The Difference Between Us [En...

By mufaridaa_01

9.8K 2.7K 815

Hallo semua!! Firda Asasabila dan Hans adalah sepasang kekasih Taruna beda agama yang dipertemukan Tuhan lewa... More

Perkenalan
The Difference Between Us.
Prolog
Cast
OME TV
Rutinitas
Jujur atau Tidak?
Kepanikan Hans
Yaya Sakit
Video Call Hans
Wejangan Yaya
Dilema
Papa Super Hiro
Kejujuran Hati
Hans Kembali ke Kampus
Firda Bercerita
Tersitanya Handphone Hans
Satya Tempat Curahan Hati
Wejangan Yaya (2)
Hans Pinjam Handphone
Satu Bulan
Penebusan Tingkat
Penantian Firda
Hans Hilang
Surat Teruntuk Hans
Tidak Dibalas
Hans Kembali, tetapi ...
Firda Bercerita (2)
Pacar Baru Hans
Maaf, Satya
Satya Suka Firda?
Keputusan Menjeda
Kabar Jeda
Satu Tahun
Grub Chat
Kriss Lotvarient
Tujuh Hari
Tolak
Ternyata Yaya ...
Kriss? Mama?
Firda Mengakui
Janji Kriss
Tanpa Kabar
Menunggu
Apa Yang Terjadi?
Epilog

Spam Hans

302 135 79
By mufaridaa_01

"Teruntuk hati, jangan mudah terbawa perasaan atas suasana yang belum diketahui kebenarannya."

Sang rembulan bersinar di atas langit yang cerah, diikuti dengan hembusan angin yang semerbak. Firda terlihat murung di dalam kamar yang berukuran 3×4 meter, semua sudah terlihat jelas alasan kemurungan Firda, karena ponselnya tertinggal di kamar waktu ia membuang secara sembarang, ketika mematikan suara alarm tadi. Alhasil saat di sekolah, Firda hampa tidak membawa ponsel.

"Apa ini karma gue sama handphone ini, yak? Masa, iya?" monolog Firda.

Firda menyalakan data seluler, banyak notifikasi yang masuk. Entah notifikasi pesan, akun sosmed, bahkan notifikasi chrome. Firda membuka aplikasi WhatsApp, jeng-jeng matanya terfokus pada satu kontak.

"Hans?"

Banyak pesan yang terkirim oleh lelaki itu, bukan sekedar pesan bahkan panggilan vidio lima puluh kali tak terjawab. Antara terniat atau memang tidak ada kerjaan.

Firda membaca pesan dari Hans dengan tak suka, yang ia lakukan justru membuatnya sangat ilfil.

Hans⚓  : Pirdaaa.

Hans⚓  : Pir! Di mana si kok centang satu?

Hans⚓  : Gak mati, kan? Masih idup di
                   sana?

Hans⚓  : Jangan-jangan gantung diri?
                  Duhdah, jan mati! Jan bunuh diri
                  mending ke pelaminan sama
                  abang, hehhee:)

Hans⚓  : Pir, di mana sih?! Jangan
                  selingkuh, ya baby.

Hans⚓  : Eh paan, yak? Kan, belum
                   pacaran, tapi calon hmm ...
.
.
.
.
.
Panggilan vidio tak terjawab
Panggilan vidio tak terjawab
Panggilan vidio tak terjawab
Panggilan vidio tak terjawab
Panggilan vidio tak terjawab
.
.
.
.
.

Firda bergeridik merinding, masih ada spesies makhluk seperti Hans. Ia menghembuskan napas panjang, Firda bingung akan merespon pesan dari Hans bagaimana? Seumur hidupnya baru kali ini ia menemukan manusia seperti Hans.

"Dibalas apa, ya? Jadi bingung sendiri gue, ah labil amat sih. Kalo di read doang ntar nyesek."

"Kok gak capek, ya jarinya?" lanjut Firda.

Firda frustasi, mengacak-ngacak rambut pendeknya itu, ia benci dalam situasi ini.

"Aghhhh!!" teriak Firda.

Firda berteriak dengan nyaring, tenggorokannya sampai kering. Alhasil Firda tersedak sendiri.

"Hukhukhukk."

"Pirda gak papa, Nak?"

Papa Firda bertanya di ambang pintu kamar Firda yang terkunci, Papa Reno mengetuk-ngetuk pintu tersebut karena tidak ada jawaban dari Firda.

"Hem gak papa, Pa. Cuman banyak tugas aja."

"Beneran?"

"Iya, Pa."

Papa Firda enyah dari tempat tersebut, tiba-tiba seseorang misterius membuka pintu kamar Firda.

Ceglekkk

"Katanya belajar? Ternyata malah main HP teross!!!"

Firda menutup kedua telinganya dengan bantal yang ia gunakan, Firda tahu bahwa manusia yang di hadapannya pasti akan membabi buta.

"Woo, anak perempuan. Ditanya malah kupingnya di sumpelin."

"Iss, Mama, Yaa Allah ... Udah dong marahnya nanti cepet tua lho."

"Mamanya malah dikatain tua, gimana si?"

"Yaa Allah, Ma!! Kumenangis membayangkannnn!!!"

"Korban sinetron, kayak Mama gini lho. Aku suka body goyang Mama muda, Mama muda, dadadaa."

Mama Rina memperagakan goyangan mama muda yang viral di Tiktok, menyanyikan dengan cempreng. Mama Rina berhasil membuat Firda terseyum.

"Nah gitu dong sayang, senyum. Jangan teriak-teriak nangis. Manisnya jadi keluar."

"Iya-iya Ma, Mama manisnya juga keluar kalo gak bawel, hehehee."

"Dasar anak perempuan!"

Mama Rina menghampiri putrinya itu yang masih membaringkan badannya di ranjang. Beliau duduk di sebelah Firda.

"Kamu ada masalah, Dek? Masalah kampus? Diapain lagi sama Seniornya?"

Firda ambigu mendengar deretan pertanyaan dari mamanya. Firda menggigit bibir bawahnya, ber-hem.

"Ditanya kok diem, Dek? Gak mau dipanggil, Dek? Maunya dipanggil, Pir?" lanjut Mama Rina.

"Itu, Ma."

"Iya, apa?"

"Anu ..."

"Ona-anu terus, Pir. Ada apa?"

Mama Rina menarik dua lengan Firda agar bangun dari tidurnya. Firda mengikuti tarikan tersebut, tidak ada tolakan.

"Mama janji gak marah kalo Firda cerita yang sebenarnya?"

Firda menunjuk jari kelingkingnya ke arah mamanya. Supaya Mama Rina menyetujui persetujuan tersebut.

"Iya, sayang."

Mama Rina membalas jari kelingking Firda dengan mengaitkan jari kelingkingnya ke arah jari Firda.

Firda diam sesaat, sebenarnya Firda ingin bercerita yang sebenarnya tapi masih ragu. Jiwanya belum siap untuk jujur.

"Jadi, apa sayang?" tanya Mama Rina.

"Ma, seumpama Firda deket sama cowok boleh gak?"

Mama Rina melepas kaitan jari kelingkingnya, beliau langsung berdiri.

"Mama gak suka kamu deket sama cowok, udah berapa kali Mama bilang kalo kamu gak boleh deket sama cowok mana pun? Banyakkan? Jawabannya tetap sama. Tidak boleh," ketus Mama Rina, lalu enyah dari hadapan Firda.

Firda bernapas panjang, raganya lemah, seakan semua tulangnya berubah jadi lunak. Firda kembali mengambrukkan badannya, air mata itu nakal. Menetes tanpa aba-aba, rasanya asin.

"Yaa Allah, kenapa jadi nangis gini. Masak iya gue suka sama Hans? Padahal baru kenal beberapa hari."

Firda terisak-isak, hatinya merasa tidak tenang. Pikirannya hanya melukiskan tentang Hans.

Drutdruttt

Notifikasi muncul di bilah layar handphone Firda, ia melihatnya. Notifikasi itu merupakan notifikasi pesan dari Hans.

Hans⚓ : Pir? Hallo? Kok cuman di read?

Firda susah payah menelan ludah, ia hilang akal memikirkan cara untuk menjelaskan ke Hans tentang larangan mamanya bahwa ia tidak boleh menjalin hubungan yang lebih ke semua lelaki.

Firda     : Eh, iya ada apa, Kak?

Hans⚓ : Habis dari mana? Kan,
                 manggilnya pakek acara, Kak.

Firda     : Ehh, iya lupa. Taruna Muda Hans
                 Rajaditya.

Hans⚓ : Sotoy, Dek Taruni. Siapa bilang
                  aku Taruna Muda?

Firda dibuat bingung oleh kelakuan Hans, banyak pertanyaan yang tercuci di otak Firda.

Firda labil untuk mengetik balasan pesan tersebut. Mengetik? Tidak jadi, mengetik? Tidak jadi.

Hans⚓ : Ngetik apa si, Mbak? Dari tadi
                  ngetik, tapi gak jadi. Huh!

Firda     : Kamu bukan Taruna?

Hans di sana terkekeh melihat balasan pesan dari Firda. Hans memaklumi bahwa Firda tidak tahu apa-apa karena ia masih Junior.

Hans⚓ : Taruna Muda itu sebutan untuk
                  tingkat satu, Pir. Saya, Hans
                  Rajaditya yang gans minta
                  ampun ini tingkat dua, jadi
                  sebutannya Taruna Madya, Pir.

Firda mengangguk paham, ilmunya kini bertambah.

Firda      : Oh, paham. Thxu Hansip:)

Hans⚓ : Hans oi Hans. Hans Rajaditya,
                  bukan Hansip. Kau pikir Hansip
                  ijo-ijo?

Firda kini dibuat terkekeh oleh Hans, perlahan Hans berhasil masuk dalam dunia hati Firda. Gadis itu mengembangkan senyumannya.

"Yaa Allah, secepat inikah hati ini berdebar? Stop Fir, stop. Jangan baper, ingat Mama," lirih Firda.

Hans⚓ : Jangan senyum-senyum sendiri,
                 aku tau pasti kamu sedang
                 senyum gak jelas mikirin aku,        
                 iya, kan?

Pipi Firda terasa panas, jantungnya berdetak cepat. Sebuah balasan pesan yang mendebarkan bagi gadis itu. Bisa dimaklumi, selama ini Firda belum pernah sedekat itu kepada lelaki.

Firda     : Sukanya nebak-nebak, kek
                 peramal.

Hans⚓ : Iya, kan? bener, kan, Pir?

Firda mencoba membanting setir topik tersebut. Dia tidak mau di gap.

Firda      : Pir-Pir teros. Kau kira aku buah
                  pir, Mas?

Hans⚓ : Salah sendiri ngatain, Hansip.

Firda      : Itu typo asli njir, keyboard
                  mindah sendiri. Otomatis.

Hans⚓ : Sans ah, aku manggil kamu Buah
                  Pir. Kamu manggil aku, Hansip.

Firda     : Oke.

Gadis berambut pendek itu sengaja membalas singkat pesan Hans. Ia ingin menyudahi kedekatan itu, Firda tidak bisa lebih.

Firda mematikan data selulernya, ia menarik selimut berwarna biru gambar Doraemon untuk menghangatkan tubuhnya di malam hari ini. Malam yang terlalu rumit akan perasaannya sendiri.

"Oke Firda, selamat tidur sendiri, Firda. Semoga mimpi indah, mimpi Hans juga gak papa, hehehe."

Firda menggoreskan senyumannya yang manis, menutup kedua bola matanya.

Continue Reading

You'll Also Like

137K 2.4K 7
Cerita ini tentang Perempuan pemimpi yang berharap menjadi seorang dokter. Namun mimpi itu harus ia tunda karena ekonomi orang tua yang tak mampu mem...
2.7M 195K 35
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
566K 38.1K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
101K 10K 24
Bahkan aku sempat berpikir aku akan benar-benar kehilangan kamu. 1st published June 1, 2018.