Jeamin [Kasih Tak Sampai]

By AyuLestari2309

226 50 28

Ketika Hati Tak Sejalan Dengan Logika. Ini tentang mereka yang saling mencintai tapi tak dapat menggapai sat... More

Opening
Hukuman

X MIPA 4

72 17 6
By AyuLestari2309

Selamat Membaca
°
°
°
°

"Jangan terlalu Membenci nanti takut jatuh cinta."

°
°
°
°
VoteMent Lebih Baik

X MIPA 4

Bibir Melody tergerak untuk membaca tulisan besar yang terpampang didepan pintu kelas bewarna hijau itu.

Bibirnya lantas merekahkan senyum puas dan perasaannya bertambah menjadi lebih lega ketika matanya tak menemukan satu guru pun disana.

Didalam hati ia sudah berhore ria.

Gadis bersurai hitam sebahu itu mengira bahwa ia akan mendapatkan hukuman dihari pertama proses KBM-nya ini. Mengingat ia sampai disekolah ini nyaris jam tujuh lewat karena ia terlambat bangun tidur dan sepeda motor yang ia kenakan mogok dijalan.

Melody menghela nafas. Benar-benar hari yang sial.

"Melody!" Panggil seorang kepadanya.

Matanya tertuju kearah suara lalu mendekatinya. "So-hyun?" Melody tak menyangka akan bertemu gadis manis itu dikelas ini.

"Ternyata kamu dikelas ini juga?" Melody bertanya dengan mata yang berbinar ketika kakinya sampai dimeja gadis bernametag Kim So-hyun itu.

"Yoyoi," balas So-hyun santai seraya tersenyum manis.

"BTW gue belum ada teman sebangku nih. Lo duduk sebelah gue yah," ucap So-hyun seraya menunjuk kursi disampingnya dengan dagu yang dibalas oleh anggukan antusias Melody.

Gadis berurai panjang tersebut lantas menduduki kursi disamping So-hyun lalu celingak-celinguk untuk lebih memastikan sesuatu.

"Gurunya mana hyun?" Melody masih menyapu sudut ruangan dengan matanya. Ia takut kalau tiba-tiba ada guru yang sebenarnya memergoki keterlambatannya tadi.

So-hyun mengedikkan bahu sekenanya. "Nggak tau tuh. Ngaret semua kali," ngasal So-hyun.

Melody sendiri hanya bisa mangut-mangut paham lalu tersenyum lebar. Dalam hati ia bersyukur karena ia tak akan dihukum sebab terlambat masuk dihari pertama proses KBM-nya.

Ia lantas mengeluarkan peralatan tulis dan buku yang akan dipakai sesuai jadwal pelajaran pertamanya.

Bahasa Indonesia

Melody tersenyum. Gadis itu sangat menyukai pelajaran Bahasa Indonesia apalagi yang bersangkutan dengan materi sastra. Gadis itu bercita-cita untuk menjadi penulis novel atau jurnalis.

Tapi Melody tak yakin orangtuanya akan mengijinkannya untuk mengambil jurusan itu.

Perlu diingat orang tua Melody sangat protektif kepada anak mereka yang satu-satunya ini. Mereka telah mengatur semua masa depan Melody dari hal yang sepele hingga yang penting.

Walaupun, tujuan mereka baik tapi tetap saja itu sangat menggangu dan merisihkan Melody, mengingat Melody punya tujuan hidupnya sendiri dan tak ingin diatur-atur.

Tapi mau bagaimana lagi? Melody tetaplah Melody. Gadis penurut yang tak ingin berdebat apalagi dengan orangtuanya.

Brak....

"HUUAAHHHH."

"EH AYAM. AYAM."

"WOY APAPAN NOH."

"GEMPA BUMI KAMING GAN!"

Melody tersentak kaget dengan mulut yang sedikit terbuka ketika melihat apa yang ada dihadapannya sekarang.

Bola basket yang tak tahu asalnya dari mana tiba-tiba melayang begitu saja didalam kelasnya dan mengenai jendela kelas yang terbuat dari kaca hingga pecah lalu serpihan-serpihan tajam kaca itu menghambur dilantai membuat siswa-siswi yang ada disana berteriak histeris keget sekaligus terkejut.

Untung saja gadis itu duduk jauh dari posisi mendaratnya bola, kalau tidak mungkin ia juga akan terluka.

"Woy balikin bola gue!" Seru suara bariton membuat semua siswa siswi yang ada di X MIPA 4 penasaran.

Perlahan namun pasti langkah kakinya semakin mendekat membuat semua orang yang ada disana menahan nafas penasaran, hingga tak lama penampakannya semakin nyata terlihat.

Seorang Lelaki yang diduga pemilik bola basket itu datang.

Penampilannya sangat jauh dari kata disiplin, seketika membuat mata terpaku menatap penampilannya yang mengenakan jaket bomber hijau tua, seragam sekolah yang dikeluarkan dengan dua kancing bagian atas yang tak dikaitkan, tak menggunakan dasi seperti siswa-siswi lainnya, rambut yang sedikit diwarnai dan sepatu cats bewarna putih yang tentu saja melanggar aturan sekolah.

"Gila ganteng banget."

"Malaikat kah ini?"

"Aku padamu bang!"

"Keringat mu bang. Sini dedek gemes lapin."

Kelas yang semula gaduh karena kedatangan bola basket kini bertambah gaduh semenjak kehadiran lelaki itu. Ternyata pesona ketampanannya cepat sekali menyebar membuat banyak gadis terkesima oleh ketampanannya kecuali siswa lelaki yang hanya memutar bola mata malas ketika melihat tingkah laku cewek-cewek dikelasnya yang terkesan centil.

Baru liat lelaki ganteng sedikit saja sudah meleleh apalagi disenyumin.

Dasar cewek.

"Pokoknya ini salah lo!" Pemuda pemilik bola basket itu menunjuk seorang yang ada dihadapannya.

Yang diajak bicara menunjuk dirinya sendiri, seperti memastikan bahwa dialah orang yang dimaksud.

"Iya Lo. Lo yang salah."

"Kok gue sih yang salah?" Tanya pemuda berkacamata minus dengan kancing seragam sekolah yang dikaitkan hingga leher.

Pemuda itu kebetulan ingin membuang sampah bekas rautan pensilnya diluar kelas tapi karena kejadian bola basket melayang itu, ia harus berhenti disana dan berujung dengan pemfitnahan cowok magadir dihadapannya.

"Yah Lo lah. Pokoknya di manapun gue ngelempar bola basket ini, Lo harusnya sudah siap siaga untuk nangkap," pemuda tak tahu diri itu berkacak pinggang dan kukuh tak mau disalahkan.

"Tap-," ucapan lelaki itu bernametag Zhong Chanle itu terhenti ketika suara lain dengan cepat memotongnya.

"Heh! Lo gila yah?! Udah buat keributan, tebar pesona dan sekarang Lo seenaknya aja ngatur-ngatur dikelas orang. Pake acara fitnah Chanle lagi. Mentang-mentang dia cupu jangan gitu dong!" Suara So-hyun menggelegar membentak pemuda bragajulan itu sontak membuat semua orang diam.

Hening. Tak ada suara.

Sedangkan Chanle merasa antara senang dan kesal. Senang karena dibela dan kesal karena dikatakan cupu, walaupun memang sebenarnya lelaki itu memang culun punya tapi jangan diperjelas juga seperti itu.

Kan memalukan sekali.

Pemuda bertubuh tinggi itu hanya mengernyitkan keningnya membentuk gelombang. Ia tertawa renyah. Tawa yang seketika dapat menjatuhkan hati lawan jenisnya.

"Kelas orang lain?" Ia masih tertawa. Tawa yang tadinya renyah lalu berganti menjadi tawa sinis.

Matanya itu memandang So-hyun remeh. "Kenalin yah. Nama gue Na Jeamin Adhizan. Gue ini sama kayak kalian kelas ini juga. X MIPA 4," pemuda itu menekan kata X MIPA 4.

"Jadi Lo cewek nyebelin siap-siap aja ketemu gue setiap hari," lanjutnya dengan sombong.

Jika bagi gadis lain itu menyenangkan sekelas dengan pemuda tampan seperti Jeamin tapi tidak bagi So-hyun. Gadis itu gedek setengah mati karena tingkah laku tengil pemuda bersurai cokelat itu.

Ingin rasanya gadis bermarga Kim itu mencakar-cakar wajah slengean Jeamin.

Kelas itu, kini kembali gaduh setelah sempat hening oleh suara cempreng So-hyun. Semua orang mulai berkomentar karena ucapan Jeamin barusan.

"Wah.., senangnya ada cogan dikelas ini."

"Iya. Jadi nggak sumpek-sumpek banget liat pemandangan yang gini-gini aja, apalagi muka si Chanlee culun. Enek gue liatnya," timpal yang lainnya.

"Bagus tuh. Bisa jadi teman satu Genk kita nih Cas untuk ngusil," ucap Mark kepada Lucas teman tukang buat onarnya.

"Masalah besar nih," gumam Chanle sicowok cupu yang difitnah Jeamin tadi.

Sementara itu Jeamin hanya tersenyum.

Tersenyum puas ditempatnya berdiri sembari menikmati suasana kelas yang seperti pasar malam dan wajah kekesalan milik So-hyun yang ia yakini sekarang sedang mengutukki dirinya.

Jeamin tidak akan peduli lagi oleh itu semua karena fokusnya kini tergantikan oleh sesosok gadis manis yang duduk di samping So-hyun dan terus mengelus pundak gadis itu. Berusaha untuk menenangi kekesalan So-hyun.

Yah. Gadis itu adalah Park Melody. Gadis yang menjadi tujuan Jeamin kembali ke Indonesia.


~~~~~°~~~~~

kringgg....

Suara merdu yang dinanti-nanti oleh semua siswa sedari tadi kini mulai terdengar membuat mereka berhore ria. Semua siswa yang kelaparan kini mulai ngacir ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong dan terus berbunyi karena cacing-cacing yang ada didalam perut mereka sudah berdemo minta diberi makan.

Begitupun yang dirasakan oleh Melody dan So-hyun sekarang. Setelah bel berbunyi mereka tidak akan melewatkan kesempatan untuk pergi ke kantin. Mereka memilih untuk melewati lapangan utama sekolah yang jaraknya mungkin dua kali lebih jauh dari jalan koridor biasa. Tidak ada alasan spesial mereka melakukan itu, selain karena tak ingin dijulidi kakak kelas yang sepanjang koridor itu berjejer disana. Entah apa yang mereka lakukan disana.

Daripada merasa risih, lebih baik cari aman itulah ucapan Melody yang dianggukki oleh So-hyun.

"Syukurin." Cibir So-hyun dengan bibir yang tersenyum sinis. Matanya mengarah kepada sesosok pemuda yang seragamnya telah basah oleh cucuran keringat karena sedang dijemur dibawah triknya sinar matahari atau lebih tepatnya dibawah tiang bendera merah putih.

Melody mengikuti arah pandang So-hyun. Netranya menyipit karena sinar matahari yang menyilaukan.

Samar-samar ia memastikan bahwa pemuda Itu adalah Jeamin.

Iya benar. itu Jeamin.

Pemuda itu sedang dihukum menghormat kepada sang merah putih dengan alasan tak lain dan tak bukan adalah karena ia telah memecahkan kaca jendela kelas. Awalnya lelaki itu berkilah bahwa bukan ia penyebab kaca jendela itu pecah yang didukung kebohongannya oleh beberapa cewek ganjen dikelas, tapi So-hyun sebagai tim kontra dengan tegas mengatakan bahwa itu memang ulah Jeamin yang didukung oleh sebagian besar cowok dan cewek yang masih berotak waras seperti dirinya dan Melody.

Syukurlah. Masih banyak orang waras daripada orang stress dikelas Melody.

Alhasil, pemuda itu kini menanggung akibatnya. Dijemur hingga jam istirahat pertama selesai. Sadis memang. Dihukum dihari pertama kegiatan KBM, didepan semua siswa yang berlalu lalang lagi. Itu pun belum sepadan dengan hukuman yang sebenarnya dimana ia harus diskors selama tiga hari lamanya karena perbuatan yang ia lakukan tak bisa dianggap sepeleh apalagi telah membuat beberapa siswa-siswi lainnya luka-luka kecil karena ulahnya. Namun dengan seribu alasan Jeamin dan pembelaan dari Genk ganjen Mina hukuman Jeamin jadi diringankan seperti sekarang ini.

Melody memandang Jeamin iba sekaligus takjub. Bohong jika dirinya berkata bahwa lelaki itu tak tampan dan biasa saja. Lelaki itu mempunyai pahatan wajah yang dapat dikatakan sempurna. Alis mata yang sempurna, mata yang berbinar indah, hidung yang mancung, bibir tipis yang merah merona dan senyum manis yang sangat-sangat menawan.

Benar-benar maha karya yang sempurna. Tapi sangat disia-siakan dengan sikapnya yang brandal.

"Gila yah. Masih aja sempat-sempatnya tebar pesona," Desis So-hyun. Gadis itu memutar bola mata enek.

Melody tau maksud ucapan Megan. Jeamin sekarang sedang diberikan sebotol minuman dingin oleh seorang kakak kelasnya yang cantik. Didalam hati Melody jadi keki sendiri melihatnya apalagi banyak cewek yang sedang menonton tubuh bagus Jeamin. Tanpa sadar membuat wajahnya berubah raut dan berpaling kearah lain.

Namun, tanpa diduga saat matanya kembali menoleh ternyata Jeamin kini memandang kearahnya sambil tersenyum tipis lalu melambaikan tangan kearahnya membuat jantungnya berdetak kencang dan tak sadar menabrak seorang lagi.

Bruk..

Untuk kedua kalinya netra Melody terkunci bersama netra pemuda itu. Didalam hatinya ada suasana lain yang belum pernah ia rasakan. Senang?.

1....,

2...,

Dan

3....

Melody kembali ke dunia nyatanya ketika tangan lelaki itu melepaskan pegangannya dan seperti kemarin. menanyakan keadaannya lalu pergi begitu saja. Membuat Melody merasa gelisah dan menyesal karena tak sempat menanyakan sesuatu.

"Woy...! Ngelamun ba'e Lo," So-hyun mengagetkan Melody.

Melody tersentak sebentar lalu memutar bola matanya malas, "Apaan si Hyun? Nggak selow betul."

"Lah... lo juga sih aneh banget. Bisa ampe hampir jatuh begitu terus senyum-senyum pas ditatap tuh cowok. Gaje tau gak Lo," Cibir So-hyun.

Melody membulatkan matanya sempurna.

Apa? Senyum-senyum? Melody senyum-senyum didepan cowok itu?.

"Seriusan Hyun? Gue senyum-senyum tadi?" Tanya Melody dengan nada tak percaya.

So-hyun mengangguk, "Iya."

"Kok gue nggak nyadar sih?" Melody menjambak rambutnya frustasi.

So-hyun yang melihatnya pun hanya bisa menyembunyikan bibirnya yang berkedut, menahan tawa. Ekspresi Melody sekarang ini benar-benar sangat lucu, padahal kan So-hyun hanya asal bicara saja barusan.

Astaga Melody. polos banget sih.

Tak tahan akhirnya So-hyun menyemburkan tawanya. "Lo lucu banget sih Mel. Gue nggak serius kali ngomong nya," So-hyun masih tertawa.

"Jadi Lo bohongin gue? Sialan emang," umpat Melody. Ia memukul tangan So-hyun pelan.

So-hyun Sendiri hanya bisa memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.

So-hyun lalu menghapus air mata yang berada disudut matanya karena terlalu banyak tertawa. Ia lantas merangkul Melody.

"Lo juga sih polos amat dah jadi orang," ucap So-hyun dengan sisa tawanya.

"Dasar Lo," balas Melody masih kesal. Gadis itu mencabikkan mulutnya.

"Iya-iya Maaf. Nggak lagi deh," So-hyun mengangkat jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V.

"Hemmm," gumam Melody melupakan kemarahannya.

Melody memilih untuk melupakan kekesalannya dan tak ingin berdebat.

Keduanya kini kembali melanjutkan langkah mereka menuju kantin dengan posisi So-hyun yang terus merangkul tubuh Melody yang memiliki tinggi dibawahnya.

"Lo suka dia yah?" Bisik So-hyun disela-sela perjalanan mereka.

~~~~~°~~~~~

"Mel mau pesan apaan Lo?" Tanya So-hyun sambil memperhatikan menu-menu makanan ditangannya.

"Apaan yah enaknya Hyun?" Melody balik bertanya. Sama seperti So-hyun ia memperhatikan menu makanan sambil bertumpuh wajah ditangan kanannya.

"Tau Mel. Gue belum pernah juga makan dikantin sini. Selama masa PLS kan gue bawa bekal Mulu."

Melody memutar bola matanya malas. "Semua orang kali Hyun. Kan selama masa PLS kita disuruh bawa makanan sendiri."

So-hyun cengengesan setelah mendengar ucapan Melody.

"Mie ayam kali yah Mel yang enak?Itu aja kali yah?" Tanya So-hyun yang disetujui oleh Melody.

Akhirnya So-hyun memesan makanan dan minuman untuk keduanya. Melody sendiri hanya duduk manis sambil menunggu kembalinya So-hyun.

So-hyun akhirnya kembali dan membawakan dua mangkok mie ayam dan dua gelas es teh. Keduanya lantas melahap makanan yang masih panas itu.

Melody menyuapkan beberapa kuah sendok ke mulutnya tapi saat suapan selanjutnya ia lantas hampir tersedak ketika suara teriakan So-hyun begitu mudah melesat dan merobek gendang telinganya.

"Jeamin?! Lo Ngapain Disini?!"

Masalah besar. So-hyun berteriak tak tahu tempat, membuat semua mata melirik kearahnya tajam. Terlebih kakak kelasnya yang cewek. Mereka menatap So-hyun seakan mengatakan 'bacot Lo bocah'. Tapi tak digubris So-hyun sama sekali, karena netra nya sekarang hanya tertuju pada satu objek.

Na Jeamin Adhizan.

Mark Lee

Lucas Wong

Zhong Chanle

07/06/20

Salam Hangat
Ayu Lestari.

Continue Reading

You'll Also Like

211K 23.4K 16
[Brothership] [Re-birth] [Not bl] Singkatnya tentang Ersya dan kehidupan keduanya. Terdengar mustahil tapi ini lah yang dialami oleh Ersya. Hidup kem...
178K 19.5K 40
Xiao Zhan kabur dari kejaran orang-orang yg ingin melecehkannya dan tidak sengaja memasuki sebuah ruangan, ruangan dimana terdapat seorang pria yg se...
264K 22.7K 34
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
844K 45.1K 86
Cerita mengenai perjodohan lelaki dan perempuan yang tidak mudah. Perjalananan panjang untuk bersatu bertemu cinta. Seperti layaknya perjalanan, dala...