KIRANA (COMPLETED)

By bibibugu

10.6K 518 5

Kalo saja waktu itu Kirana tidak nembak ketua OSIS SMA Samudera. kalau saja waktu itu Kirana tidak mengiyakan... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
sekali lagi
halo guys

Bab 4

275 21 0
By bibibugu

---

Setelah Bu Dita pamit, ketiga kakak kelas masuk kembali.

"Pada bawa buku semuanya kan?" Tanya Exel.

"Bawa ka," jawab serentak.

"Dibuka bukunya, bikin kotak-kotak, satu halaman empat kotak, total bikin dua puluh kotak," Semua mengeluarkan dan menuruti perintah Exel.

"Lima menit," kata Naya. Mereka menggaris dengan buru buru.

Waktu lima menit dipergunakan Kirana sebaik mungkin.

"Kotak nomor satu," kata Naya.

"Tunggu ka," sahut yang lain.

"Cepetan," Yang lain mengejar ketinggalan.

"Adrian Evano, Hilmi Prayoga," Naya membacakan satu persatu anggota OSIS dari jabatan paling tinggi.

"Kirana, nanti gua liat ya," kata Gilang. Kirana mengangguk.

Tring..tring..tring.. Bel istirahat pertama

"Waktu istirahat dipergunakan dengan baik ya, kalo mau makan jangan terlalu lama karena waktu untuk minta tanda tangan engga banyak," kata Adam.

"Iya ka," jawab berbarengan.

"Ada yang mau minta tanda tangan engga sekarang?" Tanya Naya. Teman teman Kirana berhamburan untuk mengantri.

"Ayo, ayo," Dela menepuk lengan Kirana, ikut berbaris, setelah menunggu kurang dari lima menit, Mereka menyodorkan buku ke Adam.

"Kalau mau minta tanda tangan kalau bisa bareng bareng sama yang lain," tangan Adam aktif mencoret.

"Emang kenapa ka?" Tanya Dela.

"Kadang suka aneh permintaan nya kalau bareng bareng kan jadi engga malu," Adam meraih buku Kirana.

"Iya nanti bareng sama yang lain," kata Kirana. Kirana beralih ke Naya. Naya tidak berbicara apa apa, tapi tangannya menanggapi.

Dalam hati Kirana bingung, kenapa kakak ini sangat sensitif terhadap nya.

"Makasih ka," kata Kirana. Tidak ada tanggapan. Wanita itu menggeser ke Exel.

"Tadi diapain sama ka Adrian?" Tanya Exel penasaran.

"Dihukum," jawab Kirana.

"Dihukum apa di cium?" Exel tersenyum usil. Mata Kirana melotot. Pertanyaan macam apa itu? Mana ada kakak OSIS mencium Peserta MOS? Tidak ada pernah Kirana dengar sekalipun.

Exel tertawa kecil melihat reaksi Kirana. "Bercanda, bercanda," dalam hati Kirana, itu tidak bukan bercanda, mana ada bercanda seperti itu. Kirana tersenyum paksa.

"Tadi gua yang dapet hukumannya," sahut Adam.

"Maaf ya ka, jadi ka Adam yang kena hukuman," kata Kirana tidak enak hati.

"Belom apa-apa udah kena hukuman, gimana kelanjutannya nanti," kata Naya sinis.

"Engga papa ko, itu juga bukan salah Kirana," kata Adam mengalihkan, Kirana menghela napas menahan kesal, sabar Kirana, sabar Kirana. Exel selesai menandatangi buku Dela.

"Kalian boleh pergi," Adam melihat Kirana yang sudah tidak berlama-lama.

"Makasih ka," kedua wanita itu berjalan menjauh.

"Ka Naya sinis banget," sahut Dela. Wajah Kirana terpampang kesal mengingat raut wajah Naya yang seperti ingin ditonjok rasanya.

"Sabar, sabar," Dela menempuk pundak Kirana. Ia tau banget jika ia posisikan menjadi Kirana. "Kita mulai dari siapa ni?" Tanya Dela, ia mau Kirana fokus ke hal lain. Mata Kirana mengitari.

"Itu itu, ka Rio," wanita itu mengarah seseorang yang berjarak sepuluh meter. Tidak terlalu banyak yang mengelilingi. Mereka mengibas halaman buku mencari nama Rio.

"Ini ni, Rio," Dela menunjuk seorang yang menjabat sebagai seksi bidang pembinaan kreativitas keterampilan dan kewirausahaan.

Dela dan Kirana berlari dan mengantri barisan kedua. Barisan di depan sedang menyanyikan lagu Indonesia raya. Bagaimana dengan Kirana dan Dela? Mereka maju dua langkah dan menyodorkan buku setelah barisan pertama sudah selesai.

"Ka minta tanda tangan," kata Kirana ragu-ragu.

"Nama aku siapa?" Tanya Rio ke mereka.

"Rio Rafael, seksi pembinaan kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan," jawab Kirana lancar.

"Kata siapa nama aku Rio? Nama aku Hilmi," Rio menunjukkan nametag nya, ingin mengelabui.

"Engga, aku inget ko tadi pas di deket gerbang sekolah, ada yang manggil kakak, Rio," jawab Kirana yakin.

Rio menatap lurus mata Kirana. Tangannya menengadah.

"Sini buku kalian," Kirana dan Dela tersenyum senang, tidak perlu susah payah untuk berdebat atau bernegosiasi dengan Rio. Lelaki itu mengecualikan Kirana.

"Kalian makan dulu gih, waktu istirahat nya engga banyak, dan nanti pulang sore soalnya,"

"Iya ka, makasih ka," kedua wanita itu mengambil balik buku mereka dan pergi. Lelaki ini baik, dari awal memang baik kepada Kirana, membela Kirana disaat Hilmi dan Adrian menyusahkannya. Dela dan Kirana berbalik ke kelas.

"Kita mau makan dulu ni?" Tanya Kirana.

"Iya makan dulu aja, gua laper tadi sarapan dikit soalnya," Mereka menaruh buku diatas meja dan mengambil uang dalam tas.

"Yuk,"

---

"Kita games, Cara mainnya, gua pegang pulpen dan bilang 'nama saya naya' pulpen ini akan berpindah, misalnya ke Adam," Naya memberikan pulpen tersebut ke Adam. "Dan Adam akan bilang 'nama saya Adam, saya dapet pulpen ini dari Naya' dan abis itu berpindah lagi ke Exel," Naya mengambil pulpen yang Adam pegang lalu berpindah ke Exel. "Dan Exel akan bilang 'nama saya Exel, saya dapet pulpen ini dari Naya, Adam' gitu ngerti engga?"

Naya menjelaskan secara singkat. Mereka mengangguk dan ada juga yang bilang 'mengerti ka'

"Oke kita coba ya," Naya memberikan pulpen itu seseorang yang duduk di bangku paling depan, orang itu berdiri.

"Nama saya Alya, saya dapat pulpen ini dari ka Naya"

"Gua nya jangan dihitung, yang gua kasih ini ke orang pertama," kata Naya. "Ulang," Naya memberikan kesamping Alya.

"Nama saya Firda," Naya mengambil pulpen itu dan memberikan secara random.

"Nama saya Sila, saya dapat pulpen ini dari Firda," Naya yang menggulirkan pulpen itu

"Nama saya Wawan, saya dapat pulpen ini dari Firda, Sila"

"Tunggu," kata Adam.

"Harus berurutan dari yang paling pertama, 'Nama saya Wawan, saya dapat pulpen ini dari Firda, Sila gitu,"

"Oh iya iya ka," kata Wawan.

"Gitu ya? Ngerti kan?" Tanya Naya.

"Ngerti ka," Naya berjalan kedepan kelas.

"Nanti yang kalah apa ni hukumannya?" Tanya Naya.

"Nyanyi,"

"Joget,"

"Salto,"

"Wah parah lu salto, kalo cewe gimana, pada terbang dong," sahut Exel, seisi kelas tertawa.

"Jajanin satu kelas aja," kata Adam.

"Boleh tuh, gimana? Lumayan perut kenyang," kata Exel.

"Boleh ka," Seisi kelas menyetujui usulan Adam.

"Sekalian PJ nya juga di beliin ya," kata Exel antusias.

"Siap ka,"

"Ayo kita mulai ya," kata Naya. "Dam, lu yang ngasih," Naya memberikan pulpen itu dan ditanggapi.

Adam berjalan mendekat. Kirana menerima pulpen itu dan berdiri.

"Nama saya Kirana," Naya melihat tidak suka.

Baru masuk udah sok terkenal, sok cantik. - Naya

Adam mengarahkan untuk pindahkan pulpen itu ke samping Kirana "Nama saya Dela, saya dapat pulpen ini dari Kirana,"

Adam memberikan benda panjang ke Exel, lelaki itu berdiri, ia kaget kenapa dirinya juga harus main. "Nama saya Exel, saya dapat pulpen ini dari Kirana, Dela,"

"Nama saya Gilang, saya dapat pulpen ini dari Kirana, Dela, Ka Exel,"

"Nama saya Adam, saya dapat pulpen ini dari Kirana, Dela, Exel, Gilang," Adam menunjuk dirinya sendiri.

"Nama saya Elinda, saya dapat pulpen ini dari Kirana, Dela, Ka Exel, Gilang, ka Adam,"

"Nama saya Candra, saya dapat pulpen ini dari Kirana, Dela, Ka Exel, Ka Adam,-"

"Salah, salah, salah," Candra menepuk dahinya.

"Ini nanti kita kumpulkan tiga orang ya biar agak ringan bebannya," kata Exel.

"Okey, lanjut ya," kata Adam. Naya mendekat dan menarik pulpen itu dengan sedikit paksa.

"Sini gua aja, lu mah engga bener," kata Naya.

"Engga bener dari mana?" Adam mengerutkan alisnya, perasaan ia tidak salah kenapa jadi di salahkan? Naya tidak menanggapi, ia lalu berkeliling mencari sasaran.

---

Continue Reading

You'll Also Like

146K 6.8K 42
Berhenti atau bertahan? Ketika lelaki yang kamu cintai, memiliki rasa untuk kakakmu sendiri? Ingin bertahan tapi tak mungkin Harus mundur tapi tak i...
298 134 8
Persoalan cinta memang terkadang cukup rumit, salah satunya cinta beda agama yang kerap terjadinya perpisahan. Masalah keyakinan yang berbeda sangat...
238K 10.6K 32
"Jawab dengan jujur kenapa lo kayak gini." "Kak Dimas mau tau alasannya?"ucap Dara menarik napasnya dalam-dalam."Karna kak Syifa suka sama Kak Dimas...
RUMIT (END) By fatim

Teen Fiction

16.3K 3.5K 44
Pertemuan klise pada saat tahun ajaran baru, membuat Varo menaruh hati pada gadis bernama Via. Varo mendekati Via dengan caranya sendiri. Cara seoran...