My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA...

By Niyahcomel

5M 269K 17.7K

#HARAP FOLLOW MY AKUN LEBIH DULU YA# 🚫GAK NERIMA PLAGIAT DARI SEGI MANAPUN!! 🚫YANG CUMA MAMPIR CUMA BUAT P... More

🌻PROLOG🌻
🌻MBBIS🌻01
🌻MBBIS🌻02
🌻MBBIS🌻03
🌻MBBIS🌻04
🌻MBBIS🌻05
🌻MBBIS🌻06
🌻MBBIS🌻07
🌻MBBIS🌻08
🌻MBBIS🌻09
🌻MBBIS🌻10
🌻MBBIS🌻11
🌻MBBIS🌻12
🌻MBBIS🌻13
🌻MBBIS🌻14
🌻MBBIS🌻15
🌻MBBIS🌻16
🌻MBBIS🌻17
🌻MBBIS🌻18
🌻MBBIS🌻19
🌻All Cast MBBIS🌻
🌻MBBIS🌻20
🌻MBBIS🌻21
🌻MBBIS🌻22
🌻MBBIS🌻23
🌻MBBIS🌻24
🌻MBBIS🌻25
🌻MBBIS🌻26
🌻MBBIS🌻27
🌻MBBIS🌻28
🌻MBBIS🌻29
🌻MBBIS🌻30
🌻MBBIS🌻31
🌻MBBIS🌻32
🌻MBBIS🌻33
🌻MBBIS🌻34
🌻MBBIS🌻35
🌻MBBIS🌻36
🌻MBBIS🌻37
🌻MBBIS🌻38
🌻MBBIS🌻39
🌻MBBIS🌻40
🌻MBBIS🌻41
🌻MBBIS🌻42
🌻MBBIS🌻43
🌻MBBIS🌻44
🌻MBBIS🌻45
🌻MBBIS🌻46
🌻MBBIS🌻47
🌻MBBIS🌻48
🌻MBBIS🌻49
🌻MBBIS🌻50
🌻MBBIS🌻51
🌻MBBIS🌻52
🌻MBBIS🌻53
🌻MBBIS🌻54
🌻MBBIS🌻55
🌻MBBIS🌻56
🌻MBBIS🌻58
🌻MBBIS🌻59
🌻MBBIS🌻60
🌻MBBIS🌻61
🌻MBBIS🌻62
🌻MBBIS🌻63
🌻MBBIS🌻64
🌻MBBIS🌻65
🌻MBBIS🌻66
🌻MBBIS🌻67
🌻MBBIS🌻68
🌻MBBIS🌻69
🌻EPILOG🌻
🌻X-tra Part🌻
•SQUEL(KELVAN)•
UDAH DI PUB
!!TEST ROMBAK!!
VOTE COVER!!

🌻MBBIS🌻57

58.3K 3.2K 361
By Niyahcomel

Happy reading🌹


Awas ada adegan 17++ ya😂
Yang ngerasa masih dedeq emes kek author mending skip aja ya. Author gak tanggung jawab ya😂

Alle sengaja bangun pagi-pagi Minggu pagi ini. Bukan ingin jogging atau semacamnya. Melainkan Alle ingin membuatkan Arland nasi goreng spesial dan ia akan memberi kejutan dengan datang ke rumah cowok itu tiba-tiba.

Jika kalian tanya apa yang bisa Alle masak selain nasi goreng? Jawabannya tentu tidak ada, bakat gadis itu sepertinya hanya membuat nasi goreng dan membuat kue.

Selebihnya nanti akan ia pelajari nanti, agar jika Arland memintanya memasak makanan yang lain ia tidak planga-plongo nantinya.

"Humm.. Baunya harumnya dari sini ternyata." Alisha tiba-tiba muncul dari balik belakang Alle, membuat Alle terkejut.

"Loh bunda, dari mana bun?" tanya Alle dengan tangan yang masih setia mengaduk-aduk nasi goreng diwajan

Alisha terlebih dahulu meletakan belanjaannya. "Abis dari depan komplek, belanja. Kamu kok masak, kan bunda udah masakin dimeja makan." ujar Alisha mengeluarkan beberapa bahan makanan mentah.

"Hehe, Alle masakin buat Arland bun. Nanti Alle mau kerumahnya, gak papa kan?" ujar Alle tersenyum puas karna masakannya sudah selesai.

"Gak papa, asal kamu makan dulu dirumah." jawab Alisha.

"Siap! Bun tolong gorengin telur ya, Alle mau mandi dulu." kata Alle menatap sang ibu.

"Pantesan dari tadi ada bau-bau gimana gitu?" ujar Alisha menutup hidung ingin menggoda sang anak.

"Ihh bunda! Alle gak bau tau," kata Alle cemberut. Membuat Alisha tertawa.

Alle mencium pipi Alisha singkat kemudian berlari menuju kamarnya. Ia masih mempunyai waktu banyak sebelum ke rumah cowok itu nantinya.

•••

Alle memarkirkan sepeda yang bernama pinky itu dihalaman luas pekarangan rumah Arland. Gadis itu tersenyum kemudian berlari kecil seraya menenteng paper bag yang berisi bekal makanan.

Tok. Tok.

"Assalamualaikum," ucap Alle seraya mengetuk-ngetuk pintu besar didepannya.

Tak lama kemudian terdengar derap langkah kaki yang beraturan. Seketika Alle terdiam, bagaimana jika itu Siska, Mama tirinya Arland. Namun, lamunannya seketika buyar saat pintu terbuka lebar.

"Eh, non Alle. Silahkan masuk, non." kata Bi Rani yang ternyata membukakan pintu.

"Makasih, bi. Arlandnya mana bi?" tanya Alle mengekor dibelakang.

"Den Arland ada dibelakang, lagi berenang non." jawab Bi Rani tersenyum.

Alle sontak menoleh ke belakang sekilas. "Yaudah bi, ini saya titip makanan. Tolong pindahin ke piring," ujar Alle sopan.

"Siap non,"

Setelahnya Alle segera berlari kecil kebelakang rumah yang semuanya nampak dihiasi kaca tebal.

Alle menyembunyikan separuh badannya saat melihat Arland yang berenang hanya menggunakan boxer yang begitu ketat. Membuat Alle nyaris harus menahan nafasnya saat melihat pemandangan indah itu.

Dan, Alle pun segera keluar saat melihat Arland yang membelakanginya dan bersandar pada pinggiran kolam renang sekaligus menyeruput es jeruk.

Hap!

Alle langsung menutup kedua mata laki-laki itu, membuat Arland tersentak kaget.

"Pagi sayang!" seru Alle menjauhkan kedua tangannya dari wajah Arland.

Arland sontak saja terkejut dan berbalik guna melihat wajah manis gadisnya. Wajah Alle bahkan sudah memerah melihat dada telanjang Arland.

"Kamu kok kesini gak bilang-bilang? Kan aku bisa jemput," kata Arland bertumpu pada pinggiran kolam, sedangkan Alle berjongkok dihadapan Arland. Keduanya saling melempar tatapan cinta.

"Kejutan, hehee. Aku bawain nasi goreng, makan yuk." ajak Alle semangat seraya mengulurkan tangannya.

Arland tersenyum dan mencubit kedua pipi Alle. "Kamu masih haid?" tanya Arland tiba-tiba.

Alle menggeleng. "Kok nanya gitu?"

Arland semakin melebarkan senyumnya. "Berenang yuk, pasti kamu belum mandi kan?" ujar Arland mencolek-colek dagu Alle.

Alle lantas melotot. Ia sudah cantik-cantik begini dibilang belum mandi? Wah belum pernah ngerasain diulek pake batu ya kayanya.

Plak!

"Sembarangan! Aku udah mandi tau, kamu gak liat aku udah cantik gini." omel Alle menggeplak bahu lebar Arland.

Arland meringis pelan. Dalam hatinya ia bergumam. Gak lagi pms, pas pms sama aja. Sama-sama galak.

"Gak usah ngumpat! Aku denger ya!" hardik Alle melotot.

Arland langsung cengengesan. "Becanda sayang. Aku masih mau renang, All. Gak papa kamu nunggu?" kata Arland.

Alle mengangguk. "Jangan lama-lama nanti masuk angin," ujar Alle menyeburkan kakinya ke dalam kolam renang. Karna saat ini ia tengah menggunakan rok sebatas lutut, dengan baju kaos putih pendek.

Melihat Arland yang begitu lihai dalam berenang. Sangat berbanding balik dengannya. Alle pun memainkan kakinya didalam air, sesekali tangannya juga ikut bermain.

"Gak ikut berenang sekalian?" Arland tiba-tiba saja sudah berada didepan Alle. Wajah laki-laki itu sangat tampan jika seperti ini.

Arland tiba-tiba maju dan memeluk pinggang Alle.

"Arland ih, gak enak sama Bi Rani." ujar Alle melotot.

Arland malah bergidik. "Bi Rani gak bakalan berani ke sini sayang." ujar Arland menarik tekuk Alle dan menghadiahi gadis itu ciuman.

Alle tersentak, namun sedetik kemudian gadis itu juga menikmatinya. Semuanya masih sama, manis dan penuh cinta.

Alle bahkan mengalungkan kedua tangannya dileher Arland, sesekali meremas rambut cowok itu saat ciuman mereka semakin liar.

"Nguhh.. Nafsu banget sih! Bibir aku sampe digigit," kata Alle melepaskan ciuman panas itu. Arland ya kalau udah nafsu mah suka gigit-gigit. Kan sakit, dumel Alle dalam hati.

"Kamu lama responnya, makanya aku gigit." elak Arland mengusap bibir Alle yang nampak membengkak.

"Perlu penyesuasain dulu bego," sembur Alle menjitak kepala cowok itu.

"Tinggal langsung muka mulut apa susahnya, sih." ujar Arland juga tidak mau malah.

Sebenarnya perdebatan keduanya ini menjurus ke hal-hal yang bisa saja membangkitkan nafsu salah satu keduanya. Wajah Alle kian memanas dan langsung mendorong wajah Arland yang kian dekat dengannya.

"Buruan renang,"

"Sama kamu, ayo. Gak enak sendirian." kata Arland semakin menarik pinggang Alle agar gadis itu mau menyeburkan diri bersamanya.

Alle menghela nafas gusar. "Aku gak bisa renang. Puas," kata Alle melotot.

Arland mengulum senyum seraya menggeleng. "Badan gede gak bisa renang," ledek Arland mencubiti lengan Alle.

Alle melotot. "Ya namanya juga manusia, pasti ada kekurangannya lah." ujar Alle mendengus.

Arland malah tertawa. "Ciee yang marahh.. Cuma bercanda sayang, ayo aku ajarin." kata Arland meyakinkan.

Alle menggeleng. "Nanti kamu tenggelemin," ujar Alle manyun.

"Suuzun banget sih sama pacar, mana mungkin aku tenggelemin kamu." bantah Arland lembut seraya menarik Alle supaya kian masuk ke dalam kolam renang.

"Baju aku nanti basah," kata Alle menahan bahu lebar Arland. Sebenarnya ini hanya alibi saja, ia takut berenang. Terakhir kali ia berenang mungkin sejak ia hampir tenggelam dulu.

Alle melotot saat bajunya seketika terlepas. Ia bahkan sampai tidak sadar. Dan sang pelaku hanya cengengesan seraya melempar baju kaosnya ke pinggiran kolam.

"Arland!!" pekik Alle menutupi area dadanya yang hanya mengenakan tank top hitam.

"Apa sayang?" jawab Arland malah semakin cengengesan.

"Ngapain kamu buka baju aku?! Aku gak mau renang ya!" kata Alle melotot dengan wajah nyaris memerah semua. Baru kali ini ia tidak mengenakan baju didepan cowok, walaupun masih ada tank top yang melindunginya.

"Ngapain malu sih, gak papa. Ayo berenang, aku lepas baju kamu supaya nanti gak basah. Roknya mau dilepas juga?" tanya Arland kembali cengengesan.

"Dasar mesum! Berenang sendiri--Kya!!" Alle lantas melingkarkan tangannya dileher Arland saat laki-laki itu menyeretnya ke tengah-tengah kolam.

"Kamu lepas aku jambak?!" ancam Alle melotot horor. Kedua kakinya bahkan sudah melingkar dipinggang laki-laki yang malah menyegir itu.

"Gak asik, Ah. Sini, aku ajarin renang ka--

"Gak! Gak mau, ajarin-ajarin nanti kamu tenggelemin." ujar Alle menjitak kepala cowok itu.

Arland tergelak. "Gak bakalan. Kamu tenang dulu, jangan banyak gerak nanti tenggelam." inturksi Arland memulai.

"Land," Alle memelas. Sungguh jika ia tenggelam cowok itu yang akan nantinya ia mutilasi. Emang tega? Tentunya enggak.

Arland menggeleng. "Kakinya turunin dulu, kalau kaya gini mana bisa belajar." ejek Arland mulai menurunkan kedua kaki Alle dipinggangnya.

Alle menggeleng pelan, gadis itu bahkan sudah menampilkan puppy eyes supaya Arland menyerah membujuknya.

"Kali ini aja," pinta Arland mengecup bibir Alle sekilas.

Alle pasrah. Diturutinya kemauan bayi besar itu. Pelan tapi pasti, Alle mulai menurunkan kedua kakinya. Dia nyaris memekik saat kakinya sama sekali tidak bisa menyentuh lantai kolam renang. Astaga, seberapa dalam kolam ini.

"Astaga Arland!! Kaki aku aja gak nyampe! Gimana mau berenang." pekik Alle setengah mengomel.

Arland terkekeh. "Nama juga berenang, mana ada kakinya nyentuh ke bawah ogeb." sembur Arland geli.

"BODAMA-BYUR!!"

"ARL-HHMMPP!! ARLAND!!"

Sedangkan Arland malah tergelak melihat gadisnya yang seperti cacing kepanasan didalam kolam renang.

Alle sendiri sudah panik lantaran hampir tenggelam. Namun, sialnya cowok yang membuatnya seperti ini malah tertawa. Sungguh, Alle bisa mati jika terus begini.

Dirasa Alle sudah kehabisan nafas, barulah Arland bergerak dan menarik gadisnya. Dipangkunya gadisnya yang sepertinya lemas. Arland menjadi khawatir jadinya.

"All," panggil Arland menepuk-nepuk pipi Alle pelan. Dilihatnya gadisnya diam, nampak kaku dan sama sekali tidak bergerak.

"Alll, maaf aku cuma becanda! All," Arland panik, diangkatnya tubuh basah Alle ke atas dan Arland mulai panik sendiri.

Diletakannya telingnya didada gadis itu, apakah masih berdegup atau tidak. Ternyata masih ada. Walaupun Arland sedikit menggeram karna kepalanya menempel didada Alle yang terbuka.

Arland meneliti wajah Alle, senyum jahilnya seketika terbit kala melihat bulu mata lentik itu bergerak ke sana kemari, yang menandakan bahwa gadis itu pura-pura pingsan.

Cup!

Bukan bibir gadis itu. Melainkan area dada yang menjadi santapan Arland saat ini. Arland sengaja menempelkan bibirnya ke dada yang Alle terbuka kemudian menggigit kecil.

"ARLAND!!" teriak Alle melengking. Gadis itu bangun dan mendorong jauh tubuh Arland.

"Kamu ngapain cium-cium aku hah?!!" seketika Alle lupa bahwa ia tengah mengerjai sang kekasih. Shit! Alle bahkan masih bisa merasakan hangatnya bibir Arland yang menyapu area dadanya. Beruntung saat ini tank top nya tidak menampakan bra yang ia kenakan.

"Udah pura-pura pingsannya?" tanya Arland tersenyum miring. Menggoda gadis itu dengan pose setengah berbaring saat ini. Tubuhnya yang basah akibat berenang, ditambah keringat yang bercucuran melalui rambutnya. Membuat siapa pun gadis yang melihatnya nyaris kehilangan nafasnya.

Alle menggeram kesal. Dihampirinya cowok yang nyaris kehilangan nafasnya itu dan ia duduk tepat diperut Arland.

"Cowok gila! Kalau aku mati tadi gimana?!" pekik Alle melengking dengan kedua tangan yang menjambak rambut lebat Arland.

"Aa.. Sakit, sayang." ringis Arland memegang kedua tangan Alle.

"Sukurin!! Mau aku botakin sekalian hah?!" ujar Alle galak. Bodoamat mau dibilang laki, pokoknya ia sangat kesal saat ini.

"Seksi amat, mbak?" celetuk Arland, dan itu sontak menghentikan aksi brutal Alle.

Mata jahil Arland turun menjelajahi dada Alle yang nampak sedikit menyembul keluar. Bahkan Arland seketika terpancing oleh nafsu. Bagaimana tidak, Alle dengan tidak tau berdosanya duduk diatas perutnya dengan keadaan basah, dan itu membuat lekuk tubuh Alle tercetak jelas.

Shit! Umpat Arland.

"DASAR MESU--EH-EH, KAMU MAU BAWA AKU KEMANA?!!" jerit Alle saat tubuhnya tiba-tiba melayang ke udara.

"Mandilah," jawab Arland mengerling nakal.

Mata Alle melotot. Baru saja ingin menguluarkan segala umpatannya, tiba-tiba Bi Rani datang dengan handuk ditangan wanita itu.

"Astaga, ini non handuknya."

Alle meringis malu. Apalagi pakaiannya tidak utuh saat ini.

"Simpen aja, bi. Kita mau mandi," ujar Arland langsung berlari menuju lantai tiga, dimana kamar cowok itu berada.

Mata Alle semakin membola. Dengan santainya cowok itu mengatakan bahwa mereka ingin mandi? Dasar sinting!

"TURUNIN KAMPRET! DASAR MESUM!!" teriak Alle menggelegar. Sedangkan Arland tergelak dan terus membopong Alle hingga sampai didalam kamar.

Dan, dengan jahilnya Arland sengaja mengunci pintu kamarnya. Wajah Alle memucat, ditambah bibirnya yang mulai membiru akibat kedinginan.

Hup!

Arland lantas membanting Alle diatas kasur empuk dan besar miliknya. Menatap Alle persis seperti singa yang tengah kelaparan.

"Land," Alle menahan dada Arland saat cowok itu tiba-tiba saja merangkak dan menindihnya. Sungguh, posisi mereka sangatlah intim. Terlebih keduanya yang sama-sama basah.

"Sampe biru gini, maaf." ujar Arland membelai bibir Alle lembut. Memutar-mutar gerakannya dibibir lembut dan menjadi candunya itu.

"Land, hmpp!!"

Mulut Alle seketika dibungkam hangat. Alle meremang kala tekuknya diraba pelan oleh tangan besar Arland.

"Humpp.. Ugh.." Alle tidak kuat. Gadis itu membelenguh pelan dengan kedua tangan yang meremas rambut Arland. Menyuruh laki-laki itu memperdalam ciumannya.

Kini hawa dingin itu berganti dengan panas yang seketika menyerang. Membuat keduanya semakin liar.

Ciuman itu terlepas. Alle pikir semuanya sudah berakhir, namun ia salah. Kini leher jenjangnya yang menjadi sasaran laki-laki itu.

Arland tanpa segan menyesap kembali leher Alle sehingga menimbulkan kissmark. Pastikan Alle untuk memakai foundation agar tanda itu tidak terlihat.

"Hmp! Ah~Land.." desah Alle pelan.

Arland yang mendengar itu bukannya berhenti, malah semakin semangat. Dikecupnya telinga Alle sensual, membuat Alle seketika menegang dan meremas bahu lebar Arland.

Kesadaran Alle masih waras. Ia tidak ingin nafsu menguasai mereka berdua. Namun, sangat berbanding balik dengan reaksi tubuhny yang masih setia menerima perlakuan lembut kekasihnya.

"Land, k-kita udah terlalu jauh." bisik Alle menangkup wajah Arland yang sudah diselimuti gairah.

Arland mengacak rambutnya kasar, kemudian mengecup bibir Alle singkat dan sedikit menekannya. Nampak sekali kabut gairah dikedua mata coklat milik laki-laki itu.

"Maafin aku. Aku mandi dulu," bisik Arland dengan nafas yang tak beraturan.

Alle mengangguk dan membiarkan laki-laki itu pergi menjauh. Sebelum itu ia sempat mendengar Arland menggerutu entah apa.

Alle langsung bangkit dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang hampir setengah telanjang.

Bayangan Arland hampir mencumbu area dadanya membuat Alle meremang. Dengan secepat kilat gadis itu bangkit dan berlari menuju toilet dibawah.

•••

Masih dikediaman Arland. Alle menatap tubuhnya yang hanya dibaluti baju kebesaran milik Arland yang lengannya pendek dan hanya sebatas lutut.

Keduanya hampir menghabiskan waktu setengah jam untuk mandi. Dan paling lama adalah Arland. Apakah yang laki-laki itu buat sehingga sangat lama berada didalam kamar mandi.

Alle pun akhirnya beranjak ke kamar cowok itu dengan nampan yang berisi nasi goreng yang sudah hampir dingin kembali, karna tadi Alle sudah memanaskannya.

"Land," panggil Alle membuka knop pintu perlahan. Dilihatnya cowok itu berada dibalkon kamarnya dan tengah bertelponan. Entah dengan siapa.

"Land," panggil Alle kian mendekat. Gadis itu meletakan nampan diatas kasur dan memilih menghampiri cowok itu.

"Baik Oma. Nanti Arland atur," ujar Arland yang sepertinya ngobrol dengan Omanya. Setelahnya sambungan itu terputus dan Arland segera berbalik.

"Makan dulu, nanti keburu dingin." kata Alle berupaya tidak gugup. Pasalnya Arland saat ini tidak mengenakan baju, hanya celana pendek saja.

Alle pun sontak berbalik. Namun, tubuhnya langsung ditarik dan didekap hangat.

"Maaf. Aku hampir kelepasan tadi," bisik Arland merasa bersalah.

Alle menggeleng seraya berbalik. Menatap wajah Arland yang kini terlihat sendu. Mungkin cowok itu pikir ia akan marah.

"Bukan kamu, tapi kita." koreksi Alle. Memang bukan hanya Arland yang hampir kelepasan, tapi dirinya juga.

Arland tersenyum tipis. "Maaf ya, pasti kamu gak nyaman."

"Gak papa, ayo makan." ajak Alle menarik lengan cowok itu agar duduk dikasur.

"Makan disini gak papa, kan?" ujar Alle duduk lebih dulu dikasur. Arland tidak menjawab, namun cowok itu langsung berbaring dengan bantalan paha terbuka Alle.

"Suapin," pinta Arland membuka mulutnya. Alle menggeleng geli dan menuruti kemauan bayi besar tersebut.

Ting!

Alle sontak menoleh dan mendapati ponselnya yang berbunyi.

"Siapa?" tanya Arland mendongak.

"Dari Kak Liam. Dia udah ada didepan gerbang rumah kamu, aku ke sana ya?" ujar Alle hendak bangkit.

Arland lantas melotot. "Liam? Ngapain dia kesini? Kamu ada janjian sama dia?" todong Arland memincing.

"Cemburuan banget sih." keluh Alle mengeplak kepala Arland. "Aku yang suruh dia ke sini, dia cuma mau balikin flashdisk aku. Karna aku lagi butuh itu."

Namun, Arland tetap saja memasang wajah masamnya. Arland tidak rela jika tubuh Alle yang sedikit terbuka dilihat oleh Liam. Apalagi gadis itu kini menguncir rambutnya ke atas.

"Eh mau kemana?" cegah Arland menarik Alle sehingga terbenam dikasur.

"Arland ihh minggir! Kasihan Kak Liam udah nungguin," omel Alle melotot.

"Tunggu,"

Entah apa maksud kata tunggu itu yang pasti Alle tidak mengerti.

"Akh!" Alle lantas terpekik saat Arland menghisap lehernya yang pastinya akan menimbulkan kissmark.

"Kamu gila?!" bentak Alle mendorong tubuh Arland sehingga terjungkal.

Arland tersenyum dan mengusap bibirnya yang basah. "Sekarang kamu boleh temuin dia, dan waktunya cuma lima menit." kata Arland membuat Alle memberenggut seketika.

"Arland ih! Ngapain bikin tanda disini sih, nanti ketahuan."

Arland menoleh. "Berarti kamu emang niat macem-macem sama dia. Kalau gak, ngapain kamu protes aku bikin tanda disana."

"Cowok gila!" sembur Alle langsung turun dari ranjang. "Kamu ngikutin siap-siap aku ngambek! " ancam Alle melotot saat merasakan ada yang mengikutinya.

Arland langsung diam dan duduk kembali dengan gaya sok imut.

Setelah gadisnya pergi Arland tersenyum puas. Ia yakin, Liam tidak buta untuk melihat tanda apa itu.





















TBC!!

Khem.. Tolong adegan tadi dikondisikan ya😂kali aja masih banyak dedeq emes kek author.

Mereka kok makin hari makin gemes ya😍ucull bangett..

Vote sama komennya jangan sampai lupa🤗tinggalkan jejak kalau gak mau dianggap makhluk halus, wk.

Salam hangat❤

Continue Reading

You'll Also Like

959K 47.1K 62
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
4.2M 250K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
851K 73.5K 46
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.6M 221K 67
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...