My BadBoy In Sweet ✔️[SEGERA...

Da Niyahcomel

5M 269K 17.7K

#HARAP FOLLOW MY AKUN LEBIH DULU YA# 🚫GAK NERIMA PLAGIAT DARI SEGI MANAPUN!! 🚫YANG CUMA MAMPIR CUMA BUAT P... Altro

🌻PROLOG🌻
🌻MBBIS🌻01
🌻MBBIS🌻02
🌻MBBIS🌻03
🌻MBBIS🌻04
🌻MBBIS🌻05
🌻MBBIS🌻06
🌻MBBIS🌻07
🌻MBBIS🌻08
🌻MBBIS🌻09
🌻MBBIS🌻10
🌻MBBIS🌻11
🌻MBBIS🌻12
🌻MBBIS🌻13
🌻MBBIS🌻14
🌻MBBIS🌻15
🌻MBBIS🌻16
🌻MBBIS🌻17
🌻MBBIS🌻18
🌻MBBIS🌻19
🌻All Cast MBBIS🌻
🌻MBBIS🌻20
🌻MBBIS🌻21
🌻MBBIS🌻22
🌻MBBIS🌻23
🌻MBBIS🌻24
🌻MBBIS🌻25
🌻MBBIS🌻26
🌻MBBIS🌻27
🌻MBBIS🌻28
🌻MBBIS🌻29
🌻MBBIS🌻30
🌻MBBIS🌻31
🌻MBBIS🌻32
🌻MBBIS🌻33
🌻MBBIS🌻34
🌻MBBIS🌻35
🌻MBBIS🌻36
🌻MBBIS🌻37
🌻MBBIS🌻38
🌻MBBIS🌻39
🌻MBBIS🌻40
🌻MBBIS🌻41
🌻MBBIS🌻42
🌻MBBIS🌻43
🌻MBBIS🌻44
🌻MBBIS🌻45
🌻MBBIS🌻46
🌻MBBIS🌻47
🌻MBBIS🌻48
🌻MBBIS🌻49
🌻MBBIS🌻50
🌻MBBIS🌻51
🌻MBBIS🌻52
🌻MBBIS🌻53
🌻MBBIS🌻54
🌻MBBIS🌻55
🌻MBBIS🌻57
🌻MBBIS🌻58
🌻MBBIS🌻59
🌻MBBIS🌻60
🌻MBBIS🌻61
🌻MBBIS🌻62
🌻MBBIS🌻63
🌻MBBIS🌻64
🌻MBBIS🌻65
🌻MBBIS🌻66
🌻MBBIS🌻67
🌻MBBIS🌻68
🌻MBBIS🌻69
🌻EPILOG🌻
🌻X-tra Part🌻
•SQUEL(KELVAN)•
UDAH DI PUB
!!TEST ROMBAK!!
VOTE COVER!!

🌻MBBIS🌻56

57.2K 3.4K 312
Da Niyahcomel

Happy reading🌹


Malam harinya Alle nampak termenung sesekali menekan-nekan perutnya yang terasa sakit. Sakit antara haid atau lapar. Sebenarnya tadi ia sudah makan, bahkan nambah menjadi dua piring. Tidak ayal lagi memang, jika ia datang bulan pastinya selera makannya meningkat dan agak sensitif. Padahal ini haidnya yang ke lima, besok pasti sudah selesai.

"Allea!"

"Nasi goreng pedas!" seru Alle langsung melompat dari atas kasur. Memang sebelum sang ibu pergi ke toko tadi Alle sempat menitip nasi goreng langganannya, padahal ia sudah makan.

Sesampainya dibawah, gadis itu melihat sang ibu yang nampak membongkari belanjaannya.

"Nasi goreng Alle mana?" tanya Alle langsung duduk disamping sang ibu.

Alisha terkekeh. Anaknya ini jika sudah datang bulan mengalahkan orang yang tidak makan berhari-hari. Sangat rakus.

"Nih, sekalian bunda beliin gulali. Suka gak?"

Mata Alle sontak berbinar. "Gulali?! Bunda dapet dimana?" jerit Alle berlebihan memang, namun ia sangat menyukai makanan manis itu.

"Pasar malem. Baru buka dikomplek sebrang," jawab Alisha mengeluarkan kue yang ia bawa dari toko.

Alle yang tengah melahap nasi gorengnya pun sontak tersedak. Membuat Alisha panik dan langsung berlari mengambilkan air putih.

"Pelan-pelan makanya. Gak ada yang minta makanan kamu juga." omel Alisha menyodorkan air putih.

Alle pun segera meraihnya dan menegaknya hingga habis.

"Pasar malam? Bunda serius? Kapan buka?" cecar Alle sangat antusias. Rasanya ia ingin mengajak Arland untuk ke pasar malam, mumpung malam ini malam Minggu pikir gadis itu.

"Semalem kayanya. Kenapa mau kesana?" tanya Alisha melirik keantusiasan sang anak.

"Mau banget!! Pokoknya Alle harus kesana malam ini juga. Bey bun, makasih nasi gorengnya." seru Alle kegirangan dan langsung naik ke atas. Pasalnya nasi gorengnya sudah habis.

Sedangkan Alisha hanya bisa menggeleng pasrah. Alle memang sangat menyukai pasar malam. Tidak heran lagi jika gadis itu sangat antusias saat mendengarnya.

Sesampainya dikamar, Alle langsung tiarap dan mendial nomor sang kekasih.

Tak lama kemudian vicdal yang ia lakukan pun diangkat.

"Arland!" seru Alle melebarkan senyumnya.

Arland yang disebrang sana tengah minum didapur pun langsung menjawab. "Tumben kamu video call aku, kenapa?" tanya Arland meneliti wajah gadisnya. Sangat berbeda dari biasanya, ada rasa gembira dikedua gadis itu.

"Land ada pasar malem!" seru Alle kembali.

Arland menyerit sebentar, kemudian tersenyum. "Aku otw rumah kamu, siap-siap."

Alle tersenyum lebar. Sungguh, kekasihnya ini sangat peka sebagai laki-laki. Padahal ia belum meminta cowok itu datang.

"Siap bos! Hati-hati ya, terus dijalan jangan lupa beliin coklat." kata Alle menyegir diakhir kalimatnya.

Arland terkekeh seraya mengangguk. "Ada lagi Tuan putri?"

Alle mengangguk. "Kamunya jangan sampe lecet ya, aku gak mau nanti pas dipasar malam orang ngira aku bawa gelandangan. Hahah..." niatnya sebenarnya ingin menasehati supaya laki-laki jangan terlalu ngebut dijalanan, eh malah jadi ledekan.

"Eh, ngeselin ya!" hardik Arland pura-pura marah, namun sebenarnya ia sangat menikmati wajah senang gadisnya.

"Hehee...kamunya hati-hati, jangan ngebut." ujar Alle serius.

"Hm.. Iya sayang. Yaudah aku ganti baju dulu. See you."

"See you too!"

Setelah sambungan terputus Alle segera mencari pakaian yang hangat dan pas untuk ia kenakan, mengingat udara malam pastinya akan dingin dan bisa saja membuat tubuhnya menggigil.

Setelahnya, gadis itu mencepol asal rambutnya dan memilih turun ke bawah sembari menunggu Arland datang.

"Mau ke pasar malam?" tanya Alisha yang ternyata masih duduk disofa.

"Hehe iya dong bun, bunda gak papa kan sendiri?" ujar Alle memeluk sang ibu dari samping.

Alisha menggeleng. "Kamu sama Arland, kan?"

"Iya, beneran gak papa?" tanya Alle sekali lagi.

Alisha terkekeh. "Bunda udah biasa sendiri juga pas kamu sekolah, makanya bunda sering ke toko kalau kamu sekolah, biar gak kesepian." kata Alisha tersenyum.

Alle lantas menjauhkan diri dan menatap sang ibu dalam. "Bunda gak mau cari pengganti, Papa gitu?" ujar Alle hati-hati.

Alisha tersenyum lembut. Kemudian menggeleng. "Bunda rasa hati bunda udah mati rasa. Jadi, rasanya biasa aja." jawab Alisha tenang.

"Bunda gak capek sendiran mulu? Alle kasian pas Alle sekolah bunda kesepian, belum lagi pas Alle gak ada dirumah." ujar Alle menggenggam tangan sang ibu.

Alisha terkekeh. "Bunda udah biasa. Lagian gak bakalan ada yang bisa gantiin posisi Papa kamu di hati bunda. Bukannya bunda gak niat membuka hati, tapi bunda emang gak mau sama sekali." jelas Alisha perlahan.

Alle tersenyum lebar mendengarnya. Ibunya ini memang setia, bahkan sang ibu tidak ingin lagi menerima orang baru dihidup mereka, padahal banyak yang mencoba mendekati sang ibu namun Alisha selalu menolak.

"Nanti Alle mau kaya bunda ah, walaupun pasangan Alle udah gak ada, Alle gak bakal berpaling." ujar Alle membuat Alisha terkekeh.

"Secara gak langsung kamu doain Arland mati dong,"

"Eh, bukan gitu!" sergah Alle cepat. Membayangkannya saja ia tidak bisa, apalagi misalnya itu benar-benar terjadi.

Alisha tertawa kecil. "Jodoh ditangan Tuhan sayang. Jadi, gak usah terlalu dipikirin, jalanin aja dulu sama yang sekarang." ujar Alisha menepuk-nepuk pipi anaknya yang nampak berisi.

Alle pun ikut tertawa. "Bunda yang terbaik!" seru Alle memeluk Alisha.

Tok!

Tok!

Alle langsung melepaskan pelukannya dan lantas berlari ke arah pintu. Seperti anak kecil yang sedari tadi menunggu ayahnya pulang.

"Bunda mana?" tanya Arland langsung setelah pintu terbuka lebar.

Alle nampak diam. "Jadi mau ngajak bunda atau aku?" ujar Alle. Pasalnya bukan dirinya yang pertama kali laki-laki itu tanyakan, melainkan sang ibu.

Arland mengacak rambut gadisnya gemas. "Aku mau pamitan bego!"

Alle langsung menyegir. "Ada didalem, ayo masuk." ajak Alle.

Alisha yang tadi hendak menghampiri sontak menghentikan langkahnya saat melihat kedua remaja itu mendekat.

Arland lebih dulu maju dan tersenyum kepada Alisha. "Bun, Arland minta izin buat ngajak Alle jalan. Arland janji pulangnya gak bakal larut." ujar Arland.

"Bunda izinin, kalian berdua hati-hati ya. Alle jaketnya dipake, jangan digantung doang." protes Alisha membuat Alle menyegir.

"Siap ibu negara!" Alle pun segera memakai jaket yang memang sedari tadi masih ia peluk.

"Kita pamit bun. Assalamualaikum," ucap Arland.

"Waalaikumsalam," sahut Alisha.

•••

Dan sampailah kedua disini. Ditempat yang penuh keramaian. Banyak anak-anak yang berlarian ke sana kemari, badut-badut lucu yang akan membuat siapa saja tertawa.

Alle dan Arland pun masuk seraya bergandengan. Menatap seluruh wahana permainan dengan mata yang berbinar, terutama Alle.

"Sayang anak, sayang anak. Ayo ibu-ibu, yang sayang anaknya. Silahkan dibeli,"

Alle dan Arland pun sontak berhenti, dan menatap abang-abang yang tengah menjajakan dagangan mainannya.

"Kita belum punya anak, gak usah beli." bisik Arland membuat tawa Alle meledak.

"Nikah dulu ogeb," sembur Alle geli.

Keduanya pun kembali melanjutkan jalannya, namun kembali terhenti saat ada abang-abang yang tak jauh dari mereka.

"Sayang pacar, sayang pacar. Ayo yang sayang pacarnya sok bonekanya dibeli. Dijamin barang bagus," ujar abang-abang itu memamerkan boneka-boneka lucu dan pastinya sangat menggemaskan.

Keduanya terkekeh secara bersamaan. "Karna aku sayang pacar, ayo kesana. Kamu suka boneka?" tanya Arland merangkul Alle.

"Gak suka," jawab Alle cepat. Membuat dahi Arland berkerut biasanya kalau cewek pasti sangat suka boneka.

"Kok gitu?"

"Sukanya sama kamu, aja." Alle mencubit hidung mancung Arland kemudian tertawa kecil.

Arland pun sontak memeluk Alle dari samping. "Pinter ya sekarang gombalnya,"

Alle pun langsung melepaskan pelukan itu dan berlari lebih dulu menuju abang-abang boneka.

"Wah gede-gede semua," kata Alle menatap banyak sekali boneka yang tersusun rapi.

"Panda lucu tuh, kamu mau?" ujar Arland membawa Alle masuk ke dalam toko tersebut.

Alle pun langsung melihat boneka yang ditunjuk Arland. Ternyata boneka itu sangat besar, bahkan lebih besar dari badannya sendiri.

"Ihh itu mah kegedean, bawanya nanti gimana?" kata Alle nampak protes. Namun, sebenarnya ia juga sangat menyukai boneka itu.

"Gampang. Bang, boneka ini satu ya. Nanti pas mau pulang aja kita ambil." pinta Arland pada abang boneka itu.

"Siap," jawab abangnya.

"Kamu seriusan mau beli itu?" tanya Alle menatap Arland. Alle saja tidak dapat membayangkan besarnya boneka itu, badannya saja kalah.

"Kamu tenang aja. Kan kita bawa mobil," jawab Arland santai. Kemudian mereka keluar menghampiri abang itu.

"Berapa bang?"

Abang itu pun menoleh. "Lima ratus ribu aja, Mas." ujar abang itu.

Alle tercengang sebentar. Lima ratus ribu? Gak salah nih? Batin Alle mendadak menyesal.

"Makasih bang," ucap Alle saat Arland membawanya pergi dari sini.

"Land apa yang tadi gak kemahalan?" tanya Alle saat mereka sudah agak jauh dari toko tersebut.

"Buat kamu apasih yang enggak," jawab Arland malah mencubiti pipi Alle.

Alle memberenggut. "Ihh, kan udah aku bilang jangan boros." kata Alle memperingati.

Arland merangkul pinggang Alle mesra, kemudian menunduk melihat gadisnya. "Cuma beli itu gak bikin aku miskin, All." jawab Arland santai. Gadisnya ini memang langka, dibeliin boneka sama pacar malah ngomel.

"Kalau sampai kamu miskin, jangan salahin aku ya kalau nanti aku tinggalin." ancam Alle sebenarnya ingin bercanda.

"Eh kok gitu?" protes Arland melotot.

Alle langsung tertawa. "Aku cinta kamu apa adanya. Miskin atau kaya, aku bakalan tetep sama kamu." kata Alle bersandar pada lengan kokoh Arland.

"Karna kamu udah cinta mati sama aku," jawab Arland dengan pedenya.

"Pede banget masnya," cibir Alle menoyor pipi Arland.

Bukannya marah, mereka berdua malah tertawa. Sungguh dunia terasa milik berdua.

"Eh, masuk rumah hantu yuk." ajak Alle semangat seraya menunjuk wahana yang paling ditakuti orang dipasar malam ini.

Arland menatap Alle penuh senyuman. "Kamu gak takut?"

Alle menggeleng. "Gak, lagian hantu-hantu disini tuh udah hapal aku wujudnya." jawab Alle agak sombong.

Arland tergelak. "Yang ada hantunya takut sama kamu ya.. Aduh! Aww.. Kok dicubit?" protes Arland memegang lengannya yang dicubit keras oleh Alle.

"Maksud kamu? Aku lebih jelek dibandingin sama hantu?!" kata Alle melotot.

"Bukan gitu sayang, tapi agak nyeremi--"

"Aku nyeremin gitu?!"

"Bukan, maksud aku tuh hantunya." jawab Arland mengalah. Ia baru tersadar bahwa saat ini gadisnya pms, ingatkan dia untuk dia membuat ulah lagi dengan macan betina ini.

"Dasar! Kamu pikir aku gak tau kamu mau bilang aku serem hah?!" omel Alle masih tidak terima.

"Bukan gitu sayang, cinta," jawab Arland mencerocos.

Alle sontak mengulum senyum dan menoyor pipi cowok itu. "Dih, jadi masuk gak nih?" ujar Alle kemudian.

Arland pun mengangguk. Mereka pun akhirnya memilih membeli tiket terlebih dahulu sebelum akhirnya diperbolehkan masuk.

Untung saja diruangan ini masih ada pencehayaan, kalau tidak Alle pasti sudah akan menjerit.

Arland pun langsung saja menyalakan senter hapenya. Walaupun tidak terlalu gelap, pasti nanti dilorongs sana akan gelap.

"AA!! HANTUU!!" keduanya sontak terkejut saat mendengar lengkingan suara seseorang dari arah depan.

"Eh!" Arland lantas terperanjat saat pocong tiba-tiba melintas didepan mereka.

"Kamu takut?" ledek Alle berpegangan pada lengan Arland.

Arland menggeleng. "Gak, gak ada yang serem. Lebih sereman kamu," jawab Arland yang sebenarnya mengelak.

"Ehh!!" protes Alle kembali menghadiahi cowok itu cubitan keras.

"Shutt.. Liat, hantunya lagi ngobrol." bisik Arland ditelinga Alle.

Alle pun langsung menoleh. Dan benar saja, ada dua kuntilanak yang ngobrol entah apa. Sepertinya kedua orang itu tidak menyadari adanya mereka disini.

"Kagetin yuk," ajak Alle cengengesan.

Arland terkekeh melihat aksi jahil sang pacar. "Terus senternya aku matiin gitu?" bisik Arland.

Alle mengangguk. "Cuma sebentar, aku yakin bisa tahan. Kan selama ini aku udah belajar buat gak takut sama gelap lagi."

"Bener ya?"

"Iya, buruan ah. Keburu hantunya sadar," kata Alle langsung menyerobot berjalan lebih dulu. Tentunya dengan hati-hati.

Dan saat sampai dibekalang kedua kuntilanak itu. Tiba-tiba....

"AAA!! ADA HANTU ASLI!! HANTUNYA TERBANG!!"

"EH POCONG BERANAK! POCONG BERANAK! AAAA ADA HANTUU!" teriak salah satu kuntilanak itu latah dan kemudian langsung lari terbirit-birit.

Bruk!

Brak!

Kedua kuntilanak itu langsung terjatuh dan saling menindih saat terjedot kayu yang berdiri tegak.

"Hahahah... Hantu kok takut sama hantu.." Alle tertawa ngakak seraya menunjuk kedua kuntilanak itu. Sedangkan Arland terkekeh melihat aksi jahil itu.

"Siapa disana?!"

"Mampus!" ucap Alle dan Arland serempak. Itu pasti penjaga keamanan yang mendengar teriakan mereka.

"Kabur!!"

Kedua pasangan yang baru saja membuat onar itu langsung berlari terbirit-birit saat sadar penjaga keamanan itu mengerjar mereka.

Lama mencari jalan keluar. Akhirnya mereka bisa lolos juga. Bahkan semua orang menatap keduanya heran saat berlari-lari dari dalam rumah hantu sampai keluar.

"Hahaha.. Sumpah! Hantunya lucu, hahah," Alle masih saja tertawa. Sungguh gadis itu tidak bisa menahan tawanya saat melihat kedua kuntilanak itu.

"Jahil banget sih, untung gak ditangkep." kata Arland menjitak kening gadis itu. Alle malah tertawa jadinya.

"Kalau ditangkep kamu aja yang aku serahin, aku mah tinggal pulang." kata Alle menjulurkan lidahnya.

Mata Arland membulat. "Jadi gak sayang nih sama pacar?"

"Enggak," jawab Alle cepat. "Tapi cintaa.."

"Makin pinter ya!"

"Hahah... " Alle kembali tertawa saat Arland menggendong tubuhnya dan membawanya berlari. Alle tersenyum dan dengan senang hati melingkarkan kedua tangannya dileher cowok itu.

Arland aku bahagia.

•••

Kini jam sudah menunjukan pukul 11 malam, dan tentunya Arland sudah pulang sejak setengah jam yang lalu.

Sementara itu Alle masih terbaring seraya termenung diatas kasur. Sedari tadi ia memang tidak bisa tidur karna lagi dan lagi perutnya yang terasa lapar. Padahal saat pulang tadi ia dan Arland sudah makan, mahalan Alle nambah waktu di warteg.

Alle kembali melirik jam didinding. Pasti Arland sudah tidur jam segini pikir Alle cemberut. Gadis itu pun mengambil ponselnya dan membuka aplikasi Whatsapp, melihat apakah Arlandnya online atau tidak.

Dan ternyata online!

Alle pun segera mengetikan pesannya.

Udah tidur belum?

My Arland❤

Ini udah mau tidur, kenapa All?

Alle terdiam sebentar. Kasihan juga pikir Alle kalau harus disuruh laki-laki itu membelikan makanan.

Oh yaudah, tidur gih. Jangan begadang.

Iya, kamu juga jangan begadang. See you❤

Too❤

Alle pun lantas menekuk wajahnya. Sungguh ia kelaparan saat ini juga. Namun, ia tidak enak jika harus meminta cowok itu membelikannya.

Terpaksa lah Alle kembali bangkit dan menuju dapur. Mengobrak abrik kulkasnya berharap ada makanan didalamnya. Namun, nihil tidak ada makanan saji yang Alle harapkan.

Hanya ada telur mentah dan beberapa helai roti. Alle bukanlah tipekal gadis yang pandai memasak. Sebenarnya ia bisa, namun tidak terlalu pandai.

Alhasil, jadilah Alle mengambil empat lembar roti dengan selai kacang coklat. Dilahapnya roti itu dengan wajah yang di tekuk. Ada perasaan ini menangis juga, karna dengan 4 roti saja sama sekali tidak membuatnya kenyang.

Ting!

My Arland❤

Udah tidur?

Alle yang masih memakan rotinya pun langsung menyerit.

Belum, kenapa? Kamu juga kok belum tidur.

Bukain pintu.

Mata Alle membola.

Hah? Kamu jangan becanda.

Pintu hati kamu maksdunya, hehe.

Sungguh Alle rasanya ingin memakan cowok itu saja saking kesal sekaligus laparnya.

Ngeselin!

Eh beneran, bukain pintunya.

Kamu jangan becanda ya.

Laki-laki itu tidak membalas pesannya, melainkan bel rumah seketika berbunyi..

Ting!

Mata Alle membola. Jadi itu beneran? Tanpa aba-aba gadis itu langsung berlari ke arah pintu.

"Kamu? Kok bisa ada disini sih? Katanya mau tidur?" ujar Alle tak bisa menutupi rasa senangnya.

"Pacar dateng bukannya disuruh masuk malah diomelin," kata Arland mengacak rambut Alle.

Alle menyegir kemudian mempersilakan pacarnya masuk.

"Eh, kamu bawa apa?" tanya Alle saat sadar Arland membawa dua buah kresek.

"Nasi goreng sama bakso," jawab Arland memamerkan bawaannya.

Mata Alle berbinar. "Serius?!"

Arland mengulum senyum melihat reaksi gadisnya itu. "Sekalian aku beliin martabak, sama ayam geprek." lanjut Arland mengembangkan senyum.

Mata Alle semakin berbinar. "Ini buat siapa? Kok banyak banget."

"Buat kamu lah, emang aku gak tau pas kamu chat aku tadi. Pasti laper kan?"

Alle mengangguk malu. "Maaf ngerepotin, ya."

"Gak papa, malah aku seneng. Ayo makan." ajak Arland menuntun Alle supaya ke meja makan.

"Kamu makan roti?" tanya Arland menatap helaian roti yang masih tersisa.

Alle mengangguk. "Tapi gak kenyang," jawab Alle tertawa.

"Rakus ya sekarang," goda Arland menoel-noel pipi gembil Alle.

"Ishh... Buruan, aku laper." kata Alle tidak sabar ingin mencicipi seluruh makanan itu.

"Iya sabar, aku ambil piring sama sendok dulu." ujar Arland melangkah ke dapur guna mengambil piring untuk mereka berdua.

Namun, sesampainya dimeja makan semua bungkusan makanan sudah terbuka habis dan sang pelaku malah menyegir dengan mulut yang penuh dengan martabak.

"Pelan-pelan sayang, makanannya juga gak bakal lari." ujar Arland terkekeh seraya mengusap sudut bibir Alle yang terkena saus.

Alle mengangguk dan terus melahap apa saja yang ada didepannya, Arland pun juga ikut memakannya walaupun sedikit.

"Masih laper?"

Alle menoleh dan mengangguk polos.

Arland menggeleng takjub. Ia hanya menatap gadisnya pasrah. "Makanannya udah habis loh, All."

"Becanda sayang. Makasih udah beliin, pacar paling peka deh." ujar Alle menghadiahi Arland kecupan singkat dipipi.

Arland menghembuskan nafas lega. "Aku pikir kamu nanti mau makan aku, gegara masih laper."

Alle sontak melotot. "Kamu pikir aku kanibal?!"

"Kali aja,"

"Eh!"

"Hahahaa.."

TBC!!

Hayoo siapa yang dari tadi ngayal jadi Alle😂🙋.

Fix, ini pasangan sowitt banget sihh😭buat para jomblo minder aja.

Vote sama komennya jangan lupa😙harus tinggalin jejak ya, biar gak author kira yang baca gak makhluk halus😂

Pollow ig sekalian ya, buat temenan. Yang mau temenan di wa juga boleh.@St_Saniyah.

Continua a leggere

Ti piacerà anche

3.6M 172K 63
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
4.9M 371K 52
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
543K 44K 29
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
2.4M 159K 50
FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! "𝓚𝓪𝓶𝓾 𝓪𝓭𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓽𝓲𝓽𝓲𝓴 𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓱𝓮𝓷𝓽𝓲, 𝓭𝓲𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓼𝓮𝓶𝓮𝓼𝓽𝓪𝓴𝓾 𝓫𝓮𝓻𝓹𝓸𝓻𝓸𝓼 𝓭𝓮𝓷𝓰𝓪�...