Merapi Membara, Sambungan dar...

By IgnDwiatmoko

3.5K 104 47

Ini adalah cerita sambungan dari Bara Asmara di Kaki Bukit Menoreh. Kisah cinta, berbalut sejarah dan beberap... More

Ontran Ontran Menoreh
Bab 2
BAB 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 9
Bab 10
BAB 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20

Bab 8

142 5 3
By IgnDwiatmoko

Srintil Melangkah ke sebuah desa. Desanya amat sepi, seperti tidak berpenghuni. Hanya sesekali muncul orang tua melangkah menuju sungai kecil di pinggir desa. Sungai itu buatan warga, mereka membuat jalur sungai yang diambil dari sungai besar di Senowo untuk dialirkan ke pesawahan. Airnya bening dengan aliran yang cukup deras. Sungai kecil itu banyak fungsinya selain untuk pengairan juga untuk membuang hajat.

Heran juga perempuan muda yang memutuskan mengembara mencari ilmu tetapi belum punya bekal cukup di dalam olah kanuragan. Tetapi Srintil adalah gadis yang nekat, ia tidak peduli lagi dengan bahaya yang mengancam. Tekadnya bulat untuk mencari ilmu dan yang ditujunya adalah Kyai Guntur Geni. Sekarang ia masuk ke desa Karang Redjo desa yang sedang ditimpa kemalangan. Lelaki , entah bapak entah orang muda yang kebetulan kena perangkap asmara Nyai Endang Tinampi mati dengan kurang sewajarnya. Sebutlah mati kalap. Mereka hilang bersama badannya. Tersesat entah ke mana.

Nyai Endang Tinampi ketika ditanya orang – orang tidak merasa bahwa kematian dan hilangnya orang –orang terutama lelaki yang suka perempuan hilang lenyap. Lalu beberapa orang pintar berusaha melihat dengan mata bathinnya dan kemudian mereka diam tidak mau jujur. Ada pengaruh besar di aura Nyai Endang Tinampi sehingga para dukun, orang pintar di sekitar desa Karangredjo mendadak diam.

Sepertinya mereka tahu bahwa Nyai Endang Tinampi adalah perwujudan manusia dari Nyai Baroh dayang dayang kepercayaan Nyai Gadung Melati, dari kerajaan Merapi. Bungkamnya para dukun membuat masyarakat biasa menjadi ketakutan akan misteri lenyapnya orang- orang akibat kesalahan orang- orang.

Nyai Endang Tinampi sendiri tetap seperti biasa. Ia tetap dandan cantik, wangi dengan badan bikin lelaki hidung belang terpikat.

Tetapi dengan banyaknya kejadian para lelaki mulai takut, jangan jangan mereka menjadi korban, hilang tanpa jejak. Sementara mereka diam dirumah takut keluar, takut ketemu Nyai Endang takut tidak kuat menahan godaan. Perempuan- perempuan di desa itu yang kebetulan sudah bersuami cemas dan selalu memelototi suami dan mencecar dengan berbagai pertanyaan. Mereka (para perempuan ) memang kalah jauh pesonanya dibanding Nyai Endang. Kecantikannya mendekati pesona Dewi Sri wanita yang digambarkan sebagai pelindung padi warisan cerita dari orang- orang kuno yang belum memeluk agama. Mereka masih mempercayai dewa- dewa, masih percaya penunggu pohon dan penunggu alam kalanggengan termasuk masih percaya ada kehidupan lain di alam semesta ini. Mataram sendiri terbangun oleh sultan beragama Islam namun budaya dan pendekatan mereka pada alam semesta seperti halnya para pendahulunya turun temurun masih dengan tradisi kuat menyatukan kesatuan alam, makhluk hidup dan alam gaib sebagai harmoni yang tidak terpisahkan.

Saat akan melakukan tanam padi selalu ada acara kendurian, selametan agar tanaman mereka aman selamat jauh dari gangguan hama dan jarahan para perampok dan bencana. Dalam setiap wiwitan ataupun kenduri tercampur doa doa dengan menyebutkan para penghuni di sekitar mereka entah kyai penunggu sungai, Kyai penunggu (belik )pancuran. Doa dicampurkan dengan doa- doa ajaran para wali dan habib – habib dari Arab yang disamping syiar agama juga banyak berdagang minyak wangi minyam Zaitun dan kurma.

Dalam istilah jawanya manunggaling kawula dan Gusti. Gusti itu Maha Pencipta, pencipta alam semesta, juga menciptakan kehidupan yang kasat dan tidak kasat mata, semuanya adalah ciptaannya. Sesama ciptaan Tuhan tidak saling mengganggu, jika salah satu mengganggu akan terjadi ketidakseimbangan, Maka Masyarakat Merapi menyadari bahwa mereka tidak akan jauh dari cerita – cerita manusia dan alam kajiman.

Bahkan dalang kondang di sekitar Merapi sering ditanggap di alam kajiman. Mereka sengaja mengundang karena di alam kajiman budaya semacam wayang, jathilan gamelan juga ada. Persis seperti manusia. Jadi seorang dalang paling tidak mempunyai ilmu sabetan, ilmu tembang, gamelan juga ilmu lainnya agar bisa muncul di dunia lain selain dunia manusia.

Srintil mendekat ke rumah paling besar ditengah desa. Bangunan berbentuk joglo dengan pilar- pilarnya terbuat dari jati nggaleh atau jati tua yang sukar digergaji. Mengapa orang bisa membuat ukiran pilar dengan kayu yang sudah membatu. Tukang biasa akan susah menggergaji kayu tersebut, hanya orang yang disebut empu yang mampu melakukan. Sebelum mengukir tukang itu harus bertapa, puasa dan matiraga. Ia akan mengerahkan daya untuk bisa membelah dan membentuk kayu dengan tangannya serta dengan ilmu kesaktian. Bisa saja akhirnya ia dibantu oleh orang – orang yang tidak kelihatan yang membantunya membuat ukiran, membuat benda seni dikerjakan dalam waktu singkat.

Tukang dan pembuat pilar itu adalah orang khusus yang ilmunya didapat dengan laku prihatin. Ia akan menjadi orang pintar, terpilih tetapi bisa akhirnya menjadi gila atau menderita sakit jiwa karena tidak kuat mentalnya. Mereka yang disebut para empu sangat mengenal alur, serat dan sifat- sifat benda keras. Dengan kemampuan supranatural ia bisa membuat  senjata keris, tombak, mata panah. menempanya menjadi senjata dengan pengaruh kesaktian luar biasa. Ada beberapa luk dalam keris, semuanya ada filosofinya ada tuntunannya. Bahan keris atau benda pusaka lainnya dikerjakan dengan melewati proses mati geni, matiroso, puasa senin kamis, memperhitungkan hari hari jawa atau melihat catatan primbon atau almanak dinding agar bisa membuat keris dengan waktu yang tepat.

***

Kembali ke Srintil gadis kencur yang mulai beranjak dewasa. Ia melangkah ke rumah besar di tengah desa. Mendekat ke pintu lalu mencoba menyapa penghuninya.

"Kulonuwun."

Lama tidak terdengar ada yang menyahut, Trinil pun kembali mengetuk pintu.

"Kulonuwun, Adakah orang di dalam."

"Ehemm."

Trinil mendengar orang berdehem di dalam seperti suara perempuan.

"Kulonuwun, siapapun yang didalam saya mau ketemu."

Pelan – pelan pintu terbuka.

Tidak ada orang yang membukakan tetapi pintu terbuka sedikit, pelan pelan. Wangi bunga melati dan kembang kantil meruar keluar. Masih tidak ada orang. Trinil pelan – pelan mendekat dan mencoba melongok isi rumah.

Rumah yang tertata rapi dengan perabotan kayunya kebanyakan dari sonokeling, jati dan nangka. Ada juga yang terbuat dari pohon kelapa,kelihatan dari serat- seratnya yang terlihat terutama ketika melihat peralatan makannya.

Aroma Melati dan kembang kantil sangat terasa. Sesekali meruar bau rokok yang tercampur dari tembakau klembak dan menyan. Karena tidak ada jawaban maka Trinilpun memberanikan diri untuk masuk di ruang tamu.

Rumah tamunya besar. Ada dua set perabot kayu jati. Terdiri dari dua kursi panjang empat kursi yang hanya bisa diduduki oleh satu orang. Pada tengah meja ukir jatinya tampak tempat peralatan orang yang biasa makan sirih. Bentuknya bulat terbuat dari kuningan berukir. Disampingnya ada teko keramik, tampaknya buatan dari China.

Ruang tamu pada rumah orang Jawa biasanya luas. Sering menampung orang- orang yang berkumpul dalam jumlah banyak. Ada dipan panjang terbuat dari bambu. Dengan tikar pandan tergelar.

Pada pilar- pilarnya ada batu besar yang menyangga bangunan berbentuk joglo itu. Batu yang diambil dari dalam tanah. Batu yang tertimbun di dalam kebun. Kayu kecoklatan dengan alur alur kayu yang menunjukkan ketuaannya. Maka kayu pilar itu akan tetap bertahan selama berabad- abad.

Dinding rumah terbuat dari belahan belahan bambu yang direndam berbulan- bulan dari bambu yang diebut pring wulung. Warnanya hitam alami. Dianyam dengan teknik tinggi sehingga anyamannya tampak berseni.

Rumah rumah Joglo ini tahan gempa. Kalau ada bencana lindu mereka hanya bergeser- geser tetapi tidak ambruk. Pilar atasnya tersambung dari kayu satu dengan yang lainnya tanpa menggunakan paku dari besi. Semunya tersambung dan kokoh dengan unsur dari kayu dan bambu. Di atas pilar tersampir padi mengerring, kelapa tua. Pada plafonnya usuk dan rengnya terbuat dari gergajian pohon kelapa tua. Dicat dengan damar hingga berwarna coklat mengkilat.

Ketika Srintil sedang terbengong- bengong dengan isi rumah yang luar bisa indahnya untuk ukuran desa kuduk Trinil tiba- tiba berdiri. Ia melihat perempuan berambut panjang melangkah mendekat. Kecantikannya luar biasa. Tetapi herannya mengapa aroma wanginya campuran dari melati dan kembang kantil, Ia seperti kenal bau itu ketika ia melewati bulak bulak di sekitar lereng Merapi. Hatinya bertanya – tanya siapakah wanita cantik tersebut. Jantungnya tiba- tiba berdetak cepat. Mata perempuan itu seperti menembus sampai ke pikiran. Ia terpengaruh oleh kerlingan memikat dari binar mata perempuan itu. Menurut kisah ia seperti dewi Sinta atau Dewi Ratih dalam cerita pewayangan. Bajunya pun bukan seperti orang kalangan biasa di pedusunan.

"Srintil?"

Jantung Srintil semakin cepat berdetak ketika mendengar panggilan perempuan itu.

" emmm, Kenapa anda tahu nama saya..."Kaget dan bingung hanya itu yang ada dalam pikiran Srintil

"Jangan kaget dan jangan bingung. Aku sudah tahu kau akan sampai ke sini."

Srintil semakin bingung mulutnya ternganga tidak mampu bicara.

"Silahkan duduk dulu dan minumlah minuman yang tersedia di meja."

Srintil Seperti tersihir dan mengikuti perkataan perempuan yang tidak lain Nyai Endang Tinampi.

Srintil minum minuman yang tersedia di meja.

Minuman dengan pemanis gula aren ditambah sereh, secang dan temulawak serta jahe. Rasa segar menjalar ke kerongkongannya dan terasa sampai ke badannya. Setelah melakukan perjalanan panjang minum minuman itu terasa hilang lelahnya.

"Kamu istirahat dulu nak, mandi di belakang dan nanti perbincangan kita lanjutkan."

Masih terheran namun Srintil bagai kerbau yang dicocok hidungnya pasrah dan tidak melakukan perlawanan.

Suara gamelan terdengar nyaring, entah dari mana tapi tampaknya begitu dekat namun juga tidak terjangkau pandangan mata Srintil. Tapi ia menikmatinya karena merasa jiwanya menjadi tenang dan akhirnya terlelap di kursi panjang ruang tamu Nyai Endang Tinampi.

***

Bangunan megah tiba tiba muncul dihadapan Trinil. Seperti kerajaan. Beberapa prajurit lalu lalang menggunakan kuda besar di sekitar istana. Suara kuda meringkik, tapak tapak tapal kuda besi menunjukkan kesibukan sekitar istana.Beberapa punggawa muncul tergopoh gopoh. Mereka segera masuk ke dalam istana yang pilarnya sangat tinggi. Ada Ornamen ukiran keemasan menempel di pilar- pilar tersebut, Rasanya itu emas murni. Pasti mahal harganya. Ia lalu melangkah masuk dan melihat berderet putri – putri cantik duduk di samping kursi besar yang terletak di tengah istana tersebut. Kecantikan dari yang terpancar pasti karena perawatan yang rutin. Tidak seperti dia gadis desa yang tidak pernah mengenal jejamuan kecantikan seperti para wanita tersebut. Ia dulu memang penari dan sering berdandan, namun alat untuk dandannya hanyalah dari dicari dari pasar- pasar terdekat yang mutunya jauh dibandingkan ramuan yang dibuat kebanyakan perempuan keraton.

Tetapi sebetulnya kecantikan Trinil itu kecantikan alami, maka dengan sedikit polesan Trinil pasti akan menjelma menjadi perempuan cantik.

Srintil melihat mereka berdiri dan menyambut rombongan dari luar. Seperti sosok penting yang disambut meriah. Trinil menduga yang disambut seorang Raja. Trinil memperhatikan seksama upacara penyambutan yang gegap gempita di pojok kanan seperangkat gamelan ditabuh oleh wiyogo yang perpakaian ala abdi Keraton. Suara gamelan seperti suara kodok ngorek yang tabuh berulang – ulang. Suara gong, kenong saron berseling dengan irama berulang ulang. Dan ketika Raja sudah duduk suara gong bergema keras. Suara gamelan pun menghilang. Selanjutnya raja itu berkata dengan suara nyaring dan keras tanpa menggunakan pengeras suara

Tampaknya raja itu menggunakan ilmunya untuk menyampaikannya ke segenap hadirin agar mereka menyimak dengan baik. Para yang duduk di alun alun, hulubalang, pasukan berkuda, pasukan berpanah, sebarisan perempuan yang ada dibelakang kursi raja serta tampak tamu agung dengan pakaian mewah mencolok tampak hadir.

"Saudara, Tetangga kita manusia tengah dalam cobaan Yang Maha Kuasa. Ada pagebluk yang membuat banyak melayang. Ribuan, Ribuan dari mereka terjangkit penyakit langka. Kita sendiri karena bukan manusia aman dari pagebluk itu. Kita melihat manusia memang mulai aneh. Banyak laki laki melakukan mo limo, berjudi, main perempuan, memperkosa. Yang perempuan juga banyak yang melakukan pelacuran, menjual diri. Begal – begal berkeliaran meneror warga dan tidak segan membunuh. Kita mesti menghentikan pagebluk itu. Kita akan menguji manusia dengan membuat mereka panik. Itu adalah amanat dari yang di Atas. Saya mendapat bisikan agar manusia bisa berhenti melakukan tindakan yang salah. Maka siap- siaplah dalam waktu dekat, Kamu semua menyingkir sementara. Gunung ini akan meletus dan menimbulkan gempa luar biasa. Akan ada banyak korban manusia dan alam namun hanya sementara. Banyak dari mereka yang melakukan bedol deso pindah ke tempat aman jauh dari tempat bencana.

"Nyai Gadung Melati pastikan di dekat tempat ini kau lindungi bumi yang masih dipenuhi dengan orang- orang yang baik hati, orang- orang yang menghargai alam dan selalu rajin untuk melakukan sesembahan bumi. Utuslah anak buahmu untuk melindungi orang orang tua, anak anak dan orang – orang yang rajin mengolah sawah untuk keperluan masyarakat. Semoga wedus gembel dan jilatan api Merapi ini tidak sampai ke orang – orang itu."

Perempuan yang disebut Nyai Gadung Melati itu mengangguk.

"Baiklah pertemuan besar ini diakhiri, kalian para senopati kita rapat khusus di ruangan lain, Terima kasih."

Namun sebelum para Senapati beranjak masuk kegaduhan muncul dari luar. Pasukan berkudapun tampak bersiap. Kuda – kuda meringkik dan suara dentuman keras mengagetkan seluruh Istana.

Bersambung.

Continue Reading

You'll Also Like

38.2K 1.2K 51
Berisi 10 cerita cinta dan perjuangan para wanita wanita kuat. Karir, cinta, keluarga. 3 masalah yang sering di hadapi di kehidupan keseharian. Dalam...
400K 59.4K 84
"Became the Most Popular Hero is Hard" adalah judul novel yang saat ini digemari banyak pembaca karena memiliki visual karakter dan isi cerita yang m...
14.1K 1.7K 71
Self-made creepy stories. Language : Bahasa *** Tenang aja, selama lu gak bisa ngeliat, gak bakalan ada sosok gaib yang ikut baca cerita ini di belak...
2.1K 99 77
Sebuah ratap untuk ia yang sudah enggan menetap. Tentang waktu yang tidak bisa diputar, dan sesal yang selalu membayang. Sebuah keluh kesah akan seb...