✔Perfecto [CSC]

By keipaplova21

19.6K 3.1K 406

Kejadian kecil yang melibatkan kalian membuat mu jatuh pada nya. Perhatian kecil yang diberikan oleh mu memb... More

Prolog
🍁Satu
🍁Dua
🍁Tiga
🍁Empat
🍁Lima
🍁Enam
🍁Tujuh
🍁Delapan
🍁Sembilan
🍁Sepuluh
🍁Sebelas
🍁Dua belas
🍁Tiga belas
🍁Empat belas
🍁Lima belas
🍁Enam belas
🍁Tujuh belas
🍁Delapan belas
🍁Sembilan belas
🍁Dua puluh
🍁Dua puluh dua
🍁Dua puluh tiga
🍁Dua puluh empat
🍁Dua puluh lima
🍁Dua puluh enam
🍁Dua puluh tujuh
🍁Dua puluh delapan
🍁Dua puluh sembilan
🍁Tiga puluh
🍁Tiga puluh satu
🍁Tiga puluh dua
🍁Tiga puluh tiga
🍁Tiga puluh empat
🍁Tiga puluh lima
🍁Tiga puluh enam
🍁Tiga puluh tujuh
🍁Tiga puluh delapan
🍁Tiga puluh sembilan
🍁Empat puluh
🍁Empat puluh satu
🍁Empat puluh dua
🍁Empat puluh tiga
🍁Empat puluh empat
🍁Empat puluh lima
🍁Empat puluh enam
🍁Empat puluh tujuh
🍁Empat puluh delapan
🍁Empat puluh sembilan
🍁Lima puluh
Sequel

🍁Dua puluh satu

362 58 3
By keipaplova21

Senin pagi keduanya habiskan dengan berjalan-jalan disekitar rumah, menjadikan kegiatan itu sebagai jogging ringan.

"Kita kapan pulang ya? Sepertinya sudah tidak banyak yang bisa dilakukan,"

"Saya rasa kita bisa kembali sekitar Rabu malam kemudian atau Kamis pagi,"

Seungcheol hanya mengangguk, "Kau yang atur saja sebaiknya bagaimana."

"Kalau begitu saya akan setuju dengan pertemuan yang ditawarkan tuan Jeon untuk anda Sabtu malam?"

"Kenapa harus Sabtu malam sih? Dia itu tidak punya pacar atau bagaimana?"

"Anda juga tidak punya pacar?"

"Kurang ajar kau. Ya sudah kalau mau Sabtu malam ya Sabtu malam, memang nya siapa yang protes?"

Sowon hanya terkekeh melihat reaksi atasannya itu.

Setelah matahari sedikit terik keduanya memutuskan untuk kembali dan melanjutkan hari.

"Sowon?????" teriak Seungcheol dari kamar mandi di dalam kamar nya membuat gadis itu terkejut.

Sepertinya sebelumnya ia belum pernah memanggil Sowon seperti itu?

"Sowon!!!!!!"

"Iya???????" teriak Sowon kembali dari dapur.

"Sini!!!!!!!"

Gadis itu hampir menabrakkan alis nya, bertanya-tanya ada apa dengan atasannya itu.

Sowon menghela nafas sebelum membuka pintu kamar Seungcheol, malah memori malam mabuk kemarin yang ada di kepalanya.

"Sowon," panggil Seungcheol lagi yang sedang menjulurkan kepalanya dari balik pintu kamar mandi.

"Handuk," katanya sambil menunjuk ke tempat tidur nya.

Sowon yang mengerti langsung memberikan handuk tersebut kepada bos nya.

"Terima kasih," ucapnya senang kemudian kembali menutup pintu kamar mandi.

Sowon yang ditinggal di kamar nya jadi tidak tahu harus melakukan apa.

Gadis itu melihat sekitar kamar Seungcheol, tidak begitu berantakan selain koper yang ditimpa dengan baju kotor di salah satu sudut kamar.

Ia yang tidak tahan malah duduk di depan koper itu dan melipat baju-baju Seungcheol.

Setidaknya setelah dilipat akan lebih gampang dimasukkan ke koper kan?

"Kau ngapain?" tanya Seungcheol yang akhirnya keluar dari kamar mandi sembali mengeringkan rambutnya.

"Tidak ada. Sedang tidak ada yang bisa dilakukan," balas Sowon masih melipatkan baju atasannya.

"Biarkan saja. Aku bisa lipat sendiri nanti,"

"Saya sedang tidak ada pekerjaan. Anda ingin sarapan dengan apa?"

"Roti saja yang ringan. Nanti siang kita makan diluar saja ya,"

Kembali, Sowon hanya mengangguk.

"Kau selalu pakai bahasa formal dengan ku ya? Sekarang juga kayaknya kau lebih sering bicara dibanding dulu,"

Sowon menatap lelaki itu, Seungcheol yang duduk di sampingnya dengan rambut setengah kering, membantu nya melipat baju kotor.

"Lebih sopan kalau menggunakan bahasa formal, anda adalah seseorang yang menjunjung profesional kan,"

"Iya sih. Tapi kan kadang kau juga kurang ajar, mengejek ku dengan entah apa-apa,"

Kali ini Sowon menatap Seungcheol lagi, "Saya tidak mengejek, hanya menyatakan fakta. Anda sudah move on ya makanya bisa berkata seperti itu?"

"Seperti nya sudah," jawabnya enteng sembari mengangkat bahu nya.

Apa bisa melihat Sowon sebagai wanita sekarang termasuk move on dari Minkyung?

"Oh ya? Saya kira selamanya anda tidak akan menikah," kekeh Sowon.

"Menikah sih pasti. Tapi kan membuka hati untuk seseorang yang baru perlu waktu. Aku juga bukannya betah sendirian saja,"

Setelah selesai keduanya kemudian pergi ke dapur, walau Sowon yang menyiapkan sarapan, Seungcheol duduk di salah satu kursi di pantry menunggunya.

"Anda tipe yang tidak tahan kalau tidak pacaran ya?"

"Tidak begitu juga. Setelah putus dari Minkyung kan aku sendiri saja, tidak sampai mencari pelampiasan kok. Lagipula wanita itu masih manusia, mana tega aku jadikan pelampiasan,"

"Tapi dulu saya sempat mencari pelampiasan untuk bisa move on," jujur Sowon.

Seungcheol sempat terkejut dan membulatkan matanya, walau Sowon tidak melihat karena sedang membelakangi nya, tapi ia yakin bos nya akan melihatnya dengan berbeda sekarang.

"Serius? Kenapa? Aku tidak mengerti kenapa orang mau cari pelampiasan,"

Roti bakar yang sudah selesai ia letakkan didepan Seungcheol bersamaan dengan sedikit mentega.

Telur dan bacon yang sedang di masak sebentar lagi akan matang. Seungcheol mulai mengeluarkan alat makan untuk mereka berdua.

"Kenapa ya? Mungkin karena saya masih kekanak-kanakan, hanya berfikir untuk balas dendam,"

"Oh iya, kau bilang kau didatangi seorang wanita yang bilang dia mengandung anak Kim Seok Jin ya?"

Sowon mengangguk, menuangkan hasil masakannya ke piring Seungcheol dan piring nya sendiri.

"Saya sengaja mendekati teman dekat nya, walau dia jelas bukan tipe saya. Tapi setidaknya saya berhasil balas dendam,"

Seungcheol yang sedang mengunyah kembali membulatkan matanya.

"Hanya berpura-pura pacaran. Si teman juga bisa bekerja sama dengan saya dengan baik, kami tidak punya perasaan untuk satu sama lain. Tapi Seokjin juga akhirnya berlutut untuk kembali dengan saya,"

"Wah dia benar-benar brengsek ya, tidak tahu malu. Terus kau balikan dengan nya tidak?"

Sowon menggeleng kepalanya cepat.

"Saya tidak sebodoh itu, walau berfikir dua kali, saya tidak akan bersama dengan pria yang sudah menggunakan wanita lain,"

Seungcheol jadi berfikir apa ia pernah tidur dengan wanita lain.

Dengan Minkyung saja sepertinya tidak pernah, tidak pernah lebih jauh dari sekedar tidur saja.

"Tapi saya sedikit menyesal juga," bisik Sowon.

"Makanya kau tidak ke pernikahannya?"

"Istri nya terlalu cantik jika dibandingkan dengan saya. Istrinya itu anak dari konglomerat yang terhormat, sedangkan saya hanya dari keluarga biasa,"

"Memang nya siapa?"

"Kim Jisoo. Benar-benar nona muda yang cantik,"

Seungcheol menatap gadis itu.

"Aku kira kau orang yang selalu optimis?"

Sowon malah terkekeh.

"Saya tidak selalu seperti yang anda tahu. Sebenarnya anda tidak tahu banyak tentang saya. Kalau dibandingkan dalam pekerjaan saya berani menjadi optimis,"

"Dibandingkan dengan nona Jung juga?"

Sowon mengangguk, "Saya berani taruhan kinerja saya sebagai seorang sekretaris jauh di atas rata-rata sekretaris yang ada,"

Tidak bisa dipungkiri, Seungcheol sendiri sangat menyukai cara kerja Sowon, bukan hanya secara objektif tapi juga subjektif.

Entah kenapa rasanya pekerjaan Sowon sangat rapi dan terstruktur, setidaknya untuk seseorang seperti Seungcheol yang berantakan dan pelupa, Sowon sangat melakukan peranan nya dengan baik.

"Tapi kalau sebagai perempuan saya tidak berani jamin," senyuman tipis diberikan gadis itu sekaligus menghabiskan makanannya.

"Kau kan pintar,"

Sowon mengangguk, "Saya akui saya sendiri pintar. Tapi dengan tinggi dan kepribadian saya, tidak semua lelaki menyukainya kan?"

Seungcheol tidak begitu mengerti, tapi ia rasa Sowon sendiri tidak seburuk yang gadis itu deskripsikan.

"Dengan badan saya yang tinggi tidak banyak lelaki yang mau mendekati saya. Takut di bilang orang kalau mempunyai pacar yang lebih tinggi, si wanita akan menjadi dominan,"

"Kalau diingat-ingat Kim Seokjin juga tinggi sekali ya," Sowon mengangguk terkekeh.

"Saya juga orang nya susah untuk diajak berbicara. Kebanyakan saya akan diam, entah kenapa saya lebih suka mendengar dibanding didengar, banyak lelaki menganggap saya membosankan,"

"Masa sih?" Seungcheol menaikkan sebelah alisnya.

"Anda sendiri juga akan lebih suka dengan gadis yang banyak bicara kan? Yang bisa memberikan kata manis dan berlaku imut?"

"Iya sih, tapi kan-"

"Saya benar-benar tidak bisa melakukan itu. Saya ini seorang penerima, bukan pemberi,"

Seungcheol sendiri tidak yakin dia itu seorang penerima atau seorang pemberi dalam sebuah hubungan.

"Tapi aku rasa kau lumayan kok,"

Sowon yang sedang mencuci piring mendadak memutar badan nya melihat Seungcheol membuat lelaki itu salah tingkah.

Lumayan apanya?

"Tidak, maksud ku kau tidak seburuk yang kau bilang. Kan kau yang bilang sendiri Tuhan akan berikan pasangan yang pantas untuk kita suatu hari nanti kan?"

Sowon terkekeh, "Entahlah, sebenarnya saya tidak berharap banyak kalau masalah hubungan. Yang penting karir saya baik dan orang tua saya sehat, saya sudah sangat bersyukur,"

Entah sudah keberapa kalinya Seungcheol terdiam tidak bisa menjawab apapun setelah kalimat menakjubkan dari Sowon.

Memang benar kata Sowon, sepertinya Seungcheol belum tahu banyak mengenai gadis itu, rasanya ia penasaran sekali, entah mengenai apa.

"Ayo cerita lagi," ujar Seungcheol tidak sadar.

"Cerita apa?" balas Sowon bingung.

"Tidak tahu, apa saja. Pokoknya tentang dirimu, aku mau tahu lebih banyak lagi,"

Sowon menatap lelaki itu bingung, ia hanya berharap atasannya itu sedang iseng.

Seungcheol tidak tahu apa yang terjadi di dalam pikirannya, yang penting ia hanya ingin membuktikan kepada Sowon bahwa ia tidak seburuk yang gadis itu pikirkan.

Pasti ada hal baik mengenai Sowon yang akan disukai lelaki, gadis itu hanya belum menemukannya.

Seungcheol hanya perlu tahu bagian itu ada dimana dan menunjukkannya pada Sowon.

Bahwa ia layak disukai oleh lelaki pada umum nya.

Bahwa ia sudah membuat Seungcheol tertarik pada nya, sadar atau tidak sadar.

TBC

Jadi kalian seorang pemberi atau penerima? Kalo aku sih terima" aja kalo ada yang kasi album gratis ;)

-Keipaplova21
22nd July 2020

Continue Reading

You'll Also Like

302K 19.5K 33
Mengisahkan sepasang sahabat yang harus mengalami hal yang sama menyakitkan yang dilakukan oleh suami mereka sendiri tapi disaat kebanyakan wanita me...
258K 22.2K 35
Namanya Haruno Sakura. Gadis berusia 19 tahun yang tinggal di sebuah apartemen kecil, disana dia hanya sendirian karena orang tuanya telah meninggal...
327K 18.8K 32
SasuSaku fanfiction (END) Kesalahan yang sangat fatal karena telah menaruh hati pada bajingan seperti Sasuke , seperti telah di butakan oleh cinta sa...
3.2M 24.8K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...