KIRANA (COMPLETED)

By bibibugu

12K 520 5

Kalo saja waktu itu Kirana tidak nembak ketua OSIS SMA Samudera. kalau saja waktu itu Kirana tidak mengiyakan... More

Bab 1
Bab 2
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
sekali lagi
halo guys

Bab 3

337 22 0
By bibibugu

"Rapihkan barisannya, kita akan segera mulai untuk memperkenalkan masing masing kelompok,"

"Jangan lupa liatin nametag kakak kelasnya," Kirana mengingatkan teman teman kelompok.

Mata wanita itu mencoba menghafal nama kakak kelas yang mengelilingi pandangannya.

Viola, Cindy, Wawan, Pian, Adam - Kirana

"Dimulai dari sebelah kanan, ayo maju," kata MC.

"Eh itu yang ngomong siapa?" Tanya Dela menunjuk seseornag yang berdiri di depan lapangan.

"Ka Eza," jawab Kirana, tadi ia sempat melirik Eza duduk di saat Kirana sedang ingin ke toilet. Kirana berdiri di barisan paling depan.

"Ketua osis tadi siapa namanya?"

"Ka Adrian," kata Kirana datar. Nama itu bahkan sudah ia hafal berkat keresehan lelaki itu.

"Yang lain jangan ada yang berisik, di dengerin temennya didepan," kata Eza lagi. "Tolong PJ nya di kontrol,"

Peserta MOS mulai diam dan memperhatikan. Sampailah kelompok Kirana untuk maju. Jantung wanita itu naik turun, ia mencoba untuk tidak grogi.

"Kalau yang bening bening kesukaan ketua osis kita ni," kata Eza menaikkan alisnya kearah lelaki yang sedang berdiri di tepi lapangan.

"Berisik lu," teriak Adrian dari kejauhan, dihadiahi tawaan. Kirana melirik Eza, dalam hati kenapa laki-laki di SMA Samudra tidak ada yang waras, semua terlihat seperti buaya.

"Ayo silakan," Kirana maju untuk memperkenalkan kelompok.

"Nama kelompok kami adalah toples kosong,"

"Hah? Toples kosong? Apa artinya?" Tanya ka Eza.

"Iya jadi toples kosong itu diibaratkan peserta MOS, datang ke sekolah Samudra tidak mengenal satu sama lain, tidak kenal kakak kelas, tidak kenal guru guru dan tidak kenal lingkungan disini, jadi kami berharap bisa mengisi baik dari pertemanan, akademik maupun lingkungan sekolah," jawaban yang cukup singkat dari Kirana.

"Bagus juga artinya," kata Eza mengangguk, mengakui, cocok antara arti dengan nama kelompok.

"Drian, sikat, udah cantik, pinter lagi, cocok sama lu," Eza seneng banget menggoda Adrian.

Mata Kirana melirik ke kiri, melihat lelaki itu sedang fokus memperhatikan nya.

"Buat lu aja, gratis," teriak Adrian diiringi tawaan sarkas. Eza pun ikut tertawa.

Tenang Kirana, tenang, ini cobaan –Kirana.

Kalau bukan sedang di depan lapangan, kalau bukan sedang orientasi sekolah, Adrian, habis dengan Kirana.

"Ayo mulai yel-yel," Kirana menarik napas lalu jantungnya berusaha untuk menenangkan diri. Adrian menghampiri Eza ke tengah lapangan untuk menonton kelompo toples lebih dekat. Mereka membentuk formasi.

"Toples kosong siapa yang punya, toples kosong siapa yang punya, toples kosong siapa yang punya, SMA samudera," mereka bernyanyi dengan gerakan.

"Toples kosong," Gilang bersuara. "Siap melawan Anda," serentak mereka.

Semua nya bertepuk tangan, kelompok toples kosong kembali ke tempat.

"Yel-yel basi, udah pasaran," sahut Adrian dengan wajah mengejek dan itu bisa di dengar oleh Kirana karena jarak mereka hanya 5 meter,

Tidak, ini sudah tidak bisa di biarkan, Kirana sudah hilang kesabaran, ia tidak peduli lagi status Adrian, tidak peduli juga statusnya, ia harus beri lelaki itu pelajaran, saat wanita itu beranjak, Dela mengambil tangannya, Kirana menoleh.

"Jangan, banyak orang yang ngeliat," Dela dan teman-teman kelompoknya mendengar begitupun dengan Eza, tetapi peserta yang lain tidak. Adrian pergi meninggalkan lapangan kemudian masuk kedalam ruang OSIS.

"Oke, selanjutnya,"

---

Semua peserta diperintahkan untuk mengambil tas dan ke kelas yang sudah ditentukan. Kirana melihat teman SMP nya, tadi ia sudah melihat saat Lisa maju ke depan bersama teman kelompok.

"Lisa," panggil Kirana. Orang itu menengok dan menghampiri.

"Ternyata kita satu sekolah,"

"Iya, ya, ada lagi engga selain kita?" Tanya Kirana.

"Si Hera, tapi dia sakit jadi engga dateng,"

"Oalah," Kirana menganggukkan kepalanya.

"Kirana, ayo," Dela memanggil Kirana.

---

"Selamat pagi semuanya,"

"Pagi," jawab serempak satu kelas.

"Hari ini hari pertama Masa Orientasi Sekolah, kakak kelas yang ada didepan ini adalah PJ kalian, ada ka Adam, ka Naya, dan ada gua Exel," kata ka Exel

"Nametag nya bakal di acak pas istirahat kedua, jadi nanti kalo ada kakak kelas yang dateng diliat dan dihafal namanya," sahut Naya.

"Disini kan ada tiga kelompok, gua mau masing masing kelompok maju kedepan satu satu, dari kelompok toples kosong," kata Adam.

Kelompok Kirana maju kedepan.

"Nama saya Kirana,"

"Nama saya Dela,"

"Nama saya Nadia,"

"Nama saya Candra,"

Berlanjut sampai anggota kesepuluh toples kosong.

"Eh yel-yel dong," sahut Naya. Kelompok toples kosong memperagakan.

"Ketuanya siapa?" Tanya Exel.

"Saya ka, Kirana," Kirana mengacungkan tangan.

"Tadi yang digodain ka Adrian ya?," kata ka Naya.

"Engga ka," tangan Kirana melambai tidak dan kepalanya menggeleng cepat.

"Coba ketua kelompok, kenalin satu satu temen kelompoknya," kata Naya ke Kirana. Dalam hati, tadi kan udah perkenalan, masa perkenalan lagi, Ini kakak kelas ada dendam terselubung deh.

"Ini Dela, ini Nadia,..." Kirana menyebutkan satu persatu tanpa ada yang salah, ia sudah menghafal.

"Ada pertanyaan engga?" Naya mengajukan ke semua di kelas. Hening, tidak ada jawaban berarti tidak ada.

"Kalian boleh duduk," kata Exel.

Tiba tiba segerombolan orang datang. Kirana melihat Adrian. Matanya memutar.

"Jadi kami mau memperkenalkan diri," kata Eza yang tadi menjadi protokol. "Dimulai dari ketua OSIS,"

"Lu dulu," suruh Adrian.

"Dimana mana dimulai dari yang paling tinggi derajatnya,"

"Udah pada kenal sama gua," sahut Adrian lagi.

"Ayo Drian, jangan malu-malu, mentang mentang ada seseorang jadi malu malu anjing," kakak kelas itu melirik Kirana yang berada di bangku barisan keempat.

Kirana menatap malas, ia tidak peduli sama sekali dengan orang itu, jangan lama-lama di kelas ini, Kirana bosen harus melihat batang hidungnya.

Kakak kelas di depan ada lebih dari dua puluh orang ditambah teman teman senasibnya ada tiga puluh orang, total manusia di dalam kelas ada lima puluh orang yang menatap ke arah Kirana secara bersamaan.

Set..

Adrian memutar bola matanya. "Lu pada dari tadi godain gua mulu," dihadiahi oleh tawa dari teman temannya. "Nama gua Adrian Evano, menjabat sebagai ketua osis,"

"Nama gua Hilmi Prayoga, menjabat sebagai wakil ketua osis," Ternyata Hilmi itu wakil ketua osis, seseorang yang mengompori kalau tali sepatu Kirana berwarna biru dongker.

Ketua sama wakil sama aja, sama sama reseh. - Kirana

"Nama gua Donita, menjabat sebagai sekretaris,"

"Nama gua Siska, menjabat sebagai wakil sekretaris,"

Berlanjut perkenalan diri dari struktur inti sampai struktur ektra. Setelah memperkenalkan diri, mereka pergi ke kelas sebelah. Dan perkenalan kelompok berlanjut.

---

"Ada guru mau masuk, namanya Bu Dita, tolong di perhatikan ya," kata Naya lalu ketiga PJ keluar.

Seorang wanita sekitar tiga puluhan masuk, masih mudah dan dandannya rapih.

"Halo semuanya selamat pagi," Bu Dita duduk.

"Nama saya Dita Purwaningsih, mengajar Matematika, Disini ada yang engga suka matematika?" Beberapa mengacungkan tangan. "Nanti kalau saya yang ngajar, semuanya pasti suka pelajaran matematika," Bu Dita berusaha agar tidak tegang.

"Oiya SMP nya dari mana aja?"

"SMP Dharma,"

"SMP 01,"

"SMP harapan,"

Peserta mulai bersautan.

Continue Reading

You'll Also Like

416K 32.1K 42
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
227K 10K 32
"Hal terbodoh yang pernah lo lakuin apa, Cla?" tanya Pandu. "Harus jujur?" "Iyalah." "Suka bertahun-tahun sama sahabat sendiri dan gaberani bilang gu...
1.8M 190K 51
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...
147K 6.8K 42
Berhenti atau bertahan? Ketika lelaki yang kamu cintai, memiliki rasa untuk kakakmu sendiri? Ingin bertahan tapi tak mungkin Harus mundur tapi tak i...