SAPTA ADHYASTA

بواسطة mynameismas

14.7K 2.1K 1.2K

Tatkala kemurnian jiwa manusia hilang dek dendam dan serakah maka perjanjian dengan Sang Terkutuk pasti akan... المزيد

-1-
-2-
-3-
-4-
-5-
-6-
-7-
-8-
-9-
-10-
-11-
-12-
-13-
-14-
-15-
-16-
-17-
-18-
-19-
-20-
-21-
-22-
-23-
-24-
-25-
-27-
-28-
- 29-
-30-
-31-
-32-
-33-
-34-
- 35-
-36-
- 37-
-38-
-39-
-40-
- 41-
- 42-
-43-
-44-
-45-
-46-
-47-
-48-
-EPILOG-
-SEKAPUR SIRIH SEULAS PINANG-
-WALANG KESUMA-

-26-

282 40 14
بواسطة mynameismas

Nyaman. Harum dan lembut seperti sapaan angin semilir yang membawa bersama haruman misik lambat-lambat memasuki relung indera bau membuatkan Naufal berkalih tubuh lalu mengeratkan jangkauan kejap lengannya.

Wangi. Bantal gebu yang lembut bagaikan sedang berbaring di atas longgokan kapas malahan bantal peluk yang didakapnya itu juga tidak kalah harum dan luar biasa menyenangkan.

Ada pula selimut lembut terasa menyerkupi tubuhnya dan tiupan angin yang nyaman itu mengakibatkan sekujur tubuh Naufal yang lelah betah sekali berlama-lama baring di situ. Walau ia merupakan mimpi sekalipun, biarlah dia berbaring  sebentar sahaja lagi.

" Kanda.. "

Nada suara lembut dan halus itu menendang gegendang telinganya dan dengan kesedaran yang masih belum terkumpul semuanya, Naufal lambat-lambat membuka mata.

Dan buat beberapa detik deretan bulu mata yang lentik memagari sepasang mata hitam dan bundar itu memaku pandangan mata Naufal.Ada alis rapi juga hidung mancung yang diapit pipi kemerahan tanpa cela. Lalu bibir merah yang merekah menguntumkan senyum bak delima ranum di hujung dahan.

" Kanda? "

Mata jeli nan menawan itu meredup seketika tetapi ia segera membola tatkala Naufal melompat kaget bingkas dari serkupan selimut.

Susuk tubuh dalam balutan pakaian sutera putih longgar itu terundur ke belakang apabila Naufal meligas ke kiri dan ke kanan memerhatikan keadaan ruangan tersebut seperti rusa ketakutan.

Bukan sahaja kehadiran susuk tubuh wanita bertampang rupawan yang mengejutkan Naufal malahan seluruh ruangan itu membuatkan otaknya seperti terhenti untuk seketika.

Naufal meraba lengan dan wajahnya bagaikan orang hilang akal. Baju tanpa lengan daripada songket putih keperakan mendakap tubuhnya. Lalu kepalanya dipalingkan semula ke belakang dan wajah terperanjat wanita tersebut mengisi seluruh penglihatannya.

Ada katil luas bertiang empat yang terletak berhampiran dinding. Alas katil yang tebal dan empuk lalu kelambu jarang yang menyerkupi katil tersebut. Tiga daripada penjuru kelambu itu dibiarkan berjuntai sementara pada satu sisi ia diikat ke arah tiang katil. Segalanya berwarna putih. Dari cadar, kelambu sehingga kepada bantal dan selimut serta langsir yang meliang-liuk ditiup angin.

Masih dalam keadaan yang tidak percaya, Naufal bergegas menuju ke jendela. Ada halaman yang luas dengan pohon-pohon hijau memagari halaman yang tidak berumput. Malahan mata Naufal sempat menangkap selisir atap rumah yang berukir kemas.Begitu juga dengan daun tingkap yang terbuka luas. Ada corak awan larat dan bunga-bungaan yang jelas dalam penglihatannya.

" Ddhiimannaaa ssayya? "

Naufal tidak berani berganjak dari tempatnya berdiri dan dalam masa yang sama matanya kembali merayapi perincian-perincian kecil di dalam bilik tersebut. Selain katil bertiang empat, ada almari besar dan meja yang lengkap dengan cermin.Lalu ada pula perhiasan-perhiasan kecil tembaga berupa dulang  pelbagai saiz dan pada dinding berhampiran pintu jelas kelihatan dua bilah keris dilekat bersilang antara satu sama lain.

" Kanda.. " wanita bersanggul kemas itu menguntumkan senyuman sekali lagi lalu menapak menghampiri Naufal yang terundur ketakutan.
" Bertenanglah. Kanda selamat dan itulah perkara yang penting
buat dinda. "

Serta-merta ada rasa berdenyut yang menyerang membuatkan Naufal tertunduk sambil mencengkam bingkai jendela. Ingin Naufal menepis jari-jemari berkuku runcing wanita tersebut yang pantas menyambar bahunya tetapi denyut kepalanya terasa memeningkan dan dia hanya mampu pasrah ketika tubuhnya dipapah menuju ke arah katil semula.

Masih memicit pelipis, Naufal kembali melabuhkan duduknya di hujung katil sementara wanita tersebut tergesa-gesa menyelit dari celah pintu.

Hairan pemuda itu memang tidak habis memikirkan bagaimana dia boleh berada di situ sedangkan ketika melabuhkan baring sebelumnya, dia berada sebelah menyebelah dengan Aduka. Tetapi kini?

Apa mereka sudah sampai ke perkampungan di mana Abu Zarr tinggal?

" Kanda.."

Bingkai wajah rupawan itu muncul sekali lagi dan kini dia sedang menadah dulang tembaga yang berkilat.Ada teko tembaga berleher panjang dengan sebiji cawan serta sepinggan kudapan berupa kuih dan potongan buah.

" Persilakanlah kanda. "

Jari jemari yang berkuku rapi dan bersih itu menghulur cawan seraya melemparkan senyuman sekilas dan sedikit mengangguk, meyakinkan Naufal.

Walaupun masih sedikit teragak-agak, Naufal menyambut huluran cawan tersebut lalu menyua ke bibir. Ketika diteguk, ada cairan suam yang manis menuruni rengkungnya.

" Di mana saya? Dan kkauu siapppa? "

Pertanyaan Naufal tergantung begitu sahaja tanpa sebarang jawapan sebaliknya ada tawa kecil yang meletus dari dua ulas bibir wanita itu.
" Mana mungkin kanda lupa pada isteri sendiri. "

Sinar mata wanita tersebut meredup sekali lagi dan dalam masa yang sama dia menuangkan lagi isi di dalam kole tembaga berleher jinjang itu ke dalam cawan Naufal. Naufal yang meneguk minuman hangat berbau harum itu tersedak sehingga ada air yang tersembur dari mulutnya mendengar kata-kata wanita itu.

" Iissterri? "

" Kanda " bingkai senyum wanita itu terukir lagi " Ini dinda. Seri Mastika, isteri kanda. Dan kanda kini berada di Mukim Rawa Jejawi.Apa benar kanda tidak ingat apa-apa? "

Naufal menggeleng-gelengkan kepalanya demi mendengar patah demi patah perkataan tersebut jatuh dalam pendengarannya.

" Ttapi ssayya.. "

Naufal terkebil-kebil sendiri apabila mendadak sahaja kepalanya terasa kosong walhal ada sesuatu yang ingin diperkatakannya kepada wanita tersebut. Seperti ada bait perkataan yang tergantung di hujung lidahnya tetapi dia lupa apa. Ada bingkai-bingkai wajah yang samar menyambar ingatanya tetapi dia lupa siapa.

" Bagaimana aakhu.. err.. saya boleh berada di sin.. "

" Kanda mengalami kecederaan sewaktu mengikuti ayahnda pergi berburu tiga hari yang lepas."

" Berburu? "

Kening Naufal bertaut di tengah dahi dan cuba menjejalkan perkataan  tersebut ke dalam ingatannya yang mendadak kosong. Malahan lidahnya pula terasa kelu untuk bertanya lagi.

" Usahlah kanda terlalu memikirkan hal tersebut. Ke marilah. " Seri Mastika menepuk bantal di hujung katil " Kanda berehat sahaja sehingga keadaan kanda benar-benar pulih seperti biasa."

Tatkala merasakan kepalanya semakin pusing, Naufal terhuyung-hayang melangkah lalu meletakkan kepalanya ke atas permukaan bantal yang ditepuk wanita itu-bagi mengisyaratkan untuknya agar berbaring di situ.

Sebaik sahaja kepalanya menyentuh permukaan bantal, ada rasa mengantuk yang perlahan-lahan merambati kelopak matanya tanpa dapat ditahan. Sepasang matanya terasa berat sekali dan angin harum yang menebar bau Melur itu benar-benar mendodoi kantuk Naufal meminta untuk segera dilayani.

Kantuk Naufal terasa berat sekali menggayuti matanya sementara ada rasa lelah yang aneh mendakap tubuhnya membuatkan dia tidak menegah ketika jari-jemari halus itu menepuk-nepuk bahunya perlahan.

Tatkala kain lembut nan harum itu ditarik ke paras leher, Naufal sudah terlalu hampir untuk tertidur sekali lagi. Angin sejuk daripada kipas bulu yang dikibas Seri Mastika hanya beberapa inci daripada wajah Naufal
itu  menghantar nyaman luar biasa kepadanya.

Sayup-sayup ada suara gemersik yang mengalunkan lagu dalam irama yang merdu memasuki pendengaran Naufal yang berada di ambang antara lena dan separuh terjaga itu. Serkupan selimut yang harum dan nyaman, angin sepoi-sepoi bahasa serta lagu yang sayup mendodoi benar-benar membuatkan pemuda itu terlena sekali lagi.

Hembusan nafas Naufal perlahan-lahan menjadi tenang dan akhirnya ada dengkuran halus yang kedengaran. Bingkai wajah Naufal yang sudah terlelap itu ditelusuri bukan hanya dengan pandangan yang berbinar-binar tetapi juga dengan jari lentik berkuku bersih kemerahan itu. Perlahan sekali bagaikan mengagumi satu mahakarya nan tidak terbandingkan.

Melihat bagaimana damai sekali Naufal di dalam lenanya, perlahan-lahan Seri Mastika bangun dari hujung katil lalu membuka ikatan helaian kelambu sutera jarang tersebut pada tiang katil. Merapi-rapikan seketika sebelum menatap wajah pemuda itu dengan senyuman yang terkembang pada bibir merahnya. Seketika sinar matanya berubah dan senyumannya bertukar menjadi satu seringai sinis yang menakutkan.

" Tidurlah,  Naufal. "

+             +             +

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

32.3K 685 24
Tya tidak sangka walaupun sudah hampir 2 tahun dia mendirikan mahligai indah bersama Nadzhan, suami itu masih dibayangi cinta pertamanya, Ain Nabehah...
1.1K 88 13
Highest - #1 protect - #1 lovehaterelationship [Sinopsis] Kehidupan Khaleeda Aufi yang sebatang kara membuatkan dirinya tidak berg...
cikgu ros بواسطة PrinceSyaz

الخيال (فانتازيا)

439K 1K 17
Mula mula