Because They ( Tidak Dilanjut...

Per btsyd_937

17.1K 2.1K 404

Asma Qanita Humaira, gadis manis yang akan menceritakan sedikit kisah hidupnya di Negara Korea, tempat 7 pang... Més

Prolog ✨
Who I'm?
Bimbang
Antara pulang dan bertahan
Keputusan Akhir
La Tahzan
Inikah Takdir-Mu?
Mulai menjalaninya
Antara Sebal dan Sabar
Hati yang patah kembali
kabar mengejutkan dari leya
Dibalik sebuah keputusan
Kehidupan Baru
Cobaan Sang Arsy
Akan Adakah Masalah Baru?
Leya Story
Menahan atau Ikhlaskan?
Keadaan
Rapuh
Akan Terjadi Sesuatu
Terbongkar
Penyesalan
Benci Dan Cinta
Satu Masalah Selesai
Dua Kata Mengubah Segalanya
Idol Dan Fans atau Managernya?
Bukan Akhir
Sisi Lain Asma
Sisi Lain Asma: Sihir Ajaib
Sisi Lain Asma:Daya Tarik
Sisi Lain Asma: Ternyata dia lucu
Sisi Lain Asma: Tulus
Sisi Lain Asma: Elegan
Sisi Lain Asma: Ramah
Sisi Lain Asma: Tetap seperti itu
Bisikan Rasa Khawatir
Jangan Ragu
Romansa cinta
Bersama Pencipta Semesta

Antara Aku Dan Yeon Soo

474 58 1
Per btsyd_937

Assalamualaikum

💜💜💜

Ya Allah, apa ini bagian dari rencanamu?

°°°
Baru kali ini Asma menyesal datang ke big hit, langkahnya berhenti di depan pintu lift saat melihat beberapa staff  yang sedang berbincang tak jauh dari ruangan manager sejin. Perasaannya sudah tak enak. Saat Asma akan berbalik, mereka semua melihatnya. Astaghfirullah, rasanya Asma ingin merutuki dirinya sendiri.

Mau bagaimana lagi, maju salah mundur pun salah, sepertinya Asma serba salah berada di sini. Asma merasanya kikuk saat berjalan di depan mereka, ditambah ada salah satu dari mereka yang menghampiri Asma, sungguh Asma sudah siap dengan resiko apapun.

"Manager sejin dan para member sudah menunggumu, Asma."ucapnya yang hanya di jawab anggukan kepala dan senyuman dari Asma.

Sesaat Asma melirik staff  yang lain, mereka semua membubarkan diri entak kemana. Asma melangkah canggung ke dalam ruangan manager sejin.

Saat Asma membuka pintu, semua pasang mata langsung terarah padanya membuat Asma semakin gugup. Namun, dia sedikit lega karena di dalam hanya ada manager sejin dan BTS, tak ada bang PD.

Asma berjalan mendekat ke sofa yang kosong tepat berada di samping manager sejin.

"dari mana saja?"ucap Jin.

"Lain kali jika kamu ingin pergi, beritahu kami dulu jadi kami tak mencarimu kemana-mana." j-hope ikut mengintrogasi Asma.

"Dan yang terpenting, beritahu jadwal kami." Timpal V.

Kalian tahu apa yang Asma rasakan?
Bingung! Itulah yang dirasakan Asma. Sebelum pergi Asma merasa sudah mendapat izin dari manager sejin dan yah, dia sudah memberitahu BTS. Tapi nyatanya suasana di sini terbalik, seolah-olah semua kesalahan adalah miliknya. Asma menyesal tak memberi tahu BTS secara langsung.

"Tapi aku..."

"Ini masih hari pertama, kita lihat apa yang akan dia lakukan kedepannya,"celetuk si muka tembok Suga memotong ucapan Asma, detik kemudian,"apa pergi tanpa pamit adalah hal biasa bagimu? Dasar ceroboh!"lanjutnya.

"Sudahlah, dia juga masih baru disini."sahut RM dengan senyum tipis di bibirnya.

Gejolak hati Asma seperti apa sekarang, hanya Allah yang tahu. Asma tak menyukai senyuman itu, senyuman yang mewakili rasa perih di hati RM. Asma benci RM, Asma benci dia seolah semuanya baik-baik saja. Asma benci RM, sedikitpun tak memberi tatapan marah seperti member yang lainya. Namun benci itu membuat Asma semakin merasa bersalah.

"Sepertinya kalian semua salah paham, sebelum pergi Asma sudah meminta izin padaku. Dan Asma, apa kau tak memberi tahu mereka?"ucap manager sejin yang tadinya hanya diam.

Asma menarik napas panjang dan mengeluarkannya dengan kasar,

"Mianhaeyo, karena aku tadi terburu-buru, jadi setelah memberi tahu manager sejin aku langsung pergi. Tapi..."

"Jadi ini semua seutuhnya salahmu."semprot Jungkook memotong ucapan Asma.

"Yak! Jungkook dengar dulu penjelasanya."ucap Jimin

"Tapi, setelah itu aku memberitahu kalian."lanjut Asma

"Bohong, kau tak mengatakan apapun pada kami."tukas Jimin percaya diri dan menyandarkan tubuhnya pada sofa.

"Aku memberitahu kalian lewat pesan."jawab Asma pelan, jadi benar pesannya sama sekali tak dibaca.

Semua member terkejut hebat sedangkan manager sejin hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Kalian ini, punya ponsel tapi tak digunakan dengan baik. Coba kalian cek pesan yang masuk di ponsel kalian."titah manager sejin.

Semua mematuhi. Para member meraih benda pipih yang ada didalam saku mereka tak terkecuali Suga. Walaupun dengan malas.

Perubahan raut wajah mereka berubah seketika melihat pesan baru yang belum mereka buka.

"Maaf aku tak memberi tahu secara langsung, aku pergi sebentar dan sudah mendapat izin dari manager sejin. Sekarang kalian tak ada jadwal tapi hanya sampai jam satu siang, setelahnya kalian akan latihan dan setelah aku selesai dengan urusanku, aku akan pergi ke big hit.

Semoga kalian suka dengan masakan ku dan jangan lupa makan siangnya, Dahhh."

Seperti itulah pesan yang di tulis Asma untuk semua para member dengan harapan salah satu dari mereka akan membukanya, tapi ternyata tidak dan berakhir seperti ini. Kesalahpahaman.

"Apa kamu memberi pesan kepada semua member?"tanya manager sejin

"Nee."

"Jadi bagaimana, siapa yang salah disini?"seru manager sejin menatap satu satu anak didiknya dengan senyum tanpa arti.

"I-ini semua bukan tentang siapa yang salah tapi hanya salah paham, yah, salah paham."jawab Jungkook dengan sedikit terbata.

"Yah Jungkook benar, Hyung."ucap j-hope membela maknae kesayangan mereka.

Asma hanya tersenyum melihat ini semua dan sepertinya dia harus menggunakan cara lain jika menghadap kondisi seperti ini.

"Aku juga tak yakin Asma pergi tanpa memberitahu kalian dan jadikan semua ini pelajaran, nee."

"Nee, Hyung." Jawab BTS dengan kompak.

"Dan satu lag..."

"Aish, Ada apa lagi! Kita akan latihan."potong V dengan kesal.

"Kalian tak akan latihan. Ada rapat besar yang akan membahas konser terakhir kalian satu Minggu lagi, jadi cepat kita ke ruang rapat."ucap manager sejin dan berjalan meninggalkan Asma dan BTS.

Karena Asma masih merasa gugup dia segera berdiri dan menyusul manager sejin. Namun langkahnya terhenti saat suara itu menginterupsi.

"Hei, mianhae."

Asma berbalik melihat orang yang tadi sempat meminta maaf padanya. Dan benar, ada Jin yang meminta maaf dan di susul RM berdiri mengikutinya.

"Kami semua meminta maaf atas kejadian tadi."ucapnya.

Asma tersenyum,"aku juga meminta maaf pada kalian."

Seokjin sedikit menunduk, melihat adik-adiknya yang lain. Yah, member yang lain masih duduk santai sambil melihat interaksi yang ada di depan mereka.

"Kalian tak meminta maaf."ucap Jin.

Tak ada pergerakan dari mereka, mereka hanya memandang seokjin dengan ekspresi aneh. Sampai suara orang malas terdengar.

"Kau sudah mewakilinya,Hyung."ucap Suga dan berjalan melewati Asma meninggalkan ruangan managernya itu.

*******

Ruangan rapat yang cukup besar yang didominasi warna abu-abu. Terdapat para staff, coordi noona, hardstylis, dan tentunya para member BTS dan managernya.

Semua orang yang berhubungan dengan konser terakhir BTS di Seoul ini ada, termasuk aku. Duduk dibarisan manager membuatku sedikit canggung, aku duduk di tengah para manager BTS yang semuanya adalah laki-laki.

Saat aku sedang duduk dengan nyaman dan mendengarkan bang PD-nim berbicara, manager Hyunsoo yang tepat di sebelah kiri ku memanggil.

"Asma-ssi, Jimin memanggilmu."ucapnya sedikit mengecilkan suaranya. Aku melihat Jimin yang sedang melihatku.

"Mwo?"kataku namun tak bersuara.  Jimin hanya mengayunkan tangannya, isyarat agar aku ke sana.

"Ke sana saja."ucap manager sejin yang ada disebelah kananku.

"Ah..Arrasseo."

Aku berjalan mendekat dan terpaksa berjongkok di depan Jimin karena tak ada tempat yang harus aku duduki.

Sepertinya RM peka. Ia menggeser tubuhnya membuat jungkook, j-hope, dan Suga ikut bergeser, walaupun aku tahu Suga melakukanya dengan terpaksa.

"Ada apa?"ucapku setelah duduk diantara Jimin dan Suga.

"Ponselku hilang."cicit Jimin.

"Mwo?eodiga?"

"Molla, jika aku tahu aku tak akan memberi tahumu."

Aku jadi bingung harus mencari kemana, aku juga tak tahu ke mana saja Jimin hari ini. Namun,

"Aku cari di ruangan manager sejin, mungkin tertinggal di sana."ucapku seraya berdiri.

"Aku ikut." jawab Jimin dengan memegang pergelangan tanganku. Untung saja tertutup baju.

"Eh, refleks."ucapnya dan menggaruk tengkuknya.

"Yak!! Bocah duduklah. Kalian menghalangi yang dibelakang."celetuk Jin dengan muka yang sudah menahan marah. Sungguh mengerikan.

Akhirnya aku dan Jimin duduk dan memutuskan untuk mencari ponsel setelah rapat selesai. Aku juga tak merasa cemas, toh, sebelum ponsel Jimin rusak dia pasti sudah bisa membeli dan yang lebih penting di gedung seperti ini siapa yang akan mencuri?

Aku merasa ada seorang yang dari tadi melihat kearah ku dari arah kiri, saat aku menoleh, aku melihat yeoja yang sedang menatapku. Sepertinya tatapan itu bukanlah tatapan yang baik.

Aku berniat bertanya kepada Jimin tapi dia sepertinya sedang fokus pada penata panggung yang sedang berbicara didepan, jadi aku urungkan kembali.

"Kenapa kau melihatku seperti itu."celetuk Jimin dengan nada datarnya.

"Eh, aku ingin bertanya."

"Tanyakan saja."ucap jimin menatapku.

"Dia siapa? Yang berambut pirang panjang, kemeja biru cerah dan rok hitam."jawabku sambil melihat yeoja tersebut yang sedang berbicara pada teman disampingnya.

"Oh, dia yeonsoo. Dia seumuran denganmu. Dia Coordi, kami juga sangat dekat dengannya, dia baik, cantik, ramah, pintar dan menurutku dia lebih pantas jadi seorang idol karena dia juga bisa menyanyi dan bisa dance."jelas Jimin Oppa panjang lebar.

Sungguh mengagumkan. Aku jadi iri dengannya apalagi saat dia sedang tertawa itu lebih indah dan cantik.

Empat jam. Akhirnya rapat selesai, aku sudah tak sabar berdiri, bokongku terasa panas karena duduk terlalu lama.

BTS memutuskan untuk kembali ke dorm setelah mencari ponsel Jimin Oppa, dan benar ponselnya tertinggal di ruangan manager sejin. Sedangkan aku harus tetap di big hit untuk menata jadwal mereka beberapa bulan ke depan.

"Asma, ini jadwal BTS tolong kamu cek kembali, aku takut ada yang bertabrakan nanti. Dan setelah ini kamu bisa kembali ke dorm."ucap manager sejin

"Oh, nee."jawabku sambil menerima beberapa tumpukan buku.

"Kau mau bekerja dimana?"

Ah iya, aku akan mengerjakan ini dimana aku pun tak tahu.
Ehm, aku tahu dimana,

"A..apakah boleh di studio?"kataku pelan. Manager sejin terlihat sedang menimbang-nimbang ucapan ku dan sepertinya keberatan.

"Jika tidak di per..."

"Kamu managernya, jadi kamu juga boleh masuk."

Ya Allah, kenapa ucapan ku selalu terpotong. Tidak dengan BTS ataupun managernya yang satu ini. Sama saja.

"Gamsahamnida."

"Tidak usah se-formal itu. Biasa saja, asma."ucapnya sedikit tertawa kecil.

"Ne, aku permisi dulu manager sejin."

"Baiklah, Hwaiting, asma."ucap manager sejin dengan kedua tangan di angkat ke atas. Sungguh sangat lucu, jika ketiga maknae line di sini pasti sudah menertawai tingkah managernya itu.

Aku segera menetralkan wajahku kembali,"nee, manager sejin."

"Yak! Kenapa tertawa."

"Aniyo."jawabku dan berbalik menuju studio.

*******

Selesai!
Aku menyandarkan tubuhku pada sofa yang ada di studio Bangtan.  Bekerja di studio ini menyenangkan, ruangannya nyaman bahkan aku tak tau sudah menghabiskan beberapa jam disini.

Tiba-tiba pintu terbuka, menampakan sepertinya salah satu staff big hit membawa secangkir kopi.

"Eh, aku tak memintanya."

"Ini inisiatifku sendiri, aku tak tega melihat kamu bekerja sampai malam."jawabnya

"Mwo!? Malam?"

"Iyah ini jam delapan malam."

Ya Allah, segera aku menata buku dan lembaran kertas dengan terburu-buru. Aku harus kembali ke dorm, siapa yang akan memasak makan malam untuk Bangtan. Segera aku berlari keluar studio.

"Hei, bagaimana dengan kopinya."

"Jeosonghamnida, aku terburu-buru. Terimakasih, Kopinya bisa untuk yang lain saja."jawabku dan menghilang dari balik pintu.

Aku berjalan terburu-buru, namun melihatnya membuatku terhenti. Segera aku menghampirinya yang sedang berberes, sepertinya dia akan pulang.

"Annyeong hasimnika, aku Asma apakah kamu yeonsoo."sapaku ramah

"Nee, ada apa."jawabnya ketus.

Aku bingung aku harus mengatakan apa lagi. Sepertinya ada sesuatu yang aku tak tahu. Apa aku punya salah padanya? Tapi ini sepertinya kali pertama kami bertemu. Apa karena hijabku ini?

"Semuanya, aku pulang dulu!"pamitnya pada staff yang belum pulang dan dibalas anggukan kepala.

Dia bahkan melewati ku tanpa sepatah kata apapun dan menghilang dibalik pintu. Apa ada sesuatu antara aku dan yeonsoo.

Aku mengikuti langkah yeonsoo yang berjalan menuju lorong di samping pintu big hit. Sepertinya dia tahu bahwa aku mengikutinya, di lihat dari langkahnya yang tampak gusar.

"Yeonsoo, tunggu!"

Dia tetap berjalan, seolah tak mendengarku.

"Yeonsoo, kita perlu bicara!"

Tetap saja dia berjalan dan mempercepat langkahnya. Sekarang aku yakin dia marah padaku, tapi apa salahku?

"Yeonsoo, kamu kenapa sih?!"

Saat itu, tidak banyak orang yang berlalu lalang karena ini sudah malam dan sebagian pulang lebih awal.

Akhirnya dia berhenti, tapi tak menoleh. Aku mempercepat langkahku agar dia tidak pergi.

"Yeonsoo, Kam.."

Dia berbalik dengan cepat. Dan mengangkat tangan kanannya.

Plakk

Yeonsoo menamparku.

°°°

;Jangan lupa bersyukur hari ini:)

Continua llegint

You'll Also Like

18+ Per Beary

Aleatòriament

1M 7.7K 36
hanya cerita random berbau kotor KK.
127K 11.6K 92
bertahan walau sekujur tubuh penuh luka. senyum ku, selalu ku persembahkan untuknya. untuk dia yang berjuang untuk diri ku tanpa memperdulikan sebera...
219K 15.7K 50
Anna pernah berfikir untuk menghidupi dirinya sendiri, apalagi ditengah-tengah zaman yang semakin menunjukkan tingkah bejat Laki-laki dan itu membuat...
345K 456 4
21+