari!

By ardoubleu

2.6K 1.1K 174

Perpisahan di Februari memuat banyak kisah setelah pertemuan. Bagaimana dia yang meninggalkan, berpikir kemb... More

Prolog
Part 1.
Part 2.
Part 3.
Part 4.
Part 5.
Part 6.
Part 7.
Part 8.
Part 9
Part 10.
Part 11.
Part 12.
Part 13.
Part 14.
CAST //Pengenalan Tokoh//

Part 15.

89 44 20
By ardoubleu

Saat hendak tidur, ponsel Naura berdering menandakan pesan masuk.

Tasya

Di bawa kemana lo sama kak Raka tadi?

Time zone.

Cailah wkwkwk. Ditembak gak?

Apaan. Cuma mau ngehibur gue katanya, soalnya senin udah mulai ujian.

Oh. Kalo gitu gue doain lancar, ya!
Biar lo ga ngejomblo mulu.
☺🙏

Eh banyak-banyakin ngaca ya kaak. :)

Kemudian ia menaruh ponsel nya dan menarik selimut.

Naura harus cepat tidur karena besok ia akan belajar untuk ujian. Hari ini cukup melelahkan sekaligus menyenangkan. Ia benar-benar telah melepaskan bebannya saat bermain tadi.

📖 D-Day. 📖

Hari ini Naura datang pagi-pagi sekali ke sekolah karena musim ujian telah dimulai. Ia berjalan menyusuri koridor dan masuk ke dalam kelas, ternyata sudah ada beberapa siswa-siswi yang telah sampai lebih dulu, tidak seperti hari-hari biasanya.

Tapi seperti biasa, teman sebangkunya akan selalu mengagumkan, karena walaupun diberitahu bahwa seandainya hari ini ada razia sekolah, ia tetap tidak akan panik. Padahal dirinya rawan terkena razia, ya, razia orang bodoh, yang tidak pernah disadarinya.

Tapi ingatlah kata-kata mutiara para guru, bahwa tidak ada orang yang bodoh, melainkan orang yang malas.

Jadi, itulah kira-kira kata mutiara yang ada di part ini.

15 menit sebelum ujian di mulai, Tasya berjalan di lorong kelas dengan santai.

Sesampainya di kelas, Tasya langsung disuguhi pemandangan horor; semua murid sedang membaca buku! Bahkan ini pertama kalinya ia melihat Bambang serius belajar. Tapi untungnya masih ada makhluk yang satu spesies dengannya.

Tasya menaruh tas nya dengan sangat tenang, tanpa banting. Kemudian berjalan menuju bangku salah satu siswi yang terlihat sama seperti dirinya. Ia sedang tertidur dengan salah satu tangan di atas meja untuk menyanggah kepalanya. Dan tangan satunya lagi memegang buku Matematika yang terbuka untuk menutupi wajahnya.

Namun ternyata siswi itu tidak tidur, melainkan sedang menjalankan ritual sebelum ujian; menyerap semua materi dengan cara yang magic tapi tak bersihir, maka dari itu materinya gagal masuk ke dalam otak.

"Gak gitu caranya, Mon." ucap Tasya yang membuat siswi tersebut kembali duduk tegak.

Kemudian Tasya mengambil buku Matematika itu dan membukanya lebar-lebar diatas meja. Lalu membentuk tangannya seperti mangkuk dan menaruhnya diatas buku itu dengan posisi jari kelingking di bawah.

Tasya mulai menggerakkan tangannya dari atas halaman sampai bawah, kemudian memegang kepalanya dengan tangan itu seakan-akan ia berhasil melunturkan teks dan angka dalam buku tersebut yang kemudian pindah ke dalam otaknya.

Siswi dengan name tag Bella Mona yang dengan biasa dipanggil Mona, hanya tertawa melihat makhluk yang lebih aneh darinya itu.

5 menit sebelum ujian di mulai, para guru keluar dari ruangan mereka dan berjalan menuju tiap kelas yang harus mereka awasi.

Semua murid dengan ketegangannya mulai duduk di kursi masing-masing. Apalagi ini adalah ujian pertama di sekolah baru bagi para murid kelas X.

Naura memasukkan semua buku nya ke dalam tas dan mengeluarkan papan ulangan transparan milik nya.

Tasya menuliskan sesuatu di atas mejanya dengan pensil. "Fighting".

Naura hanya tertawa ringan, "lo juga." dan tulisan itu dihapus kembali oleh Tasya.

Kemudian salah satu guru masuk ke dalam kelas mereka dan memulai ujiannya setelah mengecek jika saja ada kertas atau coretan yang di sembunyikan.

Dan kalau kalian pikir Tasya mungkin saja menaruh sebuah catatan untuk menyontek, kalian salah.

Karena walaupun semalas dan segila itu, Tasya tidak pernah menulis rangkuman di kertas kecil untuk menyontek, ataupun mencoret tangannya dengan rumus agar mudah melihatnya.

Bukan karena ingin jadi murid teladan, tapi karena ia bahkan tidak tahu apa yang akan ditulisnya.

📖📖📖

Jam pertama ujian pun selesai, waktunya istirahat. Raka dan salah satu anggota OSIS yang sekelas dengannya yaitu Arif, berjalan keluar kelas dan menuju ke kantin.

Ia melihat sekeliling kantin, tapu Naura sedang tidak di sana. Raka memilih untuk membeli beberapa makanan dan memakannya di kelas saja sambil menyiapkan ujian selanjutnya.

Saat sedang membeli makanan, matanya tertuju pada minuman yang tidak asing; susu kotak rasa pisang.
Dulu, Naura sering main ke rumah nya dan mengambil susu kotak pisang di kulkasnya. Sebenarnya itu dibeli Ibunya untuk Raka, tapi malah Naura yang menghabiskannya.

Raka tersenyum sekilas dan mengambil susu itu kemudian membayarnya bersama roti yang di pegangnya.

Ia menyuruh Arif duluan pergi ke kelas, kemudian berjalan menuju kelas Naura untuk memberikan susu itu.

Sesampainya di depan kelas, ia justru tidak melihat gadis itu di dalamnya dan merasa sedikit kecewa. Lalu Raka masuk ke dalam kelas itu dan membuat seisi kelas menatapnya.

Lia sebagai Ketua kelas bertanya padanya, "ada apa ya kak?"

Sambil melihat sekeliling, Raka menjawabnya dengan pertanyaan baru , "meja Naura yang mana?".

Lia mengangkat sebelah alisnya, lalu tersenyum dan memberi tahu meja Naura pada Raka. Kemudian pria itu menaruh susu yang telah ia beli di laci meja Naura, berterimakasih pada ketua kelas dan pergi keluar dari ruangan itu.

Ketua OSIS! Datang ke kelas X hanya untuk menaruh sebuah susu di masa ujian! Benar-benar membuat heboh seisi kelas.

Tak lama kemudian, Naura dan Tasya kembali dari toilet dan saat Naura hendak mengambil buku di laci mejanya, ia merasa ada yang dingin.

Naura melihat ke kolong meja dan menemukan sebuah susu pisang di sana.

Ini punya siapa?

"Tadi kak Raka masuk ke sini nanyain meja lo, terus naro itu di laci." ucap Lia tersenyum setelah mengirim pesan dan memasukkan ponselnya.

"Hah? Gila ya? " ucap Tasya tak percaya.

Namun Tasya tambah tak percaya setelah melihat Naura tersenyum sekilas dan meminum susu itu.

"Oh gitu, ya. Beda ya sekarang ga kesel lagi di datengin ketos?" sindir Tasya.

"Bahagia deh lo sono!"

Naura tak menghiraukan temannya. Entah kenapa ia hanya merasa sedikit senang.

Lalu tiba-tiba ia teringat Raka, teman kecilnya. Rasa susu pisang itu mengingatkannya pada semua kenangan bersama Raka.

Kenapa ketua OSIS itu tiba-tiba memberikannya susu pisang?

Suatu kebetulan yang aneh.

💜💜💜

Terima kasih sudah membaca! Jangan lupa tinggalkan jejak, yaa. ^_^

Oh iya, kalau ada saran ataupun yang lainnya mengenai tulisan ini, kalian boleh banget komen atau DM aku ya. Soalnya itu akan sangat membantu untuk kelanjutan cerita ini! :)

Dan juga untuk pembaca yang dari awal cerita sampe sekarang masih setia sama cerita HF :

BIG LOVE TITIK.💜 :")

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 67.4K 24
semua part pendek. "JIKA MENCINTAI TAK HARUS MEMILIKI, MAKA BOLEHKAN SAYA MENGHAMILIMU TANPA MENIKAH" Bimanuel Dirgantara. "GUE BUKAN HOMO BANGSAT"...
900K 64.7K 36
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
2.4M 128K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
5M 268K 60
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...