Moonglade [END]

By scarlettnunim

3.1K 549 495

Hari demi hari, aku selalu melihatnya berjalan melewati rumahku. Tatapan sendu tak pernah lepas dari wajah ta... More

0.
1.
2.
3.
5.
6.
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

4.

232 39 46
By scarlettnunim

Sepanjang perjalanan aku hanya bisa tertidur karena lelah. Sesampainya didepan rumahku, Raihan langsung membangunkanku perlahan.
    
"Tiff~ bangun, sudah sampai rumahmu."
 
"Ah iya? Maaf aku ketiduran." Aku mengucek mataku berusaha mengembalikan kesadaranku.
    
"Gapapa, terima kasih atas hari ini."
    
"Terima kasih sudah mengantarkanku pulang." Aku pun akan membuka pintu mobil, namun suara Raihan menghentikanku.
    
"Besok aku hubungin lagi, aku akan mentraktirmu makan malam sebagai balasan hari ini."
    
"Ah iya. Selamat malam."
   
"Malam."
    
Aku tersenyum sekilas dan langsung berjalan menuju rumahku.

Karena terlalu lelah, aku langsung mandi dan tidur hingga tak terasa pagi yang baru telah menyapa.  Aku mencuci mukaku, melihat tampilan wajahku dicermin. Hari kemarin masih terasa seperti mimpi bagiku.

Tidak pernah ku sangka, akhirnya aku bisa berkenalan dengan seseorang yang selama ini hanya aku tatap dibalik jendela kamarku.

"Ah iya. Hari ini Yoana tidak masuk."

Teringat akan hal itu aku pun bergegas membereskan dan membuka toko. Berharap hari ini akan mendatang lebih banyak pelanggan dan rezeki yang menghampiri.

Waaaah entah mengapa seharian ini terasa repot sekali menjaga toko. Apakah karena tidak ada Yoana?

Tak terasa hari sudah sore aku kembali duduk dibalik jendela menunggu seseorang yang selalu berhenti didepan sana. Namun, aku harus bangun kembali karena terdengar suara telfon masuk. Bisa saja itu pelanggan.

Kring

Kring

Kring

(Anggap saja itu suara telephone  😂)

"Hally sunny breathe disini, ada yang perlu saya bantu?"

Ah iya, aku lupa menyebutkan. Nama toko bungaku adalah sunny breathe. Tak ada alasan spesial aku memilihnya. Hanya karena aku menyuka dua kata itu.

"......"

"Ah, satu buket bunga matahari bisa. Diantar kemana?"

"......"

" Oke."

Tanpa menunggu lama, aku langsung mengerjakan pesanan pelangganku. Hanya memerlukan beberapa waktu, aku sudah menyelesaikan pekerjaanku. Aku tersenyum puas melihat hasil karyaku.

Aku menatapnya lekat, jika melihat bunga matahari aku selalu teringat dongeng sewaktu kecil. Aku sangat menyukai dongengnya namun dongeng itu bukanlah dongeng dengan kisah yang bagus.

"Apa yang kau lakukan?"

Entah datang darimana, tiba - tiba Raihan sudah berdiri disampingku.

"Eh?"

"Jangan kaget, aku sudah membunyikan bel dipintumu tapi kamu sendiri yang terpaku dengan bunga itu."

"Ahahahaha iya maaf."

"Kenapa?"

"Kau pernah mendengar dongeng tentang bunga matahari?" Dia pun menggelang.

"Mau mendengarnya?" Dia mengangguk.

"Aku pernah mendengar sebuah dongeng yang mengisahkan tentang seorang nimfa (dalam mitologi Yunani adalah salah satu kaum dari makhluk legendaris yang berwujud wanita, tinggal di tempat-tempat tertentu dan menyatu dengan alam) bernama Clytie yang jatuh cinta kepada sang dewa matahari bernama Helios. Helios setiap hari menjelajah angkasa dengan segala kegagahannya, tanpa mengindahkan Clytie yang sedang jatuh cinta kepadanya." Aku menatap Raihan dan rupanya dia masih betah mendengarkan.

Aku pun melanjutkan dongengnya "Namun, rupanya kesetiaan Clytie tak tergoyahkan. Dia rela memandangi Helios mulai pagi hingga malam menjelang. Sedetik pun tak mau berpaling dari Helios. Sepanjang malam, Clytie tak berpindah tempat dan menunggu pagi untuk melihat Helios menjelajah angkasa lagi. Sampai suatu hari, sebuah keajaiban terjadi. Dari kaki Clytie tumbuh akar dan tubuhnya berubah menjadi baang tanaman. Wajahnya perlahan-lahan berubah menjadi bunga yang anggun, yang selalu menghadap matahari."

"Entah kenapa, dongeng itu memiliki tempat sendiri dihatiku sedari dulu."

"Cerita yang bagus."

"Aku bahkan juga menyukai lagu yang berjudul Sunflower, setiap kali aku mendengarnya entah mengapa hatiku merasakan sakit."

"Aku ingin mendengarnya."

Atas permintaannya aku pun mulai menyanyikan bagian reffnya.

Jejari georeum, neo egero
( Aku berjalan di tempat ini, menuju dirimu)

Honja utgo tto na ulgo isseo yo, ireohke nan
( Aku tertawa sendiri dan menangis lagi, selalu saja begini)

Geuneul sok seulpeun, hae bara gi
( “Aku si sedih bunga matahari di balik bayangan” )

Geurae yo nan, neo hanaman geurijyo
( Itu benar, Aku hanya (berani untuk) memandangimu saja)

Jejari georeum, neo egero
( Aku berjalan ditempat ini, menuju dirimu)

Imankeum na
( Aku sudah sejauh ini)

Nan anin ga yo, wae geureon ga yo
( "Mengapa dia bukan diriku ?  Mengapa bisa seperti itu ?")

Honjat mare, tto nunmul man heureu jyo
(Berbicara pada diriku sendiri, aku menangis sekali lagi)
Sunflower - Girls' Generation

"Suaramu bagus."

Menanggapi itu, aku hanya tersenyum dan mengucapkan terimakasih.

"Apa kau sedang menyukai seseorang secara sepihak?"

"Eh??"

"Hanya terlihat seperti itu dimataku."

Aku hanya tersenyum kaku menanggapinya. Tidak mungkinkan perasaanku akan terbongkar secepat ini? Tidak lucu.

"Hahaha tidak juga."

"Ah baiklah."
   
"Eh ada urusan apa?"
   
"Itu, aku ingin mengajakmu makan malam untuk menepati janjiku. Apa kau sibuk?"
   
"Tidak terlalu, tapi aku harus mengantarkan pesanan ini."

"Ayo aku antar."
   
"Serius?" Dia menganggukan kepalanya sebagai balasan dari pertanyaanku.

Setelah bersiap, kami pun pergi mengantarkan buket bunga tadi. Terlihat pelanggan itu puas dengan pesanannya. Aku lebih puas lagi saat melihat kepuasan diwajah pelangganku. Pelanggan itu pun tersenyum dan pamit meninggalkan kami.

"Jadi mau makan apa?" Raihan bertanya kepadaku.

"Hmm, apa ya. Aku jarang makan diluar, terserah aja."

"Baiklah, ayo!" Raihan menepuk - nepuk jok belakangnya mengisyaratkan untuk aku segera naik ke motornya.

Kami pun melanjutkan perjalanan menuju tempat untuk makan malam. Motor itu melaju menuntunku ke sebuah tempat yang sangat indah. Interior cafe dan pemandangan yang dipaparkannya membuatku takjub.

"Indah."

"Syukurlah kalau kamu menyukainya." Aku menggangguk dan tersenyum pada Raihan.

"Ngomong - ngomong, sejak kapan kamu membuka toko bunga?"

"Sejak lulus SMA"

"Kenapa?"

"Karena aku menyukai bunga dan untuk bertahan hidup."

"Bertahan hidup?" Aku menganggukan kepalaku menanggapi pertanyaannya.

"Lalu, kenapa kamu tinggal di toko?"

"Itu adalah satu - satunya milik orangtuaku yang bisa aku gunakan. Aku menyulapnya menjadi sebuah toko bunga dan lantai atas sebagai kamarku." Aku menghela nafasku perlahan.

"Lalu kemana orangtuamu? Sepertinya aku tidak pernah melihat mereka."

"Mereka sudah meninggal saat aku masih SMA."

"Maaf." Dia menatapku dengan tatapan menyesal telah menanyakan itu.

"Kenapa meminta maaf? Orangtuaku sudah meninggal adalah fakta, dan itu bukan karenamu. Jadi tidak perlu meminta maaf, aku juga tidak suka dikasihani."

"Hmmm, sebenarnya aku juga seperti itu. Orangtuaku bercerai karena ibuku selingkuh. Setiap kali orang mendengar cerita itu, mereka selalu meminta maaf dan mengasihaniku. Padahal itu bukan salah mereka."

"Aku tau perasaan itu."

Setelahnya kami hanya terdiam dengan pikiran masing - masing. Setelah makanan datang, kami hanya fokus menghabiskan makanan yang tersaji.

"Enak." Ucapku saat makanan telah habis. Dia hanya mengangguk menanggapiku.

"Hmmm, apa aku boleh bertanya?" Ucapku menatap Raihan.

"Apa?" Kini dia menatapku.

"Apa kamu sangat menyukainya? Maksudku, Gladis."

Dia terdiam.

"Gapapa, ga usah dijawab kalo ga mau. Ayo pulang udah malem."

"Iya, aku sangat menyukainya." Aku yang hampir berdiri pun duduk kembali mendengar kalimat yang terucap darinya.
   
"Aku menyukainya melebihi mantan pacarku, entah karena dia adalah orang yang lebih baik. Entah karena aku menyesal tidak pernah mengutarakan perasaanku. Yang jelas aku sangat tersiksa karena perasaan ini."

"Lalu apa kamu berniat melupakannya?"

"Berniat atau tidak, aku tetap harus melupakannya. Dia sudah bahagia. Aku pun harus bahagia."

Aku tersenyum mendengar perkataannya.

"Kau tau? Aku ingin menghapus perasaan ini, tapi bukan hanya ini masalahnya. Aku juga belum bisa mempercayai perempuan karena apa yang diperbuat ibuku dimasa lalu. Jujur, itu juga meninggalkan luka dalam hidupku."

"Bisakah aku menjadi seseorang yang mengembalikan kebahagiaanmu?" Aku menatapnya dengan perasaan sakit juga berharap.

"Apa?"

"Aku akan membantumu, aku akan membuatmu menyembuhkan semua lukamu. Aku akan menjadi seseorang yang ada disisimu."

Aku tersenyum menatapnya. Sejenak dia terdiam.

1 detik.

2 detik.

3 detik.

Kepercayaan diriku sedikit menurun, bagaimana aku akan bertemu dengannya kembali nanti jika ini tidak berhasil??? Ahhhhhhh~ malu sekali.

Akhirnya perlahan dia mulai tersenyum.

"Haruskah?" Dia menatapku.
    
Sontak aku mengangguk percaya diri. Senyuman terukir di wajah kami. Bahkan malam pun ikut tersenyum. Bintang - Bintang berkelap - kelip menyaut bergantian. Rembulan pun ikut berdoa untuk hari esok.
    
Aku berjanji, aku akan mengembalikan senyumnya yang telah hilang. Aku bisa dengan percaya diri mengatakan pada diriku sendiri bahwa kini aku sudah berada di angka satu. Sebuah angka yang sering kali dijadikan angka pertama saat berhitung.

Malam yang baik dengan awal yang baik, kini aku hanya akan bermimpi indah dalam tidurku.

TBC.
Oh iya sebenernya sempet ragu mau up sekarang apa engga.-. Tapi ya udah deh up sekarang aja, cuma buat chapter berikutnya akan di up paling cepet hari rabu minggu depan karena lebaran dan banyaknya hal yang harus aku urus menghampiri 🙏😭 Sama mau nyari inspirasi lebih lagi, rasanya lagi stuck juga huhu (Ya elah padahalmah ga ada yang nungguin juga 😂) Ya uda si gapapa wkwkwk

Continue Reading

You'll Also Like

8.2M 515K 34
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
3.3M 28.8K 29
Tentang jayden cowok terkenal dingin dimata semua orang dan sangat mesum ketika hanya berdua dengan kekasihnya syerra.
30.5M 1.9M 103
COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerita berjudul "Private...