HAIHAIHAIII!🖤
APA KABAAAAR?
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!
MAAF BARU BISA UP:).
MAAF UDAH BIKIN KALIAN NUNGGU LAMA:).
KALO ADA IDE DAN NGETIKNYA RAJIN, AUTHOR PASTI UP KOK. JADI, TENANG AJA.
DAN LAGI, KADANG AUTHOR BAPERAN. MAAF, YA.
MAAF BUAT YANG KEMARIN KOMEN DI PART 54, MUNGKIN AUTHOR SALAH PAHAM.
WAKTU ITU AUTHOR KEBAWA EMOSI SOAL PLAGIAT, TRUS MALAH ADA YANG KOMENTAR MENDING AUTHOR GA USAH BIKIN CERITA. MAAF.
AUTHOR KALO LAGI EMOSI EMANG GA BISA DI BAWA SANTAI.
DAN LAGI, SATU-SATUNYA NENEK AUTHOR BARU SAJA MENINGGAL. MOHON DOANYA YA, MAKASIH.
SEKALI LAGI, AUTHOR MINTA MAAF.
-
DAN AUTHOR KAN KEMARIN BACA DS DI ULANG DARI PART 1-3/4, AUTHOR BACAIN KOMENTARNYA.
ADA YANG SETUJU UMUR PAK REY DI GANTI JADI 26?
SOALNYA KAN BANYAK YANG PROTES, KATANYA 29 UDAH KETUAAN.
SETUJU JADI 26? ATAU 27?
UMUR MEIRA DAN VIONA JUGA BAKAL DI GANTI, KECUALI DIRA.
GIMANA?
BIAR GA SEUMURAN SAMA UMUR MAMA KALIAN:').
OIYA, REY ITU DOSEN DI BIDANG PERBISNIS AN LAH POKOKNYA:)//AUTHOR GA TAU SOALNYA.
ALESAN MATERI DAN KAMPUSNYA DI SENSOR, AUTHOR GA TAU MATERI DAN KAMPUS BUAT DIRA. JADI TERSERAH READERS AJA NGEHAYALNYA.
DAN LAGI, INSYA ALLAH ATAU IN SHAA ALLAH SEBENERNYA?
AUTHOR GA TAU, MAAF.
DAN KESALAHAN LAINNYA, MAAFIN AUTHOR. AUTHOR BELUM PENGALAMAN KULIAH, MAGANG, DAN SEBAGAINYA. MOHON DIMAKLUMI, YA. MAAF.
OKE, SEKIAN. MAKASIH.
MAKASIH ATAS SUPPORTNYAA!
MAKASIH ATAS MASUKANNYA!:)
MAKASIH UDAH NUNGGUIN!:).
APALAGI YANG SERING NANYAIN KAPAN UP DI IG, CONVERSATION WP, YA ALLAH.. MAAFKEUN AUTHOR:).
HAPPY READING!
Dira mulai melakukan magangnya, beberapa karyawan dan karyawati memberikannya arahan dan hal-hal yang bisa ia lakukan selama magang.
Selang beberapa menit, Rey, Tyas, Ayah, dan sekretarisnya keluar dari ruangan mereka menuju lift.
Dira melirik ke arah Rey, sedangkan Rey fokus menatap lurus ke depan tanpa sedikit pun melirik ke arah sekitar.
MEETING APA DATING?
Setelah lift terbuka, mereka masuk ke dalam lift dan berlalu.
Dira kemudian mengalihkan pandangannya.
"Anindira?" ucap Sasa, salah satu karyawati di kantor tersebut
Dira menoleh ke arah sumber suara, ia menaikkan kedua alisnya.
"Hm, iya?" ucap Dira
Sasa menarik satu kursi ke dekat Dira, membuat Dira mengerutkan dahinya.
Sasa kemudian duduk di kursi tersebut, "saya mau nanya" bisiknya
Dira mengedipkan matanya dua kali, "ehm, apa kak?" ucapnya
"Kamu adiknya Pak Rey?" bisik Sasa
Dira kembali mengedipkan matanya sekali, BENTAR..
GIMANA?
"Hm?" gumam Sasa, seakan menagih jawaban dari Dira
Dira kemudian menganggukan kepalanya dengan perlahan, "ehm, iya" ucapnya
Sasa kemudian tersenyum.
"Pepet teros, Sa" ucap salah satu karyawati yang berjalan melewati meja Dira
Dira melirik ke arah sumber suara, sedangkan yang dilirik hanya terkekeh.
"Saya mau nanya, boleh?" ucap Sasa
Dira kembali menatap ke arah Sasa, DARI TADI JUGA UDAH NANYA.
Dira kemudian menganggukan kepalanya, "boleh" ucapnya
Sasa tersenyum malu-malu, "tapi kamu jangan kasi tau Pak Rey, ya" bisiknya
Dira mengerjapkan matanya, ia kembali menganggukan kepalanya dengan perlahan.
Sasa menghela nafas lega, ia kemudian mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan kanannya.
Dira mengerutkan dahinya, NI ORANG KENAPA SIH?
CUKUP PAK REY AJA DEH YANG ANEH.
Sasa meneguk salivanya, senyumnya masih terukir diwajahnya.
Sasa melirik sekitar, ia kemudian mendekatkan wajahnya ke arah Dira.
Dira membulatkan matanya dengan sempurna, NGAPAIN NI?
MAU NYIUM GUE?!
Sasa menggerakkan jarinya, "sini" bisiknya
Dira meneguk salivanya, ia kemudian mendekatkan wajahnya ke arah Sasa.
"Pak Rey udah punya pacar?" bisik Sasa
Dira menyipitkan matanya, WHAT!
GIMANA-GIMANA?!
"Hm?" bisik Sasa menunggu jawaban dari Dira
Dira tersadar, ia kemudian menggelengkan kepalanya.
"Ga punya pacar?" bisik Sasa
Dira kembali menggelengkan kepalanya, "ga punya," bisiknya.
Senyum Sasa semakin mengembang, "asik!" gumamnya dengan gembira.
Dira menjauhkan wajahnya.
"Eh, sini bentar" bisik Sasa
Dira menaikkan kedua alisnya, ia kemudian mendekatkan telinganya ke arah Sasa.
"Yang lagi deket, gitu?" bisik Sasa
Dira tampak berpikir, PAK REY BERANI DEKET-DEKET SAMA SIAPA!
"Ada?" bisik Sasa
Dira kembali menggelengkan kepalanya, "enggak deh kayanya," bisiknya.
Sasa tersenyum sembari menggigit bibir bawahnya, menahan agar tak berteriak.
"Yes!" gumam Sasa dengan senang, "Makasih, Anindira." ucapnya
Dira hanya menganggukan kepalanya dengan perlahan sembari tersenyum canggung.
Sasa kemudian bangun dari duduknya, "asiik!" teriaknya dan berlari menuju mejanya
Dira menatap Sasa yang berlari manja dengan perasaan excited tersebut.
"Kenapa, Sa?" ucap karyawati di sebelah meja Sasa
"Pak Rey masih single, guys!" ucap Sasa dengan senang
"Tau dari mana?" ucap teman Sasa
Dira mendengarkan percakapan mereka, yang lebih tepatnya seperti pengumuman.
"Dari adiknya Pak Rey" ucap Sasa
Semua orang menoleh ke arah Dira, sedangkan Dira hanya tersenyum canggung.
"Pacar ga punya, gebetan juga" ucap Sasa dengan senang
Seluruh karyawati terlihat senang mendengarnya.
"Istri?" celetuk salah satu karyawan
Dira menoleh ke arah sumber suara.
Sasa mengerutkan dahinya, "ga mungkin dong Pak Rey udah punya istri, nikahnya dimana?" ucapnya tidak terima
Dira meneguk salivanya, NIKAHNYA DIMANA-MANA JUGA BISA!
Sasa menoleh ke arah Dira, sedangkan Dira langsung menatap layar komputer dihadapannya.
"Anindira, Pak Rey punya istri?" ucap Sasa
Dira pura-pura tak mendengar ucapan Sasa, GA USAH NANYA GUE.
Sasa mengerutkan dahinya, "Anindira?" ucapnya
Dira perlahan menoleh ke arah Sasa dengan wajah polos, "iya?" ucapnya
Sasa menghela nafasnya, "ga jadi, deh" ucapnya dan duduk dikursinya
Dira kembali menatap layar komputer, ia kemudian menghela nafasnya.
AMAN.
-
Jam makan siang telah tiba, Dira berjalan beriringan bersama Rio, salah satu karyawan di kantor tersebut menuju kantin.
Mereka mengobrol dan sesekali terkekeh, tampaknya Dira dan Rio mulai akrab.
Setelah mengambil minuman dan makanan ringan, Dira dan Rio duduk di meja yang terletak hampir pojok.
Mereka menikmati makanannya.
"Kamu adik kandung Pak Rey?" ucap Rio
Dira hampir tersedak, "ehm, apa?" ucapnya
Rio tersenyum simpul, "Dira adik kandung Pak Rey?" ucapnya mengulang pertanyaannya.
Dira kemudian menganggukan kepalanya dengan perlahan, "eh, iya" ucapnya dan tersenyum kaku.
"Boleh gabung?" ucap Uni, salah satu karyawati yang terlihat lugu dari yang lain.
Dira dan Rio menoleh, mereka kemudian menganggukan kepalanya dengan serentak.
"Duduk aja" ucap Dira sembari tersenyum
Uni kemudian duduk sembari menampilkan senyum simpul.
Uni mulai menikmati makanannya, "kamu adik Pak Rey, kan?" ucapnya sembari mengunyah makanannya.
Dira hanya menganggukan kepalanya dengan perlahan.
Uni tersenyum, "setuju gak kalo Pak Rey sama mbak Tyas?" ucapnya
Dira mengerjapkan matanya, APA?
PAK REY SAMA TYAS?!
Uni kemudian terkekeh, "becanda, kok" ucapnya
Dira hanya tersenyum kaku.
Terlihat Rey, Ayah, dan sekretaris mereka berjalan melewati kantin.
Dira melirik ke arah Rey, begitu pun sebaliknya. Rey melirik ke arah Dira dengan tajam.
Setelah Rey melewati kantin, karyawati kembali ribut.
"Ganteng-ganteng masih single"
"Sayang banget"
"Ntar nikah sama aku"
"Aku mau coba pdkt sama Pak Rey"
"Tyas sama Pak Rey ga ada apa-apa?"
Dira melirik ke arah sumber suara, telinganya terasa panas.
PAK REY? TYAS?
INI SEBENERNYA ADA APA, SIH!
-16.30 Wib
Dira melangkahkan kakinya menuju parkiran, mencari mobil Rey.
Setelah ketemu, Dira berlari menuju mobil Rey.
Kosong.
Rey belum selesai dengan urusannya, mungkin.
Dira menatap sekeliling, tak ada tanda-tanda Rey akan muncul.
"Pak Rey dimana, sih!" gumam Dira dengan kesal
Dira menunggu di luar mobil sembari berdiri, mobil Rey di kunci. Nasib.
Dira menatap layar handphonenya, tak ada pesan dari Rey.
"Ni orang lagi sibuk, ha?! Sibuk sama Tyas?" gumam Dira dengan kesal.
Selang beberapa menit, Rey keluar dari gedung kantor.
"Nah, pucuk di cinta, ulat bulu tiba. Gatel" gumam Dira
Rey membuka kunci pintu mobil, ia kemudian melirik ke arah Dira.
"Ngapain kamu di situ?" ucap Rey
Dira menghela nafasnya, NUNGGUIN ELU DATING SAMA TYAS.
Rey kemudian membuka pintu mobil, ia segera masuk ke dalam mobil.
Dira memutar kedua bola matanya dengan malas, ia kemudian membuka pintu mobil dan segera masuk ke dalam mobil.
Sepanjang perjalanan, tak ada yang membuka obrolan.
Di dalam mobil hanya ada keheningan.
Dira menghela nafasnya, mencoba berani membuka pembicaraan.
Dira kemudian melirik ke arah Rey, "Pak," ucapnya.
"Kenapa?" ucap Rey tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.
Dira meneguk salivanya, SANTAI DIR.
"Saya mau nanya, Pak. Menurut bapak, Tyas gimana orangnya?" ucap Dira, ia kemudian menatap lurus ke depan.
Rey mengerutkan dahinya, ia melirik ke arah Dira sekilas.
"Kamu kenapa nanyain Tyas?" ucap Rey
Dira melirik sekilas ke arah Rey, "e.. nanya doang, sih" ucapnya
Rey kemudian menganggukan kepalanya, "saya juga mau nanya" ucapnya
Dira menoleh ke arah Rey, "nanya apa?" ucapnya
Rey melirik ke arah Dira sekilas, "menurut kamu, Rio gimana?" ucapnya
Dira mengerutkan dahinya, "hah?" ucapnya dengan bingung
Rey tak menghiraukan ucapan Dira, ia hanya fokus pada jalan.
Dira menoleh ke arah Rey, "maksud bapak? Oh, bukan. Bapak kenapa nanyain Rio?" ucapnya dengan bingung
Rey hanya menggelengkan kepalanya, "nanya doang" ucapnya
Dira mengerutkan dahinya, "bapak ngejiplak omongan saya?" ucapnya
"PD kamu" ucap Rey
Dira memutar kedua bola matanya, "kok tiba-tiba bapak nanyain Rio?" ucapnya
Rey hanya menggelengkan kepalanya.
Dira mengulum senyumnya, "bapak cemburu?" ucapnya dengan cepat.
"Ngapain saya cemburu" ucap Rey tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan
Dira menaikkan sebelah alisnya, "ah, masa?" ucapnya
Rey hanya melirik ke arah Dira sekilas.
"Kalo bapak ga cemburu, ngapain bapak nanyain Rio? Berarti bapak cemburu, dong! Ngaku aja kali, Pak" ucap Dira dan di akhiri kekehannya
Rey menginjak rem saat lampu lalu lintas berubah warna menjadi merah.
Rey kemudian menoleh ke arah Dira, "berarti kamu cemburu sama Tyas?" ucapnya
Dira mengerjapkan matanya, HAH?!
MAMPUS!
"Bener, kan?" ucap Rey
Dira menggelengkan kepalanya dengan cepat, "e-enggak, ga ada" ucapnya
Rey menaikkan sebelah alisnya, "kalo kamu ga cemburu, kenapa kamu nanyain Tyas?" ucapnya menjiplak perkataan Dira
Dira membelalakkan kedua bola matanya, INNALILLAH.
SENJATA MAKAN TUAN LU, DIR!
Dira tersadar, ia kemudian menggelengkan kepalanya.
"Ga mungkin, Pak" ucap Dira mengelak
"Oh, ya?" ucap Rey sembari melirik sekilas ke arah bibir Dira.
Dira meneguk salivanya, ia kemudian membuang muka.
Rey menampilkan seringainya.
RASAIN LO, DIR.
PANCING AJA LAGI.
Dira menatap lampu lalu lintas, ia kemudian melirik ke arah Rey yang masih menatap dirinya.
"Ehm, Pak" ucap Dira
"Hm?" gumam Rey dengan lembut.
Dira kembali meneguk salivanya, MAMPUS, KESAMBET APA GIMANA NI ORANG.
"E.. itu" ucap Dira sembari menunjuk ke arah lampu lalu lintas yang telah berubah warna.
Rey ikut melirik ke arah lampu lalu lintas tersebut, ia kemudian kembali menatap depan dan mulai menjalankan mobilnya.
Dira menghela nafasnya dengan lega, ia kemudian mengalihkan pandangannya.
UH.. SELAMAT GUE.
"Ntar di rumah jangan lupa" ucap Rey
Dira mengerutkan dahinya, ia kembali melirik ke arah Rey.
APA NIH?
"Hm? Lupa apa, Pak?" ucap Dira dengan kaku
Rey melirik ke arah Dira sekilas, ia kemudian menampilkan senyumnya sejenak.
JANGAN BILANG NI ORANG NAFSU LAGI?
"Jangan lupa masak" ucap Rey
Dira mengerjapkan matanya, "o-oh, masak" ucapnya sembari mengangguk-anggukan kepalanya dan mengalihkan pandangannya.
"Iya, masak. Kamu pikir apa?" ucap Rey
Dira melirik ke arah Rey, "ehm.. enggak, ga ada" ucapnya dan segera menolehkan wajahnya ke arah jendela mobil
GUE PIKIR LU NAFSU LAGI, MUJIDIN!
HAIHAIHAIII!
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!
GIMANA PART INI?
MAAF BARU BISA UP:).
JANGAN LUPA BACA JUGA MY HUSBAND IS MY ENEMY 1 & 2!><
JANGAN BOSEN, YA!
SEE U!